94
ciri-cirikarakteristik yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya Hill Hupe, 2002 Selain berkaitan karakteristik secara teknis, karakteristik menurut
Van Meter dan Van Horn harus ada kesesuaian antara kompetensi pelaksana
dengan posisi yang ditempatkan.
Untuk aspek ini peneliti tidak melakukan wawancara mendalam terkait kompetensi setiap pelaku karena tidak adanya indikator yang sesuai jika dilakukan
wawancara. Sehingga peneliti melakukan studi terhadap kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pelaksana. Dari hasil analisa peneliti untuk setiap jabatan
strategis diduduki oleh orang-orang yang telah lama bekerja di puskesmas Kentara dan memiliki kemampuan di bidang yang sesuai dengan posisi saat ini.
Peneliti melihat bahwa penempatan orang pada posisi posisi strategis tersebut juga membuktikan komitmen agen pelaksanan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu bagi seluruh kalangan masyarakat.
5. Pembahasan Komunikasi Antar Organisasi Pelaksana
Berdasarkan hasil
penelitian pada
bab sebelumnya,
penyelenggara program BPJS Kesehatan di puskesmas Kentara Kecamatan Laeparira terdiri dari BPJS selaku Penyelenggara BPJS Kesehatan dan puskesmas
kentara kecamatan Laeparira sebagai provider penyedia jasapenyelenggara pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang telah bekerjasama dengan lembaga
kesehatan lainya seperti RSUD dan Provinsi.
Universitas Sumatera Utara
95
Menurut Goggins 1990 dalam Hill dan Hupe 2002 menyatakan komunikasi menjadi sangat penting bagi pelaksana sebuah kebijakan karena dari
komunikasi permasalahan seperti kolaborasi dari setiap pelaksana terjadi. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 tahun 2013 pasal 2 ayati 1
dan 3 menyatakan, Penyelenggara Pelayanan Kesehatan meliputi semua fasilitas yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan seperti Klinik Utama, Rumah Sakit
Umum, dan Rumah Sakit Khusus. Hal tersebut dikuatkan kembali dengan adanya Peraturan Presiden No. 12
tahun 2013 pasal 36 ayat 2 menyatakan, Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang memenuhi persyaratan wajib bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan, dengan demikian Puskesmas Kentara yang merupakan SKPD Pemerintah kabupaten Dairi wajib menjadi penyediaan pelayanan kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS.
6. Pembahasan Komunikasi Antar Lembaga
Menurut Van Meter dan Van Horn komunikasi antar lembaga merupakan salah satu penentu keberhasilan proses penyelenggaraan implementasi kebijakan.
Untuk mempermudah penyelenggaraan program, di puskesmas Kentara ditempatkan Verifikator BPJS Kesehatan untuk mempermudah dalam melakukan
verifikasi berkas dalam proses pemberkasan klaim BPJS, hal ini memberikan tanda bahwa koordinasi antar lembaga ini tidak boleh putus ataupun tidak jelas.
Dengan adanya pihak BPJS Puskesmas Kentara mempermudah komunikasi antara
Universitas Sumatera Utara
96
pukesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat pertama dan pihak BPJS kesehatan itu sendiri.
Komunikasi yang utama yang terbentuk dari sistem pada program JKN ini sendiri salah satunya adalah pelaporan, pelaporan menjadi sangat penting terhadap
pihak Puskesmas, Rumah Sakit dan BPJS Kesehatan untuk membangun komunikasi yang baik. Selain itu saat ini posisi verifikator BPJS Kesehatan yang
ditempatkan di puskesmas Kentara mempermudah pihak Puskesmas, rumah sakit dan BPJS Kesehatan untuk saling bertukar informasi terkait penyelenggaraan
program. Sehingga dengan demikian koordinasi yang intensif dapat terbentuk secara baik walau mendapati beberapa kendala terutama terkait dengan akses
internet namun, walapun demikian program ini tetap berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.
7. Pembahasan Teknologi Informasi Puskesmas Kentara dalam pengelolaan BPJS Kesehatan