Bagaimana Menjadikan SID Sebagai Alat Untuk

Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 62 I. KERJASAMA DESA 1. Apa Dasar Regulasi Yang Mendorong Kerjasama Desa? UU No. 62014 membuka membuka peluang kerjasama Desa, baik kerjasama antar Desa maupun kerjasama yang dijalin Desa dengan pihak ketiga. Dasar legalitasnya adalah ketentuan Pasal 91 UU Desa: Desa dapat mengadakan kerjasama dengan Desa lain danatau kerjasama dengan pihak ketiga. Kata ‘dapat’ dalam ketentuan di atas bersifat diskresioner, yakni menunjuk pada suatu kewenangan. Produk hukum dari kerjasama antar Desa adalah Peraturan Bersama Kepala Desa yang ditetapkan melalui kesepakatan Musyawarah Antar Desa. Sebagai contoh, kerjasama Desa dalam pengelolaan air bersih baik dan atau kerja sama dengan pihak lain disepakati terlebih dulu melalui Musyawarah Desa dan ditetapkan oleh Kepala Desa melalui Peraturan Bersama Kepala Desa.

2. Model Kerjasama Seperti Apa Usaha Yang

Dimandatkan Kepada BUM Desa? Sebagaimana ketentuan Pasal 92 ayat 1 huruf a UU Desa, kerjasama Desa dapat meliputi pengembangan usaha bersama. Dalam konteks pengengambangan usaha, BUM Desa merupakan alternatif untuk mengelola usaha bersama dari kesepakatan kerjasama antar Desa.

3. Apakah Kerjasama Antar-Desa Juga Dapat

Meliputi Kegiatan Kemasyarakatan, Keamanan Dan Ketertiban? Kerjasama Antar-Desa menjadi alternatif untuk mengatasi bentuk-bentuk dan ancaman radikalisasi organisasi terlarang dan pergerakan zat adiktif narkoba dan obat- 63 Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia obatan terlarang yang berpotensi memutus 1 satu generasi rakyat Indonesia. Prosedur pelaksanaannya dibahas dalam Musyawarah Antar-Desa, seperti telah diatur dalam Permendesa No. 2 2015, produk hukumnya adalah Peraturan Bersama Kepala Desa.

4. Siapa Yang Memperoleh Mandat Pelaksanaan

Kerjasama Antar-Desa? Penerima mandat pelaksanaan kerjasama Antar Desa adalah Badan Kerjasama Antar-Desa BKAD, yang dibentuk melalui Peraturan Bersama Kepala Desa. Kerjasama antar-Desa diharapkan akan berjalan lancar dengan mandat kepada BKAD ini. BKAD kemudian dapat membentuk kelompoklembaga sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, KUBE di tingkat komunitaskelompok dalam program P2B Program Penghidupan Berkelanjutan dapat dibentuk secara legal-institusional dibawah koordinasi BKAD.

5. Apakah Kerjasama Desa Juga Dapat Menjangkau

Kerjasama Sebuah Desa Dengan Pihak Ketiga? Ya. Pihak ketiga yang dimaksud antara lain perusahaan, lembaga donor, LSM, Perguruan Tinggi dan organisasi kemasyarakatan, yang sumber dana kegiatannya tidak bersumber dari APBN, APBD, APBDesa atau diluar dari dana pemerintah. Salah satunya adalah kucuran dana ke Desa dari kegiatan CSR sebuah perusahaan. Saat ini, pelaksanaannya masih belum terintegrasi dengan usulan RPJM Desa, RKP Desa, APB Desa dan kewenangan lokal. Ini merupakan peluang bagi perusahaan agar dana CSR langsung dibahas terbuka dalam Musyawarah Desa, dimasukkan resmi kedalam APB Desa dan ditetapkan dalam Perdes.