2.1.5 Kecerdasan emosional
Sebelum kita mengetahui kecerdasan emosi terlebih dahulu kita akan bahas pengertian dari emosi. Kita tidak dapat meninggalkan topik kepribadian tanpa
meninjau aspek perilaku lain yaitu emosi terutama karena kita merespon secara emosional dan bagaimana kita menghadapi emosi bisa menjadi fungsi kepribadian
kita. Emosi merupakan perasaan intens yang ditujukan bagi seseorang atau sesuatu. Emosi itu spesifik terhadap objek, dengan kata lain, emosi adalah rekasi
akan suatu objek. Dari penelitian yang dilakukan ada enam emosi universal yang telah diidentifikasi : kemarahan, ketakutan, kesedihan, kebahagiaan, rasa jijik, dan
rasa kaget Robbins dan Coulter, 2010 : 51. Salah satu bidang penelitian emosi dengan pengetahuan yang menarik
terkait dengan kepribadian adalah kecerdasan emosi emotional intellgence EI
yaitu kemampuan mengenali dan mengelola isyarat dan informasi emosi. Emotional Intellegence terdiri lima dimensi yaitu:
1. Kesadaran diri adalah kemampuan untuk menyadari apa yang di
rasakan. Selain itu, bertuuan membangun tempat kedudukan bagi seseorang dan rasa percaya diri pribadi melalui kejujuran emosi, umpan
balik emosi, institusi, rasa tanggung jawab, dan koneksi.
2. Pengelolaan diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi dan
impuls Anda sendiri. Kemudian dapat mengeksplorasi cara – cara menyelaraskan hidup, dan kerja dengan potensi serta bakat unik,
kesetiaan janji, dan rasa tanggung jawab.
3. Memotivasi diri adalah kemampuan untuk tetap tegar dalam
menghadapi kemunduran dan kegagalan. Selain itu, bertujuan mempertegas kesejatian, sifat dapat dipercaya, dan keuletan,
memperluas lingkaran kepercayaan.
4. Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang
lain. 5. Kemampuan sosial
adalah kemampuan untuk menagani emosi orang
lain. Selain itu, untuk memperdalam naluri dan kemampuan kreatif untuk mengalir bersama masalah dan bersaing demi masa depan serta
peluang yang masih terbuka Robbins dan Coulter, 2010 : 52.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Edy Sutrisno 2010 : 273 kecerdasan emosi yang tinggi adalah orang – orang yang mampu mengatasi konflik, melihat kesenjangan yang perlu
dijembatani, melihat hubungan yang tersembunyi yang menyajikan peluang, berinteraksi, penuh pertimbangan untuk menghasilkan yang lebih berharga.
Filsuf Yunani, Aristoteles, percaya bahwa dia tahu cara menangani hubungan secara tepat. Dia berpendapat bahwa Anda harus marah dengan orang
yang tepat, dengan tingkatan yang tepat, pada waktu yang tepat , dan dengan cara yang tepat. Solovey dan Mayer menyebut formula untuk menangani hubungan
dengan orang lain sebagai intelegensi emosi emotional intellegence.
Dalam komunitas organisasi, buku Goleman menciptakan minat dalam mempelajari emosi di atas peran yang dimainkannya di pekerjaan, dan bagaimana
manajer dapat lebih memahami emosi dan pengelolaan emosi. Goleman telah menempatkan sebuah pemikiran ke masyarakat, bukan suatu konstruk baru, tapi
suatu konstruk yang menangkap perhatian publik dan manajemen Ivancevich, dkk 2007 : 130.
Kita telah melihat bahwa suara hati mampu menimbulkan respons emosi. Namun, kita perlu membedakan antara emosi yang muncul karena suara hati atau
bukan. Di bawah ini adalah beberapa jenis respon emosi yang mungkin dirasakan dan bisa tercipta ketika menjauh dari garis orbit off line, atau ketika masuk ke
dalam orbit in line. Pada setiap respons emosi di bawah ini, ada kata off line yang berarti keluar dari tuntutan hati nurani, atau in line yang berarti sesuai
dengan hati nurani.
Universitas Sumatera Utara
Emosi – emosi tersebut antara lain:
1. Marah, karena harga diri terguncang off line .
2. Kecewa, karena suara hati tidak sesuai kenyataan off line .
3. Sedih mendalam, karena merasa kehilangan off line .
4. Bahagia, ketika suara hati tersentuh in line .
5. Merasa damai, ketika suara hati menjadi kenyataan in line.
6. Termotivasi, ketika besemangat merealisasikan suara hati in line.
7. Terdukung, ketika merasa dibantu untuk merealisasikan suara hati in
line. 8.
Terhargai, ketika merasakan bahwa harga diri terpenuhi in line. 9.
Bangga, ketika suara hati mencapai tujuan dan menjadi kenyataan in line.
10. Terinspirasi, saat teringat potensi diri in line.
11. Antusias, saat diri merasa mampu untuk merealisasikan suara hati in
line. 12.
Merasa aman, ketika suara hati terpenuhi in line. 13.
Kesal, ketika sebuah kenyataan jauh dari suara hati off line. 14.
Menyesal, ketika kesempatan untuk mengaplikasikan suara hati terlewatkan off line. Agustian,2012 : 82
Pada gambar di bawah ini akan ditunjukkan bagaimana proses terjadinya emosi :
GAMBAR 2.1: PROSES TERJADINYA EMOSI
Sumber : Agustian, 2012 : 83
REAKSI EMOSI SUARA
HATI EKSTERNAL
SUARA HATI
EKSTERNAL
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Komitmen Organsisasi 2.1.6.1 Pengertian Komitmen Organisasi