Tumbuhan untuk upacara adat

biji lada yang ditekankan di belakang telinga sambil dibacakan doa. Bila orang tersebut memang terkena penyakit polong maka jinsetan yang terdapat di dalam tubuhnya akan menjerit kesakitan. a b Gambar 15. a.Tanaman lada, b. H. Sano sedang mengobati penyakit polong

4.4.5. Tumbuhan untuk upacara adat

Dalam upacara adat, tumbuhan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan spesies-spesies tumbuhan ini merupakan syarat suatu upacara dapat dilakukan. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Melayu terhadap leluhur dan nenek moyang mereka. Menurut Tengku Bachri Ismail salah seorang pakar Adat Melayu pesisir mengatakan bahwa masyarakat Melayu identik dengan tepak sirih dan tepung tawar. Tepak sirih digunakan sebagai alat komunikasi dan lambang kehormatan kepada lawan komunikasi di dalam acara-acara adat. Dalam upacara perkawinan tepak sirih digunakan mulai dari acara merisik perkenalan sampai acara akad nikah. Isi dari tepak sirih adalah daun sirih, pinang yang sudah dirancip kecil- kecil, kapur, gambir, cempaka dan cengkeh. Sedangkan tepung tawar dilakukan Universitas Sumatera Utara dalam acara seperti pernikahan, berkhitan, berkhatam Al-Quran, sembuh dari penyakit, penabalan nama, berdamai dalam suatu perselisihan. Bagi masyarakat Melayu di Kecamatan Tanjung Tiram, Tepung tawar dianggap sarana pengiring doa. Dalam pelaksanaannya digunakan beberapa daun tumbuh-tumbuhan yang dianggap memiliki kekuatan gaib untuk mengusir kekuatan-kekuatan jahat. Menurut tokoh Adat Melayu di Sumatera Timur yaitu Tengku Ahmad Bakri Faisal dan T.M Lah Husni menyatakan bahwa seluruh daun-daun dan yang digunakan sebagai perincis dalam Tepung tawar mengandung sifat zat hidup dan memiliki makna sebagai berikut :  Air sejuk melambangkan kejernihan, dengan harapan orang yang ditepung tawari selalu memiliki fikiran dan hati yang jernih.  Limau lemukur melambangkan kebersihan, dengan harapan orang yang ditepung tawari selalu memiliki fikiran dan hati yang bersih.  Daun Sidingin melambangkan penyejuk, dengan harapan orang yang ditepung tawari selalu memiliki ketenangan dan kesehatan.  Daun Lenjuhang melambangkan pagar semangat, dengan harapan orang yang ditepung tawari tidak mudah patah semangat.  Jejurun dan akarnya melambangkan panjang umur.  Daun Sipulut melambangkan pelekat kebaikan, dengan harapan orang yang ditepung tawari selalu dinaungi oleh kebaikan. Universitas Sumatera Utara  Gandarusa melambangkan penangkalperisai, dengan harapan orang yang ditepung tawari di jauhkan dari gangguan-gangguan makhluk gaib, teluh dan sihir.  Daun Sipenuh melambangkan kebersihan, dengan harapan orang yang ditepung tawari selalu mendapat kemurahan rezeki dan berhasil dalam setiap hajatnya.  Daun Sambau dan akarnya melambangkan pertahanan, keteguhan dan kekuatan, dengan harapan orang yang ditepung tawari selalu memiliki keteguhan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan. a b Gambar 16. a. Perlengkapan tepung tawar, b. Persiapan makan berhadap Dalam upacara perkawinan ada tahapan adat yang disebut dengan mandi berdimbar atau mandi berhias. Mandi berdimbar pada umumnya dilaksanakan pada sore hari setelah selesai Malam Bersatu yang juga disebut dalam bahasa Melayu dengan Lepas Pantang. Akan tetapi mengingat banyaknya keluarga yang datang dari Universitas Sumatera Utara jauh dan ingin hadir pada acara tersebut maka acara Mandi Berdimbar dipercepat pelaksanaannya yaitu setelah selesai waktu sholat Ashar. a b c d Gambar 17. a. Bentuk pelaminan Melayu, b,c,d. Persiapan mandi berdimbar Tumbuhan Arecaceae dan Piperaceae yang digunakan oleh masyarakat Melayu untuk keperluan adat dapat dilihat pada Tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 9. Tumbuhan bahan upacara adat di Kecamatan Tanjung Tiram No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Bagian yang digunakan Kegunaan 1 2 3 Kelambe Pinang Sirih Cocos nucifera Areca catechu Piper betle L Arecaceae Arecaceae Piperaceae Daun Buah, Mayang Daun Janur Tepak sirih, Mandi berhias Tepak sirih

4.4.6. Tumbuhan hias