Etiologi penyakit ulkus peptikum Patofisiologi Helicobacter pylori

13

2.1.5 Interaksi tetrasiklin

Tetrasiklin membentuk kompleks tak larut dengan sediaan besi, aluminium, magnesium, dan kalsium, sehingga resorpsinya dari usus gagal. Oleh karena itu, tetrasiklin tidak boleh diminum bersamaan dengan makanan khususnya susu atau antasida Tan dan Rahardja, 2002. 2.2 Penyakit Ulkus Peptikum 2.2.1 Gambaran umum Penyakit ulkus peptikum adalah keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun sering dianggap sebagai tukak misalnya tukak karena stress. Tukak kronik berbeda dengan tukak akut karena memiliki jaringan parut pada dasar tukak Price dan Wilson, 1995. Berdasarkan lokasinya, ulkus peptikum dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga jejunum Price dan Wilson, 1995. Gejala utama penyakit tukak lambung adalah adanya rasa sakit dan ketidaknyamanan pada bagian lambung dan gejala lainnya seperti pendarahan pada tinja, muntah, dan tinja yang berwarna hitam menunjukkan bahwa terjadinya pendarahan pencernaan gastrointestinal Sunil, et al., 2012.

2.2.2 Etiologi penyakit ulkus peptikum

Kebanyakan penyakit ulkus peptikum disebabkan karena adanya asam lambung dan enzim pepsin ketika Helicobacter pylori, NSAIDs, atau faktor lainnya mengganggu sistem pertahanan mukosa dan penyembuhan mukosa. Universitas Sumatera Utara 14 Hipersekresi dari asam lambung dan pepsin ini yang menghambat mekanisme pertahanan mukosa proses penyembuhannya Berardi dan Welage, 2005. Penyebab ulkus peptikum yang lain adalah terlalu banyak sekret getah lambung yang berhubungan dengan derajat perlindungan yang diberikan oleh lapisan mukus lambung dan duodenum, serta netralisasi asam lambung oleh getah duodenum. Daerah keadaan normal yang terpapar getah lambung disuplai banyak kelenjar mukosa, mulai dengan kelenjar mukosa komposit pada bagian bawah esofagus, kemudian lambung, sel leher mukosa glandula gastrika, glandula pilorika dalam yang terutama menyekresi mukus, akhirnya kelenjar Brunner pada duodenum atas yang menyekresi mukus yang sangat alkali Guyton, 1990.

2.2.3 Patofisiologi

Penyebab terjadinya ulkus peptikum saat ini masih sering diperdebatkan. Patifisiologi penyakit tukak lambung dapat digambarkan sebagai ketidakseimbangan antara faktor agresif Helicobacter pylori, NSAIDs, dan asam lambung dan faktor pertahanan mucin, bikarbonat, dan prostaglandin, yang menyebabkan gangguan pada jaringan mukosa Sunil, et al., 2012.

2.2.4 Helicobacter pylori

Helicobacter pylori adalah penyebab utama tukak lambung yang pertama kali di identifikasi oleh dua ilmuwan austraslia pada tahun 1982. Helicobacter pylori merupakan bakteri bacillus gram negatif, berbentuk spiral, bakteri mikroaerofilik, dan memiliki flagellata Shah, et al., 2009. Bakteri ini dapat ditemukan antara lapisan mukus dan permukaan sel epitel di lambung, atau pada berbagai lokasi lapisan sel epitel dapat ditemukan. Kombinasi antara bentuk tubuh Universitas Sumatera Utara 15 spiral dan flagel dari bakteri yang membantunya berpindah-pindah disekitar lumen dalam lambung Berardi dan Welage, 2005. Helicobacter pylori memproduksi enzim urease dalam jumlah besar dimana enzim ini menghidrolisis urea yang terdapat dalam cairan lambung dan mengubahnya menjadi amonia dan karbondioksida. Efek netralisir dari amonia yang dihasilkan akan membentuk suasana netral dan mengelilingi tubuh bakteri yang dapat membantu melindungi bakteri dari pengaruh asam di lambung. Bakteri ini juga memproduksi senyawa protein penghambat asam yang membantunya untuk beradaptasi di lingkungan dengan pH yang rendah dalam lambung. Helicobacter pylori dapat berpindah ketubuh lain melalui tiga jalur yaitu feses- oral, oral-oral dan iatrogenik Berardi dan Welage, 2005. Infeksi H.pylori dapat menyebabkan terjadinya gastritis kronis pada semua individu yang terinfeksi dan secara umum terkait dengan ulkus peptikum, kanker lambung, dan mukosa jaringan limpoid. Namun, hanya sejumlah kecil yang terkena infeksi H.pylori dapat mengakibatkan terjadinya penyakit ulkus peptikum sekitar 20 atau kanker lambung kurang dari 1 Berardi dan Welage, 2005.

2.2.5 Sawar mukosa lambung