commit to user 24
Artinya : Diferensiasi kurikulum bagi peserta didik cerdas istimewa dapat dilakukan melalui tiga jalur:
enrichment
pengayaan yaitu kegiatan belajar yang memungkinkan perluasan materi kurikulum,
extension
pendalaman yaitu kegiatan belajar yang memungkinkan investigasi bidang studi secara lebih mendalam, dan
acceleration
percepatan yaitu kegiatan belajar yang memungkinkan untuk menyelesaikan materi belajar dalam waktu
yang lebih singkat. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa, “Enrichment means to enrich, expand, and develop: knowledge information,
understanding, application and integration, process thinking, strategies and skills, physical appearance, attitudes toward high-level abstract thinking, and
or performance at a level of complexity appropriate developmental level of learners
”. Davis Rimm, 1998. Artinya:
Pengayaan berarti
memperkaya, memperluas,
dan mengembangkan: pengetahuaninformasi, pemahaman, aplikasi dan integrasi,
proses berpikir, strategi dan keterampilan, tampilan fisik, sikap terhadap pemikiran abstrak tingkat tinggi, danatau kinerja pada suatu tingkat
kompleksitas sesuai tingkat perkembangan peserta didik . Kegiatan pengayaan dapat dilakukan dalam beberapa bentuk seperti
studi ekskursi, topik-topik pilihan, projek individual ataupun kelompok, serta penelitian. Kegiatan pendalaman dapat dilakukan dalam bentuk pembelajaran
berbasis ICT, pusat-pusat pembelajaran
learning centre
sesuai bidang studi, kontrak pembelajaran mandiri, mentoring, kompetisi bidang studi, ataupun
pembelajaran berbasis sumber daya belajar
resource based learning
.
B. Landasan Hukum Pelaksanaan Kelas Akselerasi
Dasar hukum pelaksanaan program percepatan belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem
Pendidikan Nasional, Bab IV Peserta didik, Pasal 24 yang isinya: Setiap peserta didik pada suatu pendidikan mempunyai hak-hak berikut:
Mendapat perlakuan sesuai bakat, minat dan kemampuannya.
commit to user 25
Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk
memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan. Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang
ditentukan. 2.
Undang-undang RI No. 2 Tahun 1998 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB III Pasal 8 ayat 2 dinyatakan bahwa Warga Negara yang memiliki
kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus 3.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional kembali menegaskan bahwa
: “Warga Negara yang memiliki potensi kecerda san dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus
” Pasal 5 ayat 4. Pasal 12 ayat 1, Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
Mendapatkan pelayanan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing. 4.
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Pasal 8 Ayat 2 5.
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Pasal 24 Ayat 1, Pasal 24 Ayat 2, Pasal 24 Ayat 6
6. Keputusan Mendiknas No. 048U1992 Pasal 16.
C. Kurikulum Kelas Akselerasi
1. Pengertian kurikulum secara umum
Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah
atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. S.Nasution, 2008: 5. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang
studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran. Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan
commit to user 26
dengan baik agar sasaran
goals
dan tujuan
objectives
pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Kurikulum juga dapat diartikan sebagai suatu gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti
track
atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang
dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.
2. Pengertian kurikulum menurut UU No. 202003
Menurut UU No. 202003 BAB I Pasal 1 Ayat 19, definisi kurikulum
adalah : “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
te rtentu”.
Kurikulum pendidikan khusus bagi PDCIBI Peserta Didik Cerdas Istimewa bakat Istimewa dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah
serta melibatkan tenaga ahli dari lingkungan perguruan tinggi, berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan
kurikululum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan pada prisip prinsip berikut.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prisip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
commit to user 27
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang serta jenis pendidikan,
tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antar substansi.
c. Tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
stakeholders
untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan ketrampilan pribadi, ketrampilan berpikir, ketrampilan sosial, ketrampilan akademik,
dan ketrampilan vokasional merupakan keniscayaan karena pada akhirnya, peserta didik yang telah menyelesaikan seluruh pendidikan akan berkiprah
di masyarakat sebagai professional, akademisi dan sebagainya.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antara semua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan , pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
commit to user 28
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan Daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memperdayakan sejalan
dengan motto bhinneka tunggal ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1 Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan menyenangkan.
2 Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
yaitu: a belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, b belajar untuk memahami dan menghayati, c belajar
untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, d belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan e belajar
untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3 Pelasanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, danatau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik
dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi keTuhanan, keindividuan, kesosialan,
dan moral.
commit to user 29
4 Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan
pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip
tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tulada
di belakang memberi daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan
contoh dan teladan. 5
Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar dan teknologi yang memadai,
dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip
alam takambang jadi guru
semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan
alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan. 6
Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan
dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 7
Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam
keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
Kurikulum pendidikan khusus bagi PDCIBI adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berdiferensiasi dan dimodifikasi serta
dikembangkan melalui system pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi integrasi antara pengembangan spiritual, logika, nilai nilai, etika
dan estetika, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir holistik, kreatif, sistemik dan sistematis, linear dan konvergen, untuk memenuhi
tuntutan masa kini dan masa mendatang. Kurikulum pendidikan khusus bagi PDCIBI dikembangkan secara
berdiferensiasi, mencakup 5 lima dimensi yang terintegrasi sebagai berikut :
1 Dimensi umum
commit to user 30
Bagian kurikulum yang merupakan kurikulum inti yang memberikan pengetahuan ketrampilan dasar, pemahaman nilai, dan
sikap yang memungkinkan peserta didik berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat atau tuntutan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kurikulum inti merupakan kurikulum dasar yang diberikan pula kepada peserta didik lain dalam jenjang pendidikan tersebut.
2 Dimensi diferensiasi
Bagian kurikulim yang berkaitan erat dengan ciri khas perkembangan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan
istimewa, yang merupakan program khusus dan pilihan terhadap bidang studi tertentu serta diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat
tertentu lainnya. Peserta didik memilih bidang studibidang pengembangan bakat yang diminati untuk dikuasai secara luas dan
mendalam. 3
Dimensi Media Pembelajaran Implementasi kurikulum berdiferensiasi bagi peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan istimewa menuntut adanya penggunaan media pembelajaran seperti belajar melalui radio, televisi, internet,CD-
ROM.Pusat Belajar dan Riset Guru Teacher Research and Resource Centre , wawancara pakar, dan sebagainya.
4 Dimensi suasana belajar
Pengalaman belajar yang dijabarkan dari lingkungan keluarga dan sekolah harus nampu menciptakan iklim akademis yang
menyenangkan dan menantang, system pemberian apresiasi hubungan antar peserta didik, antar guru dan peserta didik, antara guru dan orang
tua peserta didik, dan antara orang tua dan peserta didik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka serta hangat dengan prinsip
tut wuri handayani. 5
Dimensi co-kurikuler Sekolah memberi kesempatan kepada siswa untuk menambah
pengetahuan, wawasan dan pengalaman di luar sekolah, seperti :
commit to user 31
kunjungan ke museum sejarah dan budaya, panti asuhan, pusat kajian ilmu pengetahuan, cagar alam dan lain lain.
3. Kurikulum Diferensiasi
Pengertian kurikulum berdiferensiasi menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh
kembang bakat tertentu.Semiawan 1992 dalam Hawadi 2001 Inti dari mendidik anak berbakat adalah kurikulum berdiferensiasi,
diferensiasi tersebut berdasarkan kebutuhan dari setiap anak . Kondisi kebutuhan merupakan dasar dari pengembangan kurikulum yang merupakan
esensi dari berdiferensiasi. Istilah diferensiasi memiliki arti yaitu isi pelajaran yang menunjuk
pada konsep dan proses kognitif tingkat tinggi, strategi instruksional yang akomodatif dengan gaya belajar anak berbakat, dan rencana yang
memfasilitasi kinerja siswa Clendening and Davies, 1983 dalam Hawadi 2001
Diferensiasi kurikulum hendaknya dikembangkan dengan berfokus pada:
a. Kecepatan belajar yang dipercepat dengan pengulanganrepetisi minimal
b. Penguasaan kurikulum nasional dalam waktu lebih singkat
c. Materi lebih abstrak, lebih kompleks, lebih mendalam
d. Penggunaan ketrampilan belajar dan menerapkan strategi pemecahan
masalah e.
Beroreantasi pada peserta didik f.
Belajar berkelanjutan serta menerapkan ketrampilan penelitian g.
Bekerja secara mandiri h.
Adanya interaksi antar pakar
Diferensiasi kurikulum hendaknya dilakukan pada segenap elemen yang terdiri dari: materi, proses, produk, dan lingkungan belajar Davis
Rimm, 1998
Diferensiasi materi dilakukan dengan melakukan penyesuaian
kebutuhan belajar peserta didik dengan mempertimbangkan :
commit to user 32
a. Tingkat abstraksi materi
b. Tingkat kompleksitas materi
c. Tingkat variasi materi
d. Melibatkan pengorganisasian nilai belajar
e. Memasukkan unsure studi tentang manusia, yakni tidak sekedar
mempelajari teori, tapi juga tokoh yang menemukan atau mengembangkan suatu teori.
f. Studi tentang metode misalnya metode belajar dan metode penelitian.
Diferensiasi proses dilakukan dengan melakukan penyesuaian
kebutuhan belajar peserta didik dengan mempertimbangkan : a.
Penggunaan ranah kognitif tingkat tinggi b.
Tugas yang bersifat divergen c.
Memungkinkan penemuan penemuan d.
Menuntut bukti penalaran e.
Memberikan kebebasan utuk memilih pada peserta didik f.
Melibatkan interaksi kelompok g.
Menerapkan berbagai variasi kecepatan belajar sesuai kebutuhan peserta didik
Diferensiasi produk dilakukan dengan melakukan penyesuaian
kebutuhan belajar peserta didik dengan mempertimbangkan : a.
Produk yang terkait dengan pemecahan masalah nyata dalam kehidupan. b.
Produk disajikan untuk narasumber yang nyata, misalnya: topik tentang hutan dapat mengundang narasumber dari dinas kehutanan.
c. Transformasi produk dari satu bentuk ke bentuk lain, misal: produk verbal
berupa lukisan diubah menjadi berupa drama atau gambar. d.
Perlu dipertimbangkan produk dengan berbagai variasi, format produk dapat ditentukan sendiri oleh peserta didik.
e. Dilakukan evaluasi produk yang tepat.
Diferensiasi lingkungan perlu dilakukan, karena lingkungan
memberikan pengaruh terhadap optimalisasi pengembangan potensi peserta didik cerdas istimewa. Diferensiasi lingkungan belajar mencakup:
commit to user 33
a. Belajar dalam lingkungan yang aktual yakni belajar di lapangan sesuai
topik yang dipelajari. b.
Adanya batasan waktu yang fleksibel. c.
Lingkungan belajar hendaknya memungkinkan penelitian yang mendalam. d.
Jika memungkinkan peserta didik dapat bekerjasama dengan mentor. Oleh karena itu penting bagi sekolah untuk menjalin jejaring dengan
mentor sesuai dengan kebutuhan peserta didik di sekolah tersebut.
4. Model Penyelenggaraan Pendidikan Khusus Bagi PDCIBI
a. Pembelajaran
Penyelenggaran akselerasi harus dibedakan antara
streaming
dan
setting
.
Streaming
berarti kategorisasi siswa pada kemampuannya secara keseluruhan, sedangkan
setting
berarti kategorisasi yang didasarkan pada assesmen independen dari kemampuan setiap subjek SW Widodo
2007:1. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa dalam akselerasi lebih baik digunakan
setting
daripada
streaming
. Secara umum ada dua macam
setting
akselerasi, yakni di kelas khusus dan di kelas campuran. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kelas khusus hanya untuk siswa potensial
lebih efektif untuk tujuan akselerasi. Namun kelas khusus ini harus mendapatkan perlakuan berbeda dengan kelas lain, sesuai dengan tujuan
akselerasi. Banyak penelitian juga menunjukkan bahwa akselerasi di kelas khusus ini keberhasilannya lebih nyata untuk segmen kurikulum yang
lebih hierarkis dan abstrak, seperti dalam subjek-subjek matematika, ilmu
eksakta dan bahasa asing. b.
Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi PDCIBI
Penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi PDCIBI dapat dilakukan dalam bentuk kelas khusus, kelas inklusi, dan satuan pendidikan
khusus. 1
Kelas khusus adalah kelas yang dibuat untuk kelompok peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam satuan pendidikan
regular pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik CIBIdi kelas khusus adalah
commit to user 34
mata-mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
2 Kelas inklusi adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta
didik peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam proses pembelajaran bergabung dengan peserta didik program reguler.
Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik CIBI di kelas khusus adalah mata-mata pelajaran di luar rumpun matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam IPA 3
Satuan pendidikan khusus adalah lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar SDMI, SMPMTs menengah SMAMA,
SMKMAK yang semua peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa danatau bakat istimewa.
c. Bentuk Program Pendidikan Khusus bagi PDCIBI
Layanan pendidikan untuk peserta didik Cerdas Istimewa dapat berupa program pengayaan
enrichment
dan gabungan program percepatan dengan pengayaan
acceleration-enrichment
. 1
Program pengayaan adalah pemberian pelayanan pendidikan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat
istimewa yang dimiliki, dengan penyedian kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan atau pendalaman , setelah
yang bersangkutan menyelesaikan tugas –tugas yang diprogramkan
untuk peserta didik lainnya. Program ini cocok untuk untuk peserta didik yng bertipe
enriched learner.
Bentuk layanan ini antara lain dilakukan dengan memperkaya materi materi melalui kegiatan penelitian dan sebagainya. Disamping
itu ada kemungkinan juga peserta didik tersebut mendapatkan pengayaan dengan pendalaman, terutama bila ia akan mengikuti
lomba kejuaraan untuk mata pelajaran tertentu misal : mengikuti olympiade matematika, biologi, fisika atau yang lainnya. Penekanan
focus
layanan untuk kelompok ini adalah pada perluasan pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan waktu
commit to user 35
belajar di kelas. Artinya siswa kelompok ini tetap menyelesaikan pendidikan di SDMI dalam jangka waktu 6 tahun, atau di SMPMTs
dan SMAMA dalam waktu 3 tahun. 2
Gabungan program percepatan dengan pengayaan
acceleration- enrichment
adalah pemberian pelayanan pendidikan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk
dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding teman-temannya yang tidak mengambil program
tersebut. Artinya peserta didik kelompok ini dapat menyelesaikan pendidikan di SDMI dalam jangka waktu 5 tahun, di SMPMTS atau
SMAMA dalam waktu 2 tahun. Dalam program ini, peserta didik tidak serta merta
memperoleh percepatan waktu penyelesaian studi sekolah, tetapi sekaligus memperoleh eskalasi atau pengayaan materi dengan
penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasanpendalaman.
Pemberian layanan
akselerasi tanpa
melakukan eskalasi atau pengayaan materi pada dasarnya sangat merugikan peserta didik Semiawan, C., 1997 dalam Depdiknas:
2009 Pengayaan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal.
Pengayaan horizontal menunjuk pada pengalaman belajar di tingkat pendidikan yang sama, tetapi bersifat lebih luas, sedangkan yang
vertikal makin meningkatkan dalam kompleksitasnya Semiawan, C. 1997 dalam Depdiknas: 2009
Bentuk layanan ini antara lain melalui kegiatan kegiatan penelitian ketika peserta didik tersebut mengikuti lomba kejuaraan
untuk mata pelajaran tertentu, misal: mengikuti olimpiade matematika, biologi, fisika atau yang lainnya.
Penelitian memang penting sebagai upaya mengembangkan kompetensi keilmuan pada anak-anak cerdas dan berbakat istimewa CI
BI. Anak-anak CIBI tidak cukup menerima pembelajaran bidang sains
commit to user 36
seperti yang selama ini terjadi di sekolah-sekolah, yaitu menyelesaikan standar kompetensi yang telah ditetapkan BSNP, sehingga fokusnya pada
daya serap materi. Model pembelajaran semacam itu sangat sedikit sekali mengekplorasi kemampuan atau potensi anak CIBI , yang tidak saja
memiliki IQ kategori very superior, tetapi juga memiliki komitmen pada tugas serta kreativitas yang baik.
d. Kelembagaan
Penyelenggaraan pendidian khusus bagi PDCIBI dalam bentuk kelas khusus dan kelas inklusi dilakukan pada satuan pendidikan yang
sudah beroperasi atau berjalan. Satuan pendidikan yang dapat membuka dan menyelenggarakan pendidikan khusus bagi Pendidik CIBI harus
memenuhi kriteria minimal sebgai berikut: 1
SDMI, SMPMTS, SMAMA negeri atau swasta yang bernaung di bawah badan hukum dan memiliki ijin operasional di bidang
pendidikan. 2
Sekolah katagori mandiri 3
Telah melaksanakan kurikulum sesuai Permendiknas no. 22, 23, 24 tahun 2006.
4 Terakreditasi dengan katagori A
Sementara itu
sekolah khusus
yang ditujukan
untuk menyelenggarakan pendidikan khusus bagi PDCIBI dapat didirikan oleh
pemerintah maupun masyarakat dalam bentuk badan hukum pendidikan. Pemerintah menyelenggarakan sekurang kurangnya 1 satu satuan
pendidikan khusus untuk dipakai sebagai model ideal pendidikan khusus bagi PDCIBI. Lembaga swasta yang dapat mendirikan sekolah untuk
pendidikan khusus bagi PDCIBI adalah badan hukum yang telah memiliki kompetensi dan kapabilitas dalam bidang pendidikan.
Pendidikan khusus bagi PDCIBI di satuan pendidikan SDMI melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan system paket,
sedangkan pada satuan pendidikan SMPMTs, SMAMA menggunakan system kredit semester.
commit to user 37
System paket adalah system penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya
diwajibkan mengikuti
seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada System Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran
melalui system tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik. System kredit semester adalah system penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada system kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester SKS. Beban belajar satu SKS
meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur.
e. Peserta Didik
Peserta Didik kelas akselerasi adalah siswa yang telah diidentifikasi sebagai siswa berbakat dan berkemampuan tinggi, yang
diseleksi dari kelas 6 reguler melalui: 1
Seleksi Nilai Nilai rata-rata SKHU minimal 90
Nilai rata-rata rapor SMP minimal 80
commit to user 38
2 Tes Akademik Bhs. Indonesia, Bhs. Inggris, Matematika dan IPA
3 Psikotes dengan mengacu pada Teori Keberbakatan Renzuli yaitu
meliputi pengukuran aspek: intelegensi, kreatifitas dan komitmen 4
Tes Kesehatan tidak buta warna dan bebas narkoba 5
Wawancara 6
Observasi guru 7
Berminat dan mendapat persetujuan dari orangtuawali siswa Identifikasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa dalam Program Percepatan belajar adalah : ”Mereka yang oleh psikolog danatau guru diidentifikasikan
sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi memuaskan, dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas ,
kreatifitas yang memadai, dan keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik” Depdiknas, 2003: 14
Berikut disampaikan
14 ciri
ciri keberbakatan
dalam mengidentifikasikan peserta didik yang tergolong memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa Balitbang Depdikbud: 1986, dalam Depdiknas, 2003: 15
1 Lancar berbahasa mampu mengutarakan pemikirannya
2 Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan
3 Memiliki kemampuan tinggi dalam berfikir logis dan kritis
4 Mampu belajarbekerja secara mandiri
5 Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa
6 Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatan
7 Cermat dan teliti dalam mengamati
8 Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan
masalah 9
Mempunyai minat luas 10
Mempunyai daya imajinasi yang tinggi 11
Belajar dengan mudah dan cepat 12
Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat
commit to user 39
13 Mampu berkonsentrasi, dan
14 Tidak memerlukan dorongan motivasi dari luar.
Tes psikologis peserta didik akselarasi meliputi 3 jenis tes psikologis, yaitu
1 Kemampuan intelektual
2 Kreatifitas
3 Keterikatan dengan tugas
Peralatan tes yang digunakan untuk menjaring calon peserta didik pendidikan khusus bagi PDCIBI untuk masing masing jenis tes psikologis
dapat dilihat pada tabel berikut. Depdiknas 2009: 76-78.
Kemampuan Intelektual Satuan
Penjaringan Penyaringan
SDMI Colour Progressive
Matrix Wechsler Intelligence Scale for
Children, Stanford Binet atau Culture Fair Intelligence Tes Skala 2A2B
SMPMTS Spearmen Progressive Matrix
Wechsler Intelligence Scale for Children
atau Culture
Fair Intellignce Test Scale 2A2B
SMAMA Culture
Fair Intelligence
Tes Scale 3A 3B
Wechler Adult Intelligence Scale atau Intelligence Structure Test
No Jenis Tes
IQ Minimal
1. Culture Fair Intelligence Tes
Skala 2A2B Culture Fair Intelligence Tes
Skala2A2B Culture Fair Intelligence Tes
Skala 2A2B VERY SUPERIOR = 130
VERY SUPERIOR = 130 VERY SUPERIOR = 130
commit to user 40
2. Colour Progressive Matrix
GRADE 1 PERCENTIL 95
3. Stanford Binet Test
VERY SUPERIOR = 140
4. Wechsler Intelligence Scale for
Children SD?MI Wechsler Intelligence Scale for
ChildrenSMPMTS Wechsler
Adult Intelligence
Scale SMAMA VERY SUPERIOR = 130
VERY SUPERIOR = 130 VERY SUPERIOR = 130
5. Intelligence
Structure Test
SMA VERY SUPERIOR = 130
Kreativitas No
Satuan Tes Kreatifitas
1. SDMI
Tes Kreativitas Figural yang disusun oleh Utami Munandar
2. SMPMTs
Tes Kreatifitas Figural dan Tes Kreatifitas Figural yang disusun oleh Utami Munandar
3. SMAMA
Tes Kreatifitas Figural dan Tes Kreatifitas Figural yang disusun oleh Utami Munandar
Skala
task commitment
, yang mengacu pada indikator : 1
Tangguh dan ulet 2
Mandiri dan bertanggung jawab 3
Menetapkan tujuan aspirasi yang realistis dengan resiko sedang 4
Suka belajar dan mempunyai oreantasi pada tugas yang tinggi 5
Konsentrasi baik 6
Mempunyai hasrat untuk meningkatkan diri
working Improvement
7 Mempunyai hasrat bekerja sebaik baiknya
working the best heshe can
8 Mempunyai hasrat untuk berhasil dalam bidang akademis
commit to user 41
Tes Penunjang Tes Proyektif No.
Satuan Tes Grafis
1. SDMI
Draw A Peson, House Tree Person 2.
SMPMTs Draw A Peson, House Tree Person,
BAUM 3.
SMAMA Draw A Peson, Wartegg, Baum
Hak-hak peserta didik yang mengikuti program pendidikan khusus CIBI adalah sebagai berikut:
1 Mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. 2
Memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat kemampuan, kecerdasan dan kecepatan belajar, serta kebutuhan
khususnya. 3
Memperoleh fasilitas belajar dan bantuan lain sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
4 Menyelesaikan program pendidikan lebih cepat dari waktu yang telah
ditentukan. 5
Mendapat beasiswa atau biaya pendidikan dari pemerintah, pemerintah daerah, danatau masyarakat bagi mereka yang berprestasi danatau
orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan. 6
Pindah ke programsekolah regular yang sederajat. 7
Memeperoleh kemudahan dari pihak terkait untuk menggunakan sarana fisik dan non fisik untuk menunjang kelancaran pembelajaran.
8 Ikut serta dalam kegiaatan organisasi peserta didik di satuan
pendidikan yang bersangkutan. 9
Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang diikuti, termasuk hasil belajar.
10 Memperoleh jaminan hukum sama seperti peserta didik pada
umumnya.
commit to user 42
f. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengajar kelas akselerasi adalah guru yang memiliki kompetensi paedagogik, profesional, sosial dan kepribadian yang baik.Walaupun
sudah tidak menjadi satu-satunya sumber ilmu dan pengetahuan, posisi guru dalam proses pembelajaran masih dirasakan memegang peran yang
sangat penting. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, pertama adalah sebagai orang yang diharapkan mampu memberikan makna dari setiap
materi yang disampaikan kepada siswa atau terhadap setiap obyek pengetahuan yang telah diperoleh siswa.
1 Kepribadian
Seorang pendidik hendaknya memiliki kepribadian yang: a
Mampu berempati b
Percaya diri c
Sabar d
Objektif dan adil e
Fleksibel dalam berpikir f
Kreatif g
Memiliki rasa humor h
Mampu mengapresiasi peserta didik i
Memiliki minat yang besar untuk mengembangkan kemampuan belajar anak
j Cerdas berpengetahuan luas
k Pekerja keras berorientasi pada prestasi
achievement motivation
l Antusias dapat memotivasi siswa
m Mampu bekerjasama dengan semua pihak yang terkait
2 Kompetensi
Kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik akselerasi adalah : a
Menguasai substansi mata pelajaran yang diampu. b
Mampu mengelola proses pembelajaran peserta didik yang meliputi:
commit to user 43
Perancangan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi
kecerdasan. Mampu memahami psikologi perkembangan, psikologi
pendidikan Mampu memahami karakteristik dan kebutuhan khusus anak
cerdas istimewa Mampu mengembangkan kreativitas peserta didik
Mampu berkomunikasi dengan semua pemangku kepentingan terkait penyelenggaraan pendidikan
3 Rekrutmen dan Seleksi Tenaga Pendidik
Seleksi tenaga pendidik untuk program layanan pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu tes umum dan tes khusus. Tes umum terdiri dari tes kepribadian, tes kreativitas dan tes kecerdasan.
Sementara itu, tes khusus terdiri dari tes kompetensi bidang studi sesuai bidang studi yang dilamarnya serta tes keterampilan mengajar.
Pelaksanaan tes dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain: tes, wawancara, observasi dan penilaian dokumen.
Tenaga pendidik program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dipilih dan diseleksi
berdasarkan kriteria sebagai berikut: a
Memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b
Memliki tingkat pendidikan yang dipersyaratkan sesuai dengan jenjang sekolah yang diajarkan, sekurang-kurangnya S1 untuk guru
SD, SMP dan SMA, sedangkan untuk Kepala Sekolah SMP dan SMA diutamakan minimal berijasah S2.
c Mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
commit to user 44
d Memiliki pengalaman mengajar di kelas reguler sekurang-
kurangnya 3 tiga tahun dengan prestasi yang baik. e
Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
anak berbakat secara umum dan program percepatan belajar secara khusus.
f Memiliki karakteristik umum yang dipersyaratkan.
Proses rekrutmen dan seleksi tenaga pendidik dilakukan secara terbuka, obyektif oleh tim seleksi yang terdiri dari: kepala sekolah,
para guru bidang studi terkait serta psikolog. 4
Pengembangan Tenaga Pendidik Pengembangan
merupakan upaya
terencana untuk
meningkatkan kompetensi tenaga pendidik bagi siswa cerdas istimewa. Pengembangan tenaga pendidik dapat dilakukan melalui pelatihan,
seminar, lokakarya, penelitian, publikasi ilmiah dan studi lanjut. 5
Pendampingan dan Konseling bagi Tenaga Pendidik Keterlibatan psikolog dalam proses pengembangan tenaga
pendidik bagi siswa cerdas istimewa sebaiknya sudah dimulai sejak proses rekrutmen dan seleksi. Hal ini perlu dilakukan agar diperoleh
gambaran aspek psikologis dan kompetensi yang dimiliki oleh tenaga pendidik yang bersangkutan.
Kegiatan pendampingan dan konseling oleh psikolog untuk tenaga pendidik dilakukan berdasarkan permintaan dari sekolah.
6 Penilaian terhadap Tenaga Pendidik
Penilaian terhadap tenaga pendidik harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Penilaian dilakukan oleh tim yang
dibentuk oleh kepala sekolah yang melibatkan guru bidang studi, orangtua, psikolog dan siswa. Penilaian mencakup aspek-aspek
sebagai berikut: a
Kepribadian, perilaku dan sikap kerja b
Kemutakhiran bahan ajar kedalaman, keluasan, variasi
commit to user 45
c Keterampilan mengajar
d Evaluasi pembelajaran
g. Sarana dan Prasarana Pendidikan
1 Prasarana belajar
a Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang BK, Ruang TU dan
Osis. b
Ruang kelas, dengan formasi tempat duduk yang mudah dipindah pindah sesuai dengan keperluan
c Ruang Lab. Matematika, Fisika, Kimia, Biologi Untuk SDMI:
lab. IPA, Lab. IPS, Lab. Bahasa, Lab. Komputer, ruang audiovisual dan ruang perpustakaan.
d Kantin sekolah, koperasi Sekolah, Mushollatempat ibadah dan
poliklinik. e
Aula pertemuan f
Lapangan Olah Raga. g
Kamar mandi WC. h
Ruang pengembangan bakat dan ketrampilan. 2
Sarana Belajar a
Sumber belajar seperti : buku paket, buku pelengkap, buku referensi, buku bacaan, buku majalah, koran, modul, lembar kerja,
kaset video, VCD, CD-ROM, dan sebagainya. b
Media pembelajaran seperti radio, cassette recorder, TV, OHP, Wireless, Slide Projector, LDLCDVCDDVD Player, Komputer,
dan sebagainya. c
Alat praktik dan alat peraga seperti , torso, peta dinding, globe, dsb.
d Adanya sarana TIK berupa jaringan intranet dan internet, yang
dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dan lain lain. Terkait dengan ruang yang akan digunakan dan dibangun,
hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1
Pencahayaan alam
commit to user 46
Ruang sekolah harus mendapatkan cukup cahaya matahari tanpa gangguan panas dan kesilauan. Hal ini dilakukan dengan
penentuan ukuran dan penempatan jendela dan keadaan diluar ruangan seperti bangunan lain yang akan juga mempengaruhi pencahayaan
ruangan. 2
Pengendalian kebisingan Komunikasi lesan dalam ruangan harus berlangsung secara
wajar tanpa gangguan yang menghambatnya. 3
Kesehatan Semua ruang belajar atau bekerja harus dapat menerima cahaya
matahari, tidak lembab dan mendapatkan ventilasi yang cukup 4
Keamanan Keamanan terhadap pencurian dengan adanya penjaga, jendela
dan pintu yang dilengkapi dengan kunci dan surat yang baik. Ruang yang diisi barang berharga diberi pengaman teralis yang tidak mudah
dicongkel. 5
Kenyamanan a
Memperhitungkan penentuan luas ruangan tersebut dengan penempatan perabot yang telah ditentukan
b Menghindari penyinaran secara langsung dengan menggunakan
tirai sesuai dengan kebutuhan. c
Mengurangi penyinaran matahari lewat tengah hari dapat dikurangi dengan penanaman pohon.
d Untuk mengantisipasi agar semua kegiatan bisa berjalan dengan
kondusif maka setiap ruangan dipakaikan AC. 6
Penerangan buatan atau lampu Penerangan dalam ruangan harus menunjang pemeliharaan
kondisi mata atau penglihatan oleh karena itu penerangan yang cukup dan tidak melelahkan mata, tidak mempercepat kemunduran daya
penglihatan dan tidak menyilaukan .
commit to user 47
7 Hubungan antar ruang harus memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut: a
Kurikulum sekolah dan pelaksanaan b
Erat tidaknya kaitanhubungan antar ruang c
Jenis dan jumlah ruang serta fungsi dan kegunaan tiap ruang d
Persyaratan jarak dari ruang ruang berdasarkan gangguan kebisingan
e Jarak pencapaian antar ruang
f Struktur organisasi pengelolaan sekolah
Fasilitas pendukung yang harus dimiliki oleh sekolah akselerasi adalah sebagai bertikut :
1 Pengembangan sumber belajar dan perpustakaan
Perpustakaan memegang peranan yang sangat penting sebagai salah satu sumber belajar. Oleh karena itu, perpustakaan harus
dilengkapi dengan buku-buku pelajaran yang beragam secara materi maupun bahasa, buku referensi bidang MIPA, jurnal nasional dan
internasional, bulletin, majalah serta bahan cetak lainnya yang memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan materi
pelajaran dan pengayaannya, terutama bidang MIPA. Di samping itu, di perpustakaan harus tersedia perangkat audio visual, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk mempelajari bahan yang terekam dalam bentuk cakram CD dan sebagainya.
2 Penyediaan laboratorium Matematika dan IPA
Penyediaan laboratoruium meliputi laboratorium matematika, fisika, kimia dan biologi SMAMA, laboratorium matematika, fisika,
dan biologi SMPMTs dan laboratorium IPA SDMI. Laboratorium tersebut dilengkapi dengan peralatan dan bahan praktikum yang
memadai untuk
menunjang proses
pembelajaran. Fasilitas
laboratorium juga dilengkapi dengan perangkat komputer dan LCD untuk proses pembelajaran menggunakan audio visual.
3 Penyediaan laboratorium bahasa
commit to user 48
Laboratorium bahasa diperlukan dalam upaya mengoptimalkan kemampuan berbahasa peserta didik maupun tenaga kependidikan
terutama bahasa Inggris. Satuan pendidikan SMPMTs dan SMAMA yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi PDCI BI harus
memiliki laboratorium bahasa. Fasilitas laboratorium juga dilengkapi dengan perangkat komputer dan LCD untuk proses pembelajaran
menggunakan audio visual. 4
Penyediaan laboratorium komputer Laboratorium komputer digunakan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dan tenaga
kependidikan dalam menggunakan komputer sebagai media dan alat pembelajaran. Di
samping itu, laboratorium komputer digunakan utuk kegiatan pembelajaran yang bersifat interaktif yang mampu memfasilitasi
pembelajaran berbasis komputer. Laboratorium ini berisi seperangkat komputer berikut perangkat audio visualnya yang saling berintregasi,
dilengkapi dengan program aplikasi tambahan yang sesuai untuk memberikan layanan tambahan terhadap pembelajaran yang bersifat
teoritik maupun praktek. Disamping itu, fungsi laboratorium komputer ini juga untuk
melayani kegiatan: interaksi guru dengan siswa, penayangan video pembelajaran, latihan mata pelajaran interaktif
online
, simulasi kasus
berbasis multi
media, operaionalisasi
e-audio book
, operasionalisasi
e-book
, penelusuran data dan informasi serta menyediakan ensiklopedi digital.
h. Pembiayaan
Sumber pembiyaan pendidikan khusus bagi PDCIBI berasal dari orang tua siswa, pemerintah kabupatenkota, pemerintah provinsi dan
pemerintah pusat. Penyelenggara pendidikan khusus bagi PDCIBI harus mampu menggalang dana dari sumber sumber tersebut dalam jumlah yang
cukup memadai untuk membiayai kegiatan operasional dan peningkatan mutu program akselerasi. Sumber pembiayaan ditentukan berdasarkan
commit to user 49
prinsip keadilan, kecukupan dan berkelanjutan. Dengan demikian calon peserta didik yang dapat diterima di pendidikan khusus PDCIBI tidak
boleh semata-mata dilihat dari kriteria kemampuan ekonomi , tetapi lebih didasarkan pada prasyarat kecerdasan istimewa. Kepada peserta didik yang
memiliki kemampuan ekonomi terbatas penyelenggara program harus mengupayakan ada subsidi silang maupun donasi dari sumber sumber lain
Depdiknas, 2009: 40
D. Kerangka Berpikir
Kecerdasan dan kemampun siswa dikelompokkan dalam tiga strata: anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas rata-rata, rata-rata, dan di
bawah rata-rata. Siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan rata-rata, selama ini diberikan layanan pendidikan dengan mengacu pada kurikulum yang
berlaku secara nasional. Itu karena kurikulum tersebut disusun terutama diperuntukkan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan rata-
rata. Siswa dengan kemampuan dibawah rata-rata, diberikan layanan pengajaran remidi
remedial teaching
. Bagi siswa dalam kategori di atas rata-rata, perlu ada pelayanan pendidikan khusus. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah de-
ngan menyelenggarakan akselerasi, program percepatan belajar yang dapat berarti provisi individual dengan berbagai cara, sehingga siswa lebih cepat belajar.
Dalam penyelenggaran akselerasi harus dibedakan antara
streaming
dan
setting
.
Streaming
berarti kategorisasi siswa pada kemampuannya secara keseluruhan, sedangkan
setting
berarti kategorisasi yang didasarkan pada assesmen independen dari kemampuan setiap subjek. Para ahli pendidikan
berpendapat bahwa dalam akselerasi lebih baik digunakan
setting
daripada
streaming.
Penyelenggaraan kelas akselerasi akan berhasil dengan baik apabila didukung dari berbagai aspek yang meliputi, Kurikulum,PBM, Pendidik, Peserta
Didik dan Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana Pendidikan, dan Pembiayaan.
commit to user 50
Pembiayaan Kurikulum
Sarana dan
Prasarana an
Proses Belajar
Mengajar
Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Prestasihasil
Belajar Komponen
Pelaksanaan Program
klas Akselerasi
Faktor Penghambat
kendala Peserta
Didik
commit to user
51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di SMP Negeri 1 Sragen, Kelurahan Sragen Kulon, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, yang beralamatkan di Jl. Raya Sukowati
162 Sragen, Kode Pos 57212. Beberapa pertimbangan yang peneliti pergunakan sehubungan dengan dipilihnya sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut.
Pertama, SMP Negeri 1 Sragen merupakan sekolah yang berprestasi baik di tingkat kabupaten, propinsi maupun tingkat nasional. Kedua, kualitas sekolah
SMP Negeri 1 Sragen diakui oleh masyarakat sekitar dan merupakan aikon bagi Kabupaten Sragen. Ketiga, sekolah SMP Negeri 1 Sragen merupakan satu-satunya
sekolah tingkat SMP yang memiliki program Kelas Akselerasi di Kabupaten Sragen. Keempat, SMP Negeri1 Sragen berada di jantung Kabupaten Sragen
sehingga peneliti akan mudah dalam mengadakan penelitian karena peneliti sebagai staf pengajar di sekolah tersebut. Waktu penelitian adalah mulai proses
pengumpulan data peneliti bagi menjadi tiga tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pengumpulan data dan tahap pengecekan data. Adapun program waktu yang
peneliti tetapkan dalam penelitian dan pelaporan adalah pada semester genap tahun ajaran 2009-2010. Selanjutnya secara rinci tentang prosedur kegiatan dan
jadwal penelitian terdapat pada Tabel 01.
Tabel 01 : Prosedur Kegiatan dan Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN
WAKTU
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan proposal
usulan penelitian b.
Studi literature c.
Konsultasi kepada pembimbing
Awal September 2009
Pertengahan September 2009. Akhir September 2009
Awal Oktober 2009