4.3.3. Skala Usaha
Skala usaha peternak pola kemitraan dan non kemitraan di daerah penelitian, disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Skala Usaha Ayam Ras Pedaging Di Daerah Penelitian
No. Pola Usaha Ayam Ras
Pedaging Skala Usaha Ayam Ras
Pedaging ekor Rataan ekor
1 Kemitraan
2.500 sd 10.000 5.650 ± 1.498
2 Non Kemitraan
500 sd 8.000 1.750 + 1.576
Sumber : Data Primer diolah, 2009 Tabel 10 menunjukkan skala usaha ayam ras pedaging pola kemitraan lebih
besar dibandingkan dengan skala usaha ayam ras pedaging non kemitraan. Keadaan ini sebagai dampak naiknya harga sarana produksi peternakan seperti
bibit, pakan, obat-obatan dan vaksin sehingga menyebabkan naiknya biaya produksi dan menurunnya marjin keuntungan dan peternak mengalami
kekurangan modal kerja yang pada akhirnya untuk dapat berusaha ayam ras pedaging dengan skala usaha yang lebih besar, peternak cenderung berusaha ayam
ras pedaging dengan pola kemitraan, sehingga dengan terpaksa mengubah struktur usahanya dari peternak mandiri menjadi peternak pola kemitraan. Hal ini
sebagaimana dinyatakan oleh Shane 2000, krisis ekonomi mengakibatkan perubahan besar pada struktur industri pengunggasan, yaitu pada tahun 1997
sebanyak 70 produksi ayam pedaging dilakukan oleh peternak mandiri, namun pada saat ini 80 kemitraan dan 20 mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa
kemitraan usaha ayam ras pedaging merupakan solusi akibat adanya krisis ekonomi di bidang perunggasan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Skala usaha ayam ras pedaging peternak pola kemitraan dan non kemitraan sebagaimana disajikan pada tabel 12, menurut Yusdja dan Pasandaran 1998
skala usaha ayam ras pedaging peternak pola kemitraan di daerah penelitian termasuk skala menengah karena rataan skala usaha ayam ras pedaging yang
dibudidayakan termasuk pada kisaran 5.000 sd 10.000 ekor, sedangkan usaha ayam ras pedaging peternak non kemitraan termasuk skala kecil karena rataan
skala usaha ayam yang dibudidayakan kurang dari 5.000 ekor.
4.3.4. Mortalitas