Ruang Lingkup dan Metode Pembinaan Kompetensi Profesional

f. Diperlancar melalui peningkatan koordinasi dan sinkronisasi horizontal dan vertical baik tingkat pusat maupun daerah. 35 Oleh karena itu berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembinaan kompetensi profesional guru berfungsi untuk menilai kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang masing-masing. Selain itu pula prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam pembinaan kompetensi guru tersebut harus berdasarkan prinsip ilmiah, demokratis, kooperatif, konstruktif, kreatif, tidak memaksa, dan tidak menakut-nakuti.

4. Ruang Lingkup dan Metode Pembinaan Kompetensi Profesional

Guru Berdasarkan undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pada bagian kelima dalam pasal 32 terdapat aspek-aspek pokok pembinaan dan pengembangan diantaranya : a. Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan profesi karier. b. Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. c. Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan melalui jabatan fungsional. d. Pembinaan dan pengembangan karier guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. 36 Dalam buku “Profesi Keguruan” dijelaskan bahwa dalam rangka meningkatkan mutu profesional maupun mutu layanan guru harus pula meningkatkan sikap keprofesionalannya melalui pengembangan sikap 35 ,“Pembinaan Guru di Indonesia”, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, h.13-14 36 , Guru dan Dosen, Bandung : Fokusmedia , 2006, cet. Ke-1, h.17 kompetensi profesional guru melalui pendidikan pra-jabatan maupun pendidikan dalam jabatan. 37 Pendidikan pra-jabatan sangat perlu dilakukan untuk mencetak individu menjadi qualified baik dari segi keterampilan, teori, tingkah laku, sopan santun, moral, etika, dan sebagainya. Pendidikan selama dalam jabatan, pengembangan sikap seorang ketika menjadi guru apa yang didapat dala pendidikan pra-jabatan harus diimplementasikan dan diaplikasikan dalam wujud yang real sebagai keseharian yaitu sebagai seoarang guru yang profesional. Untuk menjadi guru yang profesional perlu adanya pembinaan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan. Karena kepala sekolah memiliki wewenang untuk mensupervisi dan melakukan pembinaan-pembinaan terhadap guru di sekolah yang dipimpinnya tersebut. Berikut diantaranya merupakan ruang lingkup dalam pembinaan kompetensi profesional guru meliputi : a Pembinaan terhadap keterampilan mengajar guru 38 b Pembinaan terhadap kemampuan mengajar guru 39 c Pembinaan terhadap disiplin kerja guru 40 d Pembinaan terhadap kepuasan kerja guru. 41 Adapun dari keempat aspek pembinaan profesional guru di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : Pembinaan terhadap keterampilan mengajar guru, merupakan pembinaan terhadap kecakapan dalam menyelesaikan tugas mengajar guru yang meliputi persiapan guru ketika mengajar di kelas, perlunya keterampilan dasar dalam menjelaskan bahan pengajaran, perlunya 37 Soetjipto Prof. dan Rafles Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta dan Depdikbud, 2007, cet.ke-3 ,h.54 38 ,“Pembinaan Guru di Indonesia”, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, h.122 39 ,“Pembinaan Guru di Indonesia”, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, h.166 40 ,“Pembinaan Guru di Indonesia”, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, h.181 41 ,“Pembinaan Guru di Indonesia”, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, h.209 diadakan tanya jawab bagi guru dan siswa saat KBM, memberikan penguatan dalam penyampaian materi pelajaran di kelas, melakukan bimbingan kepada siswa, menjelaskan materi secara terperinci, dan perlunya keterampilan dalam mengelola kelas dengan baik. Pembinaan terhadap kemampuan mengajar guru, merupakan pembinaan terhadap kesanggupan, kecakapan, ataupun kekuatan diri sendiri dalam mengajar yang mencakup kemampuan merecanakan pengajaran, kemampuan melaksanakan prosedur pengajaran, dan kemampuan melaksanakan hubungan atau interaksi yang baik dengan siswa. Pembinaan terhadap disiplin kerja guru, yaitu hadir tepat waktu dalam menjalankan tugas mengajar, bertingkah laku sesuai dengan kode etik keguruan, serta mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah. Pembinaan terhadap kepuasan kerja guru, antara lain menjalin kerjasama dengan semua pihak yang terkait, kesempatan untuk mengembangkan karier atau potensi, perasaan nyaman selama bekerja, pelayanan kesejakteraan bagi guru dan hak masing-masing individu, dan melibatkan guru dalam memutuskan suatu kebijakan. Dalam pembinaan profesionalisme guru perlu adanya latihan dan pengembangan yang dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi, serta memperbaiki kepuasan kerja. Adapun metode pokok yang digunakan diantaranya yaitu : a. Metode praktis On The Job Training b. Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi Off The job training. 42 Adapun penjelasan kedua metode di atas sebagai berikut : a. On-The-Job Training Merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Menurut suhendra “ metode On-the-Job pelatihan di tempat kerja merupakan suatu bentuk pembekalan yang dapat mempercepat proses 42 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Ed. II, Yogyakarta : BPFE, 2001, Cet. Ke-15, h. 110 pemindahan pengetahuan dan pengalaman kerja atau transfer of knowledge dari karyawan senior ke junio r”. 43 Para pegawai senior yang bertugas untuk membimbing para pegawai baru diharapkan memperlihatkan suatu contoh-contoh pekerjaan yang baik, dan memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan yang jelas dan konkret, yang akan dikerjakan oleh pegawai baru tersebut segera setelah pelatihan berakhir. Bentuk lain dari metode on-the- job adalah “metode rotasi pekerjaan. Metode ini umumnya dilakukan pegawai-pegawai yang sudah lama. Kemudian akan dipindahkan tugasnya baik secara vertikal dipromosikan maupun secara horizontal ke bagian atau tugas lain yang sederajat dengan pekerjaan sekarang. 44 Metode rotasi pekerjaan dapat membantu para pegawai untuk mempertahankan tujuan-tujuan karier mereka sebelum menduduki suatu jabatan baru, dan juga memperluas cakrawala pandang bagi para pegawai. Keuntungan dari metode ini adalah sangat ekonomis, karena tidak perlu membiayai trainers, tidak perlu menyediakan peralatan dan ruangan khusus, para karyawan baru belajar mengerjakan suatu pekerjaan dan segera dapat mengetahui apakah pekerjaannya itu benar atau salah. Sebagai suatu jabatan yang harus dapat menjawab tantangan perkembangan zaman, jabatan guru harus selalu dikembangkan dan dimutakhirkan. b. Off-the-Job Training Pembinaan atau pelatihan dengan menggunakan metode ini berarti guru sebagai peserta pelatihan ke luar sementara dari kegiatan atau 43 Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : UIN Jakarta press, 2006, Cet. Ke-1, h.68 44 Soekidjo Notoatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003, Cet. Ke-3, h.40 pekerjaannya. Kemudian mengikuti pelatihan, dengan menggunakan teknik-teknik belajar mengajar seperti lazimnya. Pada umumnya metode ini mempunyai dua macam teknik, yakni : 1. Teknik presentasi informasi Yang dimaksud dengan teknik ini adalah menyajikan informasi, yang tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan baru kepada setiap peserta pelatihan. Termasuk kedalam teknik ini, antara lain : a Ceramah biasa, di mana pengajar pelatih bertatap muka langsung dengan peserta. Peserta diklat pasif mendengarkan. b Teknik diskusi, di mana informasi yang akan disajikan disusun di dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dan tugas- tugas yang harus dibahas dan didiskusikan oleh peserta aktif. c Teknik pemodelan perilaku behavior modeling, ialah salah satu cara mempelajari atau meniru tindakan perilaku dengan mengobservasi dan meniru model-model. 45 2. Metode-metode simulasi Simulasi adalah suatu penentuan karakteristik atau perilaku tertentu dari dunia riil sedemikian rupa sehingga, para peserta diklat dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya. Metode-metode simulasi ini mencakup : a Simulator alat-alat, seperti alat-alat peraga yang menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan materi pelajaran b Studi kasus di mana para peserta diklat diberikan suatu kasus, kemudian dipelajari dan didiskusikan antar para peserta diklat. 45 , Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003, Cet. Ke-3, h. 37 c Permainan peranan role playing. Dalam cara ini para peserta diminta untuk memainkan berperan bagian- bagian dari berbagai karakter. d Teknik di dalam keranjang in basket. Metode ini dilakukan dengan memberikan kepada peserta latihan suatu keranjang yang penuh dengan bermacam-macam persoalan yang harus diatasi. Kemudian peserta latihan diminta untuk memecahkan masalah-masalah tersebut sesuai dengan teori dan pengalaan yang dimiliki, mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasinya. 46 c. Diklat Sebagai Metode Pembinaan Kompetensi Guru Pembinaan kompetensi guru tidak cukup dengan bekal yang didapat dari pendidikan terakhir guru, tetapi harus selalu dikembangkan sesuai dengan perkembangan keadaan, ilmu pengetahuan, kurikulum yang tentu saja akan berpengaruh pada pendidikan. Kualitas pendidikan di negara kita sebagai negara berkembang masih sangat rendah. Hal ini disebabkan antara lain oleh : ketersediaan guru yang belum memadai baik secara kualitas maupun kuantitas, kesejahteraan guru yang masih rendah, fasilitas belajar belum tersedia secara mencukupi, dan biaya operasional pendidikan yang belum disediakan secara memadai. Guru merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan program pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan maka harus mengacu pada peningkatan kompetensi guru. Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya peningkatan kompetensi guru. Karena pendidikan dan pelatihan dapat memberikan manfaat tidak saja member pengalaman baru dan memantapkan hasil belajar serta keterampilan para peserta diklat, tetapi juga berfungsi 46 , Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003, Cet. Ke-3,h. 38-39 mengembangkan kemampuan berfikir guna memecahkan masalah- masalah yang dihadapi dalam melakukan tugas yang dibebankan kepada peserta diklat. Pendidikan dan pelatihan dapat membantu cara pembelajaran yang lebih efektif dna lebih mendorong serta memperluas motivasi dan wawasan peserta diklat dalam melakukan tugas sekarang dan masa yang akan dating. Artinya bahwa wahana yang tepat untuk memasyarakatkan dan menginformasikan segala perkembangan baru yang terjadi melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Adapun tempat penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tergantung pada kebutuhan dan kemampuan suatu organisasi, dan pada dasarnya pendidikan dan pelatihan dapat dilaksanakan dengan berbagai cara antara lain : 47 1. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan sendiri. Yaitu pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh sekolah dengan instruktur dari orang dalam sendiri. Diklat ini dapat menggunakan ruang kelas yang dimiliki oleh sekolah tersebut atau menyewa tempat diluar lingkungan sekolah tetapi dalam hal penyelenggaraannya tetap menjadi tanggung jawab sekolah. 2. Pendidikan dan pelatihan dengan tenaga pengajar dari luar. Pendidikan dan pelatihan ini sering disebut “in house training” yaitu pelatihan yang diadakan oleh sekolah dengan materi dan pengajar yang berasal dari lembaga diklat luar. Diklat ini dianggap penting oleh sekolah, tetapi disiplin ilmu dan tenaga pengajarnya tidak dimiliki oleh sekolah sehingga harus didatangkan dari luar sekolah. Oleh karena itu sekolah mengadakan kerja sama dengan lembaga diklat dari luar yang sudah berpengalaman. 47 Gauzali Saydam, Built in Training Jurus Jitu Mengembangkan Profesionalisme SDM, Jakarta :Remaja Rosdakarya, 2006, h.73 d. Lesson study sebagai metode pembinaan kompetensi guru Guru memiliki kewajiban dan keharusan mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengajar. Banyak cara atau jalan yang dapat ditempuh guna guru memiliki keempat kompetensi utama kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Berikut beberapa model dalam pembinaan profesi dalam menciptakan guru professional antara lain 48 : 1. Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru minimal S- 1D-4 2. Program pendidikan lanjut melalui program penyetaraan dan sertifikasi 3. Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi PTBK 4. Program supervisi pendidikan 5. Program pemberdayaan MGMP musyawarah guru mata pelajaran 6. Forum symposium guru 7. Program pelatihan tradisional lainnya 8. Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah 9. Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah 10. Melakukan penelitian khususnya PTK 11. Program magang 12. Mengikuti berita aktual dari media 13. Berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi 14. Menggalang kerjasama dengan teman seprofesi Dari uraian keempat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional disertai point-point yang menunjukkan 48 A. A. Agung Gede Agung, “Pengembangan Kompetensi Guru dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Profesionalismenya”, dari http:arief- nugrohothebest.blogspot.com200912pengembangan-kompetensi-guru-dalam.html , 29 Maret 2011 kompetensi itu. Point-point dari kompetensi guru menjadi standar mengenai pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki seorang guru. Lesson study merupakan kerja kolektif sekelompok guru atau anggota MGMP, bisa dengan mahasiswa dan dosen. Pembuatan rencana pembelajaran dikerjakan secara bersama-sama, diimplementasikan dengan menunjuk salah satu anggota sebagai guru model, guru lain dan pakar bertindak sebagai observer, kemudian dari hasil observasi tersebut dianalisis melalui tahapan reflecting secara bersama-sama. Lesson study dapat dipandang sebagai model pembinaan guru dalam meningkatkan profesionalitas karena pada tahap penyusunan perencanaan planning sekelompok guru dan seorang pakar berdiskusi tentang : 1. Kondisi dan lingkungan siswa serta fasilitas yang tersedia 2. Rumusan kompetensi apa yang harus dimiliki siswa serta merumuskan indikator-indikator pencapaiannya 3. Penentuan materi pelajaran yang berkenaan, antara lain : a Pokok-pokok materi dan uraian masing-masing pokok materi b Urutan sajian materi pelajaran c Sajian materi yang disesuaikan dengan lingkungan siswa atau materi lokal yang berkaitan dengan life skill selain itu juga yang berkaitan dengan keimanan atau keagamaan d Pemilihan atau penyususnan soal-soal latihan, soal-soal yang berkaitan dengan problem solving dalam rangka penyusunan lembar kerja siswa LKS dan soal-soal untuk tes formatif. 4. Pemilihan metode atau strategi pembelajaran inovatif yang menyenangkan dan memotivasi dalam proses belajar siswa 5. Pemilihan media atau alat peraga pembelajaran dan pengadaannya 6. Petujuk guru dalam praktek-praktek pembelajarannya 7. Penentuan indikator-indikator proses pembelajaran yang dikatakan berhasil 8. Model rencana pembelajaran RP atau satuan acara pembelajaran SAP 49 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Lesson study memberikan sumbangan terhadap pembinaan keprofesionalan guru, yaitu dengan menguraikan delapan pengalaman yang diberikan lesson study yang memungkinkan guru untuk : 1. Memikirkan dengan cermat mengenai tujuan dari pembelajaran, materi pokok, dan bidang studi 2. Mengkaji dan mengembangkan pembelajaran terbaik yang dapat dikembangkan 3. Memperdalam pengetahuan mengenai materi pokok yang diajarkan 4. Memikirkan secara mendalam tujuan jangka panjang yang akan dicapai berkaitan dengan siswa 5. Merancang pembelajaran secara kolaboratif 6. Mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta tingkah laku siswa 7. Mengembangkan pengetahuan pedagogis yang kuat atau penuh daya, dan 8. Melihat hasil pembelajaran sendiri melalui siswa dan kolega Jadi pembinaan kompetensi profesional guru dapat disimpulkan sebagai serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional, dimana layanan tersebut diberikan oleh orang ahli kepala sekolah, 49 Lesson Study, “Sebuah Model Pembinaan Guru “ dari : http:pembelajaranguru.wordpress.com20080524lesson-study-E28093-sebuah- model-pembinaan-guru ,17 juli 2009 pemilik sekolah, pengawas dan ahli lainnya kepada guru dengan maksud agar dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sehingga tujuan pendidikan yang direncanakan dapat tercapai dengan baik. Dengan adanya pembinaan dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas kerja seorang guru untuk mencapai hasil yang maksimal, sehingga dapat dikategorikan profesional dalam melaksanakan tugasnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian