commit to user 104
sesuai dengan tujuan
outbound
menurut Adrianus dan Yufiarti, yang ditulis dalam jurnal
Memupuk Karakter Siswa melalui Kegiatan Outbound
2006: 42 yaitu untuk: 1 Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri siswa; 2 Berekspresi
sesuai dengan
caranya sendiri
yang masih
dapat diterima
lingkungan;3 Mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain dan menghargai perbedaan;4 Membangkitkan semangat dan
motivasi untuk terus terlibat dalam kegiatan-kegiatan;5 Lebih mandiri dan bertindak sesuai dengan keinginan;6 Lebih empati dan sensitif
dengan perasaan orang lain;7 mampu berkomunikasi dengan baik; 8 mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif;9 memberikan
pemahaman terhadap peserta didik tentang pentingnya karakter yang baik;10 menanamkan nilai-nilai yang positif sehingga terbentuk karakter
siswa melalui berbagai contoh nyata dalam pengalaman hidup;11 mengembangkan
kualitas hidup
siswa yang
berkarakter;12 menerapkan dan memberi contoh karakter yang baik kepada lingkungan.
e. Sarana Prasarana
Sarana prasarana yang terdapat di SMP Negeri 1 Sragen untuk Program Kelas Akselerasi sudah memenuhi standar yang ditentukan pada
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 sehingga menunjang proses pembelajarannya, baik pemenuhan dari segi jenis dan macam sarana
prasarana yang harus tersedia, maupun rasio minimum setiap ruang yang harus terpenuhi.
Ruang kelas di kelas akselerasi berukuran 7 x 9 = 63m2, sedangkan jumlah siswa setiap kelasnya adalah 20 anak. Jadi rasio ruang kelas adalah
3,15 m2siswa. Jadi sudah memenuhi standar sarana prasarana pendidikan. Demikian juga meja kursi untuk siswa kelas akselerasi, dibuat dari bahan
kayu yang kuat dan mudah diatur sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Beberapa fasilitas umum seperti perpustakaan umum, area host
spot, kamar mandiWC, kantin kejujuran, kantin umum, toko kejujuran dan halaman parkir serta halaman bermain disediakan dan digunakan
bersama dengan program kelas unggulan dan kelas reguler. Hal ini tidak menghambat proses pembelajaran di kelas Akselerasi, manfaat positif
commit to user 105
yang bisa diambil dari penggunaan fasilitas umum bersama adalah interaksi sosial antara siswa program kelas akselerasi dengan siswa
program unggulan dan reguler yang baik, sehingga mengurangi dampak eksklusif bagi siswa kelas akselerasi.
f. Pembiayaan
Pembiayaan untuk terselenggaranya program akselerasi diperoleh dari 3 sumber yaitu :
1. BOS
2. Swadana dari Orang Tua Siswa Wali
3. Bantuan dari pusat.
Ada beberapa kendala yang dihadapi sekolah berkaitan dengan pelaksanaan program kelas akselerasi . Kendala ini meliputi berbagai
aspek. Kendala pertama adalah kendala yang berasal dari peserta didik.
Rekruitmen Peserta didik yang masuk ke kelas akselerasi adalah berasal dari SDMI yang menggunakan program regular yang telah memenuhi
syarat. Di Kabupaten Sragen belum ada SD yang menerapkan program kelas akselerasi.Ada beberapa peserta didik yang belum siap mengikuti
program kelas akselerasi. Mereka masih terbawa kondisi asal sekolah masing masing, sehingga sedikit banyak mempengaruhi kelancaran PBM
di kelas akselerasi. Untuk mengatasi kendala ini maka pihak sekolah melakukan sosialisasi secara intensif dalam setiap kesempatan yang ada
mengenai program kelas akselerasi yang berbeda dengan program kelas reguler. Adapun permasalahan secara psikologis yang ditimbulkan karena
mengikuti program akselerasi tidak ditemukan. Partisipasi guru mata pelajaran dalam mengatasi kendala individual
sangat aktif sehingga membantu pemecahannya dengan baik. Disamping itu sekolah bekerjasama dengan yayasan psikologi Anava yang bertugas
sebagai pendamping bagi peserta didik kelas akselerasi. Jadwal pendampingan dengan yayasan psikologi Anava setiap dua bulan sekali.
commit to user 106
Peserta didik yang mempunyai masalah secara psikologis bisa berkonsultasi untuk memperoleh pemecahan masalahnya.
Kendala kedua adalah berasal dari gurupendidik. Kebiasaan memberi pelajaran pada program regular dan program unggulan yang
lamanya 3 tahun menjadi 2 tahun memerlukan persiapan yang khusus . Kurangnya pemahaman konsep pendidik tentang program kelas akselerasi
dan kurikuklum diferensiasi menimbulkan dampak psikologis, yaitu merasa dikejar waktu sehingga mempengaruhi juga dalam proses
pembelajarannya. Hal itu juga mempengaruhi peserta didik yang selalu merasa dikejar kejar oleh tugas tugas yang beruntun . Untuk mengatasi hal
ini sekolah bekerja sama dengan universitas terdekat yaitu UNS untuk mengadakan pendampingan bagi para guru. Disamping itu juga
mengadakan workshop dengan mengundang para pakar dan IHT serta studi banding ke sekolah sekolah yang telah sukses melaksanakan program
kelas akselerasi.Namun pendampingan yang dilakukan oleh UNS belum berjalan secara maksimal sehingga mempengaruhi kinerja dan kwalitas
pelayanan guru terhadap peserta didik akselerasi. Keterbatasan kemampuan guru berbahasa inggris aktif juga
merupakan kendala tersendiri bagi para guru untuk membiasakan berbahasa inggris aktif bagi para peserta didiknya. Untuk mengatasi hal
ini pihak sekolah membuat program pelajaran bahasa Inggris aktif bagi seluruh guru SMP Negeri 1 Sragen, yang dilaksanakan setiap hari Selasa,
Rabu dan Kamis pada jam 07.00 sampai jam 07.20 WIB., bersamaan dengan dilaksanakannya pembiasaan bagi para peserta didik membaca
kitab sucinya masing-masing. Dalam rentang dua tahun ajaran peserta didik kelas akselerasi
mempunyai prestasi yang baik. Prestasi yang mendominasi adalah pelajaran Bahasa Inggris., prestasi pada mata pelajaran IPA belum
menampakkan hasil. Hasil UASBN di SMP Negeri 1 Sragen adalah sebagaimana
terdapat dalam tabel berikut.
commit to user 107
Tabel 13. Hasil UASBN SMP Negeri 1 Sragen Kelas
B.Indonesia B.Inggris Matematika IPA Akselerasi Tertinggi
9.60 9.80
10,00 9.75
Terendah 8,20
7,60 8,25
8,50
Rata-rata 8,86 8,62
9,37 9,16
Tertinggi 10,00
9,60 10,00
10,00 Reguler
Terendah 6,60
4,00 5,25
6,00
Rata-rata 8,69
8,33 9,08
9,05
Kelas akselerasi memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi untuk semua mata pelajaran yang di UAN kan dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas
reguler. Namun nilai tertinggi beberapa mata pelajaran diperoleh oleh siswa dari kelas reguler, yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesi dan IPA. Siswa
reguler nilai tertinggi masing masing 10,00, sedang siswa akselerasi nilai tertinggi Bahasa Indonesi 9,60 dan IPA 9,75. Untuk nilai tertinggi matematika
siswa akselerasi dan reguler sama, yaitu 10,00. Dan nilai tertinggi mata pelajaran Bahasa Inggris siswa akselerasi memperoleh 9,80 dan siswa reguler
9,60. D.
Keterbatasan Penelitian
Dengan selesainya penelitian mengenai pelaksanaan program kelas akselerasi di SMP Negeri 1 Sragen ini , peneliti menyadari adanya
permasalahan yang belum tersentuh atau kurang mendapatkan data yang lebih akurat dan menyeluruh. Hal ini karena adanya keterbatasan pada peneliti,
baik mengenai waktu, biaya dan tenaga untuk pelaksanaan penelitian. Peneliti akan menginformasikan keterbatasan-keterbatasan itu dengan harapan akan
dapat disikapi dan ditindak lanjuti dalam penelitian yang lebih lanjut yang
commit to user 108
berkaitan dengan pelaksanaan program kelas akselerasi di SMP Negeri 1 Sragen. Adapun keterbatasan
– keterbatasan tersebut adalah:
1.
Adanya kekurangan data mengenai efektifitas pembelajaran antara program kelas akselerasi dengan program reguler. Meskipun data
menunjukkan bahwa prestasi siswa akselerasi rata-rata lebih tinggi dibanding kelas reguler , namun data tentang faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belum diketahui secara jelas, apakah faktor kecerdasan, fasilitas atau faktor
task komitmen
dari siswa akselerasi.
2.
Adanya kekurangan data tentang pengaruh psikologis siswa peserta kelas akselerasi dengan kelas reguler yang berkaitan dengan
eksklusifisme dari siswa akselerasi diantara siswa reguler.
commit to user
109
BAB V. KESIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Pelaksanaan Program Kelas Akselerasi di SMP 1 Sragen, kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai
berikut 1.
Pelaksaan program kelas akselerasi di SMP Negeri 1 Sragen belum sepenuhnya berjalan baik. Terutama yang berkaitan dengan
pelaksanaan kurikulum berdiferensiasi. Pelaksaan program kelas akselerasi yang sudah berjalan dengan baik adalah pada aspek
perekrutan peserta didik, tenaga didik, PBM, pembiayaan dan Sarana Prasarana.
2. Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan program kelas akselerasi
di SMP Negeri 1 Sragen adalah : Pada Pendidik: kurangnya pemahaman guru terhadap kurikulum
diferensiasi, sehingga terjadi penumpukan tugas pada peserta didik. Pada anak didik: adaptasi terhadap program akselerasi yang berbeda
dan cenderung padat dibanding program regular 3.
Langkah -langkah yang diatasi untuk mengatasi hambatan yang terjadi adalah:
a. Hambatan yang terjadi pada guru yaitu kurangnya kesiapan
dan pemahaman para guru terhadap kurikulum diferensiasi diatasi dengan diadakannya workshop tentang kurikulum
diferensiasi, studi banding dan pendampingan guru oleh perguruan tinggi yang kompeten yaitu dari Universitas Sebelas
Maret Surakarta. b.
Hambatan yang terjadi pada guru yang berkaitan dengan penguasaan bahasa Inggris, diatasi dengan pelatihan yang
diadakan setiap minggu dua kali dengan mengundang ahlinya.