golongan yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
24
c. Pengertian Minat Belajar
Menurut pengertian yang bersifat umum, yang dimaksud dengan minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah
kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya satisfiers. Demikian minat dapat menimbulkan sikap
yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan tersebut.
Menurut Carl Safran 1985, minat adalah perasaan yang positif terhadap suatu aktivitas, orang, pengalaman, atau benda.
25
Sedangkan menurut Sardiman, minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi
apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya
sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan
dengan kepentingannya sendiri.
26
Sedangkan menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Suatu
minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula
24
Slameto, op-cit, hlm. 54.
25
Dewa ketut, Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Bina Aksara, 1988, hlm.61-62.
26
Sardiman. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, CV. Rajawali, 1986, hlm. 76.
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
27
Dengan demikian, dari beberapa pengertian minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan suatu bentuk kesenangan,
keaktifan, partisipasi, dan kesadaran seseorang terhadap suatu bidang yang berkaitan dengan kegiatan belajar, yang berpengaruh terhadap hasil atau
prestasi belajar.
B. Kerangka Berpikir
Tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Tingkat pendidikan orang tua merupakan jenjang pendidikan formal yang
berhasil dicapai atau dikenyam oleh orang tua. Pendidikan formal ialah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang
dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas Sekolah
Menengah Kejuruan, sampai dengan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan orang tua dapat menjadi salah satu faktor yang
berguna dalam meningkatkan prestasi belajar anaknya, karena orang tua yang memiliki jenjang pendidikan yang tinggi pada umumnya memiliki kepedulian
untuk mengarahkan anaknya dalam belajar. Dalam hal ini, orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan dimungkinkan untuk lebih baik
27
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2011, hlm.191.