Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluations

3.5. Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluations

PROMETHEE 10 a. Menentukan kriteria-kriteria yang akan digunakan beserta bobot dari masing- masing kriteria Preference Ranking Organization Methode for Enrichment Evaluation Promethee merupakan salah satu metode penentuan ranking dalam Multi Criteria Decision Making MCDM. Promethee adalah suatu metode penentuan urutan prioritas dalam analisis multikriteria. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria. Indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Dalam Promethee disajikan enam fungsi preferensi kriteria yaitu : kriteria biasa, kriteria quasi, kriteria dengan preferensi linier, kriteria level, kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak bebrbeda dan kriteria Gaussian. Metode Promethee merupakan salah satu metode yang dapat digunakan adalah menentukan urutan prioritas dalam analisis multikriteria. Metode Promethee pertama kali dikembangkan oleh JP.Brans dan dipublikasikan pada tahun 1982 pada sebuah konferensi yang diorganisasikan R.Nadeaudan M.Landry di Universitas Laval, Quebec. Metode Promethee dapat dijalankan melalui beberapa tahap, yaitu Brans Mareschal, 2009: 10 Julianto Lemantara, dkk. Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode AHP dan Promethee.JNTETI, Vol. 2, No. 4, 2013. ISSN 2301 - 4156 Universitas Sumatera Utara b. Menentukan semua alternatif yang ada. c. Menentukan tipe preferensi untuk tiap-tiap kriteria secara tepat.Tipe preferensi yang digunakan dalam metode Promethee adalah fungsi keanggotaan himpunan fuzzy. Fungsi keanggotaan himpunan fuzzy memetakan setiap anggota himpunan domain ke anggota himpunan bilangan real yang memiliki interval dari 0 sampai dengan 1. Tipe preferensi ditentukan berdasarkan karakteristik dari kriteria tersebut. d. Menghitung prefensi dari tiap-tiap kriteria Preferensi dari tiap–tiap kriteria dihitung berdasarkan perbandingan antara setiap pasang alternatif yaitu selisih antara nilai evaluasi daridua buah alternatif terhadap kriteria tertentu. Nilai preferensi berkisar dari nol sampai satu.Preferensi bernilai nol apabila tidak ada perbedaan antara kedua alternatif yang dibandingkan. Preferensi akan bernilai satu apabila alternatif yang satu lebih baik dari alternatif lainnya. e. Menghitung arah preferensi berdasarkan nilai indeks leaving flow dan entering flow. Untuk setiap alternatif, nilai leaving flow dapat dihitung menggunakan persamaan 1, sedangkan nilai entering flow dihitung. f. Menghitung Net flow. g. Pengurutan alternatif berdasarkan net flow ranking. Hasil net flow dari semua alternatif diurutkan dari yang nilai yang paling besar sampai dengan nilai terkecil. Alternatif yang terbaik adalah alternatif yang mempunyai nilai net flow terbesar. Universitas Sumatera Utara 11 Pada metode PROMETHEE diperkenalkan 6 fungsi kriteria yang diperlihatkan pada Gambar 3.2. Hal tersebut tidak mutlak, namun sudah cukup baik untuk beberapa kasus. Sumber : Brans et. al, 1999 Gambar 3.2. Fungsi Preferensi pada Metode PROMETHEE Ke Enam tipe preferensi tersebut meliputi : 1. Tipe Biasa Usual Criterion Tipe Usual adalah tipe dasar, yang tidak memiliki nilai threshold atau kecenderungan. Pada tipe ini dianggap tidak ada beda antara alternatif a dan alternatif b jika a=b atau fa=fb , maka nilai preferensinya benilai 0 Nol atau Px=0. Apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda, maka pembuat keputusan membuat preferensi mutlak benilai 1 Satu atau Px=1 untuk alternatif yang memiliki nilai lebih baik. Fungsi Px untuk preferensi ini disajikan pada Gambar 3.3. 11 Rakasiwi Ardianto, Ryan. Penerapan Metode Fuzzy-PROMETHEE pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Media Iklan pada PT. Sidomuncul. Semarang : Universitas Dian Nuswantoro. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3. Tipe Preferensi Usual Criterion 2. Tipe Quasi Quasi Criterion atau U-Shape Tipe Quasi sering digunakan dalam penilaian suatu data dari segi kwalitas atau mutu, yang mana tipe ini menggunakan Satu threshold atau kecenderungan yang sudah ditentukan, dalam kasus ini threshold itu adalah indifference. Indifference ini biasanya dilamabangkan dengan karakter m atau q, dan nilai indifference harus diatas 0 Nol. Suatu alternatif memiliki nilai preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai Px dari masing- masing alternatif tidak melebihi nilai threshold. Apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai m maka terjadi bentuk preferensi mutlak, jika pembuat memutuskan menggunakan kriteria ini, maka decision maker tersebut harus menentukan nilai m, dimana nilai ini dapat dijelaskan pengaruh yang signifikan dari sutau kriteria. fungsi Px untuk preferensi ini disajikan pada Gambar 3.4. Gambar 3.4. Tipe Preferensi Quasi Criterion Px Px = 0,X ≤0 1,X0 1 x Px Px = 0,X ≤m 1,Xm 1 m x Universitas Sumatera Utara 3. Tipe Linier Linear Criterion atau V-Shape Tipe Linier acapkali digunakan dalam penilaian dari segi kuantitatif atau banyaknya jumlah, yang mana tipe ini juga menggunakan Satu threshold atau kecenderungan yang sudah ditentukan, dalam kasus ini threshold itu adalah preference. Preference ini biasanya dilamabangkan dengan karakter n atau p, dan nilai preference harus diatas 0 Nol. Kriteria ini menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari n, maka nilai preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linier dengan nilai x, jika nilai x lebih besar dibandingkan dengan nilai n, maka terjadi preferensi mutlak. Fungsi Px untuk preferensi ini disajikan pada Gambar 3.5. Gambar 3.5. Tipe Preferensi Linear Criterion 4. Tipe Tingkatan Level Criterion Tipe ini mirip dengan tipe Quasi yang sering digunakan dalam penilaian suatu data dari segi kwalitas atau mutu. Tipe ini juga menggunakan threshold indifference m tetapi ditambahkan Satu threshold lagi yaitu preference n. Nilai indifference serta preference harus diatas 0 Nol dan nilai indifference harus di bawah nilai preference. Apabila alternatif tidak memiliki perbedaan x, maka nilai preferensi sama dengan 0 Nol atau Px=0. Jika x berada Px Px = 0,x0 xn,0 ≤x≤n 1,xn 1 n x Universitas Sumatera Utara diatas nilai m dan dibawah nilai n, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah Px=0.5. Dan jika x lebih besar atau sama dengan nilai n maka terjadi preferensi mutlak Px=1. Fungsi Px untuk preferensi ini disajikan pada Gambar 3.6. Gambar 3.6. Tipe Preferensi Level Criterion 5. Tipe Linear Quasi Linear Criterion with Indifference Tipe Linear Quasi juga mirip dengan tipe Linear yang acapkali digunakan dalam penilaian dari segi kuantitatif atau banyaknya jumlah. Tipe ini juga menggunakan threshold preference n tetapi ditambahkan Satu threshold lagi yaitu indifference m. Nilai indifference serta preference harus diatas 0 Nol dan nilai indifference harus di bawah nilai preference. Pengambilan keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan m dan n. Fungsi Px untuk preferensi ini disajikan pada Gambar 3.7. Gambar 3.7. Tipe Preferensi Linear Quasi 6. Tipe Gaussian Px = 0,xm 12,mx ≤n 1,xn 1 n m x Px Px = 0,xm ,mx ≤n 1,xn 1 n m x Universitas Sumatera Utara Tipe Gaussian sering digunakan untuk mencari nilai aman atau titik aman pada data yang bersifat continue atau berjalan terus.[8] Tipe ini memiliki nilai threshold yaitu Gaussian threshold yang berhubungan dengan nilai standar deviasi atau distribusi normal dalam statistik. fungsi Px untuk preferensi ini disajikan pada Gambar 3.8. Gambar 3.8. Tipe Preferensi Gaussian Setelah skor evaluasi ���� dan fungsi preferensi ���� sepanjang �=1,2,3,…,� dan �=1,2,3,…,�, serta bobot tiap kriteria �� terdefinisi, maka perhitungan dengan metode PROMETHEE dapat diimplementasikan. Mencari nilai intensitas relasi dominasi alternatif �� terhadap alternatif �� pada seluruh kriteria dapat dicari menggunakan rumus : Pada PROMETHEE I ranking secara parsial dicari nilai leaving flow �+�� dimana mengekspresikan seberapa tinggi nilai intensitas alternatif �� mengungguli alternatif lainnya dan nilai entering flow �−�� dimana mengekspresikan seberapa tinggi nilai intensitas alternatif �� diungguli alternatif lainnya[15]. nilai leaving flow �+�� dan nilai entering flow �−�� dapat dirumuskan sebagai berikut : Px Px = 1- 1 σ x Universitas Sumatera Utara Informasi yang terkandung pada PROMETHEE I menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai leaving flow suatu alternatif, semakin lebih baik alternatif tersebut, sebaliknya semakin rendah nilai entering flow suatu alternatif, semakin lebih baik alternatif tersebut. Pada PROMETHEE II ranking secara utuh dicari nilai evaluasi net flow ��� yang didapatkan dengan mengurangi nilai leaving flow �+�� terhadap nilai entering flow �−��. Secara perumusan dinotasikan sebagai berikut : Perangkingan yang digunakan dalam metode PROMETHEE meliputi tiga bentuk antara lain : 1. Entering flow Entering flow adalah jumlah dari yang memiliki arah mendekat dari node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outrangking. Untuk setiap nilai node a dalam grafik nilai outrangking ditentukan berdasarkan entering flow dengan persamaan: 2. Leaving flow Universitas Sumatera Utara Sedangkan Leaving flow adalah jumlah dari yang memiliki arah menjauh dari node a. dan hal ini merupakan pengukuran outrangking. Adapun persamaannya: 3. Net Flow Sehingga pertimbangan dalam penentuan Net flow diperoleh dengan persamaan : Semakin besar nilai Entering flow dan semakin kecil Levaing flow maka alternatif tersebut memiliki kemungkinan dipilih yang semakin besar. Perangkingan dalam PROMETHEE I dilakukan secara parsial, yaitu didasarkan pada nilai Entering flow dan Leaving flow. Sedangkan PROMETHEE II termasuk perangkingan komplek karena didasarkan pada nilai Net flow masing-masing alternatif yaitu alternatif dengan nilai Net flow lebih tinggi menempati satu rangking yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Inti Jaya Logam, yang bergerak dalam produksi sparepart boiler. Perusahaan berlokasi di Jalan Kpt. Soemarsono Gg. Amal No. 954 – 955 – 956, Karang Sari- Helvetia. Penelitian dimulai bulan Juli 2016 hingga Oktober 2016.

4.2. Jenis Penelitian

12 Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek tertentu. Penelitian deskriptif ini berbentuk survey reasearch yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta dari gejala yang ada secara langsung dari orang-orang tertentu yang dijadikan objek penelitian dan mencari suatu solusi yang akan diaplikasikan pada PT. Inti Jaya Logam untuk dapat memilih supplier terbaik agar perusahaan ini dapat meningkatkan kinerjanya. Metode survey menggunakan instrumen kuisioner yang diisi oleh para responden dari objek penelitian yang ditetapkan dengan metode tertentu. Pendekatan survey dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuisioner dan wawancara langsung kepada pihak yang terkait dengan penelitian. 12 Sukaria Sinulingga, Metode Penelitian, USU Press, Medan, 2015, hlm. 31. Universitas Sumatera Utara