Sikap Responden Mengenai Donor Darah Untuk Menolong Orang Lain Sikap Responden mengenai Dampak Donor Darah

Sebagian besar responden sebanyak 62 orang 95,40 menyatakan setuju bahwa orang yang menderita malaria, hepatitis, HIVAIDS tidak diizinkan untuk menjadi pendonor darah karena dapat terjadi penularan penyakit dari pendonor kepada resipien. Penyakit-penyakit menular dapat ditularkan melalui transfusi darah, karena itu responden berpendapat bahwa untuk mendonorkan darah haruslah orang- orang yang sehat yaitu tidak menderita penyakit apapun.

5.5.2. Sikap Responden Mengenai Donor Darah Untuk Menolong Orang Lain

Sebanyak 61 orang responden 93,80 responden menyatakan setuju bahwa donor darah merupakan perilaku sangat baik karena dapat menolong orang. Darah yang mereka donorkan dapat menyelamatkan nyawa seseorang. Dilihat dari segi kemanusiaan donor darah sangat karena sebagian besar responden telah menyadari bahwa darah yang mereka donorkan dapat menyelamatkan nyawa seseorang yang membutuhkan transfusi darah. Menurut Prawira 2010Satu dari sepuluh orang yang masuk rumah sakit membutuhkan darah, dan satu donor darah dapat menyelamatkan kehidupan tiga orang, jadi darah yang didonorkan akan sangat berguna bagi pasien rumah sakit.

5.5.3. Sikap Responden mengenai Dampak Donor Darah

Sebanyak 41 orang responden 63,10 menyatakan tidak setuju bahwa donor darah dapat membuat badan lemas dan pusing. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden adalah orang yang sehat dan tidak mengalami kecemasan atau rasa takut yang berlebihan sehingga ketika mendonorkan darah mereka merasa baik-baik saja. Universitas Sumatera Utara Orang yang merasa lemas biasanya justru disebabkan karena cemas, bukan karena darahnya kurang Kumala, 2010. Sementara menurut Contreras 1995 donor darah dapat menyebabkan lemas, pusing, dan kadang-kadang untuk donor yang pertama kali dapat menyebabkan pingsan, hal ini karena adanya faktor penunjang seperti rasa cemas, cuaca panas, dan riwayat pingsan. Sebagian besar responden yaitu 41 orang 63,10 menyatakan tidak setuju bahwa donor darah dapat menyebabkan badan menjadi gemuk. Tak sedikit orang yang mengurungkan niat untuk mendonorkan darahnya karena mitos yang mengatakan setelah donor darah tubuh akan menjadi gemuk. Padahal secara teori, kegemukan terjadi karena jumlah kalori yang masuk lebih banyak dari yang dikeluarkan. Jadi, tidak ada kaitannya dengan donor darah. Setelah mendonorkan darah memang biasa disediakan semangkuk bubur kacang hijau, mi atau telur rebus, atau roti, segelas susu dan vitamin penambah darah tablet Fe. Para pendonor memang disarankan untuk makan minimal empat jam setelah mendonorkan darah karena tubuh perlu menyesuaikan diri terhadap perubahan volume darah. Namun hal ini tidak membuat gemuk Kumala, 2010.

5.5.4. Sikap Responden Mengenai manfaat Donor Darah