2. Validitas Instrumen Arikunto 2010: 211 mengatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen dapat dikatakan memiliki validitas tinggi apabila terdapat kesamaan hasil. Maksudnya
kesamaan hasil adalah apabila data tinggi maka hasil yang diperoleh juga tinggi. Validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Validitas Isi
Nurgiyantoro 2011: 156 mengatakan, “Validitas isi merupakan jenis validitas yang harus terpenuhi dalam alat tes, khususnya alat tes yang disusun oleh
guru untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar peserta didik”. Validitas isi content validity oleh Gronlund via Nurgiyantoro, 2011: 155, disebut validitas
yang pembuktiannya berdasarkan isi Content-Related Evidence. Sejalan dengan pendapat di atas, Tuckman via Nurgiyantoro, 2011: 155 mengatakan bahwa,
“Validitas isi menunjuk pada pengertian apakah alat tes itu mempunyai kesejajaran sesuai dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang diajarkan”.
Untuk itu, indikator dan bahan ajar sesuai dengan kompetensi yang diajarkan. Prosedur yang biasa dilakukan adalah membuat butir-butir soal tes berdasarkan
kisi-kisi dan kemudian butir-butir soal ditelaah sejawat atau oleh orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan expert judgment Nurgiyantoro, 2011: 156.
b. Validitas Konstruk
Nurgiyantoro 2011: 156 menyatakan, “Validitas konstruk berkaitan dengan konstruk atau konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas tesnya”.
Tuckman dalam Nurgiyantoro 2011: 157 mengemukakan, “Validitas konstruk menunjuk pada pengertian apakah tes yang disusun itu telah sesuai dengan konsep
ilmu yang diteskan”. Dalam kenyataanya, penelaahan validitas konstruk sering bersangkutan dengan validitas isi karena keduanya sama-sama mendasarkan diri
pada analisis rasional. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk, penyusunan butir-butir pertanyaan
dalam penelitian ini disesuaikan dengan kurikulum KTSP dan dikonsultasikan kepada Drs. H. Sarbani selaku guru mata pelajaran bahasa Prancis di SMA N 1
Prambanan Klaten dan Dr. Dwiyanto Djoko Pranowo, M.Pd selaku dosen pembimbing pada program studi pendidikan bahasa Prancis. Dalam
pelaksanaannya butir-butir tes yang dibuat sesuai dengan tujuan tertentu yang mampu mengukur kemampuan membaca bahasa Prancis. Dari uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa butir-butir tes yang terdapat dalam tes membaca akan mengukur kemampuan membaca peserta didik kelas XI SMA N 1 Prambanan
Klaten. 3. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik Arikunto, 2010: 221. Tuckman via Nurgiyantoro 2011: 171 berpendapat bahwa “reliabitas tes adalah suatu tes yang dapat mengukur
secara konsisten sesuatu yang akan diukur dari waktu ke waktu”. Instrumen yang baik tidak bersifat tendensius, maksudnya tidak mengarahkan pada responden
untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya dan yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Dalam
penelitian ini, reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach yang dihitung dengan bantuan SPSS 20.
G. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian eksperimen terdapat 3 tahap tahapan atau prosedur yang dilakukan, yaitu:
1. Tahap Pra Eksperimen
Tahap ini adalah tahap persiapan sebelum dilaksanakannya eksperimen. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu memilih sampel untuk ditunjuk
sebagai kelas ekperimen dan kelas kontrol menggunakan cara sample random yaitu sampel ditentukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi tersebut.
2. Tahap Eksperimen
Tahap ini terdiri dari pemberian pre-test, pemberian perlakuan dan pemberian post-test. Pada tahap awal, pre-test merupakan tes awal yang dilakukan
untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca peserta didik sebelum pemberian treatment. Kemudian setelah itu diberikan perlakuan treatment. Pada tahap ini
kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan teknik Herringbone, sedangkan pada kelompok kontrol diberikan pengajaran tanpa
menggunakan teknik Herringbone. Langkah-langkah perlakuan kelompok
eksperimen terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajran RPP yang terdapat pada lampiran. Materi pelajaran yang diberikan antara kelas eksperimen sama
dengan kelas kontrol. Selanjutnya diberikan tes akhir atau post-test. Tes ini diberikan setelah dilaksanakan perlakuan treatment untuk mengetahui perbedaan
tingkat pencapaian keterampilan membaca bahasa Prancis antara kelas yang diberikan perlakuan menggunakan teknik Herringbone dengan kelas yang tidak
diberi perlakuan teknik Herringbone dalam pengajaran.
3. Pasca Eksperimen
Pada tahap ini, data pre-test maupun post-test dianalisis kemudian hasil
perhitungan analisis tersebut digunakan untuk menjawab hipotesis. H. Teknik Analisis Data
Desain penelitian ini menggunakan Pretest Posttest Control Group Design. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pencapaian hasil antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik analisis data yang digunakan meliputi uji normalitas, dan uji homogenitas. Jika data yang dianalisis berdistribusi
normal, maka peneliti boleh menggunakan teknik analisis statistik parametrik. Namun jika data yang dianalisis berdistribusi tidak normal, maka peneliti harus
menggunakan statistik non-parametrik. Sugiyono 2012: 211-214 menjelaskan bahwa statistik parametrik
mensyaratkan bentuk data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Statistik parametrik digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio. Untuk
menguji hipotesis deskriptif satu variabel digunakan t-test satu sampel, untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan menggunakan t-test sampel
berpasangan, dan untuk menguji hipotesis komparatif lebih dari dua sampel menggunakan analisis varians satu jalan maupun dua jalan One Way atau Two
Way Anova Sugiyono 2012: 211-214 juga mengatakan bahwa statistik non-parametrik
adalah statistik bebas sebaran tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi dan data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Statistik
non-parametrik digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel dengan data berbentuk nominal
digunakan teknik statistik Binominal dan Chi kuadrat satu sampel, jika untuk menguji komparatif dua sampel independen dengan data berbentuk nominal
menggunakan teknik statistik Fisher exact probability dan Chi kuadrat dua sampel. Teknik analisis Sign test dan Wilcoxon matched pairs digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal. Dan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan
data berbentuk ordinal menggunakan teknik statistik Median test, Mann-Whitney U Test, Kolmogorov Smirnov, dan Wald-Wolfowitz.
Pada penelitian ini, penghitungan statistik parametrik dengan uji-t dan statistik non-parametrik dengan uji Mann Whitney atau uji-z dengan
menggunakan bantuan SPSS 20. Hasil perhitungan dengan rumus uji-t atau uji-z tersebut dikonsultasikan dengan harga tabel pada taraf signifikansi
α = 0,05. Apabila t
hitung
atau z
hitung
lebih besar dari harga t
tabel
atau z
tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat keefektifan teknik Herringbone terhadap
keterampilan membaca bahasa Prancis siswa.