4. Komunikasi
2.2.5 Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Stress Kerja
Sebuah perusahaan harus melihat tempat dan keadaan perusahaan itu dibangun. Sehingga menimbulkan dampak yang baik bagi individu atau karyawan.
Semakin baiknya strategis letak bangunan perusahaan tersebut, semakin menimbulkan suasana yang baik bagi individu atau karyawan dalam bekerja.
Menurut Kurniawan 2007:20 lingkungan kerja merupakan lingkungan lainnya menuntut adanya penyesuaian diri dari individu yang menempati. Dengan
demikian dalam lingkungan ini individu memungkinkan mengalami gangguan stress kerja. Stress kerja dapat dirumuskan sebagi suatu keadaan tegang yang daialami
dalam organisasi. Stress ini merupakan akibat dari lingkungan fisik, system dan teknik organisasi, sosialisasi interpersonal, isi atau struktur pekerjaan.
2.3. Stress Kerja
2.3.1. Pengertian Stress
Menurut Fathoni 2006:174 stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Orang-orang yang
mengalami stress menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif dan tidak rileks atau memberikan sikap yang
tidak kooperatif. Menurut Robbins 2008:368 stress merupakan kondisi dinamis sesorang
individu dihadapkan dengan peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan
Universitas Sumatera Utara
apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa stress merupakan situasi atau kondisi seseorang dalam mengahadapi masalah yang
mengakibatkan ketidakseimbangannya emosi, sikap dan sifat.
2.3.2. Pengertian Stress Kerja
Menurut Mangkunegara 2008:157 pengertian stress kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stress kerja ini tampak
dari simptom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak senang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan
darah meningkat, dan mengalami gangguan pencernaan. Menurut Hariandja 2002:23 stress adalah ketegangan atau tekanan
emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat
mempengaruhi emosi, pikiran dan kondisi fisik seseorang. Menurut pengertian stress kerja dari pendapat para ahli diatas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa stress kerja adalah perasaan tertekan yang dirasakan oleh karyawan yang diakibatkan oleh tuntutan pekerjaan.
2.3.3. Faktor-faktor Penyebab Stress Kerja
Menurut Robbins 2008:370 ada tiga kategori yang menyebabkan stres yang dikelompokkan sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor lingkungan, terdiri dari:
a. Ketidakpastian ekonomi
Perubahan dalam siklus bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi. Ketika ekonomi memburuk, misalnya orang merasa cemas
terhadap kelangsungan pekerjaan mereka. b.
Ketidakpastian politik
Ancaman dan perubahan politik dapat menyebabkan stres. Oleh karena itu, untuk mencegah kondisi ini, politik suatu negara haruslah stabil
sehingga tidak akan cenderung menciptakan stres. c.
Perubahan teknologi
Perubahan teknologi adalah faktor lingkungan ketiga yang dapat menyebabkan stres. Karena inovasi-inovasi baru dapat membuat
keterampilan dan pengalaman seorang karyawan jadi usang dalam waktu singkat, komputer, sistem robotik, otomatisasi, dan berbagai
bentuk inovasi teknologi lain yang serupa merupakan ancaman bagi banyak orang dan membuat orang stres.
2. Faktor organisasi
a. Tuntutan tugas
Universitas Sumatera Utara
Faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang, yaitu yang mencakup desian pekerjaan individual Otonomi, keragaman tugas, tingkat
otomatisasi, kondisi kerja, beban kerja yang berlebihan, waktu kerja yang melebihi standart jam kerja yang ditetapkan dan tata letak fisik
pekerjaan. b.
Tuntutan peran
Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan
dalam individu. Adapun yang termasuk dalam tuntutan peran yaitu konflik peran dan struktur organisasi.
c. Tuntutan antar pribadi
Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain, sehingga kurangnya dukungan sosial dari rekan kerja dan
hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stress. Adapun yang termasuk dalam tuntutan antar pribadi yaitu konflik kerja dan
kepemimpinan organisasi. 3.
Faktor individu a.
Masalah keluarga
Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang menganggap hubungan pribadi dan keluarga sebagai suatu yang sangat
Universitas Sumatera Utara
berharga. Kesulitan pernikahan, pecahnya suatu hubungan, dan kesulitan disiplin anak-anak merupakan contoh masalah hubungan
yang menciptakan stres. b.
Masalah ekonomi
Masalah ekonomi karena pola hidup yang lebih besar pasak dari pada tiang adalah kendala pribadi lain yang menciptakan stres bagi
karyawan dan mengganggu konsentarsi kerja. c.
Masalah kepribadian
Faktor individu penting yang mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar dari seseorang. Artinya gejala stres yang
diungkapkan. Gejala-gejala stres yang diekspresikan pada pekerjaan
bisa jadi sebenarnya berasal dari kepribadian orang itu
Menurut Fathoni 2006:176 faktor-faktor penyebab stress karyawan adalah sebagai berikut.
1. Beban kerja yang sulit dan berlebihan.
2. Tekanan dan sikap pemimpin yang kurang adil dan tidak wajar.
3. Waktu dan peralatan yang kurang.
4. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja.
5. Balas jasa yang terlalu rendah.
6. Masalah-masalah keluarga seperti anak, istri, mertua, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Budijani boedijaeni.com20111210stress-kerja-2. Faktor penyebab stress kerja ada dua, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal.
Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen kantor maupun hubungan sosial di lingkungan kerja. Sedangkan faktor personal bisa berupa tipe
kepribadian, peristiwa atau pengalaman pribadi maupun kondisi sosial dan ekonomi keluarga. Secara umum dikelompokkan sebagai berikut :
1. Tidak adanya dukungan sosial.
Artinya, stress akan cenderung muncul pada individu yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan sosial mereka. Dukungan sosial di sini bisa
berupa dukungan dari lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keluarga. 2.
Tidak adanya kesempatan berpartisipasi dala pembuatan keputusan dikantor.
Hal ini berkaitan dengan hak dan kewenangan seseorang dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Banyak orang mengalami stress
kerja ketika mereka tidak dapat memutuskan persoalan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya. Stress kerja juga bisa terjadi jika
seorang karyawan yang tidak dilibatkan dalam pembuatan keputusan yang menyangkut dirinya.
3. Kondisi lingkungan kerja.
Kondisi lingkungan kerja fisik ini bisa berupa suhu yang terlalu panas, terlalu dingin, terlalu sesak, kurang cahaya, dan semacamnya. Ruangan
yang terlalu panas menyebabkan ketidaknyamanan seseorang dalam
Universitas Sumatera Utara
menjalankan pekerjaannya, begitu juga ruangan yang terlalu dingin. Panas tidak hanya dalam pengertian temperatur udara tetapi juga sirkulasi atau
arus udara. Disamping itu, kebisingan juga memberi andil tidak kecil munculnya stress kerja, sebab beberapa orang sangat sensitif pada
kebisingan dibanding lainnya. 4.
Manajemen yang tidak sehat. Banyak orang yang stress dalam pekerjaan ketika gaya kepemimpinan
para manajernya cenderung neuritis, yakni seorang pemimpin yang sangat sensitif, tidak percaya orang lain bawahan, perfeksionis, terlalu
mendramatisir suasana hati atau peristiwa sehingga mempengaruhi pembuatan keputusan di tempat kerja. Situasi kerja atasan selalu
mencurigai bawahan, membesarkan peristiwa atau kejadian yang semestinya sepele dan ancamannya, seseorang akan tidak leluasa
menjalankan pekerjaannya. 5.
Tipe kepribadian. Seseorang dengan kepribadian tipe A cenderung mengalami stress
dibandingkan kepribadian tipe B. Beberapa ciri kepribadian tipe A ini adalah sering merasa diburu-buru dalam menjalankan pekerjaannya, tidak
sabaran, konsentarsi pada lebih dan satu pekerjaan pada waktu yang sama, cenderung tidak puas terhadap hidup, cenderung berkompetisi dengan
orang lain meskipun dalam situasi atau peristiwa yang non komperatif. Dengan begitu, bagi pihak perusahaan akan selalu mengalami dilema
Universitas Sumatera Utara
ketika mengambil pegawai dengan kepribadian tipe A. Sebab, disatu sisi akan memperoleh hasil yang bagus dan pekerjaan mereka, namun disisi
lain perusahaan akan mendapatkan pegawai yang mendapat resiko serangan atau sakit.
6. Peristiwa atau pengalaman pribadi.
Stress kerja sering disebabkan pengalaman pribadi yang menyakitkan, kematian pasangan, perceraian, sekolah, anak sakit atau gagal sekolah,
kehamilan tidak diinginkan, peristiwa traumatis atau menghadapi masalah pelanggaran hukum. Banyak kasus menunjukkan bahwa tingkat stress
paling tinggi terjadi pada seseorang yang ditinggalkan mati pasangannya, sementara yang paling rendah disebabkan oleh perpindahan tempat
tinggal. Disamping itu, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari- hari, kesepian, perasaan tidak nyaman.
2.3.4. Akibat Dari Stress Kerja