Ditinjau dari Lokasi SMP Negeri

terlampir. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan bahwa hampir sebagian besar jalanan di domimasi oleh kendaraan bersepeda motor, dan sisanya kendaraan pribadi, angkot, dan sepeda. 2. SMP Negeri 3 Lokasi SMP Negeri 3 beralamat di jalan Ir. H. Djuanda No 1, Kelurahan Cempaka Putih. Lokasi sekolah secara relatif berdekatan dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, SMA dan SMK Triguna, di kelilingi pemukiman penduduk. Jarak antara jalan utama yaitu jalan Ir. H. Djuanda sebagai tempat turun naiknya siswa saat menggunakan transportasi umum dengan sekolah kurang lebih sekitar 150 meter, jenis kendaraan lainya dapat masuk ke dalam sekolah karena jalan cukup lebar hingga sampai ke halaman sekolah. Gambaran lokasi SMP Negeri 3 terlihat jelas pada lampiran 4 gambar 4.1. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan lokasi SMP Negeri 3 dikeliling pemukiman, berbagai kendaraan dapat langsung masuk ke halaman sekolah, dan jarak dengan jalan terjangkau dengan jalan kaki, tetapi angkutan umum tidak bisa masuk. Hasil wawancara dari 6 siswa SMP Negeri 3, diklasifikasikan menjadi dua kelompok, kelompok pertama 3 siswa bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur, dan 3 siswa yang berasal dari luar Kecamatan. Kelompok pertama memaparkan bahwa sekolah yang berdekatan dengan pemukiman memberikan sumbangsi sebagai pertimbangan dalam memilih sekolah yang dekat dengan rumah. Selain itu, sekolah ini juga sebagai sekolah negeri yang dinilai bermutu dimasyarakat dan memiliki program percepatan kelas yang menjadi minat siswa untuk bersekolah. Perihal ini disampaikan Hilman Arsyad dalam memilih sekolah bahwa“karna dekat dan bagus”. 13 Begitu juga halnya dengan Andari Rita Agustini menyampaikan pertimbangannya dalam memilih sekolah bahwa “Karena ada axel nya lebih lama di sini, kalo yang lain jauh ” 14 . 13 Hilman Arsyad, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur bersekolah di SMP Negeri 3, Wawancara Pribadi, 09 Januari 2014. 14 Andari Rita Agustini, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur bersekolah di SMP Negeri 3, Wawancara Pribadi, 09 Januari 2014. Perihal ini diperkuat melalui data dokumentasi memperlihatkan bahwa para siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur bersekolah di SMP Negeri 3 sebanyak 29,94 persen siswa, dipersentasekan masing-masing kelurahan dari Kelurahan Cirendeu 11,11 persen siswa, Pisangan 6,78 persen siswa, Cempaka Putih 6,49 persen siswa, Rempoa 2,88 persen siswa, Rengas 1,55 persen siswa, Pondok Ranji 6, 19 persen siswa, siswa yang berada dalam kecamatan Ciputat Timur 4,94 persen siswa, dan tidak diketahui 0,74 persen siswa. Terkait dengan waktu tempuh dan transportasi yang digunakan untuk sampai di sekolah, hasil wawancara pada lampiran 3 diuraikan bahwa siswa yang berada dekat dengan sekolah dengan jarak kurang dari 1 km dapat di tempuh dengan berjalan kaki, lebih dari 1 km diantar dengan sepeda motor, angkot dan bahkan membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda motor, dengan mengeluarkan biaya transportasi angkutan umum sebesar empat ribu rupiah untuk pulang pergi, sedangkan untuk kendaraan motor sepuluh ribu rupiah untuk dua hari. Untuk waktu tempuh para siswa yang berada di Kecamatan Ciputat Timur sekitar 10 menit sampai 20 menit. Bagi siswa yang berjalan kaki waktu tempuh paling lama 5 menit. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka yang menggunakan kendaraan bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet, hal ini menjadi kendala mereka untuk sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung untuk sampai ke sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah. Lain halnya dengan kelompok kedua yaitu seorang siswa yang berasal dari luar Kecamatan Ciputat Timur, menyampaikan pertimbangan bersekolah di SMP Negeri 3 bahwa dari segi mutu, alumni dan memiliki program percepatan kelas yang menjadi minat siswa dengan biaya terjangkau. Ghasiyiya Kaifa Syaqima S menyampaikan pertimbanagannya memlih sekolah bahwa “sekolahnya ada akselerasinya dia juga sudah berpengalaman, terus biayanya juga lebih murah dibandingkan dengan yang lain ”. 15 15 Ghasiyiya Kaifa Syaqima S , penduduk usia sekolah bertempat tinggal di luar Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di SMP Negeri 3, Bojong Sari, Depok, Wawancara Pribadi, 09 Januari 2014. Berdasarkan data dokumentasi terlihata siswa yang mendominasi SMP Negeri 3 berasal dari luar Kecamatan sebanyak 69,32 persen siswa. Terkait dengan transportasi yang digunakan untuk sampai sekolah diuraikan bahwa siswa menggunakan kendaraan pribadi yaitu diantar dengan sepeda motor atau mobil pribadi, angkot, atau ojek bahkan ada yang membawa sepeda motor, mengeluarkan biaya transportasi angkutan umum enam ribu rupiah untuk pulang pergi bahkan ada yang sampai lima belas ribu, sedangkan untuk kendaraan motor lima belas ribu rupiah untuk dua sampai tiga hari. Untuk waktu tempuh mereka menguraikan sekitar 30 menit lebih sampai 1 jam. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet, hal ini menjadi kendala mereka untuk sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung dari tempat tinggal mereka untuk sampai ke sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah. Berdasarkan observasi pada pagi hari pada pukul 06:00 –07:00 terlihat suasana sampainya para siswa SMP Negeri 3 secara lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6 gambar 4.3. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan bahwa hampir sebagian besar seluruh siswa memakai transportasi umum yaitu angkot dan sisanya berbagai macam ada yang berjalan kaki, naik becak dan diantar oleh orang tua siswa bahkan ada siswa yang membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda motor. Kemudian, dari hasil observasi yang dilakukan langsung bahwa kondisi lalu lintas dan jalanan sebagai jalur utama siswa menuju ke sekolah, nampak kemacetan dari arah Ciputat menuju arah Lebak Bulus, dan sebaliknyas arah dari Lebak Bulus menuju Ciputat juga mengalami kemacetan, secara lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 5 gambar 4.2. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan bahwa hampir sebagian besar jalanan di domimasi oleh kendaraan bersepeda motor, dan sisanya kendaraan pribadi, angkot, dan sepeda. Fenomena ramainya lalu lintas dengan kendaraan dapat terlihat pada pagi hari sebagai awal dimulainya aktifitas penduduk yang beragam dari aktivitas menuju ke pasar, sekolah, kampus, tempat kerja dan ke lokasi aktivitas lainya. 3. SMP Negeri 10 Lokasi SMP Negeri 10 beralamat di jalan Yaktapena Raya No. 08. Lokasi sekolah secara relatif berdekatan dengan SMA Negeri 4, dan dekat dengan perumahan Pertamina. Jarak antara jalan utama yaitu jalan W.R Supratman sebagai tempat turun naiknya siswa saat menggunakan transportasi umum dengan sekolah kurang lebih sekitar 100 meter, begitu juga jenis kendaraan lainya dapat masuk ke dalam sekolah karena cukup lebar jalan hingga sampai ke halaman sekolah. Gambaran lokasi SMP Negeri 10 terlihat jelas pada lampiran 4 gambar 4.1. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan lokasi SMP Negeri 10 berdekatan jalan utama W.R Supratman, berdekatan dengan perumahan, berbagai kendaraan dapat langsung masuk ke halaman sekolah, dan jarak dengan jalan dekat. Hasil wawancara dari 6 siswa SMP Negeri 10, diklasifikasikan menjadi dua kelompok, kelompok pertama 3 siswa bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur, dan 3 siswa yang berasal dari luar Kecamatan. Kelompok pertama memaparkan bahwa sekolah yang berdekatan dengan pemukiman sebagai pertimbangan dalam memilih sekolah yang dekat dengan rumah. Selain itu, sekolah ini juga sebagai sekolah negeri yang dinilai bermutu dimasyarakat. Akmad Yugo Sayuti menyampaikan pertimbangan memilih SMPN 10 bahwa“Deket ja”. 16 Azzahra Teysa Alanda juga sama menyampaikan pertimbangan memilih SMPN 10 bahwa “karna bagus aja, lebih deket”. 17 Perihal ini diperkuat melalui data dokumentasi memperlihatkan bahwa para siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur bersekolah di SMP Negeri 2 sebanyak 35,97 persen siswa, dipersentasekan masing-masing kelurahan dari Kelurahan Cirendeu 19,25 persen siswa, Pisangan 15,96 persen siswa, Rempoa 0,68 persen siswa, dan Rengas 0,08 persen siswa. Terkait dengan transportasi yang digunakan untuk sampai di sekolah diuraikan bahwa siswa yang berada dekat dengan sekolah dengan jarak kurang 16 Akmad Yugo Sayuti, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di SMP Negeri 10, Wawancara Pribadi, 09 Januari 2014. 17 Azzahra Teysa Alanda, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di SMP Negeri 10, Wawancara Pribadi, 09 Januari 2014. dari 1 km dapat di tempuh dengan berjalan kaki, lebih dari 1 km diantar dengan sepeda motor, angkot dan bahkan membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda motor, dengan mengeluarkan biaya transportasi angkutan umum sebesar empat ribu rupiah untuk pulang pergi, sedangkan untuk kendaraan motor sepuluh ribu rupiah untuk dua hari. Untuk waktu tempuh para siswa yang berada di Kecamatan Ciputat Timur sekitar 10 menit sampai 20 menit. Bagi siswa yang berjalan kaki waktu tempuh paling lama 5 menit. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka yang menggunakan kendaraan bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet, hal ini menjadi kendala mereka untuk sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung untuk sampai ke sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah. Lain halnya dengan kelompok kedua yaitu seorang siswa yang berasal dari luar Kecamatan Ciputat Timur menyampaikan pertimbangan bersekolah di SMP Negeri 10 bahwa dari segi mutu dan alumni. Berdasarkan data dokumentasi terlihata siswa yang mendominasi SMP Negeri 10 berasal dari luar Kecamatan sebanyak 69,32 persen siswa. Terkait dengan transportasi yang digunakan untuk sampai sekolah diuraikan bahwa siswa menggunakan kendaraan pribadi yaitu diantar dengan sepeda motor, atau angkot bahkan ada yang membawa sepeda motor, mengeluarkan biaya transportasi angkutan umum enam ribu rupiah untuk pulang pergi dan ada juga yang delapan ribu rupiah, sedangkan untuk kendaraan motor lima belas ribu rupiah untuk dua sampai tiga hari. Untuk waktu tempuh mereka menguraikan sekitar 30 menit lebih sampai 1 jam. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet, hal ini menjadi kendala mereka untuk sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung dari tempat tinggal mereka untuk sampai ke sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah. Berdasarkan observasi pada pagi hari pada pukul 06:00 –07:00 terlihat suasana sampainya para siswa SMP Negeri 10 secara lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6 gambar 4.3. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan bahwa hampir sebagian besar seluruh siswa memakai transportasi umum yaitu angkot dan sisanya berbagai macam ada yang berjalan kaki, naik becak dan diantar oleh orang tua siswa bahkan ada siswa yang membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda motor. Kemudian, dari hasil observasi yang dilakukan langsung bahwa kondisi lalu lintas dan jalanan sebagai jalur utama siswa menuju ke sekolah, nampak kemacetan dari arah Cempaka Putih menuju arah Pondok Ranji, dan sebaliknyas arah dari Pondok Ranji menuju Cempaka Putih juga mengalami kemacetan, secara lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 5 gambar 4.2. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan bahwa hampir sebagian besar jalanan di domimasi oleh kendaraan bersepeda motor, dan sisanya kendaraan pribadi, angkot, dan sepeda. 4. SMP Negeri 13 Lokasi SMP Negeri 13 beralamat di jalan Beruang II Pladen, Pondok Ranji. Lokasi sekolah secara relatif berada di dalam pemukiman penduduk, letak sekolah berada di bahu jalan pemukiman dengan lebar jalan kurang lebih 8 meter dan untuk sampai ke sekolah bagi siswa yang transportasinya angkutan umum harus berjalan kaki melewati jalan pemukiman dengan jarak kurang lebih 500 meter. SMP Negeri 13 dapat ditempuh melalui jalan utama yaitu jalan W.R. Supratman dengan melintasi rel kereta api sekaligus stasiun Pondok Ranji, dari statasiun sekiatar 100 meter, memasuki jalan jalan Nusa Jaya bagi angkutan dari Ciputat tidak melewati jalur ini, sehingga siswa turun dan dapat melanjutkan dengan ojek, becak atau berjalan kaki dengan jarak 1 km. Sepanjang bahu jalan Nusa jaya berderet rumah-rumah penduduk dan warung atau toko untuk usaha. Tidaklah sampai di jalan Nusa Jaya, siswa yang menggunakan angkutan umum harus berheti di Jalan Beruang II kemudian melanjutkan jalan kaki untuk sampai ke sekolah. Gambaran lokasi SMP Negeri 13 terlihat jelas pada lampiran 4 gambar 4.1. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan lokasi SMP Negeri 13 pemukiman, perumahan, ruko-ruko untuk usaha, berbagai kendaraan dapat langsung masuk ke halaman sekolah, kecuali angkot, dan jarak cukup jauh dari jalan utama W. R Supratman. Hasil wawancara dari 6 siswa SMP Negeri 13, diklasifikasikan menjadi dua kelompok, kelompok pertama 3 siswa bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur, dan 3 siswa yang berasal dari luar Kecamatan. Kelompok pertama memaparkan bahwa sekolah yang berdekatan dengan pemukiman sebagai pertimbangan dalam memilih sekolah yang dekat dengan rumah. Selain itu, sekolah ini juga sebagai sekolah negeri yang dinilai bermutu dimasyarakat. Hamidah Septiani mengungkapkan pertimbangan memilih sekolah bahwa “deket dari rumah, banyak sodara, ya biar bareng-bareng aja sama sodara ”. 18 Perihal ini diperkuat melalui data dokumentasi memperlihatkan bahwa para siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur bersekolah di SMP Negeri 2 sebanyak 41,9 persen siswa, dipersentasekan masing-masing kelurahan dari Kelurahan Cirendeu 0,2 persen siswa, Pisangan 0,2 persen siswa, Cempaka Putih 7,8 persen siswa Rempoa 2,5 persen siswa, Rengas 13,4 persen siswa, Pondok Ranji 17, 8 persen siswa dan tidak diketahui 0,1 persen siswa. Terkait dengan transportasi yang digunakan untuk sampai di sekolah diuraikan bahwa siswa yang berada dekat dengan sekolah dengan jarak kurang dari 1 km dapat di tempuh dengan berjalan kaki, lebih dari 1 km diantar dengan sepeda motor, angkot dan bahkan membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda motor, dengan mengeluarkan biaya transportasi angkutan umum sebesar empat ribu rupiah untuk pulang pergi, sedangkan untuk kendaraan motor sepuluh ribu rupiah untuk dua hari. Untuk waktu tempuh para siswa yang berada di Kecamatan Ciputat Timur sekitar 10 menit sampai 20 menit. Bagi siswa yang berjalan kaki waktu tempuh paling lama 5 menit. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka yang menggunakan kendaraan bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet, hal ini menjadi kendala mereka untuk sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung 18 Hamidah Septiani , penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di SMP Negeri 13, Wawancara Pribadi, 04 Februari 2014. untuk sampai ke sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah. Lain halnya dengan kelompok kedua yaitu seorang siswa yang berasal dari luar Kecamatan Ciputat Timur menyampaikan pertimbangan bersekolah di SMP Negeri 10 bahwa dari segi mutu, alumni dan alternatif memilih sekolah. Indira Christina , mengungkapkan pertimbangan memilih sekolah “karna kualitasnya bagus, dan SMP Negeri yang ini deket dari rumah. Berdasarkan data dokumentasi terlihata siswa yang mendominasi SMP Negeri 13 berasal dari luar Kecamatan sebanyak 57 persen siswa. Terkait dengan transportasi yang digunakan untuk sampai sekolah diuraikan bahwa siswa menggunakan kendaraan pribadi yaitu diantar dengan sepeda motor, atau angkot bahkan ada yang membawa sepeda motor, mengeluarkan biaya transportasi angkutan umum enam ribu rupiah untuk pulang pergi dan ada juga yang delapan ribu rupiah, sedangkan untuk kendaraan motor lima belas ribu rupiah untuk dua sampai tiga hari. Untuk waktu tempuh mereka menguraikan sekitar 30 menit lebih sampai 1 jam. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet, hal ini menjadi kendala mereka untuk sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung dari tempat tinggal mereka untuk sampai ke sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah. Berdasarkan observasi pada pagi hari pada pukul 06:00 –07:00 terlihat suasana sampainya para siswa SMP Negeri 13 secara lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6 gambar 4.3. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan bahwa hampir sebagian besar seluruh siswa membawa sepeda motor dan sisanya berbagai macam ada yang berjalan kaki, angkot, sepeda dan diantar oleh orang tua siswa. Kemudian, dari hasil observasi yang dilakukan langsung bahwa kondisi lalu lintas dan jalanan sebagai jalur utama siswa menuju ke sekolah, nampak kemacetan dari Ciputat menuju arah Bintaro, dan sebaliknyas arah dari Bintaro menuju Ciputat juga mengalami kemacetan, secara lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 5 gambar 4.2. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan bahwa hampir sebagian besar jalanan di domimasi oleh kendaraan bersepeda motor, dan sisanya kendaraan pribadi, angkot, dan sepeda. Hal ini menunjukkan bahwa dari keempat SMP Negeri yang tersebar ditinjau dari lokasi, para siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur menjadikan pertimbangan keberadaan sekolah yang berdekatan dengan tempat tinggal sebagai pilihan untuk bersekolah di SMP Negeri dan juga terdapat siswa yang bersekolah di SMP Negeri tidak sesuai dengan harapan karena hasil seleksi bukanlah pilihan pertama yang disebabkan oleh nilai hasil ujian nasionalnya tidak mencukupi untuk pilihan pertama. Para siswa dalam mencapai lokasi sekolah hanya berjalan kaki untuk mencapai lokasi sekolah yang berdekatan dengan rumah dengan rentang waktu tempuh 5 sampai 10 menit dan tidak ada biaya transportasi yang dikeluarkan serta kendala kondisi jalan dan lalu lintas. Walaupun demikian ternyata tidak semua siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur untuk mencapai lokasi sekolah hanya berjalan kaki, namun terdapat siswa untuk mencapai lokasi sekolah dengan angkutan, diantar dengan sepeda motor, membawa kendaraan bermotor, ojek dan sepeda untuk menuju lokasi sekolah, dengan rentang waktu tempuh paling lama 20 menit dan biaya transportasi yang beragam mengindikasikan biaya yang dikeluarkan sesuai jenis kendaraan yang digunakan serta jarak tempat tinggal. Ini dapat menjadi temuan bahwa penduduk yang memiliki tempat tinggal dekat lokasi SMP Negeri harus menggunakan dengan beragam jenis transportasi dari angkutan, mobil pribadi, sepeda motor, dan sepeda. Melihat aspek waktu tempuh menuju lokasi sekolah dari tempat tinggal siswa baik yang berjalan kaki dan berkendaraan masih dalam rentang waktu tempuh yang disarankan. Terkait aspek kondisi jalan dan situasi lalu lintas sebagai sarana penghubung untuk sampai ke sekolah menurut persepsi siswa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet. Kemudian para siswa yang bertempat tinggal di luar Kecamatan Ciputat Timur mendominasi di keempat sekolah yang tersebar. Dalam mencapai lokasi sekolah transportasi yang digunakan dengan angkutan, diantar dengan sepeda motor atau mobil, membawa kendaraan bermotor, dan ojek. Banyaknya siswa yang membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda motror hal ini sudah melanggar peraturan lalulintas, bahwa para siswa belum memilik surat izin mengemudi. Biaya transportasi yang dikeluarkan lebih banyak hal ini terkait dengan jarak tempat tinggal dengan beberapa kali menggunakan transportasi dan juga jenis kendaraan yang digunakan. Melihat aspek waktu tempuh menuju lokasi sekolah dari tempat tinggal siswa baik yang telah melebihi rentang batas waktu tempuh yang disarankan. Hal ini memperkuat fakta bahwa sebaran lokasi SMP Negeri masih terbatas akasesibilitas jangkauan layananan di Kecamatan Ciputat Timur. Dengan masih cukup banyaknya siswa yang menyatakan waktu tempuh yang dibutuhkan telah melebihi rentang batas waktu tempuh yang disarankan, menunjukkan bahwa aspek lokasi masih menjadi kendala serius yang tidak bisa dianggap ringan. Hal ini diperkuat pula dengan keluhan siswa terkait dengan kondisi jalan dan situasi lalu lintas sebagai sarana penghubung untuk sampai ke sekolah bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet, menunjukkan aspek transportasi masih menjadi kendala serius yang tidak bisa dianggap ringan. Jaringan jalan yang melewati Kecamatan Ciputat Timur dapat dilihat pada peta jaringan jalan lampiran 8. Berdasarkan penjelasan dia atas, maka lokasi SMP Negeri belum memenuhi standar jarak jangkauan pelayanan, karena hanya dari waktu tempuh bagi siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur saja yang sudah cukup baik sedangkan dari tingkat situasi dan kondisi jalan sebagai sarana penghubung transportasi, waktu tempuh siswa yang bertempat tinggal diluar Kecamatan Ciputat Timur masih belum cukup baik.

2. Analisis Persyaratan Penerimaan Siswa

Ketika kita membahas persyaratan penerimaan siswa baru di SMP Negeri maka terkait dengan aksesibilitas pendidikan siswa untuk bersekolah di SMP Negeri. Persyaratan penerimaan siswa baru pada tahun pelajaran 2013-2014 memiliki kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh dinas pendidikan daerah. Persyaratan penerimaan siswa baru di tentukan dalam sebuah proses yang disebut dengan penerimaan peserta didik baru PPDB. Proses penerimaan siswa baru terdapat tahap seleksi berdasarkan kriteria yang ditentukan. Jadi, penduduk yang baru lulus SD harus melalui proses PPDB yang akan menentukan diterima di SMP Negeri yang diinginkan. Didalam mengkaji sebaran lokasi SMP Negeri kaitannya dengan aksesibilitas pendidikan di Kecamatan Ciputat Timur, ada beberapa garis besar yang dapat kita ambil dengan menganalisis PPDB sebagai tahapan yang dilalui siswa untuk diterima di SMP Negeri Kecamatan Ciputat Timur dilihat dari persyaratan siswa, berdasarkan data dokumentasi persyaratan dan pelaksanaan penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran 20132014 bahwa kuota yang ditetapkan oleh dinas pendidikan tahun 20132014 menerima calon peserta didik melalui empat jalur, yaitu kuota jalur regulerumum minimal sebanyak 65, kuota online jalur prestasi maksimal sebanyak 10, jalur luar Kota Tangerang Selatan maksimal sebanyak 5 dan kuota jalur ekonomi kurang mampu maksimal sebanyak 20 dari kuota daya tampung yang telah ditetapkan. Keempat jalur tersebut dalam pelaksanaannya bahwa jalur regulerumum dan jalur luar Kota Tangerang Selatan dalam tahap seleksi mengandalkan rangking hasil nilai ujian nasionala UN, jalur prestasi dengan menunjukan bukti prestasi akademik danatau non akademik minimal setingkat KabupatenKota, ketiga jalur tersebut ternyata masih jauh dari kemudahan aksesibilitas mendapatkan pendidikan. Kemudian jalur ekonomi kurang mampu yang diperuntukan keluarga kurang mampu dengan persyaratan menunjukkan bukti surat keterangan tidak mampu SKTM dari RT dan diketahui oleh Kelurahan kuota ini khusus peserta didik asal Kota Tangerang Selatan dan atau bertempat tinggal di Tangerang Selatan, sehingga orang tua siswa hanya dengan menunjukan SKTM saja dapat diterima di SMP Negeri. Ketua Panitia penerimaan siswa baru di SMP Negeri 10, Sukirno, S.Pd mengatakan bahwa “kalo jalur SKTM kebijakan dinas, kita hanya menerima, dia punya SKTM, sekolah berhak menerima ”. 19 Realitasnya kuota yang di sediakan untuk jalur ekonomi kurang mampu melebihi kuota yang disediakan sehingga harus melalui seleksi yang berdasarkan jarak terdekat ke sekolah dengan mempertimbangkan nilai UN, usia dan waktu 19 Sukirno, S.Pd, Ketua Panitia Wakasek Humas SMP Negeri 10, Wawancara Pribadi, 04 Maret 2014. daftar. Ketua Panitia Penerimaan Siswa Baru di SMP Negeri 13, Ade, S.Pd mengatak an bahwa “pertama gini yang terdekat dulu, misalkan tadi walaupun Kecamatan Timur dari Rengas itu mulai terkalahkan dengan yang jarak, kalo itu, kalo itu masih penuh baru ke NIM ”. 20 Pertimbangan jarak terdekat telah mengacu kepada batas maksimum jumlah penduduk yang dilayani, area pelayanan fasilitas satuan pendidikan SMP dan MTS dan memiliki keterkaitan terhadap sebaran lokasi SMP negeri dengan sebaran penduduk usia sekolah, namun dicantumkannya pertimbangan nilai UN sebagai tolak ukur dalam tahapan seleksi memberikan ruang yang terbatas dalam aksesibilitas siswa untuk mendapatkan pendidikan. Para siswa dari 30 siswa yang diwawancara bahwa 23 siswa mendapatkan NEM nilai ebtanas murni yang disebut saat ini hasil ujian nasional tidak mencukupi untuk bersekolah di SMP Negeri, sehingga tidak diterima di SMP Negeri dan terdapat siswa yang tidak ikut mendaftar karena nilainya sudah tidak mencukupi. Bagi para siswa yang belum berhak menggunakan SKTM maka harus bersaing dengan jalur umum yaitu melalui seleksi SKHUN. Terdapat 4 orang siswa yang bersekolah di luar Kecamatan Ciputat Timur lebih memilih SMP Negeri di Jakarta dengan mempertimbangkan kualitas, fasilitas, sekolah gratis dan terkendala dengan ijzah SD saat bersekolah di Jakarta. Kemudian terdapat 3 siswa yang memlih MTS karena keinginan sendiri, orangtua dan dari sekolah dasar sudah madrsah ibtidaiyah. Wawancara ini dari 30 penduduk Kecamatan Ciputat Timur berusia 13-15 tahun yang tidak bersekolah di SMP Negeri Kecamatan Ciputat Timur diklasifikasikan menjadi dua kelompok, kelompok pertama 15 siswa bersekolah di dalam Kecamatan, dan 15 siswa yang bersekolah di luar Kecamatan. Hasil dari kelompok pertama, terdapat keinginan siswa bersekolah di SMP Negeri di Kecamatan Ciputat Timur dengan pertimbangan dekat dengan tempat tinggal, sehingga memberikan kemudahan jangkauan dan terdapat pandangan di 20 Ade, S.Pd, Ketua Panitia Wakasek Humas SMP Negeri 13, Wawancara Pribadi, 04 Maret 2014. masyarakat bahwa sekolah yang ada merupakan sekolah yang bermutu, dan biaya sekolah yang terjangkau bahkan gratis dibandingkan sekolah lain. Namun keinginan mereka untuk bersekolah di SMP Negeri terkendala oleh persyaratan PPDB yaitu hasil nilai ujian nasional UN. Alia mengungkapkan tidak ikut mendaftar melalui proses PPDB karena mendapatkan kesulitan untuk bersekolah di SMP Negeri bahwa “karena nilai hasil ujian nasional kurang”. 21 Perihal ini diperkuat oleh data dokumentasi pendaftaran PPDB secara Real Time On Line tahun pelajaran 20132014 yaitu melalui persyaratan nilai hasil ujian nasional sebagi seleksi diterima di SMP Negeri. Para siswa dari berbagai wilayah bahwa di SMP Negeri 2 yang mendaftar sebanyak 688 siswa, sedangkan yang diterima 234 siswa, SMP Negeri 3 yang mendaftar sebanyak 912 siswa, sedangkan yang diterima 226 siswa, SMP Negeri 10 yang mendaftar sebanyak 415 siswa, sedangkan yang diterima 164 siswa, dan SMP Negeri 13 yang mendaftar sebanyak 306 siswa, sedangkan yang diterima 203 siswa. Terlihat jelas bahwa 2617 penduduk usia SMP mendaftarkan diri di SMP Negeri Kecamatan Ciputat Timur melalui jalur Real Time On Line, hanya 827 siswa yang diterima di keempat sekolah tersebut. Pada kelompok dua, terdapat siswa yang bersekolah di SMP Negeri luar kecamatan disebabkan karena pertimbangan kualitas sekolah dari segi prestasi, fasilitas di Jakarta lebih baik dan biaya sekolah yang gratis. Umumnya mereka yang bersekolah di Jakarta karena ijazah SD mereka di Jakarta sehingga untuk mendaftar di Tangerang Selatan terhambat dengan administrasi, akhirnya para siswa memanfaatkan kuota luar wilayah. Perihal ini disampaikan oleh Fauzan Firdaus pertimbangannya dari kualitas sekolah, yaitu “karena sekolahnya sebagai unggulan di provinsi Jakarta ”. 22 Perihal lain disampaikan Wafika Aski Lubis lebih mempertimbangkan fasilitas bahwa “udah didaftarin sama guru SD udah masuk di 21 Alia, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, tidak bersekolah di SMP Negeri, Wawancara Pribadi, 09 Januari 2014. 22 Fauzan Firdaus, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di luar Kec. Ciputat Timur, Wawancara Pribadi, 10 Februari 2014.