Pembahasan Hasil Analisis Data

commit to user diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, sehingga kelas kontrol dan kelas eksperimen berangkat dari titik yang sama.

I. Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan post test yang dilakukan pada akhir pengajaran diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 77,03 dan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 84. Syarat bahwa kedua kelas tidak ada perbedaan yang signifikan jika t hitung t tabel . Hasil analisis dengan mengunakan t-test memperoleh t hitung = 2,978 sedangkan t tabel = 1,660 pada taraf signifikan 5 dan db=70. Berdasarkan analisis tersebut berarti t hitung t tabel atau 2,978 1,660 atau Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 2,978 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 77,03 dan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 84. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar menggunakan pembelajaran tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran model ekspositori.

J. Pembahasan Hasil Analisis Data

Pada penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai sampel dari populasi yang ada, untuk kelas eksperimen mendapat pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sedangkan untuk kelas kontrol mendapat pengajaran dengan menggunakan model ekspositori. Karena penelitian ini sifatnya membandingkan prestasi belajar antara dua kelas, maka sebelum penelitian dimulai harus dipastikan terlebih dahulu bahwa kedua kelas berangkat dari titik yang sama. Untuk itu perlu diadakan analisis prasyarat dengan menggunakan t-matching. Berdasarkan hasil perhitungan t-matching diperoleh hasil t hitung t tabel yaitu 0,415 1,660 sehingga commit to user dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen atau dapat diartikan bahwa kedua kelas berangkat dari titik yang sama. Selanjutnya kedua kelas diberi perlakuan dengan metode mengajar yang berbeda kemudian diberikan tes prestasi untuk pengambilan data. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan t-test atau uji-t untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil dari pengujian hipotesis diperoleh t hitung ≥ t tabel atau 2,978 ≥ 1,660. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran model ekspositori dengan kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran tipe jigsaw. Rata-rata nilai post-test kelas eksperimen sebesar 84 dan rata-rata nilai post-test kelas kontrol sebesar 77,03. Berdasarkan nilai rata-rata kedua kelas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar menggunakan pembelajaran tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran model ekspositori. Perbedaan prestasi belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dikarenakan pada kelas kontrol masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, banyak siswa yang sering tidak mengikuti pelajaran dikarenakan ada kegiatan ekstrakulikuler lain diluar mata pelajaran, selain itu siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran dirasa membosankan. Berbeda halnya dengan pembelajaran dikelas eksperimen, siswa diusahakan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dengan kerja kelompok siswa merasa tidak malu bila bertanya kepada teman atau gurunya mengenai materi yang kurang dipahaminya sehingga siswa merasa senang dan semangat dalam belajar. Hal ini mempengaruhi nilai prestasi belajar akuntansi siswa sehingga nilai prestasi siswa dapat meningkat. Perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar akuntansi kedua kelas tersebut membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada pembelajaran model ekspositori. Dengan menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran model ekspositori. Pembelajaran tipe Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif, sehingga partisipasi atau commit to user keaktifan siswa sangat dibutuhkan. Dari pengamatan yang dilakukan dikelas eksperimen selama pengajaran berlangsung keaktifan siswa sangat terlihat. Keaktifan siswa tersebut antara lain adanya keaktifan bertanya kepada teman maupun kepada guru, serta keaktifan mengerjakan soal latihan yang diberikan guru. Lain halnya dengan pengamatan yang dilakukan dikelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori, dikelas ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan jarang sekali siswa mengajukan pertanyaan kepada guru. Didalam pembelajaran, guru dianggap sebagai sumber segala informasi, guru yang mendominasi kelas, guru langsung membuktikan dalil-dalil, dan guru memberikan contoh-contoh soal. Sedangkan siswa hanya mendengarkan, melaksanakan pola-pola yang diterapkan guru, mencontoh cara-cara yang dilakukan guru dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat mengakibatkan siswa bertindak pasif. Hal ini menimbulkan kurangnya kemandirian siswa, sehingga kemampuan siswa untuk menganalisa dan menyelesaikan suatu permasalahan kurang berkembang secara baik. Kebanyakan siswa hanya mengandalkan penjelasan dari guru tentang materi terkait. Hal inilah yang membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada pembelajaran tipe Jigsaw selain dapat meningkatkan partisipasi atau keaktifan siswa, juga dapat meningkatkan motivasi dan rasa tanggung jawab siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya rasa senang dan semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari pengamatan yang dilakukan dikelas eksperimen siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan semangat bertanggungjawab pada anggota kelompoknya. Dengan pembelajaran tipe Jigsaw siswa juga dapat meningkatkan kerjasama dan rasa tanggung jawab dalam kelompok, siswa dengan kemampuan yang lemah dapat dibantu oleh siswa lain yang kemampuannya lebih tinggi, selain itu proses pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih bervariasi, pembelajaran menjadi lebih menarik dan hidup. Berbeda dengan pengamatan yang dilakukan dikelas kontrol, siswa merasa kurang bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. commit to user Kompetensi dasar pada penelitian ini adalah menyusun Kertas kerja pada perusahaan jasa. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada pembelajaran tipe Jigsaw menunjukkan peningkatan prestasi belajar pada kelompok eksperimen. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi guru. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi Guru berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga berakibat pada meningkatnya prestasi mata pelajaran akuntansi. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan teknik jigsaw dapat dilihat dari indikator- indikator sebagai berikut: 1. Siswa terlihat secara antusias dan bersemangat dalam mengikuti materi pembelajar yang disampaikan oleh guru. 2. Siswa merasa mendapatkan pencerahan dalam pembelajaran, karena selain alur pembelajaran jelas, siswa juga mempunyai kesempatan untuk aktif dalam proses pembelajaran. 3. Siswa menjadi lebih percaya diri untuk maju mengerjakan soal yang diberikan guru karena mereka sudah menguasai materi itu. 4. Siswa sudah mampu memahami materi akuntansi yang disampaikan oleh guru. 5. Pada setiap penyampaian materi, guru selalu memberikan pertanyaan- pertanyaan yang dapat membangkitkan minat siiswa untuk belajar. Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pembelajaran tipe jigsaw lebih baik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dari pada pembelajaran model ekspositori. Hal ini juga didukung oleh data-data kuantitatif yang telah dikemukakan diatas. commit to user

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada perbedaan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi antara pengajaran dengan model ekspositori dan Jigsaw di kelas XI IS SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2010 2011” teruji kebenarannya. Terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw dan model ekspositori. Hal ini ditunjukan dari hasil perhitungan nilai t hitung t tabel 2,978 1,660 pada db= 70 taraf signifikasi 5. 2. Hipotesis yang menyatakan bahwa “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada model ekspositori dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2010 2011.” teruji kebenarannya. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik diterapkan daripada model ekspositori dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 2,978 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 77,03 dan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 84. Dilihat dari kondisi lapangan yang ada selama penelitian, peneliti mengamati proses pembelajaran, guru belum mampu mengkoordinasi kelas dengan baik, sehingga belum bisa membuat suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Guru belum mampu menerapkan metode-metode baru dalam pembelajaran, sehingga dianggap kurang kompeten dalam bidangnya, dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode tradisional, konvensional ceramah, tanya jawab. Metode seperti ini pembelajaran cenderung terpusat pada guru, guru paling mendominasi dalam proses pembelajaran dan memegang 83

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS pada Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian

0 27 235

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IS SEMESTER 2 SMA AL ISLAM I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 2 85

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI METODE CTT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI

0 2 98

STUDI KOMPARASI METODE CERAMAH DAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN Studi Komparasi Metode Ceramah Dan Metode Kooperatif tipe Jigsaw Terhadap Prestasi Bela jar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas IV

0 1 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Studi Quasi Eksperimen Di kelas XI SMK Pasundan 1 Bandung.

0 1 37

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 5 31

Desain model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI.

0 2 83

Komparasi Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dengan Metode Konvensional pada Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA N 8 Semarang”.

0 1 103