Botani 1. Sirih Piper betle L.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani 2.1.1. Piperacea Sirih-sirihan Tumbuhan yang termasuk dalam famili ini memiliki ciri-ciri berbatang basah atau perdu, seringkali memanjat dengan daun tunggal yang duduknya tersebar atau berkarang. Kadang-kadang terdapat daun penumpu dan kadang-kadang juga tidak. Bunga tersusun sebagai bulir atau bunga lada, amat kecil tanpa tenda bunga, berkelamin tunggal tetapi ada kalanya banci. Benang sari 1 – 10, bakal buah berunag sati dengan satu bakal biji pada dasarnya. Buah berupa buah batu, biji mempunyai endosperm maupun perisperm dan selalu mempunyai sel-sel minyak. Adapun tumbuhan yang termasuk dalam famili Piperacea Tjitrosoepomoe, 1994, sebagai berikut :

a. Sirih Piper betle L.

Deskripsi tanaman Nama lokal : Betel Perancis; Betel, Betelhe, Vitele Portugal; Sirih Indonesia; Suruh, Sedah Jawa; Seureuh Sunda; Ju jiang China. Tumbuhan yang memanjat dengan menggunakan akar-akar pelekat. Batang mencapai panjang 5 – 15 m. Daun tunggal, bertangkai, duduk berseling atau tersebar. Daun penumpu lekas runtuh dan meninggalkan bekas yang berupa suatu lingkaran. Helaian daun bangun bulat telur atau memanjang, 5 – 18 x 2 – 20 cm, pangkal Universitas Sumatera Utara bangun jantung, ujung meruncing, pinggiran daun rata sampai gak berombak, helaian daun tebal, telapak dan punggung daun licin mengkilat, warna hijau terang, urat daun 5 – 7 pasang, tangkai daun kuat panjang 2 – 2,5 cm. Tandan bunga lebat, berbentuk bulir mirip silinder. Tandan bunga betina terkulai, panjang 3 – 8 cm dan tebal 0,5 – 1 cm, bentuk lonjong memanjang, bunga banyak dan rapat, warna kekuning-kuningan, rachis berbulu panjang, braktea tidak bertangkai, berbentuk perisai sampai lonjong agak lebar. Stigma 5 – 6. Stamen 2 bertangkai. Bunga berkelamin tunggal berumah satu atau dua, tersusun sebagai bunga ladabulir, terdapat pada ujung atau berhadapan dengan daun. Buah hanya sedikit, berkumpul, terbenam dalam rachis dan membentuk banyak benjolan, panjang ± 5 cm. Biji halus berbentuk lonjong sampai bulat telur sungsang membundar panjang 1,25 – 2,6 mm dan diameter ± 2 mm Heyne, 1987; Darwis, 1992. Tumbuhan ini seringkali dipelihara dan daunnya yang muda merupakan salah satu bahan dalam menyirih. Selain untuk makan sirih di kalangan bangsa Indonesia banyak sekali digunakan dalam obat-obatan, antara lain sebagai obat batuk, menahan keluarnya darah dan lain-lain. Dalam daun sirih terkandung minyak atsiri yang terdiri atas :  Lebih kurang 30 fenol derivate, antara lain kavikol  Kavibetol dan bersifat mensucikan kuman-kuman. Pengaruh yang baik untuk pengobatan sakit batuk diakui oleh dokter-dokter dan apoteker di Indonesia Heyne, 1987. Universitas Sumatera Utara Ekologi dan Persebaran Tanaman sirih mempunyai daerah persebaran yang luas, khususnya di kawasan tropis dan subtropis. Tanaman sirih ditemukan di bagian Timur pantai Afrika, di sekitar pulau Zanzibar, Madagaskar, India ke Timur meliputi daratan Cina, kepulauan Bonim, kepulauan Fiji, Malaysia. Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya. Menurut Purseglov 1969 dan Burkill 1935 dalam Rostiana dkk 1991, tanaman sirih berasal dari kawasan Malaysia Timur dan Tengah dan sejak dahulu tersebar keseluruh daerah tropika Asia dan Afrika. Sedangkan Indonesia karena termasuk dalam kawasan Malesia yang menurut Vavilov merupakan salah satu pusat keanekaragaman genetika dari delapan pusat keanekaragaman tanaman dunia, termasuk di dalamnya kelompok sirih-sirihan, maka Indonesia juga merupakan salah satu tempat asal tanaman sirih Tjitrosoepomoe, 1994.

b. Kemukus Piper cubeba L.