Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Terdapat Perbedaan Prestasi yang Signifikan Terhadap Pembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Prancis antara Siswa Kelas XI yang
Diajar dengan Menggunakan Teknik Herringbone dan Siswa yang Diajar tanpa Menggunakan Teknik Herringbone
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-z, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan skor akhir tes keterampilan membaca
bahasa Prancis antara kelompok siswa yang diajar dengan dengan menggunakan teknik Herringbone kelompok eksperimen dengan kelompok siswa yang diajar
tanpa menggunakan teknik Herringbone kelompok kontrol. Dari data post-test dapat diketahui bahwa skor tertinggi yang diraih kelompok eksperimen adalah 30
dan skor terendah adalah 24. Dari hasil uji-z diketahui nilai z
hitung
lebih besar dari nilai z
tabel
2,690 1,96 pada taraf signifikansi 5, berarti ada perbedaan signifikan kemampuan membaca bahasa Prancis antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pengukuran kemampuan membaca ditekankan pada pemahaman
kemampuan membaca yang diukur dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teks bacaan. Materi yang digunakan untuk tes adalah teks
pendek tentang kehidupan sehari-hari. Pengajaran membaca bahasa Prancis pada kelas eksperimen dimulai dengan memberikan penjelasan mengenai materi
tentang membaca bahasa Prancis yang disesuaikan dengan pokok bahasan kemudian peserta didik diberikan latihan soal untuk mengetahui tingkat
pemahaman materi yang telah diajarkan. Latihan soal diberikan kepada seluruh peserta didik dan dibahas bersama-sama dengan seluruh kelas. Sebelum diberikan
latihan soal-soal terlebih dahulu peserta didik diberikan beberapa contoh soal dan penjelasan mengenai langkah-langkah penggunaan teknik Herringbone.
Adapun langkah penggunaan teknik Herringbone, yaitu 1 guru membagikan lembaran materi yang akan dibahas ke semua peserta didik, 2
setiap peserta didik menerima masing-masing satu materi, 3 peserta didik berusaha untuk menjawab pertanyaan, 4 pertanyaan dijawab sesuai pertanyaan
yang terdapat pada bagan teknik Herringbone yang telah ditempelkan atau ditulis pada papan tulis, 5 peserta didik menguraikan jawaban pertanyaan tersebut dari
atas ke bawah pada masing-masing pertanyaan, 6 setelah peserta didik menjawab semua jawaban dari pertanyaan tersebut, peserta didik diminta untuk
membuat ide pokok dari teks tersebut. Dengan adanya teknik Herringbone maka peserta didik akan tertarik dan termotifasi untuk mengikuti pelajaran bahasa
Prancis khususnya dapat menjadi stimulus daya imajinasi peserta didik untuk mengungkapkan ide gagasan dari teks yang diberikan. Peserta didik yang semula
tidak memperhatikan pelajaran pada saat guru mengajar menjadi lebih serius dalam mengikuti pelajaran serta termotifasi dalam menyampaikan ide dan
gagasannya dengan bantuan teknik Herringbone. Berbeda dengan kelas kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan
teknik konvensional. Dalam penyampaiannya, guru menyampaikan materi, meminta siswa untuk membaca teks dan siswa lain memperhatikan atau mencatat.
Setelah membaca, guru biasanya membenarkan ejaan dan menanyakan beberapa kosakata yang berhubungan dengan materi dalam teks. Guru juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila terdapat kesulitan. Akan tetapi, sebagian besar siswa jarang mengambil kesempatan untuk bertanya atau
menyatakan pendapatnya walaupun guru telah berulang kali meminta siswa untuk
bertanya, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi monoton dan membosankan karena pembelajaran hanya berlangsung satu arah.
Sesuai dengan tujuan akhir dari pengajaran bahasa atau tercapainya penguasaan empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, menulis,
dan berbicara, maka penguasaan membaca dengan baik harus dapat dicapai. Untuk mencapainya guru harus lebih banyak memberikan latihan-latihan dan
praktek-praktek yang dapat meningkatkan kemampuan membaca peserta didik. Berdasarkan hasil pembahasan dan bukti analisis data di atas, dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan teknik Herringbone dan peserta didik yang diajar dengan
teknik konvensional. 2. Teknik Herringbone Lebih Efektif Digunakan dalam Pembelajaran
Keterampilan Membaca Bahasa Prancis Siswa Kelas XI Dibandingkan dengan Teknik Konvensional
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rerata post-test eksperimen sebesar 26,77 sementara rerata post-test kontrol sebesar 25,60. Nilai rerata post-
test kelompok eksperimen lebih besar dari nilai rerata post-test kelompok kontrol. Peningkatan skor keterampilan membaca Prancis kelas eksperimen dari pre-test
ke post-test sebesar 3,58, sedangkan peningkatan skor pre-test ke post-test kelas kontrol sebesar 2,9. Selain itu, berdasarkan hasil penghitungan nilai gain score
dari nilai post-test kelas eksperimen atau kelas yang diajar dengan menggunakan teknik Herringbone diperoleh tingkat keefektifan teknik Herringbone sebesar 0,5
yang berada dalam kategori sedang karena memenuhi syarat dalam kategori 0,7 g 0,3. Sedangkan kelas yang tidak diajar dengan menggunakan teknik
Herringbone tingkat keefektifannya hanya 0,3 yang berada dalam kategori rendah.
Penggunaan teknik Herringbone pada kelas eksperimen membuat suasana belajar menjadi lebih menarik. Pada saat perlakuan diterapkan di kelas
eksperimen, peserta didik lebih antusias dan aktif mengikuti pelajaran bahasa Prancis dari pada kelas kontrol yang menggunakan teknik konvensional.
Ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pelajaran tersebut merupakan hasil positif yang perlu ditingkatkan. Penggunaan teknik pembelajaran yang tepat
merupakan salah satu hal yang penting dan memiliki pengaruh dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Teknik Herringbone terbukti dapat meningkatkan
keterampilan membaca Bahasa Prancis karena dalam pembelajaran peserta didik diajak untuk aktif berfikir. Penggunaan teknik Herringbone yang dilakukan
peserta didik kelas eksperimen di SMA N 1 Prambanan Klaten membuat peserta didik tidak merasa bosan dan membuat suasana belajar menjadi lebih baik. Hal ini
terlihat dari antusiasme peserta didik saat pelajaran daripada kelas kontrol. Rasa bosan saat mengikuti pelajaran membaca bahasa Prancis pun berkurang dengan
pengunaan teknik Herringbone dalam penyampaian materi pelajaran. Membaca dengan menggunakan teknik Herringbone peserta didik tidak
harus menerjemahkan kata demi kata yang belum tentu sesuai dengan konteks bacaan. Membaca dengan teknik Herringbone adalah untuk memastikan guru
telah mempunyai kerangka kerja untuk mendapatkan pengetahuan peserta didik dan menciptakan ketertarikan peserta didik. Kerangka kerja tersebut meliputi
prosedur penggagasan, mengkhususkan dan mengarahkan pertanyaan, membimbing mereka lebih lanjut, dalam artian memahami dan membuat ide
pokok atau kesimpulan. Penggunaan teknik Herringbone dalam membaca teks bahasa Prancis mempermudahkan peserta didik dalam memahami teks dengan
lebih cepat dan efisien, karena peserta didik tidak perlu tergantung pada kamus dengan menerjemahkan semua kata-kata dalam teks. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pemberian perlakuan, dalam hal ini penggunaan teknik Herringbone lebih efektif dalam pembelajaran Bahasa Prancis.