BAB I PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Oleh sebab itu Indonesia sebenarnya merupakan salah satu negara yang sangat diminati
oleh para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia. Salah satu sumber daya alam yang dimaksud adalah sumber daya dari pertanian dan kelautan. Oleh
sebab itu pemerintah fokus kepada hal tersebut. Namun demikian pemerintah juga menyadari bahwa sumber daya alam yang melimpah khusunya di bidang
pertanian dan kelautan tersebut tidak akan ada artinya kalau setiap orang tidak memperdulikannya termasuk para pegawai yang ada di lingkungan Dinas
Pertanian dan Kealutan. Setiap pegawai dalam suatu perusahaan berusaha untuk mencapai hasil
kerja dengan diiringi oleh kecerdasan emosi yang baik. Kecerdasan emosional yang tinggi dapat membuat pekerjaan menjadi lebih optimal sehingga akan
memberikan kontribusi positif bagi keberhasilan perusahaan. Agar dapat mencapai hasil tersebut perlu adanya Kecerdasan emosional, komitmen organisasi
dan kepuasan kerja yang tinggi untuk diberikan kepada para pegawai sehingga pegawai tidak hanya bekerja sesuai dengan deskripsi pekerjaan saja namun juga
melakukan kegiatan – kegiatan di luar deskripsi pekerjaan extra-role karyawan dan disebut juga dengan perilaku kewargaan organisasional OCB.
Pentingnya meneliti perilaku kewargaan organisasional adalah mengidentifikasi tanggung jawab pegawai Dinas Pertanian dan Kelautan Pemko
Universitas Sumatera Utara
Medan atau semangat pegawai untuk mengerjakan tugas melebihi apa yang distandarkan oleh perusahan atau instansi yang diukur melalui kecerdasan
emosional, komitmen organisasional dan kepuasan kerja pegawai. Perilaku kewargaan organisasional adalah perilaku atas kehendak sendiri
yang bukan menjadi bagian dari tuntutan kerja formal tetapi mendorong efektivitas fungsi organisasi Robins dan Coulter 2010 : 36. Perilaku kewargaan
organisasional dapat timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, di antaranya karena adanya kecerdasan emosional, komitmen terhadap organisasi dari
karyawan dan kepuasan kerja yang tinggi Robbin dan Judge, 2010 : 8. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator OCB meliputi : alturism, conscentiousness,
sportmanship, cortesy, dan civic virtue. Purnami, 2013 : 4. Sampai saat ini secara umum masalah yang ditemukan pada pegawai
Dinas Pertanian dan Kelautan menyangkut tentang perilaku kewargaan organisasional OCB adalah masih memiliki sikap concentiousness yang rendah
yaitu kemauan atau semangat dalam mengerjakan tidak bisa melebihi apa yang telah disyaratkan oleh Dinas tersebut. Hal ini bisa dilihat dari masih banyaknya
pegawai belum mampu memberikan perilaku yang positif seperti akibat dari seringnya mati lampu membuat pegawai tidak dapat melanjutkan pekerjaannya.
Namun, di saat listrik dalam kondisi hidup, para pegawai jarang mengisi waktu istirahat mereka dengan melakukan pekerjaan – pekerjaan yang tertunda sebagai
akibat dari matinya lampu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Faktor pertama yang mempengaruhi rendahnya OCB adalah kecerdasan emosional yang dikatakan oleh Goleman dalam Agustian, 2001 : 2
menyatakan bahwa
Kecerdasan emosi adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain serta menggunakan perasaan tersebut
untuk memandu pikiran dan tindakan, sehingga kecerdasan emosi sangat diperlukan untuk sukses dalam bekerja dan menghasilkan kinerja yang
menonjol dalam pekerjaan.
Bisa dilihat bahwa kecerdasan emosional seseorang adalah faktor yang mempengaruhi perilaku kewargaan organisasional dalam bekerja. Rendahnya
kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai, dimana kecerdasan emosional tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan pegawai dalam menyelesaikan masalah
yang ada. Selain itu juga faktor kedua yang mempengaruhi rendahnya OCB adalah
komitmen organisasionalyang diakatakan oleh Wibowo 2012 : 507 menyatakan bahwa mencerminkan tingkatan di mana individu mengidentifikasi dengan
organisasi dan mempunyai komitmen terhadap tujuannya. Bisa dilihat bahwa komitmen organisasional mempunyai pengaruh terhadap perilaku kewargaan
organisasional dalam bekerja seperti yang masih rendahnya continuancce commitment yaitu berhubungan dengan kerugian karena keluarnya karyawan dari
organisasi. Selain itu juga dipengaruhi oleh indikator kecerdasan emosional seperti
kesadaran diri, pengelolaan diri, memotivasi diri, empati, dan kemampuan sosial. Tercapainya tujuan Dinas Pertanian dan Kelautan Pemko Medan tidak ada artinya
Universitas Sumatera Utara
tanpa diiringi oleh kecerdasan emosional yang tinggi dan baik dari para pegawai dalam rangka menyelesaikan masalah yang ada di dalam instansi.
Komitmen organisasi juga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan OCB pegawai. Komitmen organisasi merupakan rasa keterikatan
karyawan pada organisasi yang kuat tidaknya tergantung pada komitmen afektif, yaitu komitmen yang terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari
organisasi karena adanya ikatan emosional, komitmen berkelanjutan yaitu kuatnya hasrat seseorang untuk tetap bekerja pada sebuah organisasi karena ia
membutuhkannya dan tidak mampu berbuat lain serta komitmen normatif, yaitu perasaan wajib yang ada pada karyawan untuk tetap berada dalam organisasi
karena ia merasa berkewajiban untuk tetap tinggal disana Sopiah 2008 : 163. Faktor ketiga yang mempengaruhi OCB, yaitu kepuasan kerja, menurut
Sopiah 2008:170 Kepuasan kerja adalah suatu tanggapan emosional seseorang terhadap situasi dan kondisi kerja. Dengan demikian, kepuasan merupakan
evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senaqng, puas atau tidak puas dalam pekerjaan. Kepuasan kerja karyawan
biasanya dipengaruhi oleh promosi, gaji, pekerjaan itu sendiri, supervisi, dan teman kerja. Kepuasan kerja yang telah diberikan oleh organisasinya kepada para
pegawainya seperti adanya pengawasan yang dilakukan kepala bidang dengan melakukan pembinaan, rekan kerja yang saling mendukung, gaji yang memadai,
terdapat kesempatan promosi yang diberikan pada para pegawai untuk dapat berkembang dan pekerjaan itu sendiri yang dapat membuat para pegawai senang
dengan tingkat tanggung jawab yang diberikan dalam melakukan pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Selain itu, dari pengamatan yang dilakukan di Dinas Pertanian dan Kelautan Pemko Medan menunjukkan sebagian besar pegawai pada umumnya
merasakan ketidakpuasan terhadap pekerjaannya. Hal ini diperlihatkan dari sikap dan perilaku pegawai dalam bekerja misalnya : sering menunda – nunda pekerjaan
yang seharusnya segera diselasaikan dan lebih banyak mengobrol dengan rekan kerja pada waktu bekerja.
Di samping itu, mengenai besarnya gaji yang diterima oleh pegawai sesuai dengan PP RI no. 22 tahun 2013 tentang peraturan gaji pegawai negeri sipil
dan ditambah dengan tunjangan eselon dan tunjangan golongan. Pada Dinas Pertanian dan Kelautan Pemko Medan kenaikan gaji berkala dilaksanakan setiap
dua tahun sekali. Kenaikan golongan dapat dilakukan empat tahun sekali dengan syarat pegawai tersebut tidak melanggar kedisiplinan yang telah ditetapkan.
Dengan kecerdasan emosional komitmen organisasi dan kepuasan kerja yang tinggi akan mempengaruhi kemunculan OCB pegawai yang mana akan
berpengaruh terhadap efektifitas organisasi. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa OCB mempunyai peranan terhadap efektivitas karyawan.
Banyak penelitian yang membahas dan menjawab persoalan mengenai kecerdasan emosi tersebut di dalam lingkungan organisasi. Sistem kompetensi berdasarkan
kecerdasan emosi untuk setiap posisi yang telah dibuat sebenarnya bisa dikembangkan untuk banyak fungsi dalam SDM, mulai dari rekrutmen, pelatihan
dan pengembangan karir hingga penilaiaan kinerja. Kecerdasan emosional ini telah diminati banyak peneliti dan manajer, yang dibuktikan dengan banyaknya
buku dan studi penelitian yang diterbitkan berkaitan dengan topik tersebut. Walau
Universitas Sumatera Utara
tidak lengkap, temuan penelitian secara meningkat menunjukkan bahwa orang dengan kecerdasan emosi yang tinggi lebih berhasil dalam beberapa pekerjaan
Ivancevich, dkk 2007: 86. Komitmen organisasional juga memiliki aspek yang dipengaruhi oleh
emosi. Dalam dunia kerja, orang – orang yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi sangat diperlukan terlebih dalam tim untuk mencapai tujuan tertentu
dan untuk memberikan pelayanan kepada orang lain. Kecerdasan emosional ini sangat dibutuhkan oleh karyawan, sebab sebagian besar pelayanan di sebuah
instansi adalah karyawan. Melalui kecerdasan emosional ini seorang karyawan belajar mengelola perasaannya sehingga dapat mengekspresikannya secara tepat
dan efektif. Para karyawan dalam pekerjaannya sehari – hari hampir selalu melibatkan perasaan dan emosi, sehingga karyawan dituntut untuk memiliki
kecerdasan emosi yang tinggi Noormijati, 2012 : 699. Karyawan dengan komitmen afektif yang kuat, cenderung bertahan pada
pekerjaannya karena keinginannya sendiri, sementara karyawan dengan komitmen berkelanjutan yang tinggi, akan bertahan pada pekerjaannya atas dasar kebutuhan.
Adapun karyawan dengan komitmen normatif yang kuat bertahan pada pekerjaannya karena merasakan adanya keharusan atau kewajiban. Ketika
seseorang mendapatkan kecerdasan emosional, komitmen yang tinggi terhadap organisasi dan kepuasan kerja yang tinggi, karyawan akan memberikan pelayanan
yang baik dan begitu juga sebaliknya, ketika karyawan tidak mempunyai kecerdasan emosional dalam menyelesaikan masalah perusahaan serta
Universitas Sumatera Utara
memberikan kepuasan maka pelayanan yang diberikan kepada konsumen, dalam hal ini masyarakat bisa tidak memuaskan.
Dinas Pertanian dan Kelautan Pemko Medan merupakan dinas yang bergerak di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, melaksanakan
pemberian bimbingan, pembinaan di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, membina unit pelaksana teknis dinas di bidang pertanian, peternakan,
perikanan dan kelautan, mengikuti perkembangan dan mempersiapkan rencana pembangunan kota untuk penyempurnaan perencanaan lebih lanjut. Melaksanakan
seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya dan melakukan tugas – tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.
Dalam era globalisasi kemajuan teknologi dapat mempengaruhi sikap emosi karyawan dalam mencapai komitmen organisasional dan kepuasan kerja
yang tinggi dalam organisasi. Begitu juga dengan para pegawai pada Dinas Pertanian dan Kelautan Pemko Medan dalam mengendalikan kecerdasan
emosional seorang kadis dan kabag harus dapat mengambil keputusan yang terbaik untuk mencapai komitmen organisasional dan kepuasan kerja yang tinggi.
Ketika seseorang mendapatkan kepuasan kerja dan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap organisasi, karyawan akan memberikan pelayanan yang baik.
Karyawan yang mampu melaksanakan semua tugas secara baik dan memenuhi indikator kecerdasan emosional, komitmen organisasional dan kepuasan kerja
yang tinggi yang telah ditetapkan tersebut maka akan mendorong munculnya perilaku kewargaan organisasional OCB.
Universitas Sumatera Utara
Kepuasan kerja yang tinggi pada karyawan akan secara otomatis memacu karyawan untuk berkomitmen tinggi pada perusahaan dan dapat mengendalikan
emosi dengan sebaik mungkin dalam mengambil setiap keputusan. Bagi dinas sendiri ini berpengaruh positif terhadap produktivitas dinas dan bagi karyawan ini
akan berpengaruh pada Keadaan emosional atau sikap seseorang tersebut akan diperlihatkan dalam bentuk tanggung jawab, perhatian, serta perkembangan
kinerjanya. Namun, hingga penelitian ini dilakukan, masih banyak persoalan -
persoalan yang perlu penanganan serius dari para aparatur pemerintah di Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan. Katakanlah dalam hal penanggulangan
inflasi yang terjadi di Kota Medan sebagai akibat dari datangnya hari besar keagamaan seperti bulan Ramadhan. Menanggapi kondisi ini, pegawai di
lingkungan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan dituntut untuk melaukan pekerjaan di luar jam kerja mereka seperti melakukan melakukan pemotongan
hewan yang melebihi standar yang telah ditentukan sebelumnya yaitu meningkat hingga 100 – 125 ekor Sumut Pos, 15 Juli 2014,
http:www.koran-sindo.comnode 340452
. Kondisi ini juga dimaksudkan agar persediaan daging di pasar dapat terjamin. Sehingga, masyarakat Kota Medan dapat melakukan pembelian daging
sebagaimana yang diharapkan mereka. Selain itu, persoalan hewan peliharaan berkaki empat yang selalu
menjadi persoalan di tengah – tengah masyarakat juga tidak luput dari tugas pokok Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan. Menurut laporan Media Cetak
Sumut Pos 21 April 2011, keberadaan hewan peliharaan berkaki empat telah
Universitas Sumatera Utara
meresahkan masyarakat di sekitar Kecamatan Medan Labuhan. Sehingga, para pegawai di lingkungan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, perlu bekerja
di luar jam kerja mereka untuk mendamaikan kerusuhan akibat liarnya hewan berkaki empat babi di sekitar Medan Labuhan tersebut. Dengan kondisi tersebut,
maka tampak bahwa perilaku kewargaan organisasional OCB diperlukan guna memberikan dukungan bagi pegawai di dalam menjalankan pekerjaannya
mengamankan hewan peliharaan tersebut yang semestinya tidak terjadi itu.
1.2. Perumusan Masalah