program SPSS 17.0, butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan realibilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
Jika r alpha positif atau r tabel maka pertanyaan reliabel Jika r alpha negatif atau r tabel maka pertanyaan tidak reliabel
Tabel 3.5 Reliability Statistic
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .958
43
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17,0
Tabel 3.5 menjelaskan bahwa semua butir instrument reliable karena nilai Cronbachs Alpha sebesar 0,958 lebih besar 0,70.
3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk merumuskan dan menafsirkan data yang telah dikumpulkan sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai persepsi
karyawan terhadap faktor-faktor organisasi dan lingkungan kerja PT. Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai serta pengaruhnya terhadap stress kerja karyawan.
3.10.2 Analisis Statistik
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruhhubungan antara variabel independent Faktor-Faktor Organisasi
dan Lingkungan Kerja dan variabel dependent Stress Kerja akan digunakan
Universitas Sumatera Utara
analisis regresi linear berganda multiple regression analysis. Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 17,0. Rumus perhitungan
persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+b
2
X
2
+e
Dimana: Y = Kinerja Karyawan
a
= Konstan b
1
= Koefisien regresi berganda X1
= Faktor-Faktor Organisasi X2
= Lingkungan Kerja e
= Standar error b
1
= Koefisien regresi Model regresi linier berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik
sebagai berikut: A.
Uji Normalitas Uji normalitas memiliki tujuan agar mengetahui apakah residual yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, disebabkan adanya nilai ekstrem data yang diambil. Ada dua cara yang dapat digunakan
untuk uji normalitas, yaitu: 1.
Analisis Grafik Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal
dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:
a. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
b. Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis Statistik
Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik Kolmogorof-Smirnov K-S. Menurut Sekaran 2008:181 bahwa, apabila
pada hasil uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp.Sig2-tailed lebih besar dari 0,05
α = 5, tingkat signifikan maka data berdistribusi normal.
B. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Ada atau
tidaknya multikolinieritas antar variabel dapat diketahui dengan melihat nilai dari variance inflation factor VIF dari masing-masing variabel independent
terhadap variabel dependent. Pengambilan Keputusannya:
VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas VIF 5 maka tidak terdapat multikolinieritas
Tolerence 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas Tolerence 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas
C. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan kepengamatan lain.
Universitas Sumatera Utara
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala Heteroskedastisitas, yaitu:
1. Analisis Grafik
Gejala Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu
pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas. 2.
Analisis Statistik Gejala Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi melalui uji Glesjer.
D. Uji F Uji Serentak
Uji F uji serentak adalah untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama serentak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
H : b
1
= b
2
= 0 Artinya secara bersama-sama serentak tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel independent Faktor-Faktor Organisasi dan Lingkungan Kerja terhadap variabel dependent Stress Kerja.
H
a
: b
1
≠ b
2
≠ 0
Universitas Sumatera Utara
Artinya secara bersama-sama serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent Faktor-Faktor Organisasi dan
Lingkungan Kerja terhadap variabel dependent Stress Kerja. Nilai f
hitung
akan dibandingkan dengan nilai f
tabel
. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H diterima jika f
hitung
f
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika f
hitung
f
tabel
pada α = 5 E.
Uji t Uji Parsial Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independent X terhadap variabel dependent Y. Bentuk pengujiannya yaitu:
H
o
: bi = 0 variabel independent secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent.
H
a
: bi ≠ 0 variabel independent secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependent. Nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H
o
diterima bila t
hitung
t
tabel
pada α = 5
H
a
ditolak bila t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
F. Pengujian Koefisien Determinan R
2
Koefisien determinan R
2
bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel. Koefisien deteminasi melihat seberapa besar pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent. Koefisien determinan R
2
berkisar antara 0 nol sampai dengan 1 satu, 0
≤ R
2
≤ 1. Apabila deteminasi R
2
semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent
terhadap pengaruh variabel dependent semakin kecil. Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent, dan bila R
2
mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent adalah besar terhadap variabel
dependent. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independent yang diteliti terhadap variabel
dependent.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Perusahaan