5.5. Sikap
5.5.1. Sikap Responden Mengenai Syarat – Syarat Donor Darah
Sebagian besar responden yaitu 64 orang 98,5 menyatakan setuju bahwa untuk mendonorkan darah ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendonorkan
darah. Menurut mereka syarat yang paling utama untu mendonorkan darah adalah harus sehat. Sejalan dengan hal itu, menurut Contreras 1995 menyatakan bahwa
demi keselamatan pendonor dan resipien, maka untuk mendonorkan darah ada syarat- syarat dan pemeriksaan kesehatan yang harus dipenuhi.
Sebagian besar responden yaitu 64 orang 98,50 menyatakan setuju bahwa
wanita yang sedang haid, hamil dan menyusui tidak boleh mendonorkan darah karena berbahaya untuk kesehatan. Pada masa haid, hamil, dan menyusui wanita mengalami
kekurangan zat besi, sehingga mendonorkan pada keadaan tersebut dapat membahayakan kesehatan wanita tersebut.
Hal ini sejalan dengan pendapat Basuki 1996 dalam Tarwoto 2007 yang menyatakan bahwa selama masa haid wanita akan kehilangan zat besi rata-rata 24
mg. Pada saat hamil, diperlukan lebih banyak zat gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janinnya, sedangkan pada saat menyusui diperlukan zat gizi yang lebih banyak
untuk ibu dan bayinya. Kekurangan zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin Hb, dimana zat besi sebagai salah satu unsure pembentuk Hb. Hemoglobin
berfungsi sebagai pengikat oksigen yang sangat dibutuhkan oleh metabolism sel. Kekurangan Hb dapat menyebabkan metabolisme tubuh dan sel-sel saraf tidak
bekerja secara optimal Tarwoto, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Sebagian besar responden sebanyak 62 orang 95,40 menyatakan setuju bahwa orang yang menderita malaria, hepatitis, HIVAIDS tidak diizinkan untuk
menjadi pendonor darah karena dapat terjadi penularan penyakit dari pendonor kepada resipien. Penyakit-penyakit menular dapat ditularkan melalui transfusi darah,
karena itu responden berpendapat bahwa untuk mendonorkan darah haruslah orang- orang yang sehat yaitu tidak menderita penyakit apapun.
5.5.2. Sikap Responden Mengenai Donor Darah Untuk Menolong Orang Lain