Penilaian Keterampilan Membaca Teknik Pembelajaran Membaca
ini mengharuskan pembaca melakukan penafsiran terhadap bacaan secara tersirat. Siswa memperoleh pemahaman makna eksplisit dengan proses berfikir baik
divergen dan konvergen yang menggunakan intuisi dan imajinasi siswa. d Evaluasi
Pemahaman evaluasi adalah kemampuan mengevaluasi materi teks. Dalam pemahaman ini, pembaca membuat penilaian dan pendapat tentang isi bacaan
dengan membandingkan ide-ide atau informasi yang ditemukan dalam teks dengan norma-norma tertentu dan dengan pengatauan serta latar belakang
pengalaman pembaca sendiri untuk membuat penilaian berbagai hal yang berkaitan dengan materi teks.
e Apresiasi Apresiasi merupakan kemampuan untuk memberikan apresiasi terhadap maksud
penulis dalam bacaan dan memberi reaksi terhadap nilai-nilai bacaan. Pemahaman apresiasi dimaksudkan untukmendorong pembaca yang menyatukan perasaannya
terhadap teks bacaan. Dalam penelitian ini, tingkat kemampuan membaca yang digunakan
adalah keterampilan membaca tingkat pemahaman literal menurut taksonomi Barret. Oleh karena itu tes yang diberikan menekankan pada tingkat pemahaman
secara harfiah atau literal terhadap suatu teks, yaitu siswa dituntut untuk mengungkap ide-ide atau informasi yang tersurat dalam teks. Hal tersebut
berdasarkan bahwa bahasa Prancis yang diterima oleh siswa SMA Negeri 1 Prambanan Klaten baru pada tahap pengenalan. Tes yang akan diberikan kepada
siswa berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan atau teks
dalam bentuk multiple choice pilihan ganda dan benar salah. Menurut Nurgiyantoro 2009: 389 pemilihan wacana teks hendaknya dipertimbangkan
dari segi tingkat kesulitan, panjang pendek, isi, dan jenis atau bentuk wacana. Tes yang digunakan dalam kemampuan membaca adalah pilihan ganda, informasi teks
benar salah. Sistem penskoran menggunakan korelasi antara skor item dengan skor total. Pada skor item yang benar diberikan nilai 1, sedangkan untuk jawaban
yang dijawab salah diberikan nilai 0. Adapun tujun dari penilaian pada pembelajaran adalah untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai
materi yang diajarkan atau tidak. Penilaian untuk tes membaca dalam penelitian ini menggunakan kriteria
dari Cadre Européen Commun de Référence CECR yang diterbitkan oleh Dewan Eropa pada tahun 2001 dan digunakan sebagai acuan pembelajaran dan
pengajaran bahasa asing di sekolah dan perguruan tinggi. Cadre Européen Commun de Référence
CECR merupakan upaya penting Eropa yang bertujuan mengidentifikasi dan menentukan aspek-aspek teoritis belajar bahasa untuk
membantu dalam studi bahasa di Eropa. Cadre Européen Commun de Référence CECR
terdiri dari Dipl ȏme d’Études en Langue Française DELF dan
Dipl ȏme Approndi de Langue Française DALF. Dalam DELF yang terdapat
pada Cadre Européen Commun de Référence CECR terdiri dari enam tingkatan kemampuan bahasa asing yaitu A1, A2, B1, B2, C1, dan C2. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan tingkat DELF A1 karena subyek penelitian adalah siswa kelas XI semester II yang termasuk golongan pelajar pemula DELF
AI. DELF AI merupakan tingkat pengenalan pembelajaran bahasa Prancis.
Dalam Cadre Européen Commun de Référence CECR DELF A1 pada kemampuan membaca yaitu “ Je peux comprendre des noms familiers, des mots
ainsi que des phrases très simples, par exemple dans des annonces, des affiches ou des catalogues”
. Veltcheft 2003: 61 mengatakan bahwa standart kompetensi pembelajaran bahasa Prancis untuk keterampilan membaca untuk
tingkat DELF A1 adalah “Peut comprendre des textes très courts et très simples, phrase par phrase, en relevant des noms, des mots familiers et des expressions
très élèmentaires et en relisant si nécessaire”. Siswa dapat memahami teks
singkat dan sangat sederhana, kalimat demi kalimat, yang terkait dengan materi kata benda, kata-kata familiar dan ekspresi dasar dan mencatat hal-hal yang
penting dan bila perlu dikaitkan satu sama lain.