Pengertian Pembelajaran Bahasa Deskripsi Teoritik 1. Hakekat Pembelajaran Bahasa
dalam instruction guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, mengatur berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa.
Teori pembelajaran Gagne terkenal dengan sebutan events of instruction peristiwa pembelajaran yang terdiri atas Sembilan tahapan Gagne, Briggs,
Wager, via Prawiradilaga, 2008: 25 1.
Stimulation to gain attention to ensure the reception of stimuli. 2.
Informing learners of the learning objectives, to establish appropriate expectations.
3. Remiding learners of previously learned content.
4. Clear and distinctive presentation of material to ensure selective
perception. 5.
Guidance of learning by suitable semantic encoding. 6.
Eliciting performance, involving response generation. 7.
Providing feedback about performance. 8.
Assessing the performance, involving additional response feedback occasions.
9. Arranging variety of practice to aid future retrieval and transfer.
Dijelaskan juga oleh Aunurrahman 2012: 34 bahwa, “pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa
yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi manusia siswa yang memiliki pengetahuan”. Maksudnya adalah pembelajaran
yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri peserta didik. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya
telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya.
Prawiradilaga 2008: 19 mengatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar di mana guru dan peserta didik langsung berinteraksi. Dalam
hal ini, desain pembelajaran menentukan seluruh aspek strategi pembelajaran. Dalam pembelajaran, guru tidak hanya dituntut menyampaikan materi pelajaran
saja, akan tetapi guru harus mampu menempatkan peranannya untuk membentuk watak dan kepribadian peserta didik.
Dalam pembelajaran bahasa asing di SMA merupakan cara untuk meningkatkan kompetensi peserta didik, berinteraksi dan menyampaikan
pendapat serta pikirannya, berkomunikasi, memperluas wawasan, dan lain-lain. Selain itu, pada era globalisasi ini bahasa asing merupakan alat komunikasi yang
paling efektif untuk menjalin kerjasama antar bangsa dalam berbagai bidang di dunia internasional. Oleh karena itu, supaya bahasa asing lebih mudah dipelajari
maka pembelajaran harus inovatif dan bervariasi sehingga peserta didik tidak mengalami kejenuhan. Selain itu pembelajaran bahasa asing sebaiknya tidak
berpusat kepada guru saja, tetapi kepada peserta didik. Pembelajaran bahasa Prancis yang diajarkam di sekolah sebagai bahasa
asing dibutuhkan interaksi antar individu baik berupa bahasa verba dan non verba. Peserta didik dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Prancis
sebagai bahasa asing. Iskandarwassid 2011: 89 mengatakan bahwa “bahasa asing adalah bahasa yang bukan asli milik penduduk suatu negara”. Artinya
bahasa asing sangat penting bagi suatu negara untuk berkomunikasi dengan negara lain.
Earl Stevick via Brown, 2007: 174 berbicara tentang pembelajaran bahasa sebagai pelibatan sejumlah bentuk “alienasi”. Maksud alienasi disini
adalah antara aku yang kritis dan aku yang unjuk performa, antara budaya asliku dan budaya sasaranku, antara aku dan guruku, serta antara aku dan teman-
temanku.
Menurut Pringgawidagda 2002: 18 pembelajaran bahasa merupakan usaha disadari untuk menguasai kaidah-kaidah kebahasaan. Keberhasilan dalam
pembelajaran bahasa sangat ditentukan oleh keaktifan peserta didik dalam berkomunikasi. Pembelajaran bahasa akan mencapai hasil yang maksimal
apabila peserta didik berusaha mempraktikkan apa yang dipelajari dalam komunikasi yang sesungguhnya.
Pada hakekatnya seseorang menguasai bahasa karena adanya proses pemerolehan dan pembelajaran Pringgawidagda, 2002: 18. Pemerolehan adalah
penguasaan bahasa secara tidak disadari implisit, informal dan ilmiah. Misalnya anak-anak Sunda belajar bahasa Sunda, anak-anak Jawa belajar bahasa Jawa.
Sedangkan pembelajaran merupakan proses penguasaan suatu bahasa secara sadar dan formal. Namun, belajar bahasa secara formal tidak harus dilakukan di dalam
kelas. Contohnya anak-anak Indonesia belajar bahasa Prancis atau anak-anak Belanda yang belajar bahasa Jawa. Pemerolehan bahasa diartikan sebagai periode
seseorang individu memperoleh bahasa atau kosakata Iskandarwassid dan Sunendar, 2011: 84. Dapat dikatakan proses ini berlangsung sepanjang masa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa asing merupakan proses mempelajari sebuah bahasa di luar
bahasanya sendiri baik diperoleh di lingkungan sekolah formal atau di luar lingkungan sekolah informal. Dengan tujuan dapat mengembangkan
keterampilan berbahasa asing yang sesuai dengan taraf dan tingkat yang ditentukan oleh kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, supaya pembelajaran
bahasa Prancis yang diajarkan di sekolah sebagai bahasa asing mudah dikuasai,
dipelajari, dan tidak membosankan, maka pembelajaran bahasa Prancis di Sekolah harus inovatif dan bervariasi. Dalam pembelajaran bahasa asing
sebaiknya guru mampu mengembangkan potensi peserta didik.