Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

commit to user

4. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham kontruktivis. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemapuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Sifat model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan belajar kelompok atau belajar bekerja sama biasa. Dalam kerja kelompok guru biasanya membagi kelompok lalu diberi tugas tanpa rancangan tertentu yang dapat membuat setiap siswa menjadi aktif. Akibatnya, siswa ada yang bekerja aktif dan ada juga yang pasif. Sementara itu, pembelajaran kooperatif setiap siswa dituntut untuk bekerja dalam kelompok melalui rancangan-rancangan tertentu yang sudah dipersiapkan oleh guru sehingga seluruh siswa harus bekerja aktif. Hubungan kerja seperti ini memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok. Anita Lie 2002: 17, menyebutkan bahwa ”Sistem pembelajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur”. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperataif adalah suatu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar dan bekerjasama dengan siswa lain dalam satu kelompok kecil untuk meningkatkan belajar siswa. commit to user Dengan model pembelajaran ini, maka persaingan yang biasanya muncul di kelas akan tergantikan oleh bentuk kerjasama antarsiswa. Selain itu, kesenjangan kemampuan di antara siswa akan berkurang karena model pembelajaran ini menuntut siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang kurang pandai. Ada tiga pilihan model pembelajaran, yaitu kompetisi, individual, dan cooperative learning pembelajaran kooperatif. 1 Model kompetisi Dalam model pembelajaran kompetisi, siswa belajar dalam suasana persaingan. Tidak jarang pula guru memakai imbalan sebagai sarana untuk memotivasi siswa dalam memenangkan kompetisi dengan sesama pembelajar. Teknik imbalan yang didasari oleh teori behaviorisme ini banyak mewarnai sistem penilaian hasil belajar. Tujuan utama dalam model kompetisi adalah menempatkan anak didik dalam urutan mulai dari yang paling baik hingga paling jelek. Pencapaian tujuan secara kompetitif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a Seseorang dapat memperoleh tujuannya jika dan hanya jika yang lainnya gagal untuk memperoleh tujuannya b Terciptanya korelasi negatif diantara tujuan yang dicapai c Ketergantungan negatif d Jika saya berenang, kamu tenggelam, jika kamu berenang, saya tenggelam e Pencapaian tujuan individu f Evaluasi dengan cara membandingkan Norm Referenced g Pemenang diberi hadiah 2 Model individual Alternatif menarik dari model pengajaran kompetisi yang dewasa ini banyak diterapkan adalah model pengajaran individual. Dalam sistem ini, setiap anak didik belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Jadi dengan kata lain ank didik tidak bersaing dengan siapa-siapa melainkan dengan diri mereka sendiri. Pola commit to user penilaiannya juga berbeda dalam sistem kompetisi. Dalam model ini pengajar menetapkan standar untuk setiap siswa. Pencapaian tujuan secara individual memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a Setiap pencapaian tujuan seseorang tidak berhubungan dengan pencapaian tujuan yang lainnya b Tidak ada korelasi antara pencapaian tujuan-tujuan c Tidak ada saling ketergantungan d Dalam hal ini kita sendirian e Tujuan individual f Hadiah untuk hasil kerja sendiri 3 Model pembelajaran kooperatif Perkembangan dari dua model diatas adalah model pembelajaran yang menganut falsafah homo homini socius, yakni model pembelajaran gotong royong. Dimana kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting. Pencapaian tujuan secara kooperatif ditandai dengan ciri-ciri: a Ketika salah seorang anggota mencapai tujuannya, demikian pula dengan anggota lainnya b Korelasi positif diantara tujuan-tujuan yang tercapai c Ketergantungan positif d Kita berenang dan tenggelam bersama-sama e Tujuan kelompok f Evaluasi berbasis kritesia dan dorongan g Hadiah untuk hasil kelompok Sejalan dengan perkembangan model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif lah yang lebih banyak dilirik para pendidik. Karena dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK, yang disempurnakan dengan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan KTSP, guru mempunyai kebebasan dalam metode pembelajaran yang akan diterapkan. Dalam menciptakan pembelajaran yang lebih bervariasi dan dapat meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran. Dari sini maka harus commit to user dirancang dan dibangun suasana kelas sedemikian rupa, sehingga siswa mendapat kesempatan untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Karp dan Yoels dalam Anita Lie 2002: 6 menyatakan bahwa strategi yang paling sering dilakukan untuk mengaktifkan siswa adalah dengan diskusi kelas. Namun dalam kenyataannya, strategi ini tidak efektif karena meskipun guru sudah mendorong siswa untuk aktif dalam berdiskusi, kebanyakan siswa hanya diam menjadi penonton sementara arena kelas dikuasai oleh beberapa siswa saja. Pembelajaran kooperatif menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa-siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dalam kelompok kooperatif belajar berdiskusi, saling membantu, dan mengajak satu sama lain untuk mengatasi masalah belajar. Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam kerja kelompok untuk menuntaskan materi masalah dalam belajar. Cooperative Learning CL merupakan salah satu model pembelajaran berbasis dari teori belajar sosial Robert Bandura. Cooperative Learning dipopulerkan oleh Spencer Kagan, Robert Slavin dan juga JohnsonJohnson. Cooperative Learning didefinisikan sebagai grup pelajar yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas, menyelesaikan sebuah tujuan Artz Newman,990, p.448. Model cooperative learning memerlukan kerjasama siswa dan ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiahnya. Idenya adalah setiap pelajaran dibentuk dengan suatu cara dimana siswa harus bekerja sama berkooperasi untuk meraih tujuan pembelajaran mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model CL, mapu mendorong proses belajar dan kemampuan akademik siswa, meningkatkan kemampuan mengingat siswa retention, meningkatkan kepuasan siswa dengan pengalaman belajar yang dialaminya, membantu siswa mengembangkan kecakapan dalam komunikasi oral, mengembangkan kecakapan sosial siswa, commit to user membangun harga diri self-esteem siswa, membantu mendorong hubungan positif antar rassukubangsa.

b. Unsur – unsur Dalam Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS pada Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian

0 27 235

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IS SEMESTER 2 SMA AL ISLAM I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 2 85

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI METODE CTT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI

0 2 98

STUDI KOMPARASI METODE CERAMAH DAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN Studi Komparasi Metode Ceramah Dan Metode Kooperatif tipe Jigsaw Terhadap Prestasi Bela jar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas IV

0 1 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Studi Quasi Eksperimen Di kelas XI SMK Pasundan 1 Bandung.

0 1 37

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 5 31

Desain model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI.

0 2 83

Komparasi Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dengan Metode Konvensional pada Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA N 8 Semarang”.

0 1 103