Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Pengguna Perpustakaan

Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Karena keterbatasan ruangan maka penyusunan rak koleksi dan tata letak perabot menjadi tampak sempit. Hal ini terlihat dari banyaknya kunjungan siswa setiap harinya pada jam belajar rata-rata mencapai 360 orang. Walaupun perpustakaan memberikan waktu kunjungan perkelas hanya 40 menit, namun daya dampung pengunjung masih kurang di ruangan perpustakaan tersebut. Selain itu koleksi yang dimiliki di Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa tidak sebanding dengan banyaknya siswa. Dari data yang diketahui peneliti bahwa koleksi yang dimiliki kebanyakan paket bacaan pelajaran siswa yang tidak sesuai dengan KTSP atau kurikulum pendidikan sekarang ini nampak bahwa data buku yang diperoleh seluruhnya adalah 296 judul dengan 18508 eksemplar. Satu hal yang cukup dapat dijadikan contoh yaitu dari 40 sekolah tingkat SMP Negeri se-Kabupaten Deli Serdang hanya sekolah inilah yang menjadikan perpustakaan termasuk bidang studi dengan jam pelajaran 40 menit perkelas setiap harinya. Kegiatan ini diberlakukan semenjak Kepala Sekolah Drs. Suriadi M.Pd pernah mengikuti Diklat Perpustakaan di SMP Negeri 30 Yoyakarta, jadi beliau menerapkan ilmu tersebut disamping perpustakaan tersebut telah ditangani oleh tenaga perpustakaan yang ahli dalam bidang ilmu perpustakaan. Namun itu tidak menjadi suatu kualifikasi bahwa adanya pustakwan ahli bila sistem layanan yang digunakan masih bersifat manual maka kinerja seorang pustakawan akan berjalan lambat, karena melayani banyaknya siswa setiap hari hanya dengan 1 orang petugas hal itu akan membuat pustakawan kewalahan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :”PERSEPSI SISWA TENTANG KEBERADAAN PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimanakah Persepsi Siswa tentang Keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa ?” Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Siswa tentang Keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa , sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keberdaan perpustakaan agar dapat membantu menignkatkan minat belajar siswa. 2. Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta pemahaman penulis tentang pentingnya keberadaan perpustakaan sebagai sarana penyedia informasi dan pengembangan kegiatan proses belajar mengajar. 3. Peneliti lain, dapat dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian pada topik yang sama.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang persepsi pengguna terhadap keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa yang dilihat dari Ruang perpustakaan, koleksi dan pelayanan pengguna perpustakaan. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar mengajar siswa memgang peranan yang sangat penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan. Maka jika dikaitkan dengan proses belajar-mengajar disekolah, Perpustakaan Sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan perpustakan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik mapun mental dalam proses belajar. Darmono 2007 : 3 berpendapat bahwa “ Perpustakaan Sekolah adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan”. Sama pula dengan Yusuf dan Suhendar 2007: 2 menyatakan bahwa “Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Diadakannya Perpustakaan Sekolah adalah untuk tujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan murid. Ia berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar PBM di tingkat sekolah. Oleh karena itu, ia merupakan bagian integral dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah”. Kedua pendapat tersebut diperjelas lagi oleh Soeatminah 1982: 12 berpendapat bahwa “Perpustakaan Sekolah adalah suatu perpustakaan yang diselenggarakan dan oleh sekolah untuk memberikan pelayanan kepada murid dan guru dalam melaksanakan program belajar dan mengajar disekolah”. Ditambah lagi dengan pendapat Suryana 1997: 1 yang mengartikan bahwa, “Perpustakaan Sekolah adalah sebuah ruangan atau gedung yang berisi buku-buku dan bahan lainnya yang disusun secara sistematis”. Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah merupakan bagian yang integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen lainnya turut menentukan keberhasilan Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 proses pendidikan dan pengajaran. Melalui perpustakaan siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pembelajaran di Sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik siswa atau murid, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya. Perpustakaan Sekolah sebagai bagian intergral dari sekolah, merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang tercapainya tujuan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut diatas, Yusuf dan Suhendar 2007 :3 berpendapat bahwa, “Tujuan Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut: 1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa. 2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan. 3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca siswa. 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum. 5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat belajar bagi para siswa. 6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan. 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya. Sedangkan menurut Buku Pengolahan Perpustakaan Sekolah Menengah Umum 1998: 18, tujuan Perpustakaan Sekolah ada dua yaitu: 1. Secara Umum Perpustakaan bertujuan untuk menunjang tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana yang tercantum di dalam UU RI No. 2 pasal 4 Tahun 1998 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 2. Secara Khusus Perpustakaan Sekolah bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan kurikulum sekolah SD, SLTP, dan SLTA. Sama halnya menurut Larasati 1992: 57 berpendapat bahwa, “Perpustakaan Sekolah bertujuan untuk mempertinggi daya serap dan kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas cakrawala serta pengetahuan gurukaryawan dalam lingkungan pendidikan”. Dari beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan Perpustakaan Sekolah bukan hanya menyediakan bahan bacaan tetapi juga sebagai pusat pengetahuan dan informasi yang mampu mengembangkan kearah minat dan bakat siswa. Serta dengan tujuan ini diharapakan dapat memperlancar pencapaian proses belajar, tetapi lebih jauh lagi para siswa diharapkan mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi dari perpustakaan.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Yusuf dan Suhendar 2007: 4 menyatakan, ”Perpustakaan Sekolah mempunyai empat fungsi umum yaitu: 1. Fungsi Edukatif Maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada Perpustakaan Sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut. 2. Fungsi Informastif Fungsi ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat ”memberi tahu” akan hal-hal yang berhubugan dengan kepentingan para siswa dan guru. Melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang disediakan oleh Perpustakaan Sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi di dunia ini. 3. Fungsi Rekreasi Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan. Misalnya dikala sedang ada waktu senggang sehabis belajar seharian, bisa memanfaatkan jenis koleksi ini sehingga terhibur karenanya. 4. Fungsi Riset atau Penelitian Sederhana Ini maksudnya adalah koleksi Perpustakaan Sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Segala jenis informasi tentang pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya disimpan di perpustakaan ini sehingga dengan demikian, jika ada orang atau peneliti yang ingin mengetahui tentang informasi tertentu tinggal membacanya di perpustakaan. Sedangkan menurut Darmono 2007: 4 menyatakan,”Fungsi Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Informasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar pengguna perpustakaan dapat: a. Mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu. b. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak yang sesuai dengan kebutuhannya. c. Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi yang tersedia di perpustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. d. Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. 2. Fungsi Pendidikan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. 3. Fungsi Kebudayaan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk: a. Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai informasi sebagai bahan rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun secara kelompok. b. Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni. c. Mendorong tumbuhnya kretivitas dalam berkesenian d. Mengembangkan sikap dan sifat hubuganan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis. e. Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasaan alih teknologi. 4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk: a. Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani. b. Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 c. Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif. 5. Fungsi Penelitian Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi, sesuai dengan kebutuhan lembaga. 6. Fungsi Deposit Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi Perpustakaan Sekolah membantu para siswa dan guru untuk menggunakan perpustakaan sebagai sarana penyedia informasi yang berguna di dalam proses belajar mengajar atau dalam melaksanakan program pendidikan yang didalamnya banyak bragam informasi yang bisa membantu kelancaran dalam media pembelajaran.

2.2 Pengertian Persepsi

Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap suatu objek dan situasi lingkungannya. Dengan kata lain, tingkah laku seseorang terhadap suatu objek dipengaruhi oleh persepsinya. “Persepsi adalah kesan sesorang terhadap objek prestasi tertentu yang dipengaruhi factor internal, yakni perilaku yang berada dibawah kendali pribadi dan factor eksternal, yakni perilaku yang dipengaruhi oleh situasi diluarnya”. Depdiknas, 2003 Menurut Pareek dan Milton dalam Arisandy 2004: 25 “Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsang yang diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya”. Senada dengan Salim 2002 : 146 menyatakan bahwa,” Persepsi adalah pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal, peristiwa yang didapat atau diterima”. Sedangkan menurut Walgito 2002: 69 “Persepsi merupakan suatu program yang didahului oleh proses diterimanya stimulus oleh individu melalui panca indra namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi”. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin 1998 : 51 , adalah,” Pengalaman tentang objek,peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Desmita 2006 : 107 menambahkan bahwa, “ Segala informasi tentang dunia akan sampai ke individu melalui indera. Indera dapat mengingatkan individu akan bahaya serta memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menafsirkan berbagai peristiwa dan mengantisipasikan masa depan. Proses memahami informasi tentang dunia atau lingkungan inilah yang disebut dengan persepsi”. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard 1991 : 201 mengemukakan bahwa,” Persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan”. Ditambah lagi oleh Gibson dan Donely 1994 : 53 menjelaskan bahwa,” Persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu”. Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus mengggerakan indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera Chaplin, 2002 : 358. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus yang diterima seseorang sangant komplek, stimulus masuk kedalam otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi Atkinson dan Hilgrad, 1991 : 209 . Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah cara pandang seseorang tentang sesuatu hal atau peristiwa melalui proses penginderaan dan merupakan hasil dari suatu proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasi stimulus.

2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

“Seseorang belum tentu mempunyai persepsi yang sama tentang suatu objek yang sama. Perbedaan ini ditentukan bukan hanya pada stimulus sendiri, tetapi juga pada latar belakang keadaan stimulus itu”. Mahmud 1990 : 41 . Latar belakang yang dimaksud mencakup pengalaman-pengalaman sensoris, perasaan, saat terjadinya suatu peritiwa, prasangka, keinginan, sikap, dan tujuan. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Arikunto dalam Ali, 1994 : 19 menyatakan bahwa Persepsi dipengaruhi factor-faktor yaitu : 1. Ciri khas objek stimulus yang memberikan nilai bagi orang yang akan mepersiapkannya dan seberapa jauh objek tertentu dapat menyenangkan bagi seseorang. 2. Faktor-faktor pribadi termasuk di dalamnya ciri khas individu, seperti taraf kecerdasan, minat, emosional, dan lain sebagainya. 3. Faktor pengaruh kelompok, artinya respon orang lain di lingkungannya dapat memberikan arah kesuatru tingkah laku. 4. Faktor perbedaan latar belakang tingkah laku cultural kebiasaan. Sedangkan menurut Walgito 2002 : 70 , faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa factor, yaitu : 1. Objek yang dipersiapkan Objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersiapkannya tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf yang bekerja sebagai reseptor. 2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagi pusat kesadaran. 3. Perhatian Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau kosentrasi dari seluruh aktivitas yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Namun ada pendapat lain yang menyatakan,” Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi sesorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai factor-faktor personal Rakhmat 1998 : 55 . Selanjutnya Rakhmat menjelaskan bahwa yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karasteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli. Dalam kenyataannya, terhadap objek sama, individu dimungkinkan memiliki persepsi yang berbeda. Oleh karena itu, Milton dalam Arisandy 2004: 26 mengemukakan,” adanya beberapa faktor yang berpengaruh dalam persepsi. Faktor tersebut meliputi objek yang dipersepsi, situasi, individu yang mempersepsi perceiver, persepsi diri, dan pengamatan terhadap orang lain”. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Selanjutnya, Pareek dalam Arisandy 2004: 26 mengemukakan ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi. 1. Perhatian Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita. 2. Kebutuhan Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat. 3. Kesediaan Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu. 4. Sistem nilai Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi persepsi individu yaitu faktor internal yang berasal dari diri sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari objek yang diperhatikan.

2.2.2 Proses pembentukan Persepsi

Pada proses pembentukan persepsi disini merupakan hal harus dibahas dalam penelitian, karena merupakan langkah pertama unutk mennentukan bagaimana persepsi pengguna terhadap keberadaan Perpustakaan SMP Negeri 1 Tanjung Morawa. Maka dari itu proses pembentukan persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut : Objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor, perlu dikemukan antara objek dan stimulus itu menjadi satu misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit sehingga akan terasa tekanan tersebut. Proses stimulus mengenai alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak proses ini disebut sebagai proses psiologis. Kemudian terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat dan apa yang didengar atau apa yang diraba.Proses yang terjadi diotak atau dalam pusat kesadaran ini disebut psikologis. Dengan demikian dapat dikemukan terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya : apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang diraba yaitu stimulus Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 yang diterima oleh alat indera, proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk”. Walgito, 2002 : 71. Sedangkan menurut Pareek dan Milton dalam Arisandy 2004: 25 Proses persepsi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Penerimaan rangsang Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber. Seseorang lebih senang memperhatikan salah satu sumber dibandingkan dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang lebih dekat atau lebih menarik baginya. 2. Proses menyeleksi rangsang Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi disini akan terlibat proses perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut. 3. Proses pengorganisasian Rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. 4. Proses penafsiran Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Setelah data tersebut dipersepsikan maka telah dapat dikatakan sudah terjadi persepsi. Karena persepsi pada pokonya memberikan arti kepada berbagai informasi yang diterima. 5. Proses pengecekan Setelah data ditafsir si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah yang dilakukan benar atau salah. Penafsiran ini dapat dilakuakan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil proses selanjutnya. 6. Proses reaksi Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan- tindakan itu biasanya tersembunyi atau terbuka. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan persepsi dimulai dari tahap penerimaan rangsang, proses menyeleksi rangsang, proses pengorganisasian, proses penafsiran, proses pengecekan, dan proses reaksi.

2.2.3 Persepsi dan Perilaku

Persepsi dapat memepngaruhi tingkah laku seseorang terhadap objek dan situasi lingkungannya. Sementara tingkah laku seseorang juga dipengaruhi persepsinya. Manusia akan selalu terpengaruhi oleh keadaan sekitarnya, dan manusia akan dikenal berbagai rangsangan yang datang dari lingkungannya. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Persepsi akan berarti bila diperlihatkan dalam bentuk pernyataan, baik lisan maupun perbuatan. Meskipun demikian, terkadang apa yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan prilaku yang terlihat belum tentu sesuai dengan persepsi yang asli. “ Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat bahwa perilaku dapat dibentuk, diperoleh, dipelajari melalui proses belajar dan dapat dikendalikan, oleh sebab itu perilaku dapat berubah melalui proses, seperti proses belajar” Walgito, 2002 : 10.

2.3 Ruang Perpustakaan Sekolah

Setiap perpustakaan memiliki tempat atau bagian tertentu dari sebuah gedung terdiri dari sejumlah ruangan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Ruangan disediakan untuk perpustakaan harus terpisah dari aktifitas lain. Selain penempatan ataupun pembagian ruangan harus disesuaikan juga dengan sifat kegiatan, sistem kegiatan, jumlah, pengguna, jumlah staf, dan keamananm dan tata kerja perpustakaan. Sehingga kelancaran pelaksanaan kegiatan perpustakaan berjalan dengan lancar. Menurut Yusuf dan Suhendar 2007 : 95 menyatakan “Ruangan Perpustakaan adalah tempat diselenggarakannya perpustakaan. Sebagian besar kegiatan-kegiatan perpustakaan berada dalam ruangan tersebut. Demikian pentingnya kedudukan ruangan perpustakaan sehingga banyak ahli yang memberikan batasan perpustakaan sebagai ruangan tempat dihimpunnya berbagai macam sumber informasi”. Sama halnya perpustakaan sekolah juga merupakan sarana pusat informasi bagi masyarakat sekitarnya, penataan ruangan perpustakaan harus diperhatikan dan dipertimbangkan dengan baik. Menurut Purwati 2007 : 2 menyatakan bahwa, “ Suatu ruangan perpustakaan tidak hanya menyediakan ruangan yang kemudian diisi dengan koleksi yang diatur berdasarkan suatu system tertentu serta siap dipinjamkan, tetapi letak perpustakaan, bentuk ruangan, penataan perabot dan perlengkapan, alur petugas dan pengguna serta penerangan, keserasian warna, dan sirkulasi udara yang baik perlu diperhatikan oleh penyelanggaraan perpustakaan”. Tempat yang disediakan unutk perpustakaan harus terpisah-pisah dari aktivitas lain, seperti penempatan ruang kepala, ruang rapat dan sebagainya. Harus Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 mudah dicapai secara langsung dan tidak melalui ruang kerja orang lain. Betapapun kecilnya ruangan yang tersedia kenyaman perlu dijaga, sehingga pengunjung dan pengguna perpustakaan merasa betah berada dalam perpustakaan. Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 16 1990 : 133 menyatakan bahwa, “ Tata ruang adalah upaya penataan dan pemanfaatan ruang”. Sedangkan menurut Sedarmayanti 2001 : 125 menyatakan bahwa : “ Tata ruang adalah pengaturan dan penyususnan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor, serta perabot kantor pada tempat yang tepat sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman leluasa dan bebas bergerak, sehingga tercapai efesiensi kerja”. Dan menurut Afrianto 2007 : 3 menyatakan bahwa : “ Tata ruang adalah salah satu cara untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan dalam perpustakaan. Ruangan yang tertata rapi dan buku-buku yang juga tertata akan membuat suatu perpustakaan memberi nuansa nyaman sehingga pemakai perpustakaan tertarik untuk membaca buku dan berlama-lama di perpustakaan”. Dari semua uraian di atas maka ditarik kesimpulan bahwa tata ruang perpustakaan adalah salah satu cara untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam perpustakaan dengan uapaya penyusunan perabot dan perlengkapan perpustakaan dan tata letak dan susunan yang tepat serta pengaturan kerja sehingga memberi kepuasan kerja pustakawan dan pengguna perpustakaan secara efisien dan efektif di sebuah perpustakaan.

2.3.1 Pengertian Tata Ruang Perpustakaan

Keberadaan perpustakaan pada saat ini dapat ditemui pada setiap instansi baik dari pemerintahan sampai daerah, instansi swasta maupun umum serta dilembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat telah memperhitungkan keberadaan sebuah perpustakaan yang dijadikan sebagai sumber informasi. Seiring dengan perkembangan perpustakaan tersebut, dalam penyelenggaraan perpustakaan terdapat factor utama dalam lingkungan perpustakaan yang mempengaruhi kelancaran tugas dan fungsi perpustakaan yang terkadang terabaikan yaitu tata ruang perpustakaan. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Menurut Yusuf dan Suhendar 2007: 98 menyatakan “Tata Ruang Perpustakaan Sekolah adalah pengaturan ruangan dan bagian-bagian yang berada di dalamnya seperti perabotan dan peralatan perpustakaan lainnya. Perabotan dan peralatan Perpustakaan Sekolah harus ditata secara rapi dan sesuai dengan fungsinya masing-masing serta dapat memudahkan proses kegiatan pelayanan di perpustakaan”. Sedangkan menurut Sedarmayanti 2001: 125 menyatakan “Tata Ruang adalah pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor, serta perabot kantor pada tempat yang tepat sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman leluasa dan bebas bergerak sehingga tercapai efesiensi kerja”. Melalui Tata Ruang perpustakaan ini diharapkan tercipta hal-hal sebagai berikut: 1. Komunikasi dan hubungan antar ruangan, staf, dan pengguna perpustakaan, tidak terganggu. 2. Pengawasan dan pengamanan koleksi perpustakaan harus dilakukan dengan baik. 3. Aktivitas layanan bisa dilakukan dengan lancar. 4. Udara dapat masuk ke ruangan perpustakaan dengan leluasa, namun harus dihindari sinar matahari menembus koleksi perpustakaan secara langsung. 5. Tidak menimbulkan gangguan terhadap pembacapengguna dan staf perpustakaan. Yusuf dan Suhendar, 2007: 99. Sehubungan dengan persyaratan dan harapan terciptanya suasana dan kondisi seperti itu, maka yang terpenting dari adanya Tata Ruang Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut: 1. Pintu masuk dan ke luar yang digunakan untuk lalu lintas pengunjung perpustakaan hanya satu, yakni pintu yang masuk ke bagian peminjaman. Jika terdapat pintu lain di ruangan perpustakaan tersebut, gunakan saja sebagai pintu darurat. 2. Meja peminjaman perlu ditempatkan dekat pintu masuk. Maksudnya adalah selain berfungsi memudahkan pengontrolan lalu lintas pengunjung, juga berfungsi sebagai meja informasi umum. 3. Lemari katalog ditempatkan di samping atau di depan meja peminjaman, agar dapat memudahkan petugas untuk memberikan membantu pengunjung yang menemui kesulitan. 4. Rak-rak buku berada di pinggir, bergandengan dengan dinding sehingga pengamatan kepadanya dapat dijangkau dari meja peminjaman. 5. Di sekitar rak buku perlu disediakan meja baca atau meja belajar, terutama diperuntukkan bagi mereka yang hanya ingin membaca dan belajar di perpustakaan. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 6. Ruang referens sebaiknya terpisah dengan ruangan koleksi yang dipinjamkan dan sebaiknya ditempatkan di bagian belakang, sehingga para pembacanya lebih tenang. 7. Penempatan parabot dan peralatan perpustakaan yang lainnya disesuaikan dengan kondisi dan fungsinya masing-masing. Yusuf dan Suhendar, 2007: 99. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi tata ruang perpustakaan sekolah cukup menentukan keberhasilan pengelolaan perpustakaan sekolah tersebut. Oleh karena itu penataan ruangan perpustakaan harus ditata sebaik-baiknya, supaya dapat menumbuhkan rasa nyaman dan menyenangkan bagi pengunjungnya. Tujuan Tata Ruang Perpustakaan Pengaturan tata ruang yang menarik dan fungsional akan mengakibatkan pelaksanaan tugas dan fungsi perpustakaan dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian komunikasi baik antar petugas Pustakawan maupun pengguna perpustakaan semakin lancar, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah serta mendapatkan pencapaian efesiensi dan kenyaman kerja. Menurut Lasa 2005 : 148 menyatakan bahwa, “ Penataan ruangan perpustakaan bertujuan untuk : 1. Memperoleh efektifitas kegiatan dan efesiensi waktu, tenaga dan anggaran. 2. Menciptakan lingkungan yang aman suara, nyaman cahaya, nyaman udara, dan nyaman warna. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan. 4. Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan. Disamping itu asas tujuan tata ruang perpustakaan dapat dicapai, perlu juga diperhatikan asas-asas tata ruang, agar penataan dan pemanfaatan ruangan dapat tertata dengan baik. Adapun asas tata ruang tersebut antara lain : 1. Asas jarak, yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses penyelesaian pekerjaan dengan menempuh jarak yang paling pendek. 2. Asas rangkaian kerja, yaitu suatu tat ruang yang menempatkan tenaga dan alat-alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. 3. Asas pemanfaatan, yaitu tata susunan ruang yang mempergunakan sepenuhnya ruang yang ada. Lasa, 2005 : 149 Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya penataan ruangan dilakukan dengan memperhatikan tujuan dan asas-asas tata ruang agar tercapainya keefesienan dan kenyaman kerja. Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan Selain memerlukan gedung dan penataan ruang yang memadai, penyelenggaraan perpustakaan memerlukan sejumlah peralatan dan perlengkapan, baik untuk pelayanan kepada pengguna maupun untuk kegiatan rutin perpustakaan mulai dari kegiatan ketatausahaan, sampai pada kegiatan pengolahan buku untuk segera dimanfaatkan. Peralatan perpustakaan meliputi perabot dan peralatan pendukung lainnya. Perabot perpustakaan perlu didesain secara khusus karena perabot untuk perpustakaan agak berbeda dengan perabot-perabot kantor pada umumnya. Tentunya perbedaan ini disebabkan oleh fungsi dari lembaga yang berbeda. Perpustakaan merupakan lembaga yang memberikan layanan peminjaman bahan pustaka baik untuk dibaca di tempat atau dibawa pulang. Dalam buku Pedoman Umum Perlengkapan Perpustakaan Depdikbud, 1992: 4, Perabot Perpustakaan adalah,“Barang-barang yang berfungsi sebagai wadah atau wahana penunjang fungsi perpustakaan seperti meja, rak buku, papan peraga atau lainnya. Dan perlengkapan perpustakaan adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan dan suatu komponen atau kegiatan perpustakaan misalnya mesin ketik, komputer, layar proyektor dan sebagainya”. Perabot dan perlengkapan perpustakaan merupakan komponen yang sangat penting untuk menunjang kelancaran kegiatan perpustakaan. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan perabot dan perlengkapan agar nantinya kegiatan dan fungsi perpustakaan dapat berjalan efisien, yakni: 1. Inventaris perabot dan perlengkapan yang ada masih dapat dimanfaatkan. 2. Kapasitas ruang tersedia. 3. Spesifikasi perabot dan perlengkapan yang dibutuhkan. 4. Rencana tata ruang perpustakaan. 5. Keperluan bantuan evaluasi contoh perabotan dan penawaran. Depdiknas RI, 2004: 136. Di samping itu juga, pustakawan harus merencanakan perabot dan perlengkapan berdasarkan identifikasi kegiatan yang akan dilakukan, yakni: Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 1. Kegiatan harus sesuai dengan rincian tahap pekerjaan sehingga perabot dan perlengkapan yang dibutuhkan dapat disesuaikan dengan tahap- tahap pekerjaan. 2. Kegiatan harus dihubungkan dengan ruang tempat dimana kegiatan dilakukan. Hal ini menyangkut bentuk dan ruangan. 3. Aspek lain yang diperlukan dalam penentuan perabot dan perlengkapan adalah: a. Jumlah dan jenis koleksi; bahan cetak atau bentuk lain yang ada dan akan dimiliki perpustakaan dalam rencana lima tahun mendatang. b. Jangkauan layanan yang akan diselenggarakanm termasuk jumlah tenaga yang akan menempati tiap ruangan dan pengembangannya lima tahun mendatang. c. Pada keadaan tertentu ruangan pasti dipakai untuk perkantorankegiatan administrasi dan pengembangannya. Yusuf, 1996: 115 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan perpustakaan dimaksudkan untuk menampung segaligus sebagai wadah untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Menurut Yusuf dan Suhendar 2007 : 103 Jenis Perabot dan perlengkapan yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah sebagaimana ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional RI 19981999 meliputi sepuluh jenis, yakni: 1. Rak buku Ada tiga macam rak buku yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah, yakni: a. Rak buku satu muka b. Rak buku dua muka c. Rak buku rendah 2. Rak majalah Ada dua macam rak majalah yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah, yakni: a. Rak majalah bentuknya seperti setengah trapesium b. Rak majalah dengan laci penyimpanan 3. Lemari katalog Lemari katalog merupakan lemari tempat penyimpanan kartu-kartu katalog yang terbuat dari kayu atau besi. 4. Meja dan kursi sirkulasi 5. Meja dan kursi baca Ada dua macam meja dan kursi baca yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah, yakni: a. Meja baca b. Kursi baca 6. Meja kerja dan kursi kerja petugaspegawai Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Ada dua macam meja kerja pegawaipetugas yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah, yakni: a. Meja kerja b. Kursi tik 7. Rak surat kabar 8. Rak atlas dan kamus 9. Papan pengumuman 10. Laci tempat penitipan barang Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perabot dan perlengkapan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan dan digunakan perpustakaan untuk membantu kelancaran kegiatan kerja pegawai perpustakaan dan pengguna perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan.

2.3.4 Kondisi Fisik Tata Ruang Perpustakaan

Salah satu cara yang dilakukan perpustakaan adalah melalui penataan ruangan yang menarik dan fungsional. Selain itu, perpustakaan harus memperhatikan faktor lingkungan fisik pada tata ruang perpustakaan, karena lingkungan dan kondisi fisik tata ruang yang baik dapat mempengaruhi hasil kerja seseorang. Bila kondisi lingkungan kerja baik, keadaan seseorang tersebut mampu melakukan kegiatannya secara optimal dengan baik, sehat, nyaman, dan tenang. Dalam penataan ruangan perpustakaan sebaiknya dihindari penataan ruangan yangt tersekat-sekat secara mati dan menutup pandangan, hal ini menyebabkan cepat timbulnya rasa bosan dan jenuh bagi pemakai perpustakaan. Ibarat sebuah bangunan rumah, suatu penataan ruangan yang baik akan berpengaruh pada penghuninya yaitu bisa menimbulkan rasa betah tinggal dirumah, demikian juga dengan penataan ruangan perpustakaan. Darmono 2001: 205 menyatakan bahwa: “Unsur kelengkapan-kelengkapan khusus dalam penataan ruangan yang perlu diperhatikan adalah tingkat intensitas penerangan, pengaturan udara dan ventilasi, warna-warna yang diinginkan, tata letak serta pengaturan akustik ruangan agar kedap suara dan tidak menimbulkan pantulan gelombang suara yang menyebabkan ruangan menjadi bergema”. Sedangkan menurut Lasa 2005: 161 bahwa: Yang termasuk fisik Tata Ruang Perpustakaan adalah: 1. Tata letak 2. Temperatur suhu ruangan 3. Pencahayaan penerangan Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 4. Pewarnaan 5. Akustik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu subsistem dari suatu sistem yang ada di lembaga induknya dimana perpustakaan itu berada. Dalam hal ini faktor lingkungan serta fisik tata ruang perpustakaan meliputi tata letak, ventilasi suhu ruangan, penerangan, pewarnaan, dan akustikharus dipertimbangkan sehingga mendapatkan hasil yang terbaik.

2.3.4.1 Tata Letak

Selain kondisi tata ruang yang cukup menentukan keberhasilan pengelolaan perpustakaan, masalah tata letak perabot dan perlengkapan perpustakaan pun cukup penting kedudukannya. Dengan pengaturan yang bagus, dapat menambah kesenangan dan kebetahan pengunjung perpustakaan untuk duduk berlama-lama di perpustakaan. Untuk itu perlu diadakan Penataan dan Pangaturan Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan sedemikian rupa, agar: 1. Tidak terjadi hambatan lalu lintas pemakai pelaksanaan kerja di setiap ruangan dan antarruang. 2. Terlihat suatu gambaran yang wajar dan menarik. 3. Terdapat keleluasaan bergerak yang wajar dari pemakai perpustakaan maupun pelaksanaan kerja. 4. Adanya efisiensi pemakaian ruangan. Perpustakaan Nasional RI, 1992: 175. Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan bahwa dalam menentukan keberhasilan pengelolaan perpustakaan sekolah, tata letak haruslah di kelola sebaik-baiknya, supaya dapat menumbukan rasa nyaman dan menyenangkan bagi pengunjungnya.

2.3.4.2 Sistem Ventilasi Suhu Ruangan

Setiap bangunan perpustakaan mempunyai sistem ventilasi yang berbeda- beda, karena ventilasi merupakan salah satu komponen yang terdapat pada lingkungan dan kondisi fisik dari tata ruang perpustakaan. Dengan adanya Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 ventilasi yang cukup, dapat memberikan kenyamanan dan kesegaran udara bagi para petugaspegawai yang bekerja di perpustakaan maupun penggunanya. Menurut Sulistyo-Basuki 1993: 130 menyatakan bahwa, “Perpustakaan yang terang dan sejuk berkat ventilasi yang baik dan lebih besar peluangnya untuk menarik perhatian pengunjung serta menyenangkan staf perpustakaan untuk itu perlu diperhatikan, karena selain untuk petugaspegawai dan penggunanya, ventilasi juga diperlukan untuk bahan pustaka.” Purwati 2007: 9 menyatakan bahwa terdapat 2 macam Sistem Ventilasi yang digunakan perpustakaan, yakni: 1. Ventilasi aktif adalah ventilasi yang menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu menggunakan AC air Conditioning. Karena temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan yang stabil maka dapat menjaga keawetan koleksi dan peralatan tertentu seperti koleksi langka, pandang dengar dan komputer. 2. Ventilasi pasif adalah ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angin atau jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah angin lokal. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding persyaratan dan fasilitas ruang 10 dari ruang bersangkutan. Bila menggunakan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan terhindar dari matahari langsung. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam ventilasi perpustakaan terdapat dua sistem penghawaan yaitu ventilasi aktif dan ventilasi pasif. Adapun mengenai ventilasi udara, yang penting diusahakan agar ruangan tidak pengap. Lubang-lubang angin perlu dibuat dengan jumlah yang cukup sehingga udara bisa masuk secara leluasa. Melalui lubang angin ini juga perputaran oksigen di dalam ruangan perpustakaan dengan di luar bisa lebih lancar.

2.3.4.3 Sistem Penerangan

Menurut Pamuntjak 2000: 19 “Penerangan harus mendapat perhatian yang cukup diruang baca jendela dipasang sebelah barat atau timur memberi penerangan paling banyak sebab cahaya matahari masuk pagi dan sore”. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Di samping itu juga, kelebihan penerangancahaya pada ruangan perpustakaan perlu dihindarkan, karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti: 1. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja. 2. Kelelahan mental. 3. Keluhan-keluhan pegal di daerah mata, dan sakit kepala sekitar mata. 4. Keluhan kerusakan penglihatan. 5. Meningkatkan kecelakaan Lasa, 2005: 169. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengenai penerangan ruangan perpustakaan sekolah jika menggunakan penerangan cahaya matahari, sebaiknya dihindari cahaya matahari menembus secara langsung kepada koleksi perpustakaan, terutama buku, karena dalam waktu yang lama hal ini merusak buku.

2.3.4.4 Sistem Pewarnaan

Dalam perencanaan ruang perpustakaan perlu dipahami sifat dan pengaruh warna. Warna mempengaruhi suasana orang bekerja dan membaca di perpustakaan. Menurut Purwono dalam Supriyanto 2006: 355 menyatakan bahwa: “Pemilihan warna untuk suatu ruangan agar tampil indah dan nyaman dipadukan dengan perabot, asesoris pendukung, tata ruang lay-out serta sistem pencahayaan akan menghadirkan suasana ruang yang berbeda-beda. Seperti warna terang kuning, merah, orange membuat ruangan terasa meriah, hangat serta akrab”. Menurut Lasa 2005: 164 menyatakan bahwa,” Warna yang kondusif untuk ruangan perpustakaan antara lain: 1. Warna Merah, menggambarkan panas, kegemaran dan kegiatan bekerja. Warna ini berguna untuk merangsang panca dan jiwa agar bersemangat dalam melaksanakan tugasnya. 2. Warna Kuning, menggambarkan kehangatan. Warna ini akan merangsang mata dan syaraf yang dapat menimbulkan gembira. 3. Warna Hijau menimbulkan suasana sejuk dan kedamaian. Oleh karena itu, warna ini cocok untuk tempat-tempat ibadah, perpustakaan, rumah tinggal dan sebagainya. Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa warna cat untuk ruangan sebaiknya tidak menyilaukan mata, namun juga tidak suram. Dan warna memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap psikis seseorang. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

2.3.4.5 Sistem Akustik

Kenyamanan ruangan dipengaruhi oleh kenyamanan suara, baik dari dalam ruangan atau dari luar. Untuk kenyamanan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan maka pihak perpustakaan sebaiknya memperhatikan sistem akustiknya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan perpustakaan, yakni: 1. Pemenuhan tingkat intensitas suara Noise Creteria yang memadai dalam setiap fungsi ruangan berikut: Ruang baca NC 3035 Ruang buku NC 3035 Ruang kerja umum NC 3035 Ruang audio NC 2025 Ruang kelas NC 25 2. Mengurangi secara optimal gangguan suara dari luar dengan menetapkan sistem pemilihan bangunan dan rancangan sisi luar bangunan, baik buruk rancangan bentuk maupun bahan bangunan. 3. Menerapkan sistem kompartemensi sumber suara, yaitu dengan pendaerahan ruang-ruang yang merupakan sumber suara pada lokasidaerah terisolasi. 4. Penggunaan bahan bangunan yang dapat mereduksi suara untuk lantailangit-langit dinding pada ruang-ruang ang dianggap dapat menjadi sumber suara pada ruang yang memerlukan intensitas suara yang rendah. Misalnya dengan menggunakan bahan karpet pada areal yang menjadi jalur lalu lalang pengguna perpustakaan. Depdiknas RI, 2004: 133. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam merencanakan dan membangun suatu perpustakaan haruslah memperhatikan sistem akustiknya, karena Gangguan-gangguan yang ditimbulkan dari suarabunyi dalam mempengaruhi ketenangan di dalam perpustakaan.

2.4 Koleksi Perpustakaan

Suatu perpustakaan belum dapat melakukan kegiatannya, jika tidak memiliki koleksi yang dapat dimanfaatkan oleh pemakainya.sesuai dengan tujuan perpustakaan meningkatkan kualitas sumber daya pengguna yang memanfaatkan perpustakaan, maka koleksi perpustakaan itu harus ditata secara sistematis agar mudah ditemukan oleh penggunanya. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer 20002 : 420 menyatakan bahwa ” Koleksi adalah kumpulan sesuatu yang berhubungan dengan studi penelitian ”. Sedangkan menurut Magestsari 1992:109 disebutkan bahwa ” Koleksi adalah sejumlah buku atau bahan lain yang mengenai suatu subjek atau merupakan jenis yang dihimpun oleh seseorang atau badan”. Adapun pengertian Koleksi Perpustakaan menurut Yusuf 2007 : 9 adalah ” Sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku atau pun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar mengajar disekolah yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Paijo 2004 : 46 bahwa ” Koleksi Perpustakaan terdiri dari buku dan bukan buku.Koleksi buku terdiri dari buku pelajarn pokok, buku pelajaran pelengkap dan buku sumber”. Pegguna, terutama pada lingkungan sekolah mempunyai bakat, kebutuhan, perhatian dan kemampuan yang berbeda-beda.oleh sebab itu, perpustakaan sesuai dengan kebutuhan siswa baik dalam bentuk tercetak maupun terekam seperti buku, naskah, terbitan berkala, surat kabar, brosur, folio,film,pita rekaman dan lain-lain. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa koleksi sangat memegang peranan penting sekali dalam kegiatan di perpustakaan. Koleksi perpustakaan adalah koleksi yang akan dilayankan kepada penggunanya, sehingga kualitas dari koleksi harus benar-benar diperhatikan dan bukan kwantitas koleksi yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan. Menurut Sutarno 2006 : 54 secara umum,” Koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ada dua bagian utama yaitu : a. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini adalah buku teks, surat kabar, majalah, bultein, pamplet, kamus, ensiklopedi, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman dll. b. Bahan pustaka yang terkam, yang termasuk dalam kelompok ini adalah slide, kaset, audio,kaset video, film strip, CD,VCD, film, dll. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Sedangkan menurut Gobel 1998 : 6 Koleksi Perpustakaan secara umum dapat dibagi atas 3 bagian yaitu : a. Menurut fisiknya dibagi atas : 1. Koleksi tercetak seperti buku majalah, surat kabar,brosur, gambar, peta. 2. Koleksi terekam seperti kaset,slide, film, microfilm, microfis dan bahan rekam lainnya. b. Menurut isinya, secara garis besar isi koleksi perpustakaan baik yang terekam dan yang tercetak. c. Menurut fisik penyajiannya, koleksi buku dibedakan atas buku-buku fiksi, buku non fiksi dan buku referensi atau rujukan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa koleksi dalam bentuk apapun sangat berpengaruh dan memiliki peranan penting dalam menunjang serta meningkatkan kualitas pengetahuan pengguna perpustakaan, dan perkembangan koleksi perpustakaan harus terus diperhatikan supaya sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan tersebut.

2.4.1 Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan sekolah harus memiliki koleksi yang beraneka ragam, dimana selalu menambah jenis bahan pustaka dan harus selalu menambah informasi yang terbaru sehingga para pengguna tidak jenuh. Jenis-jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan sekolah harus berkembang dan harus pula dapat mendukung kegiatan-kegiatan yang ada pada sekolah tersebut. Menurut Zahara 2003 menjabarkan bahwa “Pengelompokkan Koleksi Perpustakaan Sekolah. Murid-murid di sekolah mempunyai bakat, kebutuhan, perhatian dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu Perpustakaan Sekolah harus dapat menyajikan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan anak baik dalam bentuk tercetak maupun terekam seperti: buku, naskah, terbitan berkala, surat kabar, brosur, foto, film, pita rekaman dan lain-lain.” A. Koleksi Perpustakaan Sekolah dapat dikelompokkan atas: 1. Buku-Buku Teks Utama Buku-buku teks meliputi buku pegangan guru dan murid yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Buku- buku teks berisi materi pelajaran untuk pegangan guru dan murid dalam melaksanakan proses Belajar mengajar. Buku teks harus sesuai dengan pedoman kurikulum terbaru. 2. Buku-Buku Teks Pelengkap Buku-buku leks pelengkap adalah buku-buku yang materinya bersifat melengkapi isi buku-buku teks utama. Buku jenis ini Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 diterbitkan oleh berbagai penerbit swasta dan disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Buku-Buku Rujukan Termasuk ke dalam jenis buku-buku rujukan referensi adalah : a. Kamus b. Ensiklopedia c. Almanak d. Buku tahunan e. Buku petunjuk f. Terbitan pemerintah g. Sumber biografis, seperti apa dan siapa Who is Who h. Bibliografi i. Indeks dan abstrak j. Sumber geografi seperti atlas, globe. Buku rujukan dapat membantu pelajar mendapatkan informasi tentang: a. Makna suatu istilah, data atau informasi yang ditemukan dalam buku teks atau bacaan lainnya. b. Memperoleh pengetahuan dasar bagi suatu masalah yang sedang dibahas dalam kelas. c. Memberi keterangan tambahan bagi guru dan murid. d. Mencari keterangan dimana suatu informasi atau bahan dapat diperoleh. 4. Buku Fiksi rekaan Buku-buku ini memuat ceritera-ceritera tentang kehidupan maupun kegiatan kegiatan selama imaginatif dan berfungsi sebagai bacaan hiburan. Buku-buku fiksi sangat besar peranannya untuk mendorong minat baca murid. 5. Majalah dan Surat Kabar Perpustakaan Sekolah sedikitnya harus melanggan satu Surat Kabar terbitan daerah dan satu terbitan pusat. Surat kabar memuat informasi yang paling baru dan selalu informasinya segar artinya yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Surat kabar sangat digemari pelajar karena memuat berbagai macam informasi.Majalah dan terbitan berkala lainnya harus benar-benar dipilih yang sesuai dengan tingkatan sekolahnya. Isi majalah penyajiannya singkat, tidak bertele-tele dan mengandung informasi yang baru. Para siswa dan guru senang membaca majalah. 6. Bahan Bukan Buku. Bahan bukan buku, seperti : kaset, piringan hitam, film, slide, foto, gambar, lukisan, mikrofis, model dan lain sebagainya baik dimiliki perpustakaan sebagai alat peraga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. B. Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah. Koleksi Perpustakaan secara garis besar dapat dikelompokkan atas : 1. Koleksi Fiksi buku cerita 2. Koleksi Non Fiksi bukan buku cerita Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Jenis-jenis bahan pustaka yang seharusnya dimiliki Perpustakaan Sekolah meliputi : a. Bahan tentang Pancasila, UUD 1945 dan GBHN b. Buku tentang Sejarah perjuangan Bangsa c. Buku tentang Agama d. Buku tentang pertanian, perikanan dan kehutanan e. Buku tentang teknologi dan ilmu pengetahuan f. Buku-buku tentang perhubungan dan alat perhubungan dan pengangkutan. g. Buku-buku tentang ilmu pengetahuan praktis h. Buku tentang jenis hewan Indonesia dan dunia i. Buku tentang kerajinan tangan dan industri rumah. j. Buku-buku tentang seni lukis, seni pahat, seni ukir, dsb. k. Riwayat hidup tokoh-tokoh politik, kebudayaan, kesenian, ilmu pengetahuan, industri, dsb. l. Buku tentang ilmu kesehatan dan cara memberi pertolonganpada kecelakaan. m. Buku-buku tentang kegemaran hobbi n. Buku-buku tentang binatang-binatang kesayangan. o. Buku-buku tentang karya-karya sastra nasional dan internasional p. Buku-buku cerita dongeng q. Buku-buku yang berisi Sajak dan Drama r. Buku-buku sejarah Indonesia dan dunia s. Buku-buku tentang lingkungan hidup t. Buku-buku tentang Koperasi u. Buku-buku tentang lalu lintas v. Buku-buku tentang keparawisataan w. Buku-buku tentang olah raga, senam dan beladiri x. Buku-buku tentang surat menyurat y. Buku-buku tentang PBS dan badan-badan khususnya z. Buku-buku tentang keluarga berencana dan kependudukan. aa. Buku-buku referensi, seperti kamus, ensiklopedia, direktori, whos who, Statistik, buku tahunan, Atlas, Almanak, dsb. bb. Buku tentang administrasi, organisasi dan managemen cc. Buku-buku cerita fiksi yang bersifat paedagogis baik oleh pengarang dalam dan luar negeri. C. Koleksi bukan buku, seperti : 1. Surat kabar, Majalah dan Buletin. 2. Pamflet 3. Kliping : artikel, gambar 4. Gambar anatomi, binatang dan tumbuh-tumbuhan 5. Peta 6. Lukisan 7. Hasil karya pelajar yang dianggap balk 8. Album foto Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Sedangkan berdasarkan isisubjeknya, koleski perpustakaan sekolah menurut Yoesop 1998 :2 dapat dibagi atas : 1. Koleksi buku terdiri dari: a. Buku teks meliputi pedoman untuk guru dan siswa yang telah ditetapkan depdikbud. b. Buku teks pelengkap adalah buku yang disahkan oleh depdikbud. c. Buku rujukan berupa ensiklopedia, kamus, almanak,buku tahunan, dan lain-lain dipergunakan untuk mencari keterangan informasi. d. Buku bacaan fiksi hiburan untuk mendorong dan meningkatkan minat dan keterampilan membaca untuk menambah wawasan siswa. 2. Koleksi Majalah dan Surat Kabar.Setiap sekolah berlangganan beberapa majalah dan surat kabar terbitan nasional dan lokal. 3. Bahan Bacaan lain adalah terbitan pemerintah seperti buku peraturan lalu lintas,peraturan tentang pendidikan, brosur dan lain-lain. 4. Bahan Non Cetak adalah audiovisual dengan peralatannya. Menurut Sulistyo-Basuki 1991 menjelaskan bahwa isi koleksi yang mendukung berdirinya perpustakaan sekolah yaitu : 1. 5 Bahan pendidkan anak luar biasa 2. 10 Bahan teks book 3. 5 Audio Visual 4. 15 Koleksi Referensi 5. 1 Literatur tentang Perpustakaan 6. 50 Bahan-bahan Rekreatif 7. 4 Bahan bacaan yang menyangkut suatu daerah 8. 10 Bahan pengembangan profesi guru. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk koleksi perpustakaan sekolah adalah semua koleksi dari buku pelajaran pokok, buku bacaan, buku pelajaran pendukung mata pelajaran, terbitan berkala yang dapat medukung proses kegiatan belajar mengajar, serta media ataupun perlatan yang dapat membantu mudahnya kegiatan proses belajar-mengajar disekolah.

2.4.1.1 Jenis Koleksi Buku

Perpustakaan sekolah perlu menyediakan berbagai jenis koleksi.Koleksi yang paling umum tersedia diperpustakaan adalah koleksi buku.Buku yang tersedia di perpustakaan sekolah harus dapat menunjang kurikulum sekolah, sesuai dengan tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, perpustakaan sekolah memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009

2.4.1.1.1 Buku Berdasarkan Isinya

Koleksi perpustakaan sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola unutk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan. Secara keseluruhan isinya mengandung bahan-bahan yang semuanya dapat menunjang program kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, baik program yang bersifat kurikuler maupun yang ekstrakurikuler. Menurut Yoesop 1998: 2 berdasarkan isi subjeknya koleksi buku terdiri dari: 1. Buku teks meliputi pedoman untuk guru dan siswa yang telah ditetapkan Depdikbud. 2. Buku teks pelengkap adalah buku yang disahkan oleh Depdikbud. 3. Buku rujukan berupa ensiklopedi, kamus almanak, buku tahunan dan lain-lain dipergunakan untuk mencari keterangan informasi. 4. Buku bacaan fiksi hiburan untuk mendorong dan meningkatkan minat dan keterampilan membaca untuk menambah wawasan siswa. Menurut Gobel 1998: 6 berdasrkan isinya, secara garis besar isi koleksi perpustakaan baik yang terekam dan tercetak haruslah : 1. Mampu berfungsi sebagai sarana kurikulum di sekolahnya 2. Mampu membimbing pemakai menjadi manusia taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa 3. Mampu mengembangkan bakat dan minat 4. Memenuhi kebutuhan untuk penelitian sederhana 5. Mempertinggi budi pekerti 6. Mempertebal semangat kebangsaan 7. Membantu usaha meningkatkan keterampilan Menurut Yoesop 1998: 3 persyaratan buku perpustakaan adalah sebagai berikut: Materi dan ketahanan nasional 1. Tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila 2. Mendukung kurkulum yang berlaku 3. Tidak bertentangan dengan kebijakan pemerintah 4. Metode penyajian mudah dipahami 5. Ilustrasi sesuai dengan isi, menunjang teks,jelas dan menarik perhatian. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Kemudian beliau juga menambahkan bahwa semua buku Perpustakaan Sekolah harus mendapat penilaian dari Tim Penilai Buku dan disahkan oleh Dirjen Dikdasmen 1991. Penilaian meliputi: 1. Segi isi buku pelajaran lengkap, sebagai berikut: a. Menunjang kurikulum b. Kebenaran materi c. Organisasi dan tata krama penulisan d. Penyajian e. Daftar Pustaka 2. Segi isi untuk buku bacaan fiksi sebagai berikut : a. Kebenaran materi b. Relevansi dengan tujuan pendidikan c. Pengembangan imajinasi d. Nilai kebudayaan e. Pemberian hiburan sehat 3. Segi isi buku bacaan non fiksi sebagai berikut : a. Kebenaran materi b. Penyajian c. Relevansi dengan tujuan pendidikan d. Daftar pustaka 4. Segi fisik grafika sebagai berikut : a. Tata letak b. Kualitas cetak c. Ilustrasi d. Perwajahan e. Tipografi f. Ukuran buku g. Kesesuaian kertas Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa koleksi yang baik bagiperpustakaan sekolah adalah koleksi yang sesuai dengan UUD 1945 dan pancasila, sesuai dengan kurikulum,metode penyajiannya mudah dipahami dan memiliki ilustrasi yang sesuai dengan isi buku tersebut.

2.4.1.1.1.1 Buku Teks

Buku yang paling banyak tersedia di Perpustakaan Sekolah adalah buku teks. Buku teks merupakan penunjang dalam kegiata belajar mengajar.Menurut Magetsari 2002: 22 menjelaskan bahwa buku teks adalah “buku yang ditulis khusus untuk mereka yang sedang belajar dan akan mengikuti ujian mengenai suatu subjek”. Sedang dalam On-line dictionary for library and information Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 science 2007: 2 menyatakan bahwa, “Buku teks merupakan sumber informasi yang disusu dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu”. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan buku teks adalah buku yang khusus ditulis dan dibuat untuk orang yang sedang belajar dan disusun dengan struktur urutan berdasarkan suatu bidang ilmu tertentu”.

2.4.1.1.2. Buku Berdasarkan Bentuk Penyajiannya

Untuk perpustakaan sekolah pembagian buku lebih baik disesuaikan dengan jenis buku yang sudah dikenal selama ini, yakni buku-buku yang berdasarkan jenis materi buku bersangkutan, buku-buku non fiksi, dan buku-buku fiksi. Karena buku-buku non fiksi ini banyak sekali jenisnya baik dilihat dari segi bentuk penyajiannya maupun pola isinya. Berdasarkan bentuk penyajiannya, Yusuf 2007: 10 menjelaskan bahwa “ untuk perpustakaan sekolah pembagian buku lebih baik di sesuaikan dengan jenis buku yang sudah dikenal selama ini, yakni buku-buku yang berdasarkan jenis materi buku yang bersangkutan, buku-buku nonfiksi, dan buku-buku fiksi “.

2.4.1.1.2.1 Buku-Buku Nonfiksi

Buku nonfiksi merupakan buku tentang ilmu pengetahuan yang sering digunakan dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Menurut Hermandono 1999: 14 menyatakan bahwa Buku bacaan nonfiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan yang bersifat umum. Buku bacaan nonfiksi dapat menunjang atau memperjelas salah satu mata pelajaran atau pokok bahasan dan dapat pula bersifat umum. Senada dengan Yusuf 2007: 10 menjelaskan bahwa pengertian buku-buku yang termasuk kedalam kelompok nonfiksi ini adalah bahwa mereka tulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan budaya sekitar kita. Sifat alam, kondisi sosial, dan budaya masyarakat pada umumnya, dan masyarakat tertentu, perjalanan seseorang, sejarah, dan lain-lain. Yang jelas buku-buku ini disusun atas dasar hasil pengamatan dan bahkan hasil penelitian mendalam untuk menjaga kebenaran fakta yang ditulisnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa buku nonfiksi adalah bahan bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan, yang dapat menunjang dan Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 memperjelas salah satu mata pelajaran atau pokok bahasan yang bersifat umum dan diketahui bahwa karya tersebut hasil karya seseorang dan bukan karya imajinasi atau karangan belaka. Sesuai buku yang telah diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta 1981 menjelaskan bahwa buku nonfiksi merupakan buku tentang agama, pengetahuan dan teknologi, kegemaranhobby, olah raga, musik, bahasa, dan sebagainya. Buku-buku nonfiksi haruslah teliti isinya dan cara mejelaskan masalahnya terang. Untuk lebih memahami tentang buku nonfiksi, maka terlebih dahulu diketahui tentang jenis koleksi non fiksi. Adapun bahan pustaka yang tergolong dalam nonfiksi menurut Kellerman 1977 : 646 adalah any prose work that is not fictional, as essays, biogrphies, and histories . Pernyataan di atas menjelaskan nonfiksi adalah karya yang tidak bersifat fiksional, essay, biografi dan sejarah. Untuk kepentingan perpustakaan sekolah, Soekarman 1981: 29 menerangkan bahwa perbandingan antara jumlah judul buku-buku cerita dan buku-buku pengetahuan baiknya diatur 40 : 60 . Hal ini juga didukung oleh pernyataan Saetre 2002: 15 sekurang-kurangya 60 dari pada stok bahan mesti merangkumi bahan bukan fiksi yang berkaitan dengan kurikulum. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah dalam mengadakan bahan pustaka harus lebih mengutamakan buku-buku pelajaran dan buku-buku tentang ilmu pengetahuan yang disesuaikan dengan kurikulum sekolah daripada buku-buku cerita fiksi”.

2.4.1.1.2.2 Buku Fiksi

Yang termasuk ke dalam kelompok buku-buku fiksi adalah buyku-buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan. Buku fiksi tersebut ditulis atas dasar kehendak dan khayalan pengarangnya saja. Imajinasi pengarang dan juga termasuk kencenderungan perasaan pada saat menulis sering tertuang dalam wujud tulisan pada buku yang ditulisnya dalam bentuk cerita, baik pendek maupun lengkap. Nama lain untuk buku-buku fiksi ibni sering dikaitkan dengan novel, romans. Hanya yang terakhir ini lebih menedekati kepada karya sastra dilihat dari bobot tulisannya. Perkataan fiksi berasal dari kata latin fictio yang berarti sesuatu yang ditemukan, sesuatu yang dikarang-karang menurut Haditjaroko 1981 : 30 menjelaskan buku fiksi adalah buku cerita ciptaan seorang pengarang berdasarkan khayalannya. Walaupun terkadang pengarang memakai fakta sebagai bahan karangannya, karya itu tidak dapat dianggap sebagai karya bukan hal khayalan. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa buku fiksi adalah buku cerita ciptaan seorang pengarang berdasarkan khayalannya, tidak berdasarkan fakta dan merupakan buku yang memberikan hiburan bagi pembacanya. Pengarang-pengarang besar ingin menjalin cita-cita atau pandangan mereka dengan karyanya. Karya-karya seperti itu dapat membuka mata rakyat banyak di suatu negara atau diseluruh dunia dan tidak jarang pengaruh karya-karya itu dapat menghindarkan perbuatan yang curang, memperbaiki yang salah demi hidup lebih adil dan bahagia. Karya pengarang Amerika, harriet beecher stowe yang berjudul uncle toms cabin misalnya telah menyadarkan orang akan buruknya perbudakan. Sedikit banyaknya buku itu telah ikut menjadi sebab pecahnya perang saudara yang melanda negara itu dari tahun 1860 - 1865 untuk mengakhiri perbudakan.

2.4.1.1.2.3 Buku Referensi

Buku-buku refernsi atau rujukan adalah buku- buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung kepada pembacanya. Karena buku – buku refernsi ini bersifat langsung jawabtadi, biasanya ia hanya dibaca di perpustakaan saja, tidak boleh dipinjam unutk di bawa keluar pulang. Inti dari pengertian refernsi yang sebenarnya dalam dunia perpustakaan adalah proses komunikasi antara pengguna perpustakaan bias murid, guru, atau pengguna perpustakaan lainnya yang mencari informasi dengan pustakawan. Menurut Darmono 2001: 156 buku referensi adalah, buku yang dapat memberikan keterangan tentang topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistik, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal dan sebagainya. Bersamaan pula dengan pendapat Suhendar 2007: 12 menjelaskan bahwa” buku referensi adalah buku-buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukan secara langsung bagi pembacanya. Karena buku-buku referens ini bersifat langsung jawab tadi, maka biasanya buku tersebut hanya dibaca di perpustakaan saja, tidak boleh dipinjam untuk dibawa keluarpulang”. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Suhendar 2007: 12 menambahkan buku-buku yang tergolong dalam koleksi referensi terdiri dari : a. Kamus Kamus adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaanya dalam kalimat, dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata tadi. b. Ensiklopedia Ensiklopedia sering disebut orang dengan nama Kamus Besar Ilmu Pengetahuan Manusia. Ensiklopedia adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari istilah - istilah tadi. c. Buku Tahunan Buku tahunan adalah buku yang memuat peristiwa- peristiwa selama setahun terakhir yang sudah lewat . Pada umunya buku tahunan ini berisi masalah-masalah statistik dan kejadian- kejadian penting selama setahun. d. Buku Pedoman, Buku Petunjuk Dalam istilah sehari-hari sering disebut sebagai buku pintar, sebab dengan membaku buku sejenis ini orang menjadi seolah pintar dan bisa lebih mengetahui sesuatu yang masih samar-samar sebelumnya, serta dapat meperlancar kegiatan yang akan dijalaninya. e. Direktori Direktori sering disebut juga dengan buku alamat sebab didalamnya antara lain memuat alamat-alamat seseorang atau badan. Buku ini berisi petunjuk bagaimana cara mudah untuk menemukan alamat-alamat seseorang, nomor telepon, dan keterangan lain tentang seseorang atau badan yang didaftaranya. Daftar alamat ini disusun berdasarkan urutan abjad nama orang atau badan. f. Almanak Almanak adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam keretangan antara lain data statistik, ramalan cuaca, dan berbagai peristiwa penting lainnya disuatu saat dan tempat tertentu, termasuk infomasi bidang ilmu pengetahuan dalam jangka tertentu. Misalnya almanak 1977, alamanak 1978, almanak bulan maret 1994, dan lain-lain. g.Bibliografi Bibliografi adalah daftar buku-buku yang ada di suatu tempat. Ia disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang, judul, subjek, atau keterangan lain tentang buku. Contoh paling mudah dilihat adalah daftar putaka yang sering ada pada setiap buku teks, yang biasanya ada dibagian belakang. h. Indeks Indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu dan disertai keterangan yang menunjukan tempat atau istilah tadi berbeda. Indeks ini bisa berdiri sendiri terpisah dalam satu buku, atau bisa juga merupakan bagian dari suatu buku. i.Abstrak Abstrak adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasanya bersifat ilmiah. la bisa dikumpulkan dalam satu jilid buku sehingga mudah pemanfaatannya. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 j.Atlas Bentuknya seperti buku. Berisi kumpulan peta dan keterangan lain yang ada hubungannya dengan peta tadi, misalmya peta hasil tambang, peta politik, peta demografi, dan lain-lain. Contohnya adalah atlas indonesia, Atlas dunia dan sebagainya. k.Dokumen pemerintah Dokumen pemerintah atau sering disebut juga dengan penerbitan pemerintah adalah suatu penerbitan yang dicetak atas biaya dan tanggung jawab pemerintah. Dilihat dari lembaga-lembaga pemerintah yang menerbitkannya antara lain adalah lembaga-lembaga resmi yang bernaung dibawah pemerintah, baik pusat maupun daerah seperti sekretariat negara, departemen-departemen pemerintahan, dan termasuk lembaga lain yang bersifat komersilal dibawah naungan pemerintah.

2.4.2 Koleksi Dasar Perpustakaan Sekolah

Suatu perpustakaan agar dapat menjadi sumber belajar mengajar disekolah harus dapat memenuhi kebutuhan para pengguna dengan didukung oleh koleksi- koleksi yang dapat membantu para siswa dan guru dalam memenuhi kebutuhan informasi. Oleh sebab itu, setiap perpustakaan terlebih dahulu harus memiliki koleksi yang mendasar didalam suatu Perpustakaan Sekolah. Menurut Hernandono 1996 : 16 “ Koleksi dasar suatu Perpustakaan Sekolah adalah koleksi pertama yang harus dimiliki pada waktu sekolah memulai membangun kolesi perpustakaannya”. Sedangkan yang menjadi koleksi dasar suatu perpustakaan menurut Hernandono 1996 : 16 adalah : 1. Buku Pelajaran Pokok Sekolah yang bersangkutan semua mata pelajaran. 2. Buku Pelajaran Pelengkap yang digunakan di sekolah yang bersangkutan. 3. Buku SumberReferensiRujukan a. Kamus Besar Bahasa Indonesia SDSLTPSLTA b. Kamus Bahasa Inggris SLTPSLTA c. Kamus Bahasa Jerman, Perancis, Jepang, Arab SLTA d. Ensiklopedi Indonesia e. Buku bacaan yang mendukung semua mata pelajaran, dan bacaan yang dapat memberikan hiburan sehat. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa koleksi dasar sebuah perpustakaan sekolah adalah buku-buku pelajaran pokok sekolah dan buku-buku yang sesuai dengan semua mata pelajaran dan buku pelengkap yang mendukung dalam kegiatan proses belajar mengajar disekolah serta sesuai pula dengan kurikulum pelajaran. Oleh sebab itu koleksi dasar perpustakaan adalah sebagai Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 tonggak atau tiang dari suatu perpustakaan sekolah agar perpustakaan tersebut dapat membantu berjalannya kegitan belajar mengajar. Sesuai dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu dan teknologi diikuti dengan perubahan yang terjadi di sekolah maka koleksi dasar perpustakaan harus senantiasa berkembang ataupun harus juga dikembangkan agar pendidik dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas pengetahuan. Maka Hernandono 1999 : 17 menjelaskan bahwa, Koleksi Perpustakaan Sekolah yang harus dimiliki harus selalu dikembangkan ditambah, khususnya buku bacaan yang mengarah kepada ratio 1 siswa 10 judul untuk SD, 12 Judul untuk SLTP, dan 14 judul untuk SLTA. Pengembanganpenambhahn koleksi ini dilakukan bertahap, dan paling lama harus dapat dipenuhi selama lima tahun sejak berdirinya Perpustakaan Sekolah tersebut. Sedangkan Zahara 2003 menambahkan bahwa Koleksi dasar sebagai koleksi permulaan yang harus dapat dibina perpustakaan sekolah dalam jangka waktu 5 tahun adalah 10 judul per setiap murid. Apabila suatu sekolah memiliki murid 500 orang, maka koleksi dasarnya adalah 500 x 10 judul = 5.000 judul”. Koleksi minimal dari suatu Perpustakaan Sekolah adalah 20 judul per setiap murid. Koleksi ini harus sudah dapat dicapai sekolah dalam waktu 10 tahun.Pedoman koleksi dasar perpustakaan SD, SMTP dan SMTA telah ditetapkan didalam buku. Pedoman Koleksi Dasar Perpustakaan SD, SMTP, dan SMTA terbitan Depdikbud tahun 1984. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Koleksi dasar perpustakan sekolah senantiasa harus terus berkembang sesuai tuntutan zaman danjuga disesuaikan pula dengan kurikulum yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menjaga kemuthakhiran ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.4.3 Kebutuhan Koleksi

Awal berdirinya Perpustakaan, koleksi Perpustakaan haruslah menjadi prioritas utama dan direncanakan secara matang, karena sebuah perpustakaan tidak akan ada jika di dalamnya tidak terdapat koleksi. Koleksi pertama yang terbentuk pada waktu perpustakaan dibentuk dinamakan koleksi dasar atau koleksi pertama. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Dalam Buku Pedoman Umun Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah 1999: 16 menyatakan bahwa: Koleksi dasar perpustakaan sekolah yaitu koleksi pertama yang harus dimiliki pada waktu sekolah membangun koleksi perpustakaannya. Jumlah koleksi dasar perpustakaan sekolah minimal 100 judul, terdiri dari berbagai disiplin ilmumata pelajaran sesuai dengan sekolah yang bersangkutan. Koleksi dasar perpustakaan sekolah meliputi: 1. Buku pelajaran pokok yang bersangkutan semua pelajaran Buku pelajaran pelengkap yang digunakan di sekolah pelajaran. 2. Buku sumberrujukanreferensi. g. Kamus Besar Bahasa Indonesia SDSMPSMU h. Kamus Bahasa Inggris SMPSMU i. Kamus Bahasa Jerman, Perancins, Arab SMU j. Ensiklopedia Indonesia k. Buku bacaan yang mendukung semua mata pelajaran dan bacaan yang dapat memberikan hiburan sehat. Menurut Buku Panduan Melaksanakan Tugas Pengembangan Koleksi Perpustakaan SLTP 1998: 5 disebutkan bahwa perbandingan koleksi dasar suatu perpustakaan sekolah lanjutan tingkat pertama dengan jumlah siswa dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Perbandingan Koleksi Dasar dengan Jumlah Siswa Jumlah Siswa Per Orang Koleksi Dasar Per Judul 10 120 100 1.200 250 3.000 500 6.000 700 8.000 1.000 12.000 Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah merupakan sarana penunjang di dalam proses belajar mengajar dan kurikulum sekolah. Oleh karena itu, perpustakaan harus mampu menyediakan berbagai jenis koleksi yang dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar.

2.5 Layanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan bertumpu pada landasan pemikiran yaitu untuk apa layanan diberikan, kepada siapa layanan diberikan, dalam situasi lingkungan bagaimana layanan perpustakaan tersebut diberikan, serta strategi apakah yang Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 digunakan dalam memberikan layanan tersebut.landasan ini perlu menjadi titik perhatian bagi setiap penyelenggaraan perpustakaan, karena layanan perpustakaan adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan kepada pengguna. Tugas yang mulia dan tujuan sebenarnya layanan perpustakaan adalah melayani pengunjung dan pengguna perpustakaan. Untuk itu dalam melakukan kegiatan layanan perpustakaan harus memperhatikan asas layanan yang dikemukakan oleh Darmono 2007 : 166 sebagai berikut : a. Selalu berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan pemakai perpustakaan b. Layanan diberikan atas dasar keseragaman, keadilan, merata dan memandang pemakai perpustakaan sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh dan tidak di pandang secara individual c. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata aturan yang jelas dengan tujuan untuk mengoptimalkan fungsi layanan.Peraturan perpustakaan perlu didukung oleh semua pihak agar layanan perpustakaan dapat berjalan dengan baik. d. Layanan dilaksanakan dengan memeprtimbangkan faktor kecepatan,ketepatan, dan kemudahan dengan didukung oleh administrasi yang baik. Selain hal diatas Darmono 2007 : 167 mengemukakan bahwa, Fungsi layanan akan tercapai secara maksimal adanya kebiasaan membaca,tersedianya koleksi yang sesuai, perpustakaan harus diorganisir secara teratur,pemekai mengetahui bagaimana memanfaatkan perpustakaan dengan baik dan yang terakhir adanya pustakawan atau tenaga perpustakaan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan bidang kepustakawanan yang memadai. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bagi perpustakaan dalalm memepersiapkan kegiatan layanan kepada pengguna harus memperhatikan asas dan fungsi layanan perpustakaan sehingga secara maksimal perpustakaan, koleksi, pengguna dan pustakawan dapat bermanfaat satu dengan lainnya.

2.5.1 Jenis Layanan Perpustakaan

Perpustakaan adalah pelayanan. Pelayanan berarti kesibukan. Bahan-bahan pustaka harus swaktu-waktu tersedia bagi pengguna yang memerlukannya : dikelas atau diluar kelas. Yang dimaksud dengan pelayanan perpustakaan disini adalah proses penyebarluasan segala macam informasi kepada masyarakat luas.Jenis layanan yang diberikan di perpustakaan ada beberapa macam.jenis Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 layanan biasanya juga dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayaninya. Darmono 2007 : 171 Beberapa jenis Layanan Perpustakaan adalah sebagai berikut : a. Layanan peminjaman bahan Pustaka Layanan Sirkulasi Layanan peminjaman bahan pustaka adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. b. Layanan referensi Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak,direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknis singkat.Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca ditempat. c. Layanan Ruang baca Layanan Ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. Layanan ini diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di perpustakaan. Selain layanan di atas beberapa perpustakaan juga memberikan layanan dalam bentuk lain seperti : a. Layanan Audio visual AV b. Layanan Berceritera c. Layanan Jasa dokumentasi d. Layanan Jasa informasi e. Layanan Terjemahan f. Layanan Jasa Silang Layan g. Layanan Pembendelan dan Perbaikan BukuDarmono 2007 : 172-173 Yusuf 2007 : 69 menambahkan bahwa, “ dilihat dari sifatnya, pelayanan perpustakaan bisa dikelompokkan kedalam kategori pelayanan langsung dan pelayan tak langsung. Yang pertama meliputi pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan referns, dan pelayana bimbingan kepada penggunapembaca. Sdeangkan yang kedua meliputi bentuk pelayanan yang mempunyai sifat tidak langsung terjadi transaksi antara petugas perpustakaan dengan penggunanya.” Zahara 2003 juga menambahkan, “ Layanan perpustakaan sekolah diberikan kepada : guru, murid, dan menejemen sekolah. 1. Layanan kepada guru meliputi kegiatan sebagai berikut : a. Meningkatkan pengetahuan guru mengenai subjek yang menjadi bidangnya.perpustakaan Sejkolah harus dapat menyediakan bahan Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 informasi yang mutakhir agar guru dapat mengikuti perkembangan teknologi yang terus berjalan sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. b. Perpustakaan Sekolah harus dapat meyediakan alat-alat peraga unutk membantu guru mengajar di kelas, seperti : peta, globe, alat rurjukan, alat pandang dengar, dsb. c. Perpustakaan sekolah harus dapat menyediakan bahan pustaka berupa buku, artikel yang menjadi pesanan guru untuk membantu kegiatan mengajar dikelas.perpustakaan Sekolah harus mempunyai ruangan khusus untuk menyimpang alat-alat yang sering digunakan oleh guru dan murid. d. Perpustakaan Sekolah harus dapat menyediakan bahan-bahan untuk keperluan penelitian sederhana yang dilakukan disekolah. e. Perpustakaan Sekolah harus dapat membantu pelaksanaan storrytellling jam bercerita di kelas. f. Perpustakaan Sekolah dapat mengisi jam yang kososng bila ada guru yang tidak hadir dengan kegiatan perpustakaan 2. Layanan kepada murid a. Perpustakaan Sekolah akan memperkaya dan memperluas cakrawala kurikulum b. Perpustakaan Sekolah membantu murid dan guru untuk memperdalam pengetahuannya dalam satu subyek tertentu c. Perpustakaan Sekolah membantu meningkatkan keterampilan murid. 3. Layanan terhadap Manajemen Sekolah. Perpustakaan Sekolah secara aktif membantu pimpinana sekolah dan guru dalam bidang perencanaan, pelaksanaan, pemanduan dan penilaian program pendidikan. Dari uraian di atas, dapat dtarik kesimpulan bahwa layanan Perpustakaan Sekolah bertujuan menyajikan bahan pustaka dan sumber informasi lainnya terutama kepada guru dan murid guna kepentingan kegiatan belajar mengajar dan bacaan hiburan serta memberikan kemudahan kepada pustakawan untuk melayani segala kebutuhan pengguna, sehingga tercipta suasana kerja yang tersusun rapi dan baik serta tidak terjadi tumpang tindih dalam melayani pengguna.

2.5.2 Sistem Layanan Perpustakaan

Secara umum system layanan perpustakaan ada dua macam yaitu layanan yang bersifat tertutup dan layanan perpustakaan yang bersifat terbuka. Pengelompokkan ini didasarkan pada kebebasan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan dalam menentukan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 Kedua system layanan yaitu terbuka dan tertutup pada dasarnya bertujuan untuk: a. Mengamankan koleksi perpustakaan serta menghindari atau menekan terjasinya kehilangan koleksi perpustakaan, b. Mengetahui siapa peminjam koleksi perpustakaan dan berapa yang sedang dipinjammnya, c. Mengetahui batas waktu pengembalian buku yang sedang dipinjam keluar sementara dari koleksi perpustakaan.Darmono 2007 : 168 Berbeda dengan Lamang 2008 berpendapat bahwa, “Ada tiga jenis akses dalam layanan perpustakaan, yakni akses layanan terbuka Open Acsess, akses layanan tertutup close acsess , dan layanan campuran.Ketiga aksess layanan ini ada hubungannya dengan cara bagaimana perpustakaan memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk menemukan bahan pustaka dalam mencari informasi.” Dari uraian di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan teknis yang pada pelaksanaannya perlu adanya perencanaan dalam penyelenggaraannya.Layanan perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila akses layanan digunakan teapat dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

2.6 Pengguna Perpustakaan

Sasaran dan target utma dalam penyelenggaraan adalah pengguna perpustakaan. Pengguna perpustakaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perpustakaan tersebut berhasil atau tidak, karena perpustakaan yang banyak di kunjungi dan dimanfaatkan seluruh fasilitas maupun layanannya oleh pengguna perpustakaan, maka dapat dikatakan perpustakaan telah berhasil. Hal ini juga perlu diperhatikan bahwasanya pengguna perpustakaan merupakan salah satu potensi dan kekuatan perpustakaan yang operlu terus dibina, agar perpustakaan makin berkembang. Hermawan S 2006 : 13 yang menyatakan bahwa, pengguna adalah orang atau badan yang akan menggunakan perpustakaan. Sama dengan Reitz 2004 : 527 menyatakan bahwa “ User is any person who the resources and services of library”. Maksudnya adalah pengguna perpustakaan adalah setiap orang yang menggunakan fasilitas dan layanan yang ada diperpustakaan”. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan pengguna perpustakaan adalah orang yang datang keperpustakaan untuk tujuan memanfaatkan layanan dan Erna Wati : Persepsi Siswa Tentang Keberadaan Perpustakaan Smp Negeri 1 Tanjung Morawa, 2009. USU Repository © 2009 fasilitas yang tersedia di perpustakaan yang dikunjunginya sebagai cara memperoleh informasi yang dibutuhkannya.

2.7 Pustakawan