Pemanfaatan Tumbuhan dalam Masyarakat Melayu

ekosistemnya maka di Kecamatan Tanjung Tiram komoditas yang cocok adalah tumbuhan jenis Palem-peleman Arecaceae dan ikan karena berada di daerah pinggir pantai yang bernilai ekonomi tinggi dan sebagai sumber pendapatan utama.

2.6 Pemanfaatan Tumbuhan dalam Masyarakat Melayu

Pada masyarakat Melayu banyak menggunakan tumbuh-tumbuhan dalam setiap upacara adat. Baik upacara perkawinan, sunatan rasul, mendamaikan pihak yang berselang-sengketa dan lain-lain yang bersangkutan dalam urusan Adat. Masyarakat Melayu identik dengan tepak sirih atau cerana. Pada zaman dahulu di setiap rumah Melayu pasti memiliki tepak sirih karena mengunyah daun sirih adalah satu kebiasaan yang sudah mentradisi sejak dahulu. Tepak sirih juga digunakan dalam upacara adat dan untuk menyambut tamu. Masyarakat Melayu juga selalu menggunakan Balai dalam acara-acara seperti pesta pernikahan, berkhitanan, menyambut keluarga yang pulang dari menunaikan Ibadah Haji bahkan menyambut tamu dari kalangan pejabat. Perlengkepan Balai adalah bunga kemuncak, pulut kuning atau putih, bendera merawal, telur dan ayam panggang. Dalam upacara perkawianan dan khitanan selain menggunakan tepak sirih dan Balai juga menggunakan jenis tumbuhan dari Arecaceae seperti daun kelambe yang muda digunakan dalam pembuatan janur yang berfungsi untuk memberi tanda tempat pesta yang diletakkan di pinggir jalan, kemudian digunakan sebagai hempang batang dalam upacara perkawinan untuk menyambut rombongan pengantin pria. Universitas Sumatera Utara Ketika rombongan pengantin pria datang maka mereka akan dihadang oleh hempang batang yang dipimpin oleh Penghulu Telangkai dari pihak perempuan. Pada acara mandi bedimbar mandi berhias juga menggunakan tumbuhan dari jenis Arecaceae seperti segandeng buah kelambe yang sudah dibuang kulitnya dan mayang pinang yang digunakan untuk tempat pancuran air yang akan disemburkan. Kemudian mayang tersebut dipecahkan. Masyarakat Melayu juga memanfaatkan tumbuh-tumbuhan untuk obat-obatan. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN

3.1. Deskripsi Area

Tanjung Tiram adalah sebuah Kecamatan di dalam Kabupaten Batubara. Sebagian besar kawasan ini berada di pinggiran laut. Kantor Ibukota kecamatan ini terletak hanya beberapa ratus meter dari pinggiran laut yang langsung menghadap selat Malaka. Kecamatan ini memiliki luas wilayah sekitar 17.399 Ha 173,99 Km 2 . Kecamatan ini berlokasi pada ketinggian 4 – 5 m dari permukaan laut. Kecamatan ini memiliki 11 desa dan 1 kelurahan yang terdiri dari Desa Bogak, Desa Suka Maju, Desa Bagan Dalam, Desa Lima Laras, Desa Guntung, Desa Sentang, Desa Tanjung Mulia, Desa Ujung Kubu, Desa Bagan Baru, Desa Pematang Rambai, Desa Sei Mentaram dan Kelurahan Tanjung Tiram Chairudin, 2008. Peta Kecamatan Tanjung Tiram dapat dilihat pada Lampiran B. Secara geografis Kecamatan Tanjung Tiram terletak pada kordinat 0 o Lintang Selatan sampai 3’ Lintang Utara dan 96’ Bujur Timur sampai 102’ Bujur Barat. Kecamatan Tanjung Tiram berbatasan dengan :  Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Balai dan Meranti  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Air Joman  Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamata Universitas Sumatera Utara