Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Deskripsi Teoritik 1. Hakekat Pembelajaran Bahasa

pembelajaran secara tepat, sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Setiap rumusan tujuan pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kompetensi atau kinerja yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Seandainya tujuan pembelajaran atau kompetensi yang dinilai sebagai sesuatu yang rumit, maka tujuan pembelajaran tersebut dirinci menjadi subkompetensi yang dapat mudah dicapai. Prawiradilaga 2008: 18 merumuskan tujuan pembelajaran setelah kategori topik selesai dilaksanakan. Dengan demikian, rumusan tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kategori topik. Secara umum tujuan pembelajaran berbahasa adalah agar seseorang dapat berkomunikasi dengan oranglain. Namun secara teperinci Pringgawidagda 2002: 13 menyebutkan tujuan belajar bahasa, antara lain adalah tujuan praktis, estetis, filologis, dan linguistik. 1 Tujuan secara praktis Seseorang mempelajari bahasa karena ingin dapat berkomunikasi dengan pemilik bahasa. 2 Tujuan secara estetis Agar seseorang meningkatkan kemahiran dan penguasaannya dalam bidang keindahan bahasa. 3 Tujuan filologis Seseorang mempelajari bahasa agar dapat mengungkapkan nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam bahasa tersebut. Perlu disadari bahwa bahasa merupakan produk budaya. 4 Tujuan linguistik Seseorang mempelajari bahasa dengan bahasa itu sendiri sebagai objeknya. Tujuan utama adalah berusaha mengetahui kaidah-kaidah kebahasaan yang terdapat pada bahasa itu. Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi, namun juga digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu seperti yang telah dipaparkan di atas.

d. Model Pembelajaran Bahasa

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan peserta didik secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga peserta didik dapat meraih hasil belajar dan prestasi optimal. Lapp, Bender, Ellenwood, dan John via Aunurrahman, 2012: 147-148 berpendapat bahwa berbagai aktivitas belajar mengajar dapat dijabarkan dari 4 model utama, yaitu: 1 The Classical Model, dimana guru lebih menitikberatkan peranannya dalam pemberian informasi melalui mata pelajaran dan materi pelajaran yang disajikannya. Misalnya, pada kegiatan pembelajaran di kelas, biasanya guru menyampaikan pelajaran yang berpusat pada guru, pembelajaran seperti ini menempatkan peserta didik dalam posisi pasif, sebagai penerima bahan pelajaran di kelas. 2 The Technological Model, yang lebih menitikberatkan peranan pendidikan sebagai transmisi informasi, untuk mencapai kompetensi individual peserta didik. Misalnya, pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara online saja, namun harus komunikatif dan menarik.