22
pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah.
46
b. Faktor Eksternal faktor dari luar diri siswa, terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut:
1 Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga
kependidikan kepala sekolah dan wakil-wakilnya dan teman- teman sekelas dapat memengaruhi semangat belajar seorang
siswa. Selanjutnya yang menjadi lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di
sekitar perkampungan siswa tersebut.
47
2 Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
48
c. Faktor Pendekatan Belajar Di samping faktor-faktor internal dan eksternal siswa
sebagaimana yang telah dipaparkan di muka, faktor pendekeatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar
siswa tersebut. seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk
meraih prestasi belajar yang bermutu dari pada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface.
49
Faktor-faktor tersebut saling mendukung dan mempengaruhi. Misalnya, seorang siswa yang memiliki kemampuan intelegensi yang
46
Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010, h. 100.
47
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, cet. 15, h. 135.
48
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, cet. 15, h. 135.
49
Ibid, h. 136.
23
tinggi namun tidak didukung dengan lingkungan yang baik serta sarana dan prasarana sekolah yang kurang baik, bisa jadi dapat
membuat siswa enggan untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu setiap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi harus diperhatikan.
Agar dapat meningkatkan siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan meminimalkan siswa-siswa yang berprestasi rendah atau gagal sama
sekali.
3. Jenis-jenis Prestasi Belajar
Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai setelah seseorang belajar. Bloom mengemukakan tipe hasil
belajar adalah:
50
a. Ranah Kognitif Cognitive domain ranah cipta Adalah keberhasilan belajar yang diukur oleh taraf penguasaan
intelektuallitas, keberhasilan
ini biasanya
dilihat dengan
bertambahnya pengetahuan siswa, yang terbagi menjadi :
1 Pengetahuan Knowledge adalah ranah pengetahuan yang meliputi
ingatan yang pernah dipelajari meliputi metode, kaidah, prinsip dan
fakta. 2 Pemahaman Comprehension meliputi kemampuan untuk
menangkap arti, yang dapat diketahui dengan kemampuan siswa dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan.
3 Penerapan Application, kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan nyata. Penerapan ini dapat meliputi hal-hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip dan teori.
4 Analisis Analysis, meliputi kemampuan untuk memilah bahan ke
dalam bagian-bagian atau menyelesaikan sesuatu yang kompleks
ke bagian yang lebih sederhana. Contohnya
50
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo,2001, h. 23
24
mengidentifikasikan bagian-bagian, menganalisa hubungan antar
bagian-bagian dan membedakan antara fakta dan kesimpulan.
5 Sintetis Syntesis, meletakkan bagian-bagian yang dihubungkan sehingga tercipta hal-hal yang baru.
6 Evaluasi Evaluation, kemampuan memberikan penilaian terhadap
sesuatu. b. Ranah Afektif ranah rasa
Adalah keberhasilan belajar yang diukur dalam taraf sikap dan nilai.
Keberhasilan ini tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti berakhlaqul karimah, disiplin dan mentaati norma-norma yang
baik, yang terdiri dari: 1 Penerimaan Recieving, kesediaan siswa untuk memperhatikan
tetapi masih berbentuk pasif. 2 Partisipasi Responding, siswa aktif dalam kegiatan.
3 Penilaianpenentuan sikapValuing, kemampuan menilai sesuatu, dan membawa diri sesuai dengan penilaian tersebut.
4 Organisasi Organizing, kemampuan untuk membawa atau mempersatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik
di antara nilai-nilai dan membentuk suatu sistem nilai yang
konsisten. 5 Pembentukan Pola Hidup Characterization by value or value
complex, yaitu kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sehingga dapat menjadi pegangan hidup.
c. Psikomotorik ranah karsa Adalah keberhasilan belajar dalam bentuk skill keahlian bisa dilihat
dengan adanya siswa yang mampu mempraktekkan hasil belajar dalam bentuk yang tampak, yaitu meliputi:
1 Persepsi Perceptio, dapat dilihat dari kemampuan untuk membedakan dua stimuli berdasarkan ciri-ciri masing-masing.
2 Kesiapan Set, kesiapan mental dan jasmani untuk melakukan suatu gerakan.
25
3 Gerakan terbimbing Guided respons, melakukan gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan.
4 Gerakan yang terbiasa Mechanical respons,kemampuan melakukan gerakan dengan lancar tanpa memperhatikan contoh
yang diberikan. 5 Gerakan yang kompleks Complex respons, kemampuan
melakukan beberapa gerakan dengan lancar, tepat dan efisien. 6 Penyesuaian pola gerakan Adjusment, kemampuan penyesuaian
gerakan dengan kondisi setempat. 7 Kreativitas Creativity, kemampuan melahirkan gerakan-gerakan
baru.
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Rani Astrina dengan judul “Hubungan Kegiatan Rohis dengan Pembinaan Akhlak Siswa di SMP Negeri 1
Pamulang.” Hasil dari analisis penelitian ini bahwa ada hubungan yang signifikan antara kegiatan Rohis dalam pembinaan akhlak siswa di SMPN
1 Pamulang. Adapun kontribusi kegiatan Rohis dengan pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Pamulang yaitu sebesar 18,49.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Habib Ferdiansyah dengan judul “Peran
Rohis dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa di SMP Negeri 10 Tangerang Selatan.” Hasil dari analisis penelitian ini bahwa terdapat
hubungan yang positif antara variabel peran Rohis x dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa y dengan nilai koefisien 0,4695
kedua variabel dikategorikan sebagai hubungan positif yang signifikan dan masuk dalam kategori cukupsedang. Artinya pada hubungan tersebut
dinyatakan adanya kontribusi antara variabel x peran Rohis dan variabel y dalam meningkatkan sikap keberagamaan siswa melalui koefisien
determinan. Dari perhitungan koefisien sebagaimana telah diketahui nilai koefisien determinasinya adalah 21.
26
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rohimatul Jannah dengan judul, “Pengaruh
Organisasi Ikatan Remaja Muhammadiyah IRM terhadap Prestasi Belajar Siswa di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut
”. Hasil dari analisi penelitian ini bahwa dengan nilai koefisien 0,106 tidak
terdapat korelasi positif antara organisasi IRM dengan prestasi belajar siswa. Hubungan tersebut tidak dinyatakan sebagai hubungan yang positif
berdasarkan nilai koefisien tersebut maka dapat diketahui nilai koefisien determinasinya hanya 1,12. Sehingga dinyatakan tidak mempunyai
hubungan posotif atau hubungan keduanya sangat lemah.
E. Kerangka Berpikir
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu kegiatan di sekolah yang disediakan untuk menggali potensi peserta didik sesuai dengan hobi dan bakat
yang dipilih mereka. Selain itu kegiatan ini berfungsi sebagai sarana untuk menambah wawasan peserta didik berkaitan dengan berbagai mata pelajaran
di sekolah. Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah. Ekskul Rohis berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai agama dan mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran Islam yang telah diperoleh pada saat
proses pembelajaran di kelas. Ekskul ini dijadikan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan peserta didik berkaitan dengan
pelajaran agama Islam yang masih sangat minim diberikan di kelas, karena waktu yang sangat sedikit dan materi yang terlalu banyak.
Pendidikan agama Islam merupakan pelajaran wajib yang harus diajarkan di sekolah. Namun meskipun pelajaran ini wajib ada, alokasi waktu yang
diberikan di sekolah-sekolah umum hanya dua jam pelajaran dalam seminggu. Ini sangat kurang, mengingat ruang lingkup materi yang harus
diajarkan pada pelajaran ini cukup banyak. Seperti, dalam pelajaran ini terdapat
pembelajaran al-Quran
Hadis, keimananaqidah,
akhlak, fiqihibadah, dan sejarahtarikh.