47 d. Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet
dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya
terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar proses sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
e. Pengaruh oksigen Mikroorganisme sering dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan kebutuhannya
akan oksigen Lay, 1994, yaitu: -
Aerob obligat, yaitu mikroorganisme yang memerlukan oksigen untuk hidupnya.
- Anaerob obligat, yaitu mikroorganisme yang tidak dapat hidup bila ada
oksigen. -
Anaerob fakultatif, yaitu mikroorganisme yang mampu tumbuh dalam lingkungan dengan ataupun tanpa oksigen.
- Mikroaerofil, yaitu mikroorganisme yang memerlukan oksigen, namun
hanya dapat tumbuh bila kadar oksigen diturunkan menjadi 15 atau kurang.
2.9.3 Bakteri uji
2.9.3.1 Bakteri Staphylococcus aureus
Sistematika dari bakteri Staphylococcus aureus Holt, 1988, yaitu: Divisi
: Schizophyta
Kelas : Schizomycetes
Universitas Sumatera Utara
48 Ordo
: Eubacteriales
Family : Micrococaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
Bakteri ini termasuk bakteri Gram positif, berbentuk kokus, dan bersifat anaerob falkutatif. Batas-batas suhu untuk pertumbuhannya adalah 15-40°C,
sedangkan suhu pertumbuhan optimumnya adalah 35-37°C Chatim, 1994. Bakteri Staphylococcus aureus adalah suatu bakteri penyebab keracunan
yang memproduksi enterotoksin. Bakteri ini sering ditemukan pada makanan- makanan yang mengandung protein tinggi. Bakteri Staphylococcus aureus
merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus dengan diameter 0,7-0,9 µm. Bakteri Staphylococcus aureus tahan garam dan tumbuh dengan baik pada
medium yang mengandung 7,5 NaCl, serta dapat memfermentasi manitol Fardiaz, 1993.
Infeksi bakteri Staphylococcus aureus dapat juga berasal dari kontaminasi langsung dari luka, misalnya pasca operasi infeksi stapfilokokus atau infeksi yang
menyerupai trauma osteomielitis kronik setelah patah tulang terbuka, meningitis yang menyertai patah tulang tengkorak Brooks, et al., 2005.
Bakteri Staphylococcus aureus menyebar dan terjadi bakterimia terdapat bakteri dalam darah, maka bisa terjadi endokarditis, osteomielitis hematogenus
akut, dan meningitis atau infeksi paru-paru dapat dihasilkan. Manifestasi klinik mirip dengan yang tampak pada infeksi sistemik. Lokalisasi sekunder pada organ
atau sistem disertai simtom dan tanda pada disfungsi organ dan supurasi fokal Brooks, et al., 2005.
Universitas Sumatera Utara
49
2.9.3.2 Bakteri Escherichia coli
Sistematika dari bakteri Escherichia coli Holt, 1988, adalah yaitu: Divisi
: Schizophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Bakteri ini termasuk bakteri Gram negatif, berbentuk batang, dan bersifat anaerob fakultatif. Batas-batas suhu untuk pertumbuhannya adalah 8-46°C,
sedangkan suhu pertumbuhan optimumnya adalah 37°C. Bakteri ini akan memberikan hasil positif pada tes indol, lisin dekarboksilase, dan fermentasi
manitol Chatim, 1994; Dwidjoseputro, 1990. Bakteri Escherichia coli merupakan flora normal di dalam intestin yang
dapat menyebabkan infeksi saluran kemih yang merupakan infeksi terbanyak 80; gastroenteritis dan meningitis pada bayi, peritonitis, infeksi luka, dan
lainnya Gibson, 1996. Bakteri Escherichia coli merupakan penyebab paling banyak dari infeksi
sistem saluran kemih dan jumlah untuk infeksi saluran kemih pertama kurang lebih 90 pada wanita muda. Gejala dan tanda-tanda meliputi frekuensi buang air
kecil, disuria susah buang air kecil, hematuria ada darah dalam urin, dan piyuria ada pus dalam urin. Selain itu, sekitar 50 dari pneumonia nosokomial
primer yang didapat di rumah sakit di sebabkan oleh strain bakteri Escherichia coli Brooks, et al., 2005.
Universitas Sumatera Utara
50
2.9.4 Media pertumbuhan bakteri