Kemukus Piper cubeba L. Lada Piper nigrum L.

Ekologi dan Persebaran Tanaman sirih mempunyai daerah persebaran yang luas, khususnya di kawasan tropis dan subtropis. Tanaman sirih ditemukan di bagian Timur pantai Afrika, di sekitar pulau Zanzibar, Madagaskar, India ke Timur meliputi daratan Cina, kepulauan Bonim, kepulauan Fiji, Malaysia. Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya. Menurut Purseglov 1969 dan Burkill 1935 dalam Rostiana dkk 1991, tanaman sirih berasal dari kawasan Malaysia Timur dan Tengah dan sejak dahulu tersebar keseluruh daerah tropika Asia dan Afrika. Sedangkan Indonesia karena termasuk dalam kawasan Malesia yang menurut Vavilov merupakan salah satu pusat keanekaragaman genetika dari delapan pusat keanekaragaman tanaman dunia, termasuk di dalamnya kelompok sirih-sirihan, maka Indonesia juga merupakan salah satu tempat asal tanaman sirih Tjitrosoepomoe, 1994.

b. Kemukus Piper cubeba L.

Deskripsi tanaman Nama lokal : Kemukus atau lada berekor Indonesia, kemukus atau temukus Jateng, rinu atau sahang gunung Jabar, kamokos Madura, dan pamakusu Makassar Tumbuhan kemukus merupakan liana yang memanjat dengan akar-akar pelekat, perdu, batang 3 – 15 m. Daun tunggal, duduk berseling atau tersebar, bertangkai dengan daun penumpu yang lekas gugur dan meninggalkan bekas dengan suatu lingkaran. Helaian daun bulat telur memanjang, 8 – 15 x 2,5 – 9 cm, dengan Universitas Sumatera Utara ujung yang menyempit atau meruncing, pada sisi bawah dengan kelenjar-kelenjar yang tenggelam Arisandi, 2008. Bulir-bulir terpisah-pisah pada ujung atau berhadapan dengan daun dan terdapat dalam suatu daun pelindung yang berbentuk memanjang atau bulat telur terbalik, lebih kurang 2 mm panjangnya. Bulir betina seringkali bengkok, bunga betina dengan 3 – 5 kepala putik. Buah berupa buah buni, berdiameter 6 - 8 mm, dengan sisa dari tangkai putik seperti ekornya Arisandi, 2008 . Ekologi dan Persebaran Tempat tumbuh yang diinginkan adalah dengan ketinggian 100 – 1000 meter dpl. Suhu udara untuk pertumbuhan antara 17 – 27 C dengan curah hujan yang dikehendaki 200 hari pertahun. Tanah yang mengandung humus dengan posisi agak miring merupakan lokasi tumbuh yang baik Tjitrosoepomoe, 1994.

c. Lada Piper nigrum L.

Deskripsi tanaman Nama lokal : Pedes Sunda, lada Indonesia, Lampung, merico Jawa. Tumbuhan lada memiliki 2 macam sulur, yaitu sulur panjat dan sulur buah yang tumbuh dari batang primer stolon. Tanaman lada yang berasal dari sulur buah akan menghasilkan bentuk pertanaman perdu dan tanaman yang berasal dari sulur panjat akan memanjat. Namun, dengan memanfaatkan sulur buah yang memiliki ketiak bertunas sulur tapak akan menghasilkan kombinasi dari kedua tipe tersebut. Batang pokok tanaman lada berbentuk agak pipih , berdiameter 4 – 6 cm, berbenjol-benjol, Universitas Sumatera Utara warnanya abu-abu tua, beruas dengan panjanng antara 7 – 12 cm, berkayu dan berakar. Daun tunggal bertangkai dengan panjang 2 – 5 cm, bentuk bulat telur dan bulat meruncing, membentuk alur di bagian atasnya, panjang 8 – 20 cm, lebar 4 – 12 cm, warna hijau tua, permukaan mengilat, pucat di bagian bawah. Bunga majemuk bentuk malai, agak menggantung, panjang 3 – 25 cm, tidak bercabang, berporos tunggal, pada satu malai terdapat maksimum 150 bunga. Buah tidak bertangkai, berbiji tunggal, bentuk bulat, diameter 4 – 6 mm, berdaging, kulit hijau bila masih mudan dan menjadi merah bila telah masak Tjitrosoepomoe, 1994. Di Indonesia terdapat sekitar 52 varietas lada. Jenis yang dibudidayakan adalah yang berumah satu, mempunyai bakal buah dan benang sari. Ekologi dan Persebaran Daerah sentra produksi lada di Indonesia, yaitu Lampung, Bangka dan Kalimantan. Tanaman lada dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah seperti latosol, andosol dan podsolik, asalkan kondisi tanahnya baik. Tanah dengan kesuburan tinggi, drainase yang baik dan tidak tergenang air merupakan kondisi tanah yang ideal untuk pertumbuhan lada. Tanaman ini dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 500 meter dpl. Lada akan tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi tanpa adanya periode kering yang lama, yaitu antara 2.000 – 3.000 mmtahun dan dengan suhu antara 23 – 30 C Tjitrosoepomoe, 1994. Universitas Sumatera Utara

d. Cabe Jawa Piper retrofracum Vahl.