commit to user Konsep Biologi Melalui Metode Jigsaw Di SMA Al Islam 2 Surakarta”,
menjelaskan bahwa setelah dilakukan penelitian didapatkan kesimpulan bahwa Penggunaan macromedia flash melalui metode jigsaw dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran biologi, yang didasarkan pada peningkatan partisipasi aktif siswa dalam diskusi , peningkatan kerjasama,
kemampuan berpendapat dan bertanya, dan terjadi peningkatan belajar dalam bentuk kelompok dalam kategori baik dan bentuk belajar individual dalam
kategori tinggi. 5. Desi Wulandari 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Logika Berpikir Sains Siswa melalui Konsep Tekanan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas VII Di MTs Al Huda Reban Kab. Batang Tahun
Ajaran 2004 2005” menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan logika berpikir sains siswa.
6. Supriono 2006 dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut pertama, terjadi perubahan dalam proses pembelajaran yang meliputi peningkatan keterampilan
social, interaksi dan kerjasama antar siswa, keberanian mengemukakan pendapat. Kedua, suasana pembelajran lebih rileks, dan siswa selalu terdorong
untuk bertanya baik kepada teman atau pun guru, Selain itu guru memotivasi siswa yang kurang aktif sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan
yang telah direncanakan. Ketiga, adanya kenaikan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan arah penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah, serta didasarkan pada kajian teoritis untuk dapat sampai kepada
pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Peranan guru dalam proses pembelajaran.
commit to user Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting
untuk menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan dan penerapan konsep diri. Keberhasilan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan dapat tercermin
dari peningkatan mutu lulusan yang dihasilkannya. Untuk itu perlu adanya peran aktif seluruh komponen pendidikan terutama siswa yang berfungsi
sebagai input sekaligus calon output dan guru sebagai fasilitator. Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan mampu memanfaatkan potensi yang
dimiliki oleh siswa untuk dapat digunakan dalam belajar. Fungsi fasilitator akan berhasil jika dalam merancang proses belajar mengajar dilakukan
berdasarkan langkah-langkah yang sistematis dan baik yang memungkinkan terjadinya penyempurnaan terhadap tujuan, bahan, ataupun strategi belajar
mengajar melalui proses umpan balik yang diperoleh dari hasil evaluasi.
2. Metode mengajar yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan model ekspositori.
Metode mengajar adalah sebuah teknik yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses belajar mengajar.
Untuk mencapai proses belajar yang ideal, hendaknya digunakan variasi dalam menggunakan metode pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menekankan keaktifan siswa sehingga mampu menumbuhkan untuk berfikir krtitis dan memupuk sikap
untuk membantu kelompoknya dalam belajar sehingga tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan dan konsep pemahaman inovatif yang
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini karena mereka dituntut harus bertanggung jawab atas kelompoknya terhadap pengusaan
materi yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain, sehingga dalam menyelesaikan tugasnya setiap
anggota saling bekerja sama dan membantu ketika mengalami kesulitan. Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru teacher centered approach. Sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui
commit to user strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur
dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik
academic achievement siswa. Namun dalam model ekspositori ini guru memegang kendali penuh dalam proses pengajaran, murid hanya tinggal
mengikuti sehingga keaktifan siswa kurang dikembangkan dalam proses pengajaran. Model ekspositori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan mengkobinasikan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal pekerjaan rumah yang
dikerjakan secara individual atau kelompok.
3. Perbedaan prestasi belajar siswa antara yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran ekspositori. Proses pembelajaran merupakan aktivitas pendidikan yang melibatkan
siswa dan guru. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit karena tidak hanya sekedar menyerap informasi dari guru, akan tetapi
juga melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan jika menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Sebagai pengajar, guru
bertugas menyampaiakan materi yang dipelajari kepada siswa. Dengan demikian guru bertanggung jawab terhadap keberhasilan pengajaran. Akan
tetapi, pengajaran yang dilakukan oleh guru tidak selamanya berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya hasil belajar siswa yang berada dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Keberhasilan proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan
pengajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa, salah satunya adalah model
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran memiliki pengaruh terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan
model pembelajaran yang tepat akan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.
commit to user Dengan
demikian, pemilihan
model pembelajaran
sangat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa terutama pada mata
pelajaran akuntansi. Dalam hal ini terlihat pada materi-materi yang menuntut pemikiran yang melibatkan aspek kognitif, afektif bahkan psikomotorik.
Pendekatan yang dianggap baik belum tentu cocok digunakan untuk mengajarkan suatu materi. Sehingga untuk menyampaikan suatu pokok
bahasan diperlukan pendekatan yang tertentu.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik diterapkan daripada model pembelajaran ekspositori.
Pemilihan model pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa terutama pada mata pelajaran akuntansi. Dalam hal ini
terlihat pada materi-materi yang menuntut pemikiran yang melibatkan aspek kognitif, afektif bahkan psikomotorik. Pendekatan yang dianggap baik belum
tentu cocok digunakan untuk mengajarkan suatu materi. Sehingga untuk menyampaikan suatu pokok bahasan diperlukan pendekatan yang tertentu.
Guna mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, hendaknya pendidik dapat memilih serta menggunakan metode mengajar yang tepat sehingga
dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru yang baik harus dapat menguasai berbagai macam metode
mengajar, sehingga dapat memilih serta menentukan metode serta pendekatan yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan menghasilkan proses belajar yang efektif. Hal ini dikarenakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, melalui metode pembelajaran tipe Jigsaw diharapkan dapat memberikan cara dan suasana
baru yang menarik dalam pengajaran.
commit to user Pada penelitian ini pengajaran dilaksanakan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model ekspositori. Dari kedua model ini, prestasi belajar dibandingkan lalu dicari mana yang lebih baik digunakan dalam
pembelajaran akuntansi. Dari uraian diatas untuk mempermudah pemikiran tersebut digunakan ilustrasi kerangka berfikir sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir dalam Penelitian
D. Perumusan Hipotesis