Apa Yang Harus Difahami Dari Sosok

Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 76 administrasi, sistem informasi dan lainnya. Model pendampingan dalam pengembangan kapasitas teknokratis ini kuncinya adalah kaderisasi para pelaku Desa untuk menjalankan dan menggerakkan pembangunan Desa secara mandiri. Kedua , unsur Desa yang menjadi bagian penting dalam kehidupan berdesa adalah warga. Menumbuhkan kesadaran kritis warga untuk terlibat aktif-partisipatif memperjuangkan hak dan kepentingannya dalam kahidupan berdesa merupakan misi pendampingan Desa. Warga yang aktif dan mau berpartisipasi dalam proses berdesa akan menumbuhkan Desa yang demokratis secara lebih baik untuk Desa yang lebih kuat. Ketiga , untuk memperkuat kemandirian dan kedaulatan Desa perlu pendampingan yang dapat memfasilitasi interaksi dinamis antara warga dan Pemerintahan Desa serta lembaga-lembaga Desa atau kelompok-kelompok lain yang ada di desa untuk menciptakan pembangunan Desa yang kolektif, inklusif dan demokratis, serta dapat mengakses supra-Desa. Termasuk membangun kohesivitas sosial antar warga. Kerenggangan dan ketiadaan interaksi dinamis antarkelompok warga ini perlu dijembatani melalui pendampingan untuk memperkuat kehidupan berdesa.

2. Siapa Yang Terlibat Dalam Pendampingan

Desa? Regulasi Desa mulai UU sampai peraturan di bawahnya mengatur bahwa yang mendampingi Desa untuk memberdayakan Desa adalah tugas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang dalam pelaksanaannya dapat melibatkan pihak lain. Pasal 128 ayat 2 PP No. 432014 mengatur bahwa Pendampingan masyarakat Desa secara teknis dilaksanakan oleh SKPD KabupatenKota, dan dapat dibantu oleh Tenaga Pendamping Profesional, dan 77 Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Pihak Ketiga Perusahaan, Perguruan Tinggi, LSM, dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya. Sementara merujuk pada ketentuan Pasal 129 PP No. 472015, Tenaga Pendamping Profesional terdiri dari: 1. Pendamping Lokal Desa bertugas di Desa; bertugas Mendampingi Desa dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kerja sama desa, pengembangan BUM Desa dan pembangunan yang berskala lokal desa; 2. Pendamping Desa bertugas di Kecamatan; bertugas mendampingi Desa dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kerja sama Desa, pengembangan BUM Desa dan pembangunan yang berskala lokal desa; 3. Pendamping Teknsi bertugas di Kecamatan; bertugas mendampingi Desa dalam pelaksanaan program dan kegiatan sektoral; 4. Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat bertugas di Kabupaten; bertugas meningkatkan kapasitas tenaga pendamping dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan masyarakat Desa. Selain pendamping di atas, pelaku Pendampingan juga kader yang berasal dari Desa setempat, yang disebut sebagai Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa KPMD. KPMD dipilih melalui Musyawarah Desa dan ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.

3. Bagaimana Mekanisme Pihak Ketiga Yang Ingin

Melakukan Pendampingan Terhadap Desa? Peraturan-peraturan terkait UU Desa, misalnya Permendesa No. 32015 mengatur bahwa pendampingan