Teknik Herringbone Teknik Pembelajaran Membaca

5W+H dan menemukan ide pokok. Siswa membaca, berfikir dan menuliskan informasi-informasi yang penting tentang jalannya cerita. c. Pasca Membaca Guru meminta peserta didik untuk menuliskan pola Herringbone berdasarkan pemahaman yang mereka dapat. Kemudian setelah mereka menyelesaikan tugas, guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menjelaskan kepada teman-temannya mengenai ide pokok yang ia dapat dari pola Herringbone. Selanjutnya guru mengkonfirmasi ulang mengenai materi pelajaran dan kemudian menyimpulkan. Ini dilakukan guru supaya tidak terjadi salah penangakapan informasi yang diperoleh peserta didik. Deegan 2006 menyatakan bahwa teknik Herringbone terdiri dari enam bentuk pertanyaan yang membantu peserta didik mengorganisir rincian teks. Jenis pertanyaan yang digunakan sebagai alat uji pemahaman teks dalam bacaan pada teknik Herringbone adalah sebagai berikut : a. Siapa yang terlibat? b. Apa yang mereka lakukan? c. Kapan hal itu terjadi? d. Dimana hal itu terjadi? e. Bagaimana hal itu dilakukan? f. Mengapa hal itu terjadi? Dengan jenis-jenis pertanyaan di atas, maka peserta didik dapat mengidentifikasi gagasan utama dari dalam teks. Gagasan utama adalah salah satu cara untuk mengerti isi dari teks. Gambar 1. Bagan pola visual teknik Herringbone Dengan demikian para guru dapat dengan cepat menilai apakah para peserta didik mampu mengidentifikasi inti dari membaca sebuah teks. Para guru juga dapat secara informal memastikan kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi gagasan utama melalui pertanya-pertanyan yang sudah tersedia. GAGASAN UTAMA Siapa? Dimana? Bagaimana? Kapan? Mengapa? Apa?

4. Penilaian Keterampilan Membaca

Kemampuan membaca merupakan kemampuan untuk memahami informasi yang disampaikan pihak lain melalui sarana tulisan. Tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur kompetensi peseta didik memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Oleh karena itu, teks bacaan yang diujikan hendaklah yang mengandung informasi yang menuntut untuk dipahami Berdasarkan pendapat Arikunto via Iskandarwassid, 2011: 179 mengemukakan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Sejalan dengan pendapat di atas, Nurkancana via Iskandarwassid, 2011: 179 mengemukakan tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak. Untuk mengukur kemampuan pemahaman membaca bahasa Prancis siswa, siswa diberikan sebuah bacaan, mereka diminta untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan tentang bacaan tersebut. menurut Iskandarwassid dan Sunendar 2011: 247 bentuk-bentuk tes yang bisa digunakan untuk mengukur kemampuan membaca antara lain tes bentuk benar-salah, melengkapi kalimat, pilihan ganda, pembuatan ringkasan atau rangkuman, cloze test, C-test, dan lain-lain. Adanya berbagai macam tes pada keterampilam membaca maka perlu adanya pemilihan yang disesuaikan dengan kemampuan yang diukur. Teknik yang paling umum dilakukan dalam tes membaca adalah format bentuk tes pilihan ganda. Menurut taksonomi Barret, tingkat kemampuan membaca berkaitan dengan aspek kognitif dan afektif. Taksonomi Barret sendiri dikembangkan oleh Thomas C. Barret pada tahun 1968 via Zuchdi, 2008:99. Tingkatan kemampuan membaca menurut Taksonomi Barret dalam Supriyono 2008 menyatakan bahwa taksonomi Barret memiliki 5 kategori yang terdiri dari a pemahaman literal, b reorganisasi, c pemahaman inferensial, d evaluasi, e apresiasi. Kelima kategori ini dapat membantu siswa dalam memahami, berfikir, dan beinteraksi dengan wacanaatau bacaan mulai dari makna tersurat hingga sampai pada interpretasi dan reaksi terhadap pesan atau informasi dalam wacana tersebut. a Pemahaman literal Pemahaman literal atau harfiah adalah kemampuan memahami ide-ide atau onformasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Pemahaman literal lazim juga disebut dengan pemahaman tersurat. b Reorganisasi Reorganisasi adalah pemahaman yang merupakan kemampuan untuk menganilisis, menyintesis, atau menyusun ide atau informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mengklasifikasikan, marangkum, mengikhtisarkan dan menyintesis. c Pemahaman inferensial Pemahaman inferensial merupakan pemahaman yang bertujuan untuk memahami isi teks lebih daripada pemahaman makna tersurat. Dengan kata lain, pemahaman ini mengharuskan pembaca melakukan penafsiran terhadap bacaan secara tersirat. Siswa memperoleh pemahaman makna eksplisit dengan proses berfikir baik divergen dan konvergen yang menggunakan intuisi dan imajinasi siswa. d Evaluasi Pemahaman evaluasi adalah kemampuan mengevaluasi materi teks. Dalam pemahaman ini, pembaca membuat penilaian dan pendapat tentang isi bacaan dengan membandingkan ide-ide atau informasi yang ditemukan dalam teks dengan norma-norma tertentu dan dengan pengatauan serta latar belakang pengalaman pembaca sendiri untuk membuat penilaian berbagai hal yang berkaitan dengan materi teks. e Apresiasi Apresiasi merupakan kemampuan untuk memberikan apresiasi terhadap maksud penulis dalam bacaan dan memberi reaksi terhadap nilai-nilai bacaan. Pemahaman apresiasi dimaksudkan untukmendorong pembaca yang menyatukan perasaannya terhadap teks bacaan. Dalam penelitian ini, tingkat kemampuan membaca yang digunakan adalah keterampilan membaca tingkat pemahaman literal menurut taksonomi Barret. Oleh karena itu tes yang diberikan menekankan pada tingkat pemahaman secara harfiah atau literal terhadap suatu teks, yaitu siswa dituntut untuk mengungkap ide-ide atau informasi yang tersurat dalam teks. Hal tersebut berdasarkan bahwa bahasa Prancis yang diterima oleh siswa SMA Negeri 1 Prambanan Klaten baru pada tahap pengenalan. Tes yang akan diberikan kepada siswa berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan atau teks