Peralatan Equipment Proses Produksi

2.7.4. Peralatan Equipment

Adapun peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pengecoran logam adalah sebagai berikut : 1. Ember besi adalah alat yang digunakan untuk menampung cairan logam yang mengalir dari corong dapur kupola. Pabrik logam ini memiliki ember besi dengan spesifikasi seperti pada Gambar 2.10. Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.10. Ember Besi 2. Mal adalah media yang digunakan untuk membuat pola dari produk yang akan dibuat. Biasanya mal dibuat dengan menggunakan kayu lunak agar mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Adapun spesifikasi mal dapat dilihat pada Gambar 2.11. Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.11. Mal Produk Universitas Sumatera Utara 3. Selang gas digunakan untuk menyalurkan gas CO 2 yang dialiri dari tabung ke cetakan pasir yang akan dialiri gas tersebut. Pabrik tersebut ini memiliki lima buat selang gas untuk gas O 2 maupun CO 2 dengan spesifikasi seperti pada Gambar 2.12. Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.12. Selang Gas 4. Beko digunakan untuk mengangkut batang logam ke bagian pengecoran. Pabrik ini memiliki lima buah beko dengan merk PANDACHOTA dengan spesifikasi seperti pada Gambar 2.13. Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.13. Beko Universitas Sumatera Utara 5. Timbangan digunakan untuk menimbang hasil dari setiap produk yang dihasilkan. Pabrik logam ini memiliki satu buah timbangan dengan spesfikasi seperti pada Gambar 2.14. Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.14. Timbangan Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berkembangnya jaman di era globalisasi menyebabkan banyak perusahaan yang harus berkompetisi satu sama lain khususnya dalam bidang industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, perusahaan senantiasa mengoptimalkan setiap kegiatan yang dilakukan, yang diawali dari kegiatan pengadaan bahan baku, proses transformasi menjadi barang jadi kegiatan produksi. Hal yang harus diperhatikan tentunya adalah pengadaan dari bahan baku yang digunakan dalam produksi. Pemilihan supplier merupakan kegiatan strategis pada manajemen pembelian dalam rantai pasok, karena kinerja supplier berperan penting terhadap biaya, kualitas, pengiriman dan jasa dalam mencapai dari suatu tujuan rantai pasok. Penilaianmonitoring kinerja supplier ini penting dilakukan sebagai bahan evaluasi yang nantinya bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja supplier atau sebagai bahan pertimbangan untuk mencari supplier alternatif. Menurut penelitian Dickson 1966 menyebutkan bahwa terdapat 23 kriteria dalam memilih supplier. Namun, tidak semua kriteria itu digunakan oleh perusahaan. Pada situasi inilah jika terjadi pemborosan dan ketidaktelitian dalam melakukan pembelian bahan baku dan bahan lainnya, akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara