Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Dan Asimetri Informasi Terhadap Cost Of Equity Capital

(1)

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN

RIGHT ISSUE

DAN

ASIMETRI INFORMASI TERHADAP

COST OF EQUITY

CAPITAL

(Studi Empiris Perusahaan yang mengumumkan right issue di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2002-2006)

Oleh: KUSRINI

NIM:104081002541

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008M/1429H


(2)

Analisis Dampak Pengumuman

Right Issue

dan Asimetri

Informasi terhadap

Cost of Equity Capital

(Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Kusrini NIM : 104081002541

Dibawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, MSi

Nip 150 317 955 Nip 150 368 746

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H /2008 M


(3)

Hari ini Senin, Tanggal 24 November Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Kusrini NIM 104081002541 dengan judul skripsi “Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital” (Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 November 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasarudin, SE, MAB

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji ahli


(4)

Analisis Dampak Pengumuman

Right Issue

dan Asimetri

Informasi terhadap

Cost of Equity Capital

(Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Kusrini NIM : 104081002541

Dibawah bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, MSi

NIP. 150 317 955 NIP. 150 368 746

Penguji Ahli

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 131 474 891

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H /2008 M


(5)

DAFTAR ISI

Abstract ……… i

Abstrak ………. ii

Daftar Riwayat Hidup ………. iii

Kata Pengantar ……… iv

Daftar Isi ……….. vii

Daftar Tabel ………. x

Daftar Gambar ………. xi

Daftar Lampiran ……….. xii

Bab. I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

1. Identifikasi Masalah ………... 9

2. Pembatasan Masalah ……….. 10

B. Perumusan Masalah ………. 10

C. Tujuan dan Manfaat ………. 11

Bab. II Tinjauan Pustaka A. Pengertian Pasar Modal di Indonesia ……… 13

B. Pengertian Studi Peristiwa (Event Study) ………. 13

C. Pengertian Right Issue ……….. 14

1. Dampak atas Right Issue ………. 17

2. Return Saham ……….. 20

3. Abnormal Return ………. .. 21

D. Asimetri Informasi ………... 23

E. Hubungan Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi …. 25 F. Pengertian Cost of Equity Capital ……… 27

G. Penelitian Terdahulu ………. 30

H. Kerangka Pemikiran ………. 32


(6)

Bab. III Metodologi Penelitian

A. Ruang Lingkup Penelitian ……… 37

B. Metode Penentuan Sampel ………. 37

C. Metode Pengumpulan Data ……… 40

D. Metode Analisis Data ………. 41

1. Uji Normalitas ………. 42

2. Uji Paired Sample T-Test ……… 43

3. Uji Wilcoxon Sign Rank Test ……….. 44

4. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi Terhadap cost of Equity Capital a. Uji Normalitas ……….. 51

b. Uji Asumsi Autokorelasi ……….. 53

c. Uji Asumsi Multikolinieritas ……… 54

d. Uji Heteroskedastisitas ………. 55

e. Uji Signifikansi ……… 55

1). Uji T ……… 55

2). Uji Koefisien Determinasi (R2) ……….. 56

3). Uji F ……… 57

E. Operasional Variabel Penelitian ……… 58

Bab. IV Hasil dan Pembahasan A. Sejarah Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ……… 59

2. Stuktur Organisasi ……….. 62

B. Hasil dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Data a. Abnormal return ………. 62

b. Bid Ask Spread ……… 67

c. Cost of Equity Capital ……… 71

2. Analisis Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Setelah Pengumuman Right Issue ……….. 75


(7)

3. Analisis Perbedaan Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah

Pengumuman Right Issue ……….….. 77

4. Analisis Perbedaan Cost of Equity Capital Sebelum dan Setelah Pengumuman Right Issue ……….….. 79

5. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi Terhadap Cost of Equity Capital a. Uji Normalitas Data ……….…. 81

b. Uji Asumsi Klasik 1). Uji Multikolonieritas ……….…… 83

2). Uji Autokorelasi ……….… 84

3). Uji Heteroskedastisitas ………..…. 85

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ……….... 86

d. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ………. ….. 87

e. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ………... 88

f. Analisis Regresi Berganda dan Interpretasi …………. 89

Bab. V Kesimpulan dan Implikasi A. Kesimpulan ………..… 92

B. Implikasi ………..… 94

Daftar Pustaka ………. 95 Lampiran


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

3.1 Sampel Perusahaan yang Melakukan Right Issue Tahun 2002-2006 39 4.1 Deskriptif abnormal return sebelum dan sesudah right issue 63 4.2 Deskriptif bid ask spread sebelum dan sesudah right issue 67 4.3 Deskriptif cost of equity capital sebelum dan sesudah right issue 72 4.4 Rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah right issue 76 4.5 Rata-rata spread sebelum dan sesudah right issue 78 4.6 Rata-rata cost of equity capital sebelum dan sesudah right issue 80

4.7 Hasil Uji Multikolonieritas 83

4.8 Coeficient Correlation (a) 84

4.9 Hasil Uji Autokorelasi 85

4.10 Coeficient (a) 87

4.11 Anova (b) 88


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 1 34

2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian 2 35

3.1 Kriteria Uji Autokorelasi 54

4.1 Stuktur Organisasi Bursa Efek Indonesia 62

4.2 Hasil Uji Autokorelasi 82


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1 Perhitungan rata-rata abnormal return 98

2. Perhitungan rata-rata bid ask spread 100

3. Perhitungan rata-rata cost of equity capital 102 4. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2002 104 5. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2003 105

6. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2004 106

7. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2005 107

8. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2006 108

9. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2002 110

10. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2003 111

11. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2004 112

12. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2005 113

13. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2006 114

14. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2002 116

15. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2003 117

16. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2004 118

17. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2005 119

18. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2006 120

19. Hasil Output SPSS Kolmogorov smirnov Z 122


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu fungsi manajemen keuangan perusahaan selain menggunakan dana (allocation of fund) adalah mencari pendanaan (raising of fund). Banyak sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai suatu investasi. Berdasarkan pecking order theory yang dikemukakan oleh Gordon Donaldson pada tahun 1961 bahwa perusahaan mempunyai urutan dalam melakukan pembiayaan yang dimulai dengan urutan laba ditahan, hutang kepada pihak ketiga baik dengan loan atau menjual obligasi dan terakhir dengan mengeluarkan saham baru (Manurung, 2004:23).

Pada umumnya perusahaan akan memanfaatkan dana yang dimiliki terlebih dahulu yaitu berupa laba ditahan. Apabila sumber internal tidak bisa memenuhi kebutuhan perusahaan terutama untuk membiayai proyek–proyek yang memerlukan dana besar, maka perusahaan akan mencari atau memanfaatkan sumber – sumber dana lain dari perusahaan.

Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana adalah dengan menawarkan saham pada investor melalui pasar modal. Pasar modal merupakan sarana penyaluran dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak kekurangan dana) secara efisien. Tanpa ada pasar modal maka akses ke sumber dana yang tersedia secara efisien akan


(12)

berkurang. Akibatnya, perusahaan akan menanggung biaya modal yang lebih tinggi, atau bahkan mengurangi kegiatan usahanya, yang pada akhirnya akan menyebabkan perekonomian nasional terganggu.

Kegiatan perusahaan menawarkan saham untuk pertama kali di pasar modal dikenal dengan penawaran umum perdana (initial public offering). Dengan penawaran perdana ini, perusahaan akan mendapatkan dana segar untuk membiayai proyek.

Perusahaan yang telah menawarkan sahamnya kepada masyarakat (go public) bisa memperoleh tambahan dana dengan berbagai cara. Apabila sumber internal maupun pinjaman tidak lagi menguntungkan, perusahaan dapat melakukan penawaran saham lagi kepada investor, baik penawaran umum (right offerring), maupun penawaran terbatas (right issue). Pada penawaran umum (right offerring), saham ditawarkan kepada para investor secara keseluruhan. Sedangkan penawaran umum terbatas (right issue) ditawarkan kepada pemegang saham lama. Penawaran umum terbatas (right issue) ini merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk memperoleh dana.

Berkaitan dengan penerbitan saham baru tersebut, seorang pemegang saham memiliki hak melekat untuk mempertahankan proporsi kepemilikannya di perusahaan yang disebut hak preemptive (preemptive right). Artinya bahwa sebuah perusahaan yang menerbitkan saham baru, maka saham tersebut harus ditawarkan pertama–tama kepada pemegang saham yang ada. Apabila pemegang saham lama tidak bermaksud menggunakan haknya (membeli


(13)

saham), maka bukti right dapat diperjualbelikan di bursa (Dermawan Sjahrial, 2006:22).

Terdapat dua alasan bagi perusahaan untuk melakukan right issue yaitu pertama, dapat menghemat biaya emisi dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Umumnya diharapkan penambahan jumlah lembar saham di bursa akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut (istilahnya adalah meningkatkan likuiditas saham (Suad Husnan, 2001:445).

Keputusan manajemen untuk melaksanakan right issue umumnya karena dalam perkembangan perusahaan membutuhkan dana eksternal untuk membiayai berbagai langkah strategis yang diperlukan guna menghadapi kompetisi usaha yang semakin ketat. Dana terhimpun melalui pelaksanaan right issue dapat pula digunakan oleh perusahaan untuk membiayai berbagai investasi bila internal financing sudah tidak memadai sebagai sumber pembiayaan. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan eksternal financing sebagai sumber pembiayaan bagi investasi dimana salah satu alternatifnya adalah right issue (Surjadi, 2006:4).

Pendanaan melalui right issue memberikan reaksi ganda bagi fluktuasi harga saham. Pertama, harga saham juga akan berfluktuasi setelah diumumkan right issue. Kedua, harga saham juga akan berfluktuasi setelah masa berlaku penawaran (cum date) atau pada saat penawaran tidak berlaku lagi (exdate). Ini terjadi karena ada dua tipe investor yaitu investor aktif dan investor pasif. Pada saat pertama kalinya direlease informasi akan diadakan RULBPS dengan


(14)

agenda rencana right issue (hal ini berarti tanggal saat pertama dipublikasikannya di media masa sebagai undangan bagi pemegang saham untuk menghadiri RUBLPS). Maka inilah saat pertama kali investor yang aktif mencari informasi (well informed) menangkap akan adanya right issue. Sedang pada saat tanggal exright adalah saat pertama kali investor yang masih menunggu informasi (unwell informed) menangkap informasi (Masruroh:2000 dalam Husnul Khotimah, 2006:2).

Pada dasarnya para investor mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan–perusahan yang menerbitkan sekuritas (Suad Husnan, 1994:4). Informasi yang dimiliki investor dapat diperoleh dari informasi yang tersedia di publik atau diumumkan kepada publik, maupun informasi yang didapat secara pribadi. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal, yang tercermin melalui perubahan harga saham dan volume perdagangan saham (Alim, 2004:180).

Perkembangan harga saham di pasar modal merupakan suatu indikator penting untuk mempelajari perilaku investor. Investor yang melakukan transaksi di pasar modal akan mendasarkan keputusan pada berbagai informasi yang dimilikinya. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut pasar efisien. Secara formal pasar modal yang efisien dapat didefinisikan sebagai pasar yang harga


(15)

sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Suad Husnan, 2001:264).

Perilaku investor terkait dengan adanya asimetri informasi diantara partisipan di pasar modal. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalisasi nilai saham perusahaan. Sinyal tersebut dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi akuntansi (Alim, 2004:180).

Aktivitas yang dilakukan investor di pasar modal ditentukan oleh informasi yang mereka peroleh baik secara langsung (laporan publik) maupun tidak langsung (insider trading). Oleh karena pelaku pasar modal mempunyai kemampuan yang terbatas terhadap persepsi masa yang akan datang, maka timbul adanya asimetri informasi yang menimbulkan masalah adverse selection yang mendorong investor untuk menutupi kerugian dari pedagang terinformasi (informed trader) dengan meningkatkan spread-nya.

Penerbitan sejumlah pasar baru ke pasar akan menekan harga saham. Jika jumlah saham baru yang diterbitkan sangat besar, tekanan harga ini tidak akan memungkinkan investor mencetak uang. Kepercayaan terhadap tekanan harga ini memberi implikasi bahwa saham baru akan menekan harga saham di bawah nilai sebenarnya.


(16)

Jika harga saham jatuh karena meningkatnya penawaran, maka saham itu akan menawarkan tingkat pengembalian hasil (return) yang lebih tinggi ketimbang saham lain, dan investor akan tertarik untuk melakukannya. (Prima Yusi, 2002:73). Tingkat pengembalian hasil (return) yang dimaksud disini adalah cost of equity capital.

Harga saham yang menurun mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka dealer akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya biaya kepemilikan dan pada akhirnya meningkatkan tingkat bid ask spread. Hal ini didukung oleh penelitian Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) dan Mukhlis Arif Harahap (2002) dalam (Nany, 2004:24) yang menunjukkan bahwa return saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread.

Return saham suatu perusahaan memiliki hubungan yang positif dengan abnormal returnnya. Hal ini didasarkan pada salah satu rumus yang digunakan menjelaskan mengenai abnormal return saham diperoleh dari selisih return saham dengan expected return saham. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa harga saham perusahaan yang melakukan right issue akan terkoreksi nilainya menjadi lebih rendah dari harga pasar dikarenakan meningkatnya penawaran akan mengakibatkan meningkatnya bid ask spread perusahaan walaupun tingkat pengembalian hasil (expected return) akan meningkat sehingga investor akan tertarik untuk menginvestasikan modalnya karena tawaran tingkat pengembalian hasil (expected return) yang tinggi.


(17)

Beberapa penelitian yang berkaitan diantaranya adalah pengaruh publikasi right issue terhadap abnormal return saham di Bursa Efek Jakarta yang dilakukan oleh Taufiq (2002) dengan menggunakan metode paired sample t-test hasilnya menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak mempunyai perbedaan terhadap variabilitas tingkat keuntungan. Rendahnya variabilitas tingkat keuntungan menyebabkan abnormal return tidak berbeda secara nyata dengan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi.

Diamond dan Verrechia (1991) dalam Komalasari dan Baridwan (2001) menguraikan bahwa jika harga sekuritas pada tanggal t lebih tinggi (cost of capital-nya lebih rendah) karena adanya pengungkapan informasi privat maka pasar akan menjadi likuid pada tanggal t+1. Hal ini menyebabkan pedagang

besar mengambil posisi yang lebih besar pada tanggal t dengan harga tertentu. Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga saham meningkat pada tanggal t, sehingga cost of capital-nya menurun.

Pengungkapan pengumuman right issue yang dilakukan menyebabkan jumlah informasi yang dinyatakan oleh suatu perdagangan besar akan berkurang sehingga mengurangi dampak kerugian harga. Akibatnya, investor berkeinginan untuk mengambil posisi yang lebih besar dalam saham perusahaan tertentu dibandingkan saham lain. Hal ini akan meningkatkan permintaan terhadap sekuritas perusahaan tersebut dan meningkatkan harga saham perusahaan, sehingga cost of equity capital-nya akan menurun.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mohammad Nizarul Alim dan Andrik C.K (2004) dengan menggunakan metode paired sample t-test yang


(18)

meneliti mengenai right issue dan asimetri informasi menunjukkan bahwa informasi pengumuman right issue telah menyebabkan perubahan bid-ask spread yang signifikan untuk perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Sedangkan perubahan antara periode sebelum dan pada saat pengumuman, serta periode pada saat dan sesudah pengumuman right issue, menunjukkan hasil yang tidak signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) mengenai pengaruh informasi asimetri yang diukur dengan spread, terhadap cost of equity capital. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara informasi asimetri dengan cost of equity capital, yang berarti semakin kecil informasi asimetri yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung oleh perusahaan.

Penelitian Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) senada dengan hasil dari penelitian oleh Aida Ainul Mardiyah (2001) mengenai pengaruh informasi asimetri dan disclosure terhadap cost of capital dengan menggunakan 72 sampel perusahaan yang didasarkan dengan metode stratified random sampling. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara informasi asimetri dengan cost of equity capital, hal ini berarti semakin kecil informasi asimetri yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung oleh perusahaan serta mempunyai hubungan yang positif antara size perusahaan dengan disclosure.


(19)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Alim Alim dan Andrik C.K mengenai “Right Issue dan Informasi Asimetri” yang mengkaitkan dengan penelitian Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) disebutkan bahwa informasi asimetri dapat mempengaruhi cost of equity capital. Sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menguji pengaruh informasi asimetri terhadap cost of equity capital dari adanya pengumuman right issue.

Oleh karena itu, Penyusun meneliti mengenai “Pengaruh Pengumuman Right issue dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital”. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI yang mengumumkan right issue dalam periode waktu 2002-2006.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Harga saham akan berfluktuasi setelah diumumkan right issue.

b. Suatu perusahaan yang melakukan kegiatan corporate action seperti right issue dan stockspilt didalam pasar modal membutuhkan informasi yang merupakan salah satu komponen terpenting bagi para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi.

c. Dengan perusahaan melakukan right issue akan menyebabkan harga saham terkoreksi atau mengalami penurunan atau kenaikan harga saham. Sehingga akan mempengaruhi besarnya cost of equity capital atau tingkat ekspektasi saham yang dimiliki oleh investor.


(20)

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi dilakukan pada perusahaan go public yang melakukan penerbitan right issue di Bursa Efek Indonesia pada kurun waktu 5 tahun.

b. Pengamatan harga saham dilakukan dari t = -5 sebelum pengumuman yang dianggap sebagai keadaan normal. Kemudian pengamatan dilanjutkan sampai t = +5 setelah pengumuman, dimana t = 0 merupakan waktu ketika right issue diumumkan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue?

2. Apakah terdapat perbedaan bid ask spread yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman right issue?

3. Apakah terdapat perbedaan cost of equity capital yang signifikan sebelum dansesudah pengumuman right issue?

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan abnormal return dan bid ask spread terhadap cost of equity capital?


(21)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dimaksud adalah:

a. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue. b. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan bid ask

spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

c. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara cost of equity capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue. d. Terdapat pengaruh yang signifikan abnormal return dan bid ask

spread terhadap cost of equity capital. 3. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Memperluas informasi serta wawasan mengenai pasar modal di Indonesia terutama mengenai right issue.

a. Bagi Akademisi

Dapat menambah khasanah pustaka bagi ilmu pengetahuan khususnya manajemen keuangan dan pasar modal.

b. Bagi Investor

Penelitian ini akan memberikan gambaran bagaimana kinerja perusahaan yang melaksanakan right issue dengan memperhatikan return yang terjadi di sekitar tanggal efektif. Sehingga investor


(22)

mampu berpikir rasional atas investasinya dalam saham emiten yang melakukan right issue.

c. Bagi Emiten

Penelitian ini diharapkan mampu memberi semacam pedoman agar emiten dapat lebih baik mempersiapkan kondisi perusahaan khususnya yang berkaitan dengan kinerja perusahaan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pasar Modal di Indonesia

Pasar modal dalam pengertian sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi dengan efek-efek yang diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung. Efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan perusahaan, misalnya surat pengakuan hutang, commercial paper, saham, obligasi, tanda bukti hutang, right issue, dan warran (Rodoni, 2006:158).

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. (Husnan, 2001:3).

B. Pengertian Studi Peristiwa (Event Study)

Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian


(24)

kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda.

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar.

C. Pengertian Right Issue

Istilah right issue di Indonesia dikenal dengan hak memesan efek terdahulu, right issue mengeluarkan pengeluaran saham baru dalam rangka penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham saat ini (existing shareholder).

Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan terlebih dahulu yang diberikan kepada investor saat ini untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Dana tersebut antara lain digunakan untuk pendanaan ekspansi usaha atau untuk memperkuat struktur permodalan (Abdul halim, 2005:100). Karena bersifat hak dan bukan kewajiban, maka pemegang saham yang tidak ingin melaksanakan haknya


(25)

pemegang saham dapat menjual haknya tersebut. Dengan demikian terjadilah perdagangan atas right.

Pada pengertian right issue, berikut akan diuraikan beberapa pendapat mengenai right issue:

1. Menurut Dahlan Siamat, right adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan oleh suatu perusahaan.

2. Menurut Prof. Dr. Ahmad Rodoni, right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat untuk membelinya.

3. Berdasarkan kamus lengkap bisnis, right issue (penerbitan saham tambahan bagi pemegang saham lama), penjualan saham tambahan saham (share) oleh perusahaan joint saham (joint stock company) pada pemegang saham (shareholder) yang ada pada harga yang sedikit dibawah harga pasar yang berlaku. Hak ini diberikan kepada pemegang saham yang ada sesuai dengan proporsi kepemilikan saham mereka dan pemegang saham dapat menjual haknya jika mereka tidak ingin mendapatkan saham tambahan.

4. Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowizs (2007) right issue adalah penjualan sekuritas baru dimana pemegang saham lama diberikan keutamaan dalam pembelian sekuritas ini hingga sejumlah saham biasa yang yang memiliki dan disebut juga right offering.


(26)

Right issue adalah upaya yang dilakukan oleh emiten untuk menghemat biaya emisi dan untuk menambah jumlah saham yang beredar. Umumnya diharapkan penambahan saham yang beredar di pasar akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain untuk meningkatkan likuiditas saham. Tujuan perusahaan melakukan right issue adalah untuk menambah modal perusahaan, perluasan investasi atau untuk pembayaran utang. Right issue merupakan hak bagi pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten, biasanya ditawarkan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar (Baridwan dan Budiarto, 1999:92).

Harga saham perusahaan setelah emisi secara teoritis akan mengalami penurunan. Hal tersebut wajar terjadi karena harga pelaksanaan lebih rendah dari harga pasar. Apabila harga saham baru ditawarkan dengan harga yang sama dengan harga saham lama, maka para pemodal mungkin akan berpikir “untuk apa membeli saham baru di pasar perdana kalau dapat membeli saham yang sama dengan harga yang sama pula di pasar sekunder?”. Karena itulah harga saham baru akan lebih rendah dari harga saham lama (Suad Husnan, 2001:443).

Penerbitan sejumlah pasar baru ke pasar, secara temporer akan menekan harga saham. Jika jumlah saham baru yang diterbitkan sangat besar, tekanan harga ini tidak akan memungkinkan investor mencetak uang. Kepercayaan terhadap tekanan harga ini memberi implikasi bahwa saham baru akan menekan harga saham secara temporer di bawah nilai sebenarnya.


(27)

Jika harga saham jatuh karena meningkatnya penawaran, maka saham itu akan menawarkan tingkat pengembalian hasil (return) yang lebih tinggi ketimbang saham lain, dan investor akan tertarik untuk melakukannya. (Prima Yusi, 2002:73).

Diamond dan Verrechia (1991) dalam Komalasari dan Baridwan (2001) menguraikan bahwa jika harga sekuritas pada tanggal t lebih tinggi (cost of capital-nya lebih rendah) karena adanya pengungkapan informasi privat maka pasar akan menjadi likuid pada tanggal t+1. Hal ini menyebabkan pedagang

besar mengambil posisi yang lebih besar pada tanggal t dengan harga tertentu. Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga saham meningkat pada tanggal t, sehingga cost of capital-nya menurun.

1. Dampak atas Right Issue

Dengan adanya right issue, maka jumlah saham yang beredar akan bertambah. Konsekuensi penambahan saham akibat kebijakan penerbitan right issue ini mempengaruhi kepemilikan pemegang saham lama apabila tidak melakukan konversi right-nya. Pemegang saham lama ini akan mengalami apa yang dikenal dengan istilah dilusi (dilution) yaitu penurunan persentase kepemilikan saham. right issue tersebut. Harga saham perusahaan setelah emisi right secara teoritis akan mengalami penurunan. Umumnya harga saham akan terkoreksi dengan adanya right issue. Untuk mengukur berapa besar koreksi yang timbul harus memperhatikan informasi waktu, harga, dan rasio penerbitan pelaksanaan emisi right selalu lebih rendah daripada harga pasar.


(28)

Jadi, kapitalisasi pasar saham tersebut akan naik dalam persentase yang lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah saham yang beredar.

a. Jumlah right yang diperlukan untuk membeli selembar saham

Misalnya PT. XYZ memiliki modal ditempatkan dan disetor penuh (outstanding stock) 100juta lembar. Nilai nominal Rp. 1000,-/lembar, harga saham dipasar Rp. 500,- dana masyarakat yang diinginkan melalui right issue adalah 50M. Harga penawaran saham baru (subscription price) dalam right issue Rp. 4000,-/lembar.

Jumlah saham baru = Jumlah dana = 50 M = 12,5 M Harga penawaran 4000

Jumlah right = Jumlah saham lama = 100 M = 8 Jumlah saham baru 12,5 M

Jadi pemegang saham menyerahkan 8 right dan uang Rp. 4000/lembar. Dengan perbandingan saham lama : saham baru adalah 8 : 1. b. Nilai Right

Harga penawaran yang ditetapkan dalam suatu right issue lebih rendah dari harga saham saat ini. Karena saham tersebut diberikan dengan discount kepada pemegang saham. Jika investor tidak menggunakan exercise rightnya maka dapat menjualnya pada investor lain dengan nilai right tersebut. Tujuan diberikan discount adalah memberikan perlindungan terhadap kemungkinan jatuhnya harga saham.

Nilai pasar baru = Total nilai pasar lama + tambahan dana Jumlah saham lama + jumlah saham baru


(29)

Nilai pasar baru merupakan harga teoritis setelah diperdagangkan tanpa memperoleh right atau pada saat dan setelah saham memasuki tanggal ex-right.

Harga teoritis = Px =

) ( ) ( ) ( 0 b a bxP axP s + + Dimana :

P0 = harga pada saat right (cum right price)

Ps = harga penawaran saham baru (subscription price) Px = harga teoritis saham (theoritical exright price) a : b = rasio saham lama : saham baru

Misalnya PT. XYZ yang melakukan penawaran umum terbatas (right issue) dengan perbandingan 8 : 1 dengan harga Rp. 4.000,-. Harga pasar pada penutupan tanggal cum right adalah Rp. 4.400,- perlembar. Berapa harga teoritis saham pada ex right?

Harga teoritis = Px =

) ( ) ( ) ( 0 b a bxP axP s + +

= (1 x 4000) + (8 x 4400) ( 1 + 8 ) = Rp. 4355,-

Jadi, harga teoritis saham pada pada ex-right adalah sebesar Rp. 4.355,-

perlembar saham.

Nilai right sebelum tanggal ex-right yaitu harga pada saat diperdagangkan

1 0 + − = n P P Vr s Dimana:


(30)

Vr = nilai right

n = jumlah right

Nilai right saat dan setelah tanggal ex-right

n Ps Px Vr= −

Dimana :

Px = harga teoritis saham pada saat ex-right 2. Return saham

Return atau tingkat pengembalian adalah total keuntungan atau kerugian yang diterima selama periode tertentu karena melakukan investasi. Rumus perhitungan return adalah perubahan nilai asset atau sekuritas dibagi dengan nilai awal atau harga pembelian asset atau sekuritas.

Rumus tingkat pengembalian (actual return) yang digunakan:

1 1 −

− =

it it it

P P P Rit

Dimana:

Rit : Required return saham i pada periode t

Pt : Harga saham pada periode t

Pt-1 : Harga saham pada periode t-1

Return yang akan diperoleh para investor dari investasi saham di pasar modal adalah sebagai berikut:

a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil beli saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham.


(31)

b. Dividen, yaitu laba perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham, pembayaran dividen bisa dalam bentuk uang tunai, saham atau barang, namun yang paling umum adalah pembagian dividen dalam bentuk uang tunai.

3. Abnormal Return

Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian, return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal return, yaitu (Jogiyanto, 2000 : 416 dalam Kurniawan, 2006:12) adalah :

a. Model Disesuaikan Rata-rata ( Mean Adjusted Model )

Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.


(32)

b. Model Pasar ( Market Model )

Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu :

1). Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi return estimasi.

2). Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return

ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS ( Ordinary Least Square ).

c. Model Disesuaikan Pasar ( Market-Adjusted Model )

Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.

Market adjusted model dari Brown dan Warner (1985) dalam Husnul Khatimah, 2006:14 menyatakan bahwa :

Mt it it R R

AR = −

Dimana:

ARit : AbnormalReturn

Rit : Return saham i pada periode t Rmt : Return pasar pada periode t

Abnormal return akan memberikan dampak kepada cost of equity capital investor. Apabila abnormal return yang diperoleh para investor


(33)

meningkat hal ini akan menjadi informasi yang baik (good news) bagi investor sehingga cost of equity capitalnya juga akan meningkat. Dan sebaliknya apabila abnormal return yang didapatkan oleh investor menurun akan menjadi informasi yang tidak menguntungkan (bad news) yang akan menyebabkan cost of equity capital perusahaan akan cenderung menurun. Hal ini dikarenakan investor dalam mengambil keputusan investasi dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh dari pasar sehingga mempengaruhi cost of equity capital.

D. Asimetri Informasi

Leland dan Pyle (1977) dalam (Manurung, 2004:25) mengemukakan bahwa adanya asimetri informasi antara pemegang saham perusahaan dan dewan direksi (termasuk manager perusahaan) mengenai keadaan perusahaan dan dewan direksi memberikan corporate action kepada pihak luar atau investor dan tindakkan tersebut merupakan signal kepada pihak lain.

Ketika terdapat asimetri informasi, semua investor akan berhadapan dengan bid ask spread yang lebih besar dan kemungkinan berada pada sisi yang salah dalam perdagangan. Akibatnya, mereka mengharapkan return yang lebih tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh Chiang dan Venkantesh (1998) dalam Tejowinoto (2004:86). Ketika timbul asimetri informasi, keputusan ungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab asimetri informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor kurang informasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang


(34)

diharapkan dalam pasar untuk saham-saham perusahaan (Komalasari, 2002:65).

Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham mencerminkan penuh informasi yang tersedia (M. Taufik, 2002:54). Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dalam pasar efisien, investor akan sulit untuk mendapatkan asimetri informasi yang digunakan untuk memperoleh keuntungan diatas keuntungan yang diharapkan (abnormal return).

Salah satu masalah yang dihadapi ketika mengukur asimetri informasi adalah bahwa tingkat asimetri informasi diantara partisipan pasar tidak dapat diobservasi secara langsung. Pengukuran terhadap asimetri informasi sering kali diproksi dengan bid-ask spread, antara lain Greenstein dan Sami (1994), Krinski dan Lee (1996), dan Raman dan Tripathy (1993). Secara umum penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa ketersediaan informasi akuntansi dapat mengurangi bid-ask spread. Bid-ask spread merupakan selisih harga beli (permintaan) tertinggi dengan harga jual (penawaran) terendah saham trader.

Bid ask spread ditentukan oleh dealer. Bid ask spread yang terlalu tinggi akan menguntungkan dealer, namun bid ask spread yang terlalu tinggi akan mengakibatkan saham tersebut kurang aktif diperdagangkan. Bid ask spread

yang terlalu rendah akan merugikan dealer, namun bid ask spread yang terlalu

rendah akan mengakibatkan saham tersebut menjadi lebih aktif


(35)

Adanya asimetri informasi akan menyebabkan para dealer berusaha lebih untuk mendapatkan sinyal tertentu yang dapat dijadikan informasi dalam rangka mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya, sehingga biaya informasi yang dibutuhkan cenderung tinggi, akibatnya tingkat spread juga cenderung tinggi.

Menurut Efficient Market Hypothesis (EMH), hanya sekuritas yang diperdagangkan di pasar telah merefleksikan semua informasi publik yang tersedia di pasar sekuritas sehingga seoarang investor dapat menjual atau membeli suatu sekuritas dalam jumlah yang besar dengan harga mendekati harga pasar selama tidak ada informasi privat yang diketahuinya (Srirahmawati, 2001:15).

Harga saham yang menurun mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka

dealer akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya biaya kepemilikan dan pada akhirnya meningkatkan tingkat bid ask spread. Hal ini didukung oleh penelitian Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) dan Mukhlis Arif Harahap (2002) dalam

Magdalena Nany (2004:24) yang menunjukkan bahwa return saham

berpengaruh negatif terhadap bid ask spread.

Diamond dan Verrecchia (1991) dalam Tejowinoto (2004:86) menunjukkan bahwa dengan mengungkapkan informasi privat maka tuntutan investor terhadap kompensasi menurun karena kos transaksi turun sehingga


(36)

komponen adverse selection dari bid ask spread berkurang dan pada akhirnya

cost of equity capital (biaya modal) juga menurun.

E. Hubungan Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi

Pada dasarnya para investor akan mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusaaan yang menerbitkan sekuritas (Suad Husnan, 1994:19 dalam Alim, 2004:108). Informasi yang baik harus mencerminkan kebenaran, kecepatan, dan kelengkapan dari informasi tersebut.

Informasi yang dimiliki investor dapat diperoleh dari informasi yang disediakan di publik atau diumumkan kepada publik, maupun informasi yang diperoleh secara pribadi. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan melakukan transaksi di pasar modal, yang tercermin pada perubahan harga saham dan volume perdagangan saham (Alim, 2004:108).

Jika harga saham jatuh, maka investor akan memilih untuk membeli saham dengan menggunakan harga saham yang lebih murah dibandingkan harga saham yang ditawarkan. (Safitriningrum, 2004:25).

Penelitian terhadap penerbitan saham baru umumnya menemukan bahwa pengumuman penerbitan itu mengakibatkan penurunan harga saham (Emery,1997 dalam Safitriningrum, 2004:25). Hal ini berkaitan dengan

signaling theory, karena asimetri informasi, hal ini biasanya dilakukan oleh para manajer finance dimana mereka lebih mengetahui keadaan perusahaan mereka apakah itu undervalued maupun overvalued, sehingga mereka dapat


(37)

menentukan apakah saham baru mereka akan diterbitkan dengan harga yang lebih murah atau lebih mahal dari saham yang telah beredar.

Right issue sebagai salah satu bentuk pengungkapan informasi akuntansi yang mempengaruhi keberadaan asimetri informasi yang ditandai oleh perubahan bid-ask spread (Alim, 2004:181). Pendapat kothare (1993) dalam Prima Yusi, 2002:74) yaitu rentang antara harga beli jual akan meningkat

setelah pengumuman right issue. Perubahan ini dihubungkan dengan

perubahan dalam struktur kepemilikan perusahaan yang right. Penawaran umum menyebabkan penyebaran yang besar dalam kepemilikan saham yang mendorong untuk untuk mengkonsentrasikan kepemilikan. Semakin besar selisihnya, berarti semakin tinggi volatilitas saham tersebut, sehingga return

yang diperoleh juga semakin membesar.

F. Pengertian Cost of Equity Capital

Cost of equity capital adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima di masa yang akan datang. (Yusbardini,1998:47). Cost of equity capital (biaya modal ekuitas) adalah suatu rate tertentu yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan (expected return) oleh pemegang saham atas dana yang ditanamkan pada perusahaan tersebut sesuai dengan resiko yang akan diterima (Tejowinoto, 2004:85).

Biaya modal ekuitas adalah tingkat yang diminta atas investasi oleh para pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowizs, 2007:122). Biaya modal ekuitas dapat ditingkatkan baik secara internal melalui laba ditahan


(38)

maupun secara eksternal melalui penjualan saham biasa. Secara teoritis, biaya kedua-duanya bisa dianggap sebagai tingkat pengembalian minimum yang harus dihasilkan perusahaan atas bagian yang dibiayai ekuitas dalam proyek investasi, agar dapat membuat harga pasar saham biasa perusahaan tidak berubah. Jika perusahaan berinvestasi pada berbagai proyek yang memiliki pengembalian yang diharapkan lebih kecil daripada pengembalian yang diminta, harga pasar saham tersebut akan turun dalam jangka panjang (Van Horne dan Wachowizs, 2007:126).

Pada saat perusahaan berkembang maka pemilik perusahaan memerlukan dana tambahan. Apabila dana tambahan diperoleh dengan pinjaman bank maka pemilik harus menghitung return yang diharapkan agar ia tetap memperoleh keuntungan setelah membayar bunga pinjaman. Return yang diharapkan tersebut harus dapat lebih besar daripada rata-rata tertimbang cost of equity dan cost of debt agar para pemilik dana yaitu pemegang saham dan pemberi pinjaman dapat menerima kembali dananya sesuai dengan tingkat resiko yang diterima.

Namun, jika perusahaan tersebut telah menjadi pemilik publik maka penentuan cost of equity akan amat sulit karena masing-masing pemegang saham/investor mempunyai expected return sesuai dengan risiko yang diterimanya dengan menjadi pemegang saham pada perusahaan tersebut. Pada kondisi ini maka perhitungan cost of equity yang dapat mencerminkan

expected return tersebut agar tidak menimbulkan kesalahan dalam keputusan investasi.


(39)

Menurut Ross et al. dalam menentukan cost of equity capital, terdapat dua pendekatan, yaitu The Dividend Growth Model Approach dan The SML (Security Market Line) Approach atau CAPM (Capital Asset Pricing Models)

(Juniarti, 2003:154). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kedua yaitu The SML (Security Market Line) Approach, yang lebih dikenal dengan istilah CAPM (Capital Asset Pricing Models). Alasannya adalah pembahasan mengenai pengaruh pengumuman right issue terhadap biaya ekuitas juga tidak terlepas dari faktor risiko didalamnya dan penggunaan pendekatan ini tidak dibatasi oleh pertumbuhan dividen yang konstan, sehingga dapat diterapkan pada lingkungan yang lebih luas.

Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) yang meneliti tentang pengaruh informasi asimetri yang diukur dengan spread terhadap cost of equity capital dan menggunakan pengumuman laba sebagai proksi dari asimetri informasi. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara asimetri informasi dengan cost of equity capital

yang berarti semakin kecil asimetri informasi yang terjadi maka akan semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung perusahaan.

Harga saham perusahaan yang lebih tinggi berarti cost of equity capital

yang lebih rendah dampak akhirnya adalah penurunan cost of capital

perusahaan. (Suad Husnan, 2001:236).

Apabila harga saham perusahaan yang melakukan right issue menurun dengan adanya peningkatan asimetri informasi artinya cost of equity capital


(40)

adanya peningkatan asimetri informasi sehingga menyebabkan cost of equity capital-nya juga akan naik yang berarti tingkat expected return pemegang saham meningkat atau sebaliknya.

G. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan diantaranya adalah:

1. Pengaruh publikasi right issue terhadap abnormal return saham di Bursa Efek Jakarta tahun 1999-2001 dengan jumlah sampel 29 perusahaan yang dilakukan oleh Taufiq (2002) menggunakan metode paired sample t-test

menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak mempunyai pengaruh terhadap variabilitas tingkat keuntungan. Rendahnya variabilitas tingkat keuntungan menyebabkan abnormal return tidak berbeda secara nyata dengan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi.

2. Mohammad Alim Alim dan Andrik C.K (2004) yang meneliti mengenai

right issue dan asimetri informasi di Bursa Efek Jakarta dalam kurun waktu Januari 1999 sampai dengan Juni 2002 dengan jumlah sampel sebanyak 34 perusahaan menggunakan metode paired sample t-test

menunjukkan bahwa informasi pengumuman right issue telah

menyebabkan perubahan bid ask spread yang signifikan untuk perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Sedangkan perubahan antara periode sebelum dan pada saat pengumuman, serta periode pada saat dan sesudah pengumuman right issue, menunjukkan hasil yang tidak signifikan.


(41)

3. Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) mengenai pengaruh asimetri informasi yang diukur dengan spread, terhadap cost of equity capital dengan jumlah sampel sebanyak 213 perusahaan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara asimetri informasi dengan cost of equity capital, yang berarti semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung oleh perusahaan.

4. Aida Ainul Mardiyah (2001) mengenai pengaruh asimetri informasi dan

disclosure terhadap cost of capital dengan menggunakan 72 sampel perusahaan yang didasarkan dengan metode stratified random sampling. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara asimetri informasi dengan cost of equity capital, hal ini berarti semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung oleh perusahaan serta mempunyai hubungan yang positif antara size

perusahaan dengan disclosure.

5. Prima Yusi Sari (2002) meneliti mengenai right issue dan tingkat keuntungan saham setelah cum date menyatakan bahwa pada t = 0, yaitu pada saat ex date (sehari setelah cum date, dimana right tidak berlaku lagi) maka terjadi average abnormal return (AAR) yang negatif dan signifikan sebesar 0.0765058. Artinya terdapat respon pasar yang negatif sebesar


(42)

7.65% pada saat right tidak berlaku lagi (ex date). Secara statistik nonparametrik memperlihatkan jumlah abnormal return yang negatif sebanyak 54 peristiwa, artinya bahwa terjadi 54 peristiwa right issue yang direspon negatif oleh pasar pada saat ex date. Secara kumulatif, baik pada saat di sekitar ex date (short event window) maupun pada periode yang lebih panjang (long event window), terdapat cumulative average abnormal return yang negatif.

H. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian dimana sampel perusahaan terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2002-2006 yang melakukan right issue. Dimana right issue merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana yaitu dengan menawarkan kembali saham pada investor melalui pasar modal.

Pengumuman right issue tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat keuntungan saham yang ditandai dengan tidak adanya

perbedaan rata-rata return dan abnormal return diseputar tanggal

pengumuman yang berarti bahwa pengumuman right issue tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat keuntungan perusahaan walaupun terdapat perbedaan namun secara statistik tidak signifikan. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa pengumuman right issue tidak mempunyai kandungan informasi yang cukup yang menyebabkan perbedaan preferensi investor untuk menetapkan harga saham dalam proses jual beli saham.


(43)

Menurut Kothare (1993) dalam Prima Yusi (2002:74) rentang harga beli dan harga jual akan meningkat setelah pengumuman right issue. Perubahanini dihubungkan dengan perubahan struktur kepemilikan saham perusahaan yang menerbitkan right. Semakin besar selisih nya semakin tinggi volatilitas saham tersebut sehingga return yang akan diperoleh juga semakin besar.

Dengan perusahaan melakukan right issue akan menyebabkan harga saham terkoreksi atau mengalami penurunan atau kenaikan harga saham. Sehingga akan mempengaruhi cost of equity capital yaitu suatu rate tertentu yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan (expected return) oleh pemegang saham atas dana yang ditanamkan pada perusahaan tersebut sesuai dengan risiko yang akan diterima.

Penelitian pertama menguji apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman right issue dengan menggunakan uji beda sedangkan alat analisis yang digunakan adalah uji wilcoxon. Sedangkan untuk penelitian kedua menguji apakah terdapat pengaruh antara cumulatif abnormal return

dan bid ask spread terhadap cost of equity capital menggunakan analisis regresi berganda.


(44)

Model Penelitian 1

Gambar 2.1. Kerangka pemikiran penelitian 1

Perusahaan yang melakukan right issue

periode 2002-2006

Abnormal Return Bid ask Spread Cost of Equity Capital

Variabel independen Variabel dependen

Uji Normalitas

Uji Wilcoxon

Interpretasi


(45)

Model Penelitian 2

Gambar 2.2. Kerangka pemikiran penelitian 2

Abnormal Return Bid ask Spread Cost of Equity Capital

Variabel independen Variabel dependen

Metode Regresi

Uji Asumsi Klasik: 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolonieritas 3. Uji Autokorelasi 4. Uji Heteroskedastisitas

Analisis Regresi Berganda

Uji F

Perusahaan yang melakukan right issue

periode 2002-2006

Uji T Uji R2

Interpretasi


(46)

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman

right issue.

2. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask

spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue. 3. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan cost of equity

capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue. 4. H0 : β1 = β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan abnormal

return dan bid ask spread terhadap cost of equity capital.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital” ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan data sekunder yang meliputi harga saham harian dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian, informasi tanggal pengumuman saham-saham perusahaan yang melakukan right issue

pada tahun 2002-2006.

Peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa right issue, selama 11 hari, yaitu 5 hari sebelum pengumuman right issue, satu hari pada saat right issue, serta 5 hari setelah pengumuman right issue. Alasan menggunakan waktu peristiwa (event period) adalah untuk melihat perubahan yang terjadi. Dipilih 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman right issue dengan alasan waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.

B. Metode Penentuan Sample

Populasi penelitian adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan metode

purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dimana penentuan sample tergantung dari tujuan atau kepentingan peneliti. Kriteria yang dipakai sebagai sampel penelitian 1 adalah :


(48)

1. Perusahaan yang diteliti terdaftar di BEI yang mengumumkan right issue pada tahun 2002-2006.

2. Perusahaan yang aktif selama periode pengamatan.

3. Pada saat periode pengamatan perusahaan yang melakukan corporate action lain diluar right issue seperti stock split, saham bonus, dividen saham dan seterusnya akan dikeluarkan dari sampel.

4. Perusahaan yang datanya tersedia lengkap untuk dianalisis. Kriteria sampel penelitian untuk penelitian 2 adalah:

1. Kriteria sampel penelitian pertama

2. Harga saham perusahaan yang aktif selama periode pengamatan

Berdasarkan kriteria tersebut, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 perusahaan yang melakukan right issue selama periode 2002-2006. Berikut yang menjadi sampel penelitian :

Perusahaan yang melakukan right issue tahun 2002-2006 50

Data tidak lengkap (7)

Jumlah sampel penelitian 1 43

Harga saham tidak aktif (14)

Outlier (4)


(49)

Tabel 3.1

Sampel perusahaan yang melakukan right issue tahun 2002-2006

No. Emiten Nama Perusahaan

Announcement Date

1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk. 6-Feb-02

2 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk. 18-Feb-02

3 NISP Bank NISP Tbk. 22-Jul-02

4 MEGA Bank MEGA Tbk. 23-Jul-02

5 SDPC Millenium Pharmacon Tbk. 6-Aug-02

6 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk. 12-Sep-02

7 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. 17-Dec-02

8 BHIT Bhakti Investama Tbk. 14-Oct-02

9 TIRT Tirta Mahakam Polywod Tbk. 28-Mar-03

10 BVIC Bank Victoria Tbk. 15-Apr-03

11 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 9-May-03

12 BBIA Bank Buana Indonesia Tbk. 11-Jun-03

13 SMMA Sinar Mas Multi Arta Tbk. 1-Aug-03

14 BCIC Bank CIC 16-Sep-03

15 AISA Asia Inti Selera Tbk. 19-Nov-03

16 CNKO Central Korporindo Internasional Tbk. 16-Jan-04

17 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk. 28-Apr-04

18 ADES Ades Alfindo Putra Setia Tbk. 10-Jun-04

19 BNBR Bakrie & Brothers Tbk. 15-Jun-04

20 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 28-Jul-04

21 AKRA AKR Corporation Tbk. 17-Dec-04

22 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk. 20-Dec-04

23 KREN Kresna Graha Securindo Tbk. 5-Feb-05

24 IIKP Intikapuas Arowana Tbk 25-Apr-05

25 PLAS Palm Asia Arowara Tbk. 25-Apr-05

26 MREI Maskapai Reasuransi Tbk. 29-Apr-05

27 ARTA Artavest Tbk. 27-Jul-05

28 MLPL Multipolar Tbk. 27-Jul-05

29 PBRX Pan Brother Tex Tbk. 16-Aug-05

30 ELTY Bakrieland Development Tbk. 4-Jan-06

31 BABP Bank Bumi Putra Indonesia Tbk. 23-Jan-06

32 BBIA Bank Buana Indonesia Tbk. 30-Jan-06

33 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 2-Feb-06

34 TCID Mandom Indonesia Tbk. 2-Feb-06

35 IIKP Intikapuas Arowana Tbk 7-Feb-06

36 PNIN Panin Insurance Tbk. 7-Feb-06

37 PNLF Panin Life Tbk. 7-Feb-06

38 IIKP Intikapuas Arowana Tbk 1-Mar-06

39 MEGA Bank MEGA Tbk. 4-May-06

40 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk. 26-Jul-06

41 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 27-Jul-06

42 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 28-Sep-06


(50)

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang bersifat harian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder atau studi kepustakaan dengan cara:

1. Field Research

Untuk memperoleh data penulis mengadakan penelitian langsung ke Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memperoleh data-data yang diperlukan melalui pusat layanan informasi pada pusat referensi pasar modal.

2. Library Research

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan literatur teori-teori yang berkaitan dengan pasar modal, right issue, dan sumber informasi yang lain.

Sumber-sumber ini digunakan sebagai tinjauan pustaka untuk

menganalisis dan membahas permasalahan penelitian ini.

3. Internet Research

Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data dengan mengakses

melalui website diantaranya adalah seperti www.google.com,

www.idx.co.id, www.bi.go.id, www.lib.ui.ac.id, dan lainnya. Berikut ini adalah data yang digunakan antara lain:

1. Nama perusahaan yang melakukan right issue antara tahun 2002 sampai tahun 2006 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

2. Tanggal pengumuman right issue masing-masing perusahaan yang


(51)

3. Data harga saham (closing price) masing-masing perusahaan pada 5 hari sebelum pengumuman right issue, 1 hari pada saat pengumuman right issue, dan 5 hari setelah pengumuman right issue.

4. Data transaksi harian berupa bid price, offer price pada 5 hari sebelum pengumuman right issue, 1 hari pada saat pengumuman right issue, dan 5 hari setelah pengumuman right issue.

5. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian untuk masing-masing perusahaan serta tingkat suku bunga SBI.

D. Metode Analisis Data

Penelitian pertama menggunakan teknik analisis data yaitu dengan menggunakan analisis compare means, wilcoxon sign test. Model analisis ini dipilih karena penelitian dirancang untuk meneliti apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

Penelitian kedua menggunakan cara analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dimana CEC (Cost of Equity Capital) sebagai variabel terikat sedangkan spread dan CAR (Cumulative Abnormal Return) sebagai variabel bebasnya. Model penelitian sebagai berikut:

CECi = a+β1CAR+β2Spread+εi

Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah dalam sebuah model mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati. Uji normalitas ini digunakan normal (Santoso, 2002:212 dalam


(52)

Lianawati, 2005:21). Untuk mengetahui apakah model itu mengalami masalah normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji normalitas adalah:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan meliputi arah garis diagonal, maka model diasumsikan normal.

b. Jika data menyebar jauh dari garis normal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model diasumsikan tidak normal.

Uji kolmogorov-Smirnov adalah uji normalitas data sebelum pelaksanaan pengujian hipotesis yang juga merupakan ukuran ketepatan (goodness of fit) suatu distribusi frekuensi teoritis (frekuensi harapan). Nilai

kolmogorov-smirnov dihitung dalam pengujian statistik diberi simbol Dn yang dapat diperoleh dengan menggunakan formula sebagai berikut:

(

Fe Fo

)

Max

Dn= −

Dn adalah deviasi absolut tertinggi berupa selisih antara frekuensi harapan (fe) dan frekuensi observasi (fo).

Untuk menguji normalitas data, ada ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu: (Wijaya, 2003:13 dalam Fithrory, 2005: 32 dalam Muharani, 2008:47)

a. H0 : Data terdistribusi dengan normal H1 : Data terdistribusi dengan tidak normal b. Taraf nyata adalah 0,05


(53)

Kriteria pengujian:

H0 diterima jika P-value > significantα 0,05 yang berarti data terdistribusi normal.

2. Uji Paired Sample T-test

Uji paired sample t-test digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas (Nugroho, 2005:29). Paired sample T-test yaitu untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata (mean) sama (Syahri, 2002:117). Adapun rumus t untuk Paired sample T-test:

n Sd d thitung= d X X

d = 1

d= n d 1 ) ( 2 2 − − = n n d d Sd

Dimana Sb = standard error dua rata-rata yang berhubungan

b

b S

AB S

B t= ( −0)=

Dimana;

B : beda antara pengamatan tiap pasang AB : rata-rata dari beda pengamatan


(54)

Hipotesis:

H0: µ1 = µ2 ; Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Ha : µ1 µ2 ; Terdapat perbedaan yang signifikan

Kriteria pengujian:

H0 ditolak jika thitung > ttabel dengan df= n-1 atau P-Value < 0,05

H0 diterima jika thitung <ttabel dengan df = n-1 P-Value > 0,05

3. Uji Wilcoxon Sign Rank Test

Uji nonparametrik digunakan karena data hanya sedikit dan dianggap tidak diketahui distribusi datanya (berdistribusi bebas). Wilcoxon sign rank test merupakan uji nonparametrik yang digunakan, karena penelitian dilakukan terhadap dua sampel yang berhubungan satu sama lain (dependen), karena subjek mendapat pengukuran–pengukuran yang sama, yaitu diukur “sebelum” dan “sesudah”. (Alhusin, 2003:278 dalam Nasrudin, 2006:) Adapun dasar pengambilan keputusan dalam pengujian wilcoxon sign rank test dengan membandingkan angka Z hitung dengan Z tabel.

Dengan kriteria pengujian: H0 diterima jika Zhtiung < Ztabel

H0 ditolak jika Zhitung > Ztabel

Bentuk pengambilan keputusan dengan alpha 0,05 dan 0,10 untuk tingkat kepercayaan 90% dari pengujian dua sisi. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 diterima jika P-Value > 0,05 atau 0,10 artinya tidak terdapat perbedaan


(55)

H0 ditolak jika P-Value < 0,05 atau 0,10 artinya terdapat perbedaan yang

signifikan.

Rumus untuk menghitung:

T T E T Z σ ) ( − =

(

)

4 1 )

(T n n

E = +

24 ) 1 2 )( 1 ( + +

= n n n

T σ

Dimana,

T = Jumlah urutan tanda (+) atau (-) terkecil

N = Jumlah sampel dalam kelompok (Cornelius, 2004:149 dalam Nasrudin, 2006:)

Adapun langkah-langkah metode analisis data yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Analisis perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

Untuk menguji hipotesis satu yaitu ada tidaknya perbedaan antara abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mendapatkan tanggal pengumuman right issue untuk masing-masing sampel dan menetapkan sebagai hari ke-0.

b. Mendapatkan harga saham dan IHSG lima hari sebelum dan sesudah pengumuman right issue sesuai dengan event windownya.


(56)

c. Menghitung return saham harian masing-masing perusahaan selama periode peristiwa. Rumus: 1 1 − − − = it it it P P P Rit Keterangan:

Rit : Required return saham i pada periode t Pt : Harga saham pada periode t

Pt-1 : Harga saham pada periode t-1

d. Menghitung return pasar dengan menggunakan IHSG masing-masing saham untuk periode peristiwa.

Rumus : 1 1 − − − = t t t Mt IHSG IHSG IHSG R Keterangan:

RMt : Return market pada hari t

IHSGt : IHSG pada hari t

IHSGt-1 : IHSG pada hari t-1

e. Menghitung abnormal return harian masing-masing saham untuk periode dengan menggunakan market adjusted model.

mt it

t R R

AR = −

Dimana;

ARit : Abnormal return perusahaan i pada hari t


(57)

Rmt : Return market pada hari t

f. Menghitung rata-rata abnormal return harian untuk periode event windownya.

ARt= n ARit Dimana;

t

AR : Rata-rata abnormal return pada periode t N : Jumlah perusahaan

g. Uji normalitas data yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang tepat apakah data terdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik atau data tidak terdistribusi normal maka akan menggunakan satatistik non parametrik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan alat uji kolmogorov smirnov test.

h. Menguji signifikansi rata-rata abnormal return pada periode pengamatan.

1). Apabila data yang digunakan merupakan data normal maka menggunakan paired sample T-test yaitu untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata (mean) sama (Alhusin, syahri, 2002:117). 2). Apabila data yang digunakan merupakan data tidak normal maka

menggunaka uji wilcoxon.

2. Analisis perbedaan bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman


(58)

Untuk menguji hipotesis dua yaitu ada tidaknya perbedaan antara bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung prosentase relative bid ask spread dengan rumus (Prima Yusi, 2002:76)

(

) }

{

/2

) ( it it it it it bid offer bid offer Spread + − = Dimana :

offer i,t :Harga saham perusahaan i yang ditawarkan pada waktu t.

Bid i,t : Harga saham perusahaan i yang diminta pada waktu t.

b. Menghitung rata-rata prosentase spread selama periode pengamatan (Prima Yusi, 2002:76):

spread= n spread

Dimana:

Spread : Rata-rata prosentase spread N : Jumlah hari pengamatan

c. Uji normalitas data yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang tepat apakah data terdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik atau data tidak terdistribusi normal maka akan menggunakan satatistik non parametrik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov test.

d. Menguji signifikansi rata-rata bid ask spread selama periode pengamatan.


(59)

1). Apabila data yang digunakan merupakan data normal maka menggunakan Paired sample T-test yaitu untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata (mean) sama (Alhusin, syahri, 2002:117). 2). Apabila data yang digunakan merupakan data tidak normal maka

menggunakan uji wilcoxon.

3. Analisis perbedaan cost of equity capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis ketiga adalah sebagai berikut:

a. Menghitung besarnya cost of equity capital dengan menggunakan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM).

(

Mt ft

)

ft R R

R

CEC= +

β

Dimana:

CEC : Cost of Equity Capital

Rft : Risk Free

βi : Beta saham i

Rmt : Risk market (resiko pasar)

b. Menghitung Rf harian. Oleh karena analisis dalam penelitian ini adalah analisis harian, maka tingkat suku bunga deposito bulanan per tahun disesuaikan menjadi tingkat suku bunga per hari yaitu dengan membagi suku bunga dengan 360 (asumsi 1 tahun 360 hari) (Sularso,2003:10).


(60)

12 SBI Rf =

Dimana: Rf : Risk free

SBI : Suku Bunga Indonesia

c. Mengestimasi besarnya βi atau kepekaan pasar dari suatu saham pada

masing-masing sampel. Diperoleh dari Ri = α + βRM + εi. Berdasarkan β

dapat dilihat faktor resiko perubahan yang menjadi parameter. Dimana pengukur perubahan yang diharapkan pada return suatu saham jika terjadi perubahan pada return pasar. Semakin besar betanya semakin besar pula tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut (Husnan, 2001:169). Pengukuran β ini dapat dilakukan dengan menggunakan pendektan regresi dengan rumus: (Husnan, 2001:115)

βi =

− − 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( X X nx Y X XY nx Dimana:

n : Banyaknya periode pengamatan X : Tingkat keuntungan pasar (RM)

Y : Tingkat keuntungan saham (Ri)

d. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, akan dilakukan pengujian normalitas data, yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang tepat apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov..


(61)

e. Apabila hasil pengujian normalitas data menunjukkan semua data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis akan menggunakan alat analisis statistik parametrik yaitu uji paired sample T-test. Sebaliknya apabila hasil pengujian normalitas data menunjukkan tidak terdistribusi normal, maka pengujian hipotesis akan menggunakan alat analisis non parametrik, yaitu uji wilcoxon.

4. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri informasi Terhadap Cost of Equity Capital.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Pendekatan Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk melaksanakan regresi agar regresi tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan atau meramal nilai variabel terikat Y. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji asumsi-asumsi klasik yang diperlukan untuk OLS sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah dalam sebuah model mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati. Untuk mengetahui apakah model itu mengalami masalah normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji normalitas adalah:

1). Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan meliputi arah garis diagonal, maka model diasumsikan normal.


(1)

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BBNP

Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC IIKP

Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.095(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .273

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Unstandardized Residual 25 .0000000 .15158604 -.39202 .38281

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 25

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation .15158604

Most Extreme Differences

Absolute

.213

Positive .175

Negative -.213

Kolmogorov-Smirnov Z 1.064

Asymp. Sig. (2-tailed) .208

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.


(2)

Regression

Variables Entered/Removed(b) Model Variables Entered Variables

Removed Method

1 Spread,

CAR(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: CEC

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .747(a) .558 .518 .15832646 2.441

a Predictors: (Constant), Spread, CAR b Dependent Variable: CEC

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .696 2 .348 13.888 .000(a)

Residual .551 22 .025

Total 1.248 24

a Predictors: (Constant), Spread, CAR b Dependent Variable: CEC

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .084 .035 2.365 .027

CAR .076 .014 .749 5.270 .000 .995 1.005

Spread .000 .001 .056 .396 .696 .995 1.005

a Dependent Variable: CEC

Coefficient Correlations(a)

Model Spread CAR

1 Correlations Spread 1.000 .068

CAR .068 1.000

Covariances Spread .000 .000

CAR .000 .000

a Dependent Variable: CEC

Collinearity Diagnostics(a)

Model Dimension Eigenvalue

Condition


(3)

(Constant) CAR Spread

1 1 1.464 1.000 .27 .22 .09

2 .977 1.224 .00 .21 .74

3 .559 1.618 .73 .58 .18

a Dependent Variable: CEC

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N

Predicted Value .0837537 .7815894 .1582336 .17032881 25

Std. Predicted Value -.437 3.660 .000 1.000 25

Standard Error of

Predicted Value .032 .158 .046 .031 25

Adjusted Predicted Value .0763855 17.4482269 .8346229 3.46403905 25

Residual -.39201918 .38281056 .00000000 .15158604 25

Std. Residual -2.476 2.418 .000 .957 25

Stud. Residual -3.029 3.816 -.083 1.338 25

Deleted Residual -17.31327820 .95346874 -.67638928 3.47501072 25

Stud. Deleted Residual -3.876 6.411 -.054 1.848 25

Mahal. Distance .023 23.022 1.920 5.226 25

Cook's Distance .000 3982.877 159.662 796.504 25

Centered Leverage Value .001 .959 .080 .218 25


(4)

-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Residual

0 2 4 6 8 10 12

F

re

q

u

e

n

c

y

Mean = -1.94E-16 Std. Dev. = 0.957 N = 25

Dependent Variable: CEC

Histogram


(5)

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

E

x

p

ec

te

d

C

u

m

P

ro

b

Dependent Variable: CEC


(6)

-1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Predicted Value

-4 -2 0 2 4

Re

g

re

s

s

io

n

S

tu

d

e

n

ti

z

e

d

R

e

s

id

u

a

l

Dependent Variable: CEC

Scatterplot


Dokumen yang terkait

The Relationship Between Environmental RiskManagement nd Cost Of Capital ( Study on Indonesian Companies Listed in Indonesia Stock Exchange 2009-2011)

0 16 99

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.

0 3 1

PENGARUH LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL

0 4 61

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham Di Perusahaan Manufaktur Dalam Bursa Efek Indonesia.

0 1 12

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham Di Perusahaan Manufaktur Dalam Bursa Efek Indonesia.

1 2 15

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP KEUNTUNGAN DAN LIKUIDITAS SAHAM ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP KEUNTUNGAN DAN LIKUIDITAS SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2003-2006.

0 1 16

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM.

0 1 44

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM.

0 2 44

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE, ASIMETRI INFORMASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING ARTIKEL ILMIAH

0 1 19

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE, ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING SKRIPSI

1 6 15