pembinaan dalam bidang manajemen maupun peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Menurut Hafzah 1999 pemecahan permasalahan tersebut tidak semata- mata menggantungkan pada peranan pemerintah melalui kebijakan dan peraturan
perundang-undangan yang diproduksikan, tetapi diperlukan peran serta usaha besar dan menengah yang selama ini memiliki kelebihan dalam penguasaan
permodalan, teknologi dan sumber daya manusia. Usaha besar melakukan alih teknologi, kemampuan manajerial usaha dan aliran permodalan, sehingga
berdampak pada perbaikan dan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia usaha keeil sehingga lebih profesional. Kesemuanya itu dapat dilakukan melalui
mekanisme kerjasama yang saling menguntungkan dengan melaksanakan kemitraan usaha.
Yusdja dan Pasandaran 1998 menyatakan pemerintah mempercayai bahwa kemitraan perunggasan merupakan media yang tepat untuk membangun
usaha, peternakan rakyat yang tangguh dan mandiri. Kemitraan usaha besar dan kecil merupakan media alternatif tintuk melindungi usaha rakyat. Komitmen ini
akan tetap dipertahankan sekalipun Indonesia menghadapi ekonomi global.
2.5 Kemitraan Usaha Ayam Ras Pedaging dan Posisi Tawar Peternak
Pada awalnya usaha perunggasan rakyat bercorak subsisten, hasil yang dipungut peternak digunakan untuk kebutuhan keluarga dan dijual bila diperlukan.
Fakta ini secara obyektif menampilkan sosok peternak yang bersih dari sinyalemen-sinyalemen ketidakadilan sosial.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Situasi peternak yang berlangsung dewasa ini mengalami pergeseran ke suasana yang sangat berbeda. Usaha perunggasan rakyat tidak lagi bercorak
susbsisten, melainkan diwarnai dengan pembentukan usaha tani modern yang ditandai dengan Penerapan-penerapan inovasi-inovasi baru termasuk mulai
masuknya ayam ras pedaging dalam teknologi perunggasan, munculnya sistem agribisnis ketat yang pada gilirannya peternak dipaksa untuk masuk ke dalam
jaringan jual beli yang demikian kompleks. Banyak dari perkembangan ini yang telah memberikan dampak positif bagi peternak, tetapi bagi peternak kecil
modernisasi ini membuat semakin terpuruk. Hal ini dijelaskan oleh Rasyaf 1995 bahwa periode tahun 1970 hingga 1980 merupakan kebangkitan peternakan ayam
ras. Peternakan ayam broiler meledak hingga tahun 1980 dan puncaknya terjadi tahun 1981 bersamaan dengan semakin tergencetnya peternak-peternak kecil oleh
peternak-peternak besar.Usaha perunggasan modern telah membuka babak baru dimana pemasaran produksi unggas berada di bawah hukum permintaan dan
penawaran pasar. Pemasaran menjadi persoalan besar karena harga pasar tetaplah berada di bawah bayang-bayang kuasa yang berada jauh di luar kendali peternak.
Fluktuasi harga selalu berada di bawah pengaruh berbagai faktor sosial, ekonomi, politik yang saling berinteraksi satu sama lain dan bahkan seringkali masih
dengan faktor iklim yang menjadi variabel fluktuatif. Situasi tersebut di atas telah memicu berkembang-suburnya struktur-
struktur ketidakadilan dalam masyarakat petani kecil dan hal ini lebih mungkin terjadi karena posisi tawar petani sangat lemah Siswono, 2009. Posisi tawar
adalah kemampuan dalam hal proses pengambilan keputusan antara pihak pihak-
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pihak yang mengikat diri melalui pemberian usul-usul dan sejenisnya sehingga diperoleh suatu kesepakatan Anonimous 2009. Surono 1997 menyatakan
lemahnya daya tawar memicu petani menghadapi kesulitan yang tidak berujung pangkal yang membawa pada situasi ketidakberdayaan yang melembaga dan
mengarah kepada sebuah keadaan budaya kemiskinan petani. Lebih lanjut Surono 1997 menyatakan persoalan ketidakberdayaan petani merupakan persoalan
struktural yaitu i petani kecil merupakan kelompok marjinal karena ketidakikutsertanya dalam sistem sosial telah meletakan mereka ke dalam elemen
yang dibuat bergantung tak berdaya sepenuhnya., ii pilihan-pilihan petani ditentukan oleh pihak-pihak di luar petani, dan iii petani terasing dari jaringan-
jaringan informasi aktual mengingat keterbatasan kemampuan kognitif mereka, perbedaan kultur dan posisi inferior dalam interaksi pasar.
Upaya memperkuat posisi tawar peternak ayam ras pedaging skala kecil dilakukan melalui kemitraan usaha ayam ras pedaging dimana pokok
permasalahan dalam pelaksanaan kemitraan adalah pemberdayaan partisipan kemitraan yang lemah yaitu peternak kecil, atau dengan kata lain terciptanya
kesetaraan hubungan antar pelaku kemitraan. Melalui kemitraan kesempatan berkiprah peternak kecil semakin meningkat. Namun kegagalan yang sering
terjadi pada kemitraan usaha sering disebabkan oleh fondasi dari kemitraan yang tidak kuat dan hanya didasari belas kasihan semata atau atas dasar paksaan pihak
lain, bukan atas kebutuhan untuk maju dan berkembang bersama dari pihak-pihak yang bermitra. Disamping itu disebabkan pula oleh kurang didasari etika bisnis,
sehingga kondisi ini menjadikan kedudukan usaha kecil dipihak yang lemah dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
usaha menengah dan besar sangat dominan dan cenderung mengeksploitasi yang kecil.
2.6 Kemitraan Usaha Ayam Ras Pedaging dan Pendapatan Peternak