commit to user 101
Kemampuan intelektual IQ Kreatifitas
Keterikatan dengan tugas
3.
Tes Kesehatan Peserta didik harus sehat jasmani yang ditunjukkan dengan surat
keterangan dari dokter
4.
Wawancara Bertujuan untuk menggali minat dan kesediaan peserta didik dalam
mengikuti Program Khusus PDCIBI Akselerasi CL05 Dari data di atas, maka ada sedikit perbedaan dalam hal persyaratan
Hasil Ujian Nasional yang disyaratkan SMP Negeri 1 Sragen dengan standar perekrutan yang telah ditentukan. Yaitu Hasil Ujian Nasional dari
sekolah adalah dengan nilai rata-rata 8,0 dan Tes kemampuan akademis dengan nilai rata-rata 7,5, sedangkan menurut pedoman pelaksanaan
pendidikan bagi PDCIBI tentang seleksi administrasi bagi peserta didik menyebutkan bahwa nilai rata-rata SKHU minimal 9,0 dan nilai rata-rata
rapor minimal 8,0. Maka ada penurunan standar nilai rata-rata dari minimal SKHU 9,0 menjadi 8,0 dan nilai rata-rata raport dari 8,0 menjadi
7,5. Penurunan standar nilai akan mempengaruhi input peserta didik kelas akselerasi dan secara otomatis mempengaruhi kelancaran Proses Belajar
Mengajar.
c. Pendidik
Sesuai dengan pedoman penyelenggaraan sekolah bagi CIBI, SMP Negeri 1 Sragen menentukan kriteria pemilihan guru sebagai berikut:
1. Lulusan perguruan tinggi minimal S1 yang sesuai dengan bidang ilmu
yang diajarkan. 2.
Mampu berbahasa inggris aktif dan mampu menggunakan dalam pembelajaran.
3. Dapat menggunakan perangkat komputer dan teknologi informasi
lainnya dalam proses pembelajaran.
commit to user 102
4. Memiliki karakteristik umum yang dipersyaratkan dengan mengacu
pada aspek kepribadian dan kompetensi guru. 5.
Memahami psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan . Sebagaimana ketentuan dari pedoman penyelenggaraan sekolah bagi
PDCIBI tentang perekrutan tenaga kependidikan, kriteria tersebut di atas adalah merupakan kriteria dasar yang harus dimiliki oleh setiap pendidik.
Disamping itu pendidik hendaknya ada upaya terencana untuk meningkatkan kompetensi , melalui pelatihan, seminar , penelitian,
publikasi ilmiah dan studi lanjut. SMP Negeri 1 melaksanakan program tersebut untuk meningkatkan kompetensi pendidik. Dua hal yang belum
dilaksanakan berkaitan dengan pendidik adalah Pendampingan dan konseling bagi Tenaga Pendidik dan penilaian terhadap tenaga pendidik.
Keterlibatan psikolog bagi proses pengembangan tenaga pendidik sebaiknya dimulai sejak proses rekruitmen dan seleksi. Hal ini perlu
dilakukan agar diperoleh gambaran aspek psikologis dan kompetensi yang dimiliki oleh tenaga pendidik yang bersangkutan.
Penilaian terhadap tenaga pendidik harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Penilaian dilakukan oleh tim yang
dibentuk oleh kepala sekolah yang melibatkan guru bidang studi, orang tua, psikolog , dan siswa. Penilaian mencakup aspek aspek sebagai
berikut: a kepribadian, perilaku dan sikap kerja, b kemutkhiran bahan ajar kedalaman, keluasan, variasi, c ketrampilan mengajar, dan d
evaluasi pembelajaran.
d. PBM
Proses belajar mengajar kelas akselerasi berlangsung selama 6 hari dalam satu minggu, dimulai dari jam 07.00 WIB sampai dengan pukul
13.30 WIB. Sebelum dimulai pelajaran, terlebih dahulu dilaksanakan pembiasaan, yaitu membaca Al- Qur-an bagi yang beragama Islam, dan
membaca alkitab bagi agama lainnya sesuai agama masing masing, Kegiatan ini dimulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 07.20 WIB, yang
dilaksanakan secara serentak, baik peserta didik regular, unggulan maupun
commit to user 103
peserta didik akselerasi. Kegiatan pembiasaan tersebut membentuk peserta didik menjadi insan yang beriman dan bertaqwa sesuai dengan ajarannya
masing masing. Kegiatan pembiasaan sejalan dengan Standar kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan melalui Program Akselerasi pada SMP
Negeri 1 Sragen , yaitu Kualifikasi Kecerdasan Spiritual: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemahaman dan pengalaman
ajaran agama. Proses belajar mengajar kelas akselerasi dilaksanakan secara
klasikal di ruang kelas yang didesain sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan dibuat senyaman mungkin. Namun apabila materi pelajaran
membutuhkan media lain yang tidak terdapat di kelas, maka dilakukan di luar kelas. Sebagai contoh adalah moving kelas ke lapangan atau ke
sumber sumber pendidikan yang lain, yaitu ke perpustakaan dan akses internet. Hal itu sejalan dengan pendapat David and Rimm, bahwa bahwa
diferensiasi kurikulum hendaknya meliputi materi, proses, produk, dan lingkungan belajar.
Pemberian Tugas peserta didik yang dilakukan oleh masing- masing guru mata pelajaran setelah selesai pembelajaran juga merupakan
salah satu bentuk diferensiasi proses. Selain mengikuti pelajaran secara formal, peserta didik kelas
akselerasi juga diwajibkan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler, bergabung dengan peserta didik program regular dan peserta didik
program unggulan. Hal ini untuk mengimbangi kerja otak dengan kerja fisik, juga untuk meminimalkan dampak eksklusifisme bagi peserta didik
akselerasi. Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih kegiatan ekstra mana yang akan diikuti sesuai minat masing-masing peserta didik.
Disamping itu setiap setahun sekali diadakan kegiatan
out bound
yang diikuti seluruh peserta didik kelas akselerasi . Dengan diadakannya
kegiatan
out bound
akan melatih siswa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, bebas berekspresi dan melatih kepekaan sosial. Hal ini
commit to user 104
sesuai dengan tujuan
outbound
menurut Adrianus dan Yufiarti, yang ditulis dalam jurnal
Memupuk Karakter Siswa melalui Kegiatan Outbound
2006: 42 yaitu untuk: 1 Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri siswa; 2 Berekspresi
sesuai dengan
caranya sendiri
yang masih
dapat diterima
lingkungan;3 Mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain dan menghargai perbedaan;4 Membangkitkan semangat dan
motivasi untuk terus terlibat dalam kegiatan-kegiatan;5 Lebih mandiri dan bertindak sesuai dengan keinginan;6 Lebih empati dan sensitif
dengan perasaan orang lain;7 mampu berkomunikasi dengan baik; 8 mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif;9 memberikan
pemahaman terhadap peserta didik tentang pentingnya karakter yang baik;10 menanamkan nilai-nilai yang positif sehingga terbentuk karakter
siswa melalui berbagai contoh nyata dalam pengalaman hidup;11 mengembangkan
kualitas hidup
siswa yang
berkarakter;12 menerapkan dan memberi contoh karakter yang baik kepada lingkungan.
e. Sarana Prasarana