2.3.6. Dampak Stress Kerja Pada Karyawan
Menurut Budijani boedijaeni.com20111210stress-kerja-2 pengaruh stress kerja ada yang menguntungkan maupun merugikan perusahaan. Namun pada
taraf tertentu pengaruh yang menguntungkan perusahaan diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Reaksi
terhadap stress dapat merupakan reaksi bersifat psikis maupun fisik. Biasanya karyawan yang stress menunjukkan perubahan perilaku. Perubahan-perubahan ini di
tempat kerja merupakan gejala-gejala individu yang mengalami stress antara lain: a.
Bekerja melewati batas kemampuan b.
Sering terjadinya keterlambatan masuk kerja c.
Ketidakhadiran pekerjaan d.
Kesulitan membuat keputusan e.
Tingginya terjadi kesalahan di dalam pekerjaan f.
Kelalaian menyelesaikan pekerjaan g.
Lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri sendiri h.
Kesulitan berkomunikasi dengan orang lain i.
Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat j.
Menunjukkan gejala fisik seperti, kurangnya nafsu makan, tekanan darah tinggi, radang kulit, dan radang pernapasan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.7. Strategi Manajemen Stress Kerja
Menurut Mangkunegara 2002:158 mendeteksi penyebab stress dan bentuk reaksinya, maka ada tiga pola dalam mengatasi stress yaitu pola sehat, pola harmonis,
dan pola patologis. 1.
Pola sehat Pola sehat adalah pola menghadapi stress yang baik yaitu mengelola
kemampuan perilaku dan tindakan sehingga adanya stress tidak menimbulkan gangguan, akan tetapi menjadi lebih sehat dan berkembang.mereka yang
tergolong dalam hal ini biasanya mampu mengelola waktu dan kesibukan dengan cara yang baik dan teratur sehingga tidak perlu merasa ada sesuatu
yang menekan dan tekanan cukup banyak. Seperti berolahraga, istirahat yang cukup, dan makan makanan yang bergizi.
2. Pola harmonis
Pola harmonis adalah pola menghadapi stress dengan kemampuan mengelola waktu dan kegiatan secara harmonis dan tidak menimbulkan berbagai
hambatan. Dengan pola ini, individu mampu mengendalikan berbagai kesibukan dan tantangan dengan cara mengatur waktu secara teratur. Seperti
menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat dan menonton acara kesukaan di televisi.
3. Pola patologis
Pola patologis adalah pola menghadapi stress yang berdampak pada gangguan fisik maupun sosial-psikologis. Dalam pola ini, individu akan menghadapi
Universitas Sumatera Utara
berbagai tantangan dengan cara-cara yang tidak memiliki kemampuan dan keteraturan mengelola tugas dan waktu. Cara ini dapat menimbulkan reaksi
yang berbahaya karena bisa menyebabkan masalah-masalah yang negatif. Seperti pergi ke tempat-tempat hiburan, bermain game sampai lupa waktu dan
berekreasi di saat jam kerja. Menurut Aurelya 2011:23 untuk menghadapi stress dengan cara sehat atau
harmonis, tentu banyak hal yang dapat dikaji. Dalam menghadapi stress, dapat dilakukan dengan tiga strategi yaitu,
1. Memperkecil dan mengendalikan sumber-sumber stress
Dalam hal ini, perlu dilakukan penilaian terhadap situasi sumber stress, mengembangkan alternatif tindakan, mengambil tindakan yang dipandang
lebih tepat dan mengambil tindakan yang lebih positif. 2.
Menetralkan dampak yang ditimbulkan oleh stress Hal ini dilakukan dengan mengendalikan berbagai reaksi baik jasmani,
emosional, maupun bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri. 3.
Meningkatkan daya tahan pribadi. Dilakukannya dengan cara memperkuat diri sendiri, yaitu dengan lebih
memahami diri sendiri, memahami orang lain, mengembangkan keterampilan diri sendiri, berolahraga, beribadah dan mengembangkan nilai-nilai dan tujuan
yang lebih realistis. Pendapat Robbins 2008:377 menyatakan bahwa mengelola stress dapat dilihat
dari sudut pandang organisasi, manajemen mungkin tidak peduli ketika karyawan
Universitas Sumatera Utara
mengalami tingkat stress rendah maupun menengah. Alasannya bahwa kedua tingkat stress ini mungkin bermanfaat dan membuahkan kinerja karyawan yang lebih tinggi.
Akan tetapi tingkat stress yang tinggi dapat menurunkan kinerja karyawan dan membutuhkan tindakan dari pihak manajemen. Adapun tindakan-tindakan yang
dilakukan dalam pengelolaan stress ini adalah : 1.
Pendekatan Individual Seorang karyawan memiliki tanggung jawab pribadi untuk mengurangi
tingkat stress. Strategi individual yang telah terbukti efektif meliputi penerapan teknik manajemen waktu, penambahan waktu olahraga, pelatihan
relaksasi dan perluasan jaringan dukungan sosial. 2.
Pendekatan Organisasional Beberapa faktor yang menyebabkan stress terutama tuntutan peran yang
dikendalikan oleh manajemen. Faktor tersebut dapat dimodifikasi atau diubah. Strategi yang bisa manajemen pertimbangkan meliputi seleksi
personil dan penempatan kerja yang lebih baik, pelatihan, penetapan tujuan yang realistis, pendesainan ulang pekerjaan, peningkatan keterlibatan
karyawan, perbaikan dalam komunikasi organisasi, penawaran cuti panjang atau masa sabatikal kepada karyawan, dan penyelenggaraan program-
program kesejahteraan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Penelitian Terdahulu