Sejarah Asal-Usul Melayu TINJAUAN PUSTAKA

1. Sumber karbohidrat, baik dalam bentuk pati maupun gula. 2. Sumber minyak, sudah sejak lama masyarakat Indonesia memanfaatkan kelambe untuk minyak goreng. 3. Sumber bahan anyaman, rotan merupakan bahan anyaman berkualitas tinggi, beberapa jenis palem juga menghasilkan daun yang dapat dianyam. 4. Sumber bahan bangunan, Ada jenis-jenis palem yang mempunyai batang yang kuat untuk mengganti kayu. Di Bali batang-batang kelambe menjadi tiang-tiang atau bahan ukiran perkakas rumah tangga. 5. Sumber bahan penyegar, masih ada masyarakat di Indonesia yang masih menginang. 6. Sumber tanaman hias, banyak jenis palem yang sudah dimanfaatkan untuk tanaman hias di jalan maupun di pekarangan rumah. 7. Sebagai bahan campuran ramuan obat. 8. Sebagai bahan sesaji dalam upacara adat, baik upacara perkawinan maupun upacara ritual LIPI, 1978.

2.3 Sejarah Asal-Usul Melayu

Pengertian orang mengenai nama “Melayu” sering saja keliru dan dicampurbaurkan. Hal ini disebabkan ada pengertian berdasarkan “Bahasa”, ada pengertian “Ras”, ada pengertian etni “sukubangsa” dan ada pula pengertian Melayu berdasarkan kepercayaan atau religi, yaitu “sesama agama Islam”. Tidak dapat disangkal bahwa orang Melayu mendiami wilayah : Thailand Selatan, Malaysia Barat Universitas Sumatera Utara dan Timur, Singapura, Brunei, Kalimantan Barat, Tamiang Aceh Timur, Pesisir Timur Sumatera Utara, Riau, Jambi dan Pesisir Palembang. Dalam buku sejarah Melayu disebut bahwa Melayu adalah nama sungai di Sumatera Selatan yang mengalir disekitar bukit Si Guntang dekat Palembang. Si Guntang merupakan tempat pemunculan pertama tiga orang raja yang datang ke alam Melayu. Mereka adalah asal dari keturunan raja-raja Melayu di Palembang Singapura, Malaka dan Johor, Minangkabau dan Tanjung Pura Basyarsyah, 2002. Menurut berita yang ditulis di dalam Kronik Dinasti T’ang di Cina, sudah ada tertulis nama kerajaan di Sumatera “MO-LO-YUE”, ditulis dalam aksara dan logat Cina. Penulisannya pada tahun 644 dan 645 Masehi. Hal ini sesuai dengan peristiwa perjalanan seorang pendeta Budha Cina bernama I-TSING ke India. Dinyatakan bahwa ia pernah bermukim di Sriwijaya “She-li-fo-she” untuk belajar Sansekerta selama 6 bulan. Menurut tulisannya, ia menuju MO-LO-YUE dan tinggal selama 6 bulan pula sebelum berangkat ke Kedah dan India. Dalam perjalanan pulang ke Cina di tahun 685 M, ia singgah lagi di MO-LO-YUE yang sekarang sudah menjadi She-li- fo-she. Rupa-rupanya kerajaan Melayu itu sudah ditaklukan ataupun menjadi satu dengan Kerajaan Sriwijaya Basyarsyah, 2002. Mengenai darimana asal nama “Melayu” itu Prof. DR.R.C MAJUMDAR mengatakan bahwa ada satu suku di India bernama “Malaya” dan orang Yunani menyebut mereka “Malloi” dan ada lagi nama gunung “Malaya” yang menjadi sumber sandalwood dan dalam kitab Purana disebut sebagai salah satu daripada 7 Universitas Sumatera Utara watas pegunungan di India. Banyak lagi nama-nama tempat di Asia Tenggara dan Nusantara yang namanya berasal dari India. Ada legenda pada orang Melayu Minangkabau bahwa leluhur mereka berasal dari India juga Sang Sapurba yang turun di Bukit Seguntang Maha Meru bersama 2 saudaranya yang lain. Setelah hancurnya Sriwijaya dan Melayu di Jambi dan Damasraya di Sumatera Barat, maka bahasa dan budaya Melayu itu berpusat kini di Pasai dan Malaka. Imperium Melayu di Melaka yang didirikan PARAMESWARA di tahun 1400 M, itu mengembangkan, terutama setelah Islam bahasa dan budaya Melayu itu mula-mula ke pesisir Timur Sumatera dan Kalimantan dan lalu ke seluruh Semenanjung Tanah Melayu sampai ke Petani Thailand Basyarsyah, 2002. Ketika orang Portugis dan orang Barat lainnya tiba pada awal abad ke-16 M, maka sudah dikenallah adanya orang Melayu yang dilekatkan dengan agamanya yang Islam dan karena bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca di Asia Tenggara, maka orang Barat menganggap semua penghuni Nusantara ini adalah “Orang Melayu” mendiami Kepulauan Melayu.

2.4 Sejarah Terbentuknya BatuBara