V
r
= nilai right n
= jumlah right Nilai right saat dan setelah tanggal ex-right
n Ps
Px Vr
− =
Dimana : Px
= harga teoritis saham pada saat ex-right
2. Return saham
Return atau tingkat pengembalian adalah total keuntungan atau kerugian
yang diterima selama periode tertentu karena melakukan investasi. Rumus perhitungan return adalah perubahan nilai asset atau sekuritas dibagi dengan
nilai awal atau harga pembelian asset atau sekuritas. Rumus tingkat pengembalian actual return yang digunakan:
1 1
− −
− =
it it
it
P P
P Rit
Dimana: Rit
: Required return saham i pada periode t P
t
: Harga saham pada periode t P
t-1
: Harga saham pada periode t-1 Return
yang akan diperoleh para investor dari investasi saham di pasar modal adalah sebagai berikut:
a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil beli saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham.
b. Dividen, yaitu laba perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham, pembayaran dividen bisa dalam bentuk uang tunai, saham atau
barang, namun yang paling umum adalah pembagian dividen dalam bentuk uang tunai.
3. Abnormal Return
Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya
terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi return yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian, return tidak normal
abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal return,
yaitu Jogiyanto, 2000 : 416 dalam Kurniawan, 2006:12 adalah : a.
Model Disesuaikan Rata-rata Mean Adjusted Model Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang
sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada
periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk
lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari
24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.
b. Model Pasar Market Model
Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu :
1. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi return estimasi.
2. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk
dengan teknik regresi OLS Ordinary Least Square . c.
Model Disesuaikan Pasar Market-Adjusted Model Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk
mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan
periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
Market adjusted model dari Brown dan Warner 1985 dalam Husnul
Khatimah, 2006:14 menyatakan bahwa :
Mt it
it
R R
AR −
= Dimana:
AR
it
: Abnormal Return R
it
: Return saham i pada periode t R
mt
: Return pasar pada periode t Abnormal return
akan memberikan dampak kepada cost of equity capital
investor. Apabila abnormal return yang diperoleh para investor
meningkat hal ini akan menjadi informasi yang baik good news bagi investor sehingga cost of equity capitalnya juga akan meningkat. Dan
sebaliknya apabila abnormal return yang didapatkan oleh investor menurun akan menjadi informasi yang tidak menguntungkan bad news
yang akan menyebabkan cost of equity capital perusahaan akan cenderung menurun. Hal ini dikarenakan investor dalam mengambil keputusan
investasi dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh dari pasar sehingga mempengaruhi cost of equity capital.
D. Asimetri Informasi
Leland dan Pyle 1977 dalam Manurung, 2004:25 mengemukakan bahwa adanya asimetri informasi antara pemegang saham perusahaan dan
dewan direksi termasuk manager perusahaan mengenai keadaan perusahaan dan dewan direksi memberikan corporate action kepada pihak luar atau
investor dan tindakkan tersebut merupakan signal kepada pihak lain. Ketika terdapat asimetri informasi, semua investor akan berhadapan
dengan bid ask spread yang lebih besar dan kemungkinan berada pada sisi yang salah dalam perdagangan. Akibatnya, mereka mengharapkan return yang
lebih tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh Chiang dan Venkantesh 1998 dalam Tejowinoto 2004:86. Ketika timbul asimetri informasi, keputusan
ungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab asimetri informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor kurang
informasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang