C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
bersifat harian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder atau studi kepustakaan dengan
cara: 1.
Field Research Untuk memperoleh data penulis mengadakan penelitian langsung ke Bursa
Efek Indonesia BEI untuk memperoleh data-data yang diperlukan melalui pusat layanan informasi pada pusat referensi pasar modal.
2. Library Research
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan literatur teori-teori yang berkaitan dengan pasar modal, right issue, dan sumber informasi yang lain.
Sumber-sumber ini digunakan
sebagai tinjauan pustaka untuk
menganalisis dan membahas permasalahan penelitian ini. 3.
Internet Research Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data dengan mengakses
melalui website
diantaranya adalah
seperti www.google.com,
www.idx.co.id, www.bi.go.id, www.lib.ui.ac.id, dan lainnya. Berikut ini adalah data yang digunakan antara lain:
1. Nama perusahaan yang melakukan right issue antara tahun 2002 sampai tahun 2006 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
2. Tanggal pengumuman right issue masing-masing perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
3. Data harga saham closing price masing-masing perusahaan pada 5 hari sebelum pengumuman right issue, 1 hari pada saat pengumuman right
issue, dan 5 hari setelah pengumuman right issue.
4. Data transaksi harian berupa bid price, offer price pada 5 hari sebelum pengumuman right issue, 1 hari pada saat pengumuman right issue, dan
5 hari setelah pengumuman right issue. 5. Data Indeks Harga Saham Gabungan IHSG harian untuk masing-
masing perusahaan serta tingkat suku bunga SBI.
D. Metode Analisis Data
Penelitian pertama menggunakan teknik analisis data yaitu dengan menggunakan analisis compare means, wilcoxon sign test. Model analisis ini
dipilih karena penelitian dirancang untuk meneliti apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
Penelitian kedua menggunakan cara analisis regresi berganda multiple regression analysis
dimana CEC Cost of Equity Capital sebagai variabel terikat sedangkan spread dan CAR Cumulative Abnormal Return sebagai
variabel bebasnya. Model penelitian sebagai berikut: CEC
i
= a+ β
1
CAR+ β
2
Spread +
ε
i
Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah dalam sebuah model mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati. Uji normalitas ini digunakan normal Santoso, 2002:212 dalam
Lianawati, 2005:21. Untuk mengetahui apakah model itu mengalami masalah normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji normalitas adalah:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan meliputi arah garis diagonal, maka model diasumsikan normal.
b. Jika data menyebar jauh dari garis normal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model diasumsikan tidak normal.
Uji kolmogorov-Smirnov adalah uji normalitas data sebelum pelaksanaan pengujian hipotesis yang juga merupakan ukuran ketepatan goodness of
fit suatu distribusi frekuensi teoritis frekuensi harapan. Nilai
kolmogorov-smirnov dihitung dalam pengujian statistik diberi simbol D
n
yang dapat diperoleh dengan menggunakan formula sebagai berikut:
o e
F F
Max Dn
− =
Dn adalah deviasi absolut tertinggi berupa selisih antara frekuensi harapan fe dan frekuensi observasi fo.
Untuk menguji normalitas data, ada ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu: Wijaya, 2003:13 dalam Fithrory, 2005: 32 dalam Muharani,
2008:47 a. H
: Data terdistribusi dengan normal H
1
: Data terdistribusi dengan tidak normal b. Taraf nyata adalah 0,05
c. Wilayah kritis adalah D
n
0,05
Kriteria pengujian: H
diterima jika P-value significant α 0,05 yang berarti data terdistribusi
normal.
2. Uji Paired Sample T-test
Uji paired sample t-test digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas Nugroho, 2005:29. Paired sample
T-test yaitu untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel
yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata mean sama Syahri, 2002:117.
Adapun rumus t untuk Paired sample T-test:
n Sd
d thitung
=
d
X X
d −
=
1
d = n
d
1
2 2
− −
= n
n d
d Sd
Dimana Sb = standard error dua rata-rata yang berhubungan
b b
S AB
S B
t =
− =
Dimana; B
: beda antara pengamatan tiap pasang AB
: rata-rata dari beda pengamatan S
b
: standard error dua rata-rata yang berhubungan
Hipotesis: H
: µ
1
= µ
2
; Tidak terdapat perbedaan yang signifikan H
a
: µ
1
µ
2
; Terdapat perbedaan yang signifikan Kriteria pengujian:
H ditolak jika t
hitung
t
tabel
dengan df= n-1 atau P-Value 0,05 H
diterima jika t
hitung
t
tabel
dengan df = n-1 P-Value 0,05
3. Uji Wilcoxon Sign Rank Test
Uji nonparametrik digunakan karena data hanya sedikit dan dianggap tidak diketahui distribusi datanya berdistribusi bebas. Wilcoxon sign rank test
merupakan uji nonparametrik yang digunakan, karena penelitian dilakukan terhadap dua sampel yang berhubungan satu sama lain dependen, karena
subjek mendapat pengukuran–pengukuran yang sama, yaitu diukur “sebelum” dan “sesudah”. Alhusin, 2003:278 dalam Nasrudin, 2006:
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam pengujian wilcoxon sign rank test
dengan membandingkan angka Z hitung dengan Z tabel. Dengan kriteria pengujian:
H diterima jika Z
htiung
Z
tabel
H ditolak jika Z
hitung
Z
tabel
Bentuk pengambilan keputusan dengan alpha 0,05 dan 0,10 untuk tingkat kepercayaan 90 dari pengujian dua sisi. Adapun kriteria
pengambilan keputusan adalah: H
diterima jika P-Value 0,05 atau 0,10 artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
H ditolak jika P-Value 0,05 atau 0,10 artinya terdapat perbedaan yang
signifikan. Rumus untuk menghitung:
T
T E
T Z
σ −
=
4 1
n n
T E
+ =
24 1
2 1
+ +
= n
n n
T
σ Dimana,
T = Jumlah urutan tanda + atau - terkecil N = Jumlah sampel dalam kelompok Cornelius, 2004:149 dalam
Nasrudin, 2006: Adapun langkah-langkah metode analisis data yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Analisis perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
Untuk menguji hipotesis satu yaitu ada tidaknya perbedaan antara abnormal return
saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mendapatkan tanggal pengumuman right issue untuk masing-masing sampel dan menetapkan sebagai hari ke-0.
b. Mendapatkan harga saham dan IHSG lima hari sebelum dan sesudah pengumuman right issue sesuai dengan event windownya.
c. Menghitung return saham harian masing-masing perusahaan selama periode peristiwa.
Rumus:
1 1
− −
− =
it it
it
P P
P Rit
Keterangan: Rit : Required return saham i pada periode t
P
t
: Harga saham pada periode t P
t-1
: Harga saham pada periode t-1 d. Menghitung return pasar dengan menggunakan IHSG masing-masing
saham untuk periode peristiwa. Rumus :
1 1
− −
− =
t t
t Mt
IHSG IHSG
IHSG R
Keterangan: R
Mt
: Return market pada hari t IHSG
t
: IHSG pada hari t IHSG
t-1
: IHSG pada hari t-1 e. Menghitung abnormal return harian masing-masing saham untuk
periode dengan menggunakan market adjusted model.
mt it
t
R R
AR −
= Dimana;
AR
it
: Abnormal return perusahaan i pada hari t R
it
: Return perusahaan i pada hari t
R
mt
: Return market pada hari t f. Menghitung rata-rata abnormal return harian untuk periode event
window nya.
ARt = n
AR
it
Dimana;
t
AR : Rata-rata abnormal return pada periode t N
: Jumlah perusahaan g. Uji normalitas data yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang
tepat apakah data terdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik atau data tidak terdistribusi normal maka akan
menggunakan satatistik non parametrik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan alat uji kolmogorov smirnov test.
h. Menguji signifikansi rata-rata abnormal return pada periode pengamatan.
1. Apabila data yang digunakan merupakan data normal maka menggunakan paired sample T-test yaitu untuk menguji apakah
terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi
yang memiliki rata-rata mean sama Alhusin, syahri, 2002:117. 2. Apabila data yang digunakan merupakan data tidak normal maka
menggunaka uji wilcoxon. 2.
Analisis perbedaan bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
Untuk menguji hipotesis dua yaitu ada tidaknya perbedaan antara bid ask spread
sebelum dan sesudah pengumuman right issue digunakan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Menghitung prosentase relative bid ask spread dengan rumus Prima
Yusi, 2002:76
} {
2
it it
it it
it
bid offer
bid offer
Spread +
− =
Dimana : offer
i,t
: Harga saham perusahaan i yang ditawarkan pada waktu t.
Bid
i,t
: Harga saham perusahaan i yang diminta pada waktu t. b.
Menghitung rata-rata prosentase spread selama periode pengamatan Prima Yusi, 2002:76:
spread = n
spread
Dimana: Spread : Rata-rata prosentase spread
N : Jumlah hari pengamatan
c. Uji normalitas data yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang
tepat apakah data terdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik atau data tidak terdistribusi normal maka akan
menggunakan satatistik non parametrik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov test.
d. Menguji signifikansi rata-rata bid ask spread selama periode
pengamatan.
1. Apabila data yang digunakan merupakan data normal maka menggunakan Paired sample T-test yaitu untuk menguji apakah
terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang
memiliki rata-rata mean sama Alhusin, syahri, 2002:117. 2. Apabila data yang digunakan merupakan data tidak normal maka
menggunakan uji wilcoxon.
3. Analisis perbedaan cost of equity capital sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis ketiga adalah sebagai berikut:
a. Menghitung besarnya cost of equity capital dengan menggunakan pendekatan Capital Asset Pricing Model CAPM.
ft Mt
ft
R R
R CEC
− +
=
β
Dimana: CEC
: Cost of Equity Capital R
ft
: Risk Free βi
: Beta saham i R
mt
: Risk market resiko pasar b. Menghitung Rf harian. Oleh karena analisis dalam penelitian ini adalah
analisis harian, maka tingkat suku bunga deposito bulanan per tahun disesuaikan menjadi tingkat suku bunga per hari yaitu dengan membagi
suku bunga dengan 360 asumsi 1 tahun 360 hari Sularso,2003:10.
12 SBI
Rf =
Dimana: Rf
: Risk free SBI : Suku Bunga Indonesia
c. Mengestimasi besarnya β
i
atau kepekaan pasar dari suatu saham pada masing-masing sampel. Diperoleh dari R
i
= α + βR
M
+ ε
i
. Berdasarkan β
dapat dilihat faktor resiko perubahan yang menjadi parameter. Dimana pengukur perubahan yang diharapkan pada return suatu saham jika terjadi
perubahan pada return pasar. Semakin besar betanya semakin besar pula tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut Husnan,
2001:169. Pengukuran β ini dapat dilakukan dengan menggunakan
pendektan regresi dengan rumus: Husnan, 2001:115 β
i
= −
−
2 2
X X
nx Y
X XY
nx Dimana:
n : Banyaknya periode pengamatan X : Tingkat keuntungan pasar R
M
Y : Tingkat keuntungan saham R
i
d. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, akan dilakukan pengujian normalitas data, yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang tepat
apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov..
e. Apabila hasil pengujian normalitas data menunjukkan semua data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis akan menggunakan alat
analisis statistik parametrik yaitu uji paired sample T-test. Sebaliknya apabila hasil pengujian normalitas data menunjukkan tidak terdistribusi
normal, maka pengujian hipotesis akan menggunakan alat analisis non parametrik, yaitu uji wilcoxon.
4. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri informasi
Terhadap Cost of Equity Capital.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Pendekatan Ordinary Least Square OLS digunakan untuk melaksanakan
regresi agar regresi tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan atau meramal nilai variabel terikat Y. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji asumsi-
asumsi klasik yang diperlukan untuk OLS sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah dalam sebuah model mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati. Untuk mengetahui apakah model itu mengalami masalah normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji normalitas adalah:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan meliputi arah garis diagonal, maka model diasumsikan normal.
2. Jika data menyebar jauh dari garis normal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model diasumsikan tidak normal.
Uji kolmogorov-Smirnov adalah uji normalitas data sebelum pelaksanaan pengujian hipotesis yang juga merupakan ukuran ketepatan goodness of
fit suatu distribusi frekuensi teoritis frekuensi harapan. Nilai
kolmogorov-smirnov dihitung dalam pengujian statistik diberi simbol D
n
yang dapat diperoleh dengan menggunakan formula sebagai berikut:
o e
F F
Max Dn
− =
Dn adalah deviasi absolut tertinggi berupa selisih antara frekuensi harapan fe dan frekuensi observasi fo.
Untuk menguji normalitas data, ada ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu: wijaya 2003:13 dalam Fithrory 2005: 32 dalam Muharani 2008:47
1. H : Data terdistribusi dengan normal
H
1
: Data terdistribusi dengan tidak normal 2. Taraf nyata adalah 0,05
3. Wilayah kritis adalah D
n
0,05 Kriteria pengujian:
H diterima jika P-value significant
α 0,05 yang berarti data terdistribusi normal.
b. Uji Asumsi Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu
εt pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya
ε
t-1
Bhuono, 2005:59.
Model regresi berganda terbebas dari autokorelasi. Pada umumnya autokorelasi banyak terjadi pada data time series.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan melalui uji Durbin-Watson. Aturan main untuk menggunakan uji Durbin-Watson
adalah dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dengan tabel Durbin- Watson.
Dalam tabel Durbin-Watson terdapat nilai batas atas upper bound atau du dan nilai batas atas lower bound atau dl. Adapun kriteria yang
diberlakukan untuk menjadi patokan adalah sebagai berikut Ghozali, 2005:96:
1. Apabila 0 d dl, maka terdapat autokorelasi positif 2. Apabila dl d du, maka tidak ada keputusan mengenai keberadaan
autokorelasi. 3. Apabila du d 4 –du, maka tidak ada autokorelasi.
4. Apabila 4-du d 4-dl, maka tidak ada keputusan mengenai keberadaaan autokorelasi.
5. Apabila 4-dl d 4, berarti terdapat autokorelasi negatif.
sumber: Bhuono, 2005:60
Gambar 2. Kriteria uji autokorelasi
c. Uji Asumsi Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain
dalam satu model Bhuono, 2005:58. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Pedoman suatu moedel regresi bebas dari masalah multikolinieritas adalah sebagai berikut Singgih, 2007:
1. Mempunyai nilai VIF Variance Inflation Factor disekitar angka 1. 2. Nilai Tolerance mendekati angka 1.
3. Koefisien korelasi antar variabel bebas harus lemah, yaitu harus dibawah angka 0,5.
2
1 1
R VIF
− =
dimana R
2
adalah koefisien determinan dari regresi antar variabel bebas.
d. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran
hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut Bhuono, 2005:62.
Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot yang menyatakan metode regresi
linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika Bhuono, 2005:62: 1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah sekitar angka 0.
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja.
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kembali.
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
e. Uji Signifikansi
1. Uji Koefisien regresi
Uji T bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat maka nilai t hitung dibandingkan dengan t-tabel atau nilai p-value dibandingkan dengan
derajat kepercayaannya. Kriteria menolak atau menerima hipotesis: a. Apabila t
hitung
≥ t
tabel
atau p-value 0,05 maka H diterima
b. Apabila t-
hitung
t
-tabel
atau p-value 0,05 maka H ditolak
bi i
hitung
S b
UjiT =
Keterangan: b
i
: Koefisien variabel ke i S
bi
: Standar deviasi Selanjutnya berdasarkan tingkat signifikansi 5 atau 0,05 maka
pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikansi adalah jika probabilitas 0,05 maka H
diterima berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Jika probabilitas signifikan 0,05 maka H ditolak,
berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
2. Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinansi R
2
adalah koefisien korelasi antara variabel terikat dengan semua variabel bebasnya. Nilai R-Square digunakan
sebagai koefisien determinansi yang menunjukkan seberapa besar variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variasi seluruh
variabel bebasnya dalam kaitannya dengan suatu model regresi. Nilai R-Square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R-Square
berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu time series memiliki R-Square maupun Adjusted R Square
cukup tinggi diatas 0,5, sedangkan sampel dengan data item tertentu yang disebut data silang crosssection pada umumnya
memiliki R-Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi dibawah 0,5 Bhuono, 2005:51.
3. Uji F
Uji F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan
dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada derajat kepercayaan yang ditetapkan atau membandingkan nilai p-value
dengan tingkat kepercayaan yang ditetapkan. Hipotesis yang digunakan untuk pengujian tersebut adalah: secara bersama-sama
terdapat pengaruh yang signifikan antara CAR dan Spread terhadap CEC.
Hipotesis yang digunakan : H
: β
1
= β
2
= 0 arti semua β
i
secara signifikan sama dengan 0 H
: β
1
= β
2
0 arti semua variabel β
i
secara signifikan tidak sama dengan 0
Dasar pengambilan keputusan: i. Apabila F
hitung
≤ F
tabel
atau p-value 0,05 maka H diterima
ii. Apabila F
hitung
F
tabel
atau p-value 0,05 maka H ditolak
Untuk menghitung uji F digunakan rumus:
1 1
2 2
− −
− =
k n
R k
R UjiF
hitung
Selanjutnya berdasarkan tingkat signifikansi 5 atau 0,05 maka pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikansi adalah jika
probabilitas 0,05 maka H diterima berarti bahwa suatu variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika probabilitas signifikan 0,05 maka H
ditolak, berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
H. Operasional Variabel Penelitian
Dengan demikian, variabel-variabel yang akan menjadi pengamatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Return saham adalah perubahan nilai asset atau sekuritas dibagi dengan nilai awal atau harga pembelian asset atau sekuritas.
2. Return market adalah perubahan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
dibagi dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG hari sebelumnya. 3. Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi
dengan return pasar. 4. Bid ask spread adalah selisih antara selisih harga beli permintaan
tertinggi dengan harga jual penawaran terendah saham trader. 5. Cost of equity capital merupakan suatu rate tertentu yang harus dicapai
perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan expected return
oleh pemegang saham atas dana yang ditanamkan pada perusahaan tersebut sesuai dengan risiko yang akan diterima.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Sejarah pasar modal Indonesia sebenarnya telah mulai sejak Pemerintah Hindia Belanda. pada tanggal 14 Desember 1912, dengan
bantuan Pemerintah Kolonial Belanda, bursa efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat Pemerintah Kolonial Belanda dan dikenal
sebagai Jakarta saat ini. Pendirian bursa efek stock exchange di Batavia adalah dalam rangka memupuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik
Batavia yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia. Bursa Batavia sempat ditutup selama periode perang dunia pertama
dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain bursa Batavia, pemerintah kolonial juga mengoperasikan bursa paralel di Surabaya pada tanggal 11
Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Namun kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara
Jepang di Batavia. Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, bursa saham dibuka lagi dengan
memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan- perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham
kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.