Ditinjau dari Lokasi SMP Negeri
terlampir. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan bahwa hampir sebagian besar jalanan di domimasi oleh kendaraan bersepeda motor, dan sisanya
kendaraan pribadi, angkot, dan sepeda.
2. SMP Negeri 3 Lokasi SMP Negeri 3 beralamat di jalan Ir. H. Djuanda No 1, Kelurahan
Cempaka Putih. Lokasi sekolah secara relatif berdekatan dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, SMA dan SMK Triguna, di kelilingi pemukiman penduduk.
Jarak antara jalan utama yaitu jalan Ir. H. Djuanda sebagai tempat turun naiknya siswa saat menggunakan transportasi umum dengan sekolah kurang lebih sekitar
150 meter, jenis kendaraan lainya dapat masuk ke dalam sekolah karena jalan cukup lebar hingga sampai ke halaman sekolah. Gambaran lokasi SMP Negeri 3
terlihat jelas pada lampiran 4 gambar 4.1. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan lokasi SMP Negeri 3 dikeliling
pemukiman, berbagai kendaraan dapat langsung masuk ke halaman sekolah, dan jarak dengan jalan terjangkau dengan jalan kaki, tetapi angkutan umum tidak bisa
masuk. Hasil wawancara dari 6 siswa SMP Negeri 3, diklasifikasikan menjadi dua
kelompok, kelompok pertama 3 siswa bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur, dan 3 siswa yang berasal dari luar Kecamatan. Kelompok pertama
memaparkan bahwa sekolah yang berdekatan dengan pemukiman memberikan sumbangsi sebagai pertimbangan dalam memilih sekolah yang dekat dengan
rumah. Selain itu, sekolah ini juga sebagai sekolah negeri yang dinilai bermutu dimasyarakat dan memiliki program percepatan kelas yang menjadi minat siswa
untuk bersekolah. Perihal ini disampaikan Hilman Arsyad dalam memilih sekolah bahwa“karna dekat dan bagus”.
13
Begitu juga halnya dengan Andari Rita Agustini menyampaikan pertimbangannya dalam memilih sekolah bahwa “Karena ada axel
nya lebih lama di sini, kalo yang lain jauh ”
14
.
13
Hilman Arsyad, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur bersekolah di SMP Negeri 3, Wawancara Pribadi, 09 Januari 2014.
14
Andari Rita Agustini, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur bersekolah di SMP Negeri 3, Wawancara Pribadi, 09 Januari 2014.
Perihal ini diperkuat melalui data dokumentasi memperlihatkan bahwa para siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur bersekolah di SMP
Negeri 3 sebanyak 29,94 persen siswa, dipersentasekan masing-masing kelurahan dari Kelurahan Cirendeu 11,11 persen siswa, Pisangan 6,78 persen siswa,
Cempaka Putih 6,49 persen siswa, Rempoa 2,88 persen siswa, Rengas 1,55 persen siswa, Pondok Ranji 6, 19 persen siswa, siswa yang berada dalam kecamatan
Ciputat Timur 4,94 persen siswa, dan tidak diketahui 0,74 persen siswa. Terkait dengan waktu tempuh dan transportasi yang digunakan untuk
sampai di sekolah, hasil wawancara pada lampiran 3 diuraikan bahwa siswa yang berada dekat dengan sekolah dengan jarak kurang dari 1 km dapat di tempuh
dengan berjalan kaki, lebih dari 1 km diantar dengan sepeda motor, angkot dan bahkan membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda motor, dengan mengeluarkan
biaya transportasi angkutan umum sebesar empat ribu rupiah untuk pulang pergi, sedangkan untuk kendaraan motor sepuluh ribu rupiah untuk dua hari. Untuk
waktu tempuh para siswa yang berada di Kecamatan Ciputat Timur sekitar 10 menit sampai 20 menit. Bagi siswa yang berjalan kaki waktu tempuh paling lama
5 menit. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka yang menggunakan kendaraan bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet, hal ini
menjadi kendala mereka untuk sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung untuk sampai ke
sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah. Lain halnya dengan kelompok kedua yaitu seorang siswa yang berasal dari
luar Kecamatan Ciputat Timur, menyampaikan pertimbangan bersekolah di SMP Negeri 3 bahwa dari segi mutu, alumni dan memiliki program percepatan kelas
yang menjadi minat siswa dengan biaya terjangkau. Ghasiyiya Kaifa Syaqima S menyampaikan pertimbanagannya memlih sekolah bahwa “sekolahnya ada
akselerasinya dia juga sudah berpengalaman, terus biayanya juga lebih murah dibandingkan dengan yang lain
”.
15
15
Ghasiyiya Kaifa Syaqima S
,
penduduk usia sekolah bertempat tinggal di luar Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di SMP Negeri 3, Bojong Sari, Depok, Wawancara Pribadi,
09 Januari 2014.
Berdasarkan data dokumentasi terlihata siswa yang mendominasi SMP Negeri 3 berasal dari luar Kecamatan sebanyak 69,32 persen siswa. Terkait
dengan transportasi yang digunakan untuk sampai sekolah diuraikan bahwa siswa menggunakan kendaraan pribadi yaitu diantar dengan sepeda motor atau mobil
pribadi, angkot, atau ojek bahkan ada yang membawa sepeda motor, mengeluarkan biaya transportasi angkutan umum enam ribu rupiah untuk pulang
pergi bahkan ada yang sampai lima belas ribu, sedangkan untuk kendaraan motor lima belas ribu rupiah untuk dua sampai tiga hari. Untuk waktu tempuh mereka
menguraikan sekitar 30 menit lebih sampai 1 jam. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet, hal
ini menjadi kendala mereka untuk sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung dari tempat tinggal
mereka untuk sampai ke sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah.
Berdasarkan observasi pada pagi hari pada pukul 06:00 –07:00 terlihat
suasana sampainya para siswa SMP Negeri 3 secara lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6 gambar 4.3. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan bahwa hampir
sebagian besar seluruh siswa memakai transportasi umum yaitu angkot dan sisanya berbagai macam ada yang berjalan kaki, naik becak dan diantar oleh
orang tua siswa bahkan ada siswa yang membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda motor. Kemudian, dari hasil observasi yang dilakukan langsung bahwa kondisi
lalu lintas dan jalanan sebagai jalur utama siswa menuju ke sekolah, nampak kemacetan dari arah Ciputat menuju arah Lebak Bulus, dan sebaliknyas arah dari
Lebak Bulus menuju Ciputat juga mengalami kemacetan, secara lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 5 gambar 4.2. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan
bahwa hampir sebagian besar jalanan di domimasi oleh kendaraan bersepeda motor, dan sisanya kendaraan pribadi, angkot, dan sepeda. Fenomena ramainya
lalu lintas dengan kendaraan dapat terlihat pada pagi hari sebagai awal dimulainya aktifitas penduduk yang beragam dari aktivitas menuju ke pasar, sekolah, kampus,
tempat kerja dan ke lokasi aktivitas lainya.
3. SMP Negeri 10 Lokasi SMP Negeri 10 beralamat di jalan Yaktapena Raya No. 08. Lokasi
sekolah secara relatif berdekatan dengan SMA Negeri 4, dan dekat dengan perumahan Pertamina. Jarak antara jalan utama yaitu jalan W.R Supratman
sebagai tempat turun naiknya siswa saat menggunakan transportasi umum dengan sekolah kurang lebih sekitar 100 meter, begitu juga jenis kendaraan lainya dapat
masuk ke dalam sekolah karena cukup lebar jalan hingga sampai ke halaman sekolah. Gambaran lokasi SMP Negeri 10 terlihat jelas pada lampiran 4 gambar
4.1. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan lokasi SMP Negeri 10 berdekatan
jalan utama W.R Supratman, berdekatan dengan perumahan, berbagai kendaraan dapat langsung masuk ke halaman sekolah, dan jarak dengan jalan dekat.
Hasil wawancara dari 6 siswa SMP Negeri 10, diklasifikasikan menjadi dua kelompok, kelompok pertama 3 siswa bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat
Timur, dan 3 siswa yang berasal dari luar Kecamatan. Kelompok pertama memaparkan bahwa sekolah yang berdekatan dengan pemukiman sebagai
pertimbangan dalam memilih sekolah yang dekat dengan rumah. Selain itu, sekolah ini juga sebagai sekolah negeri yang dinilai bermutu dimasyarakat.
Akmad Yugo Sayuti menyampaikan pertimbangan memilih SMPN 10 bahwa“Deket ja”.
16
Azzahra Teysa Alanda juga sama menyampaikan pertimbangan memilih SMPN 10 bahwa “karna bagus aja, lebih deket”.
17
Perihal ini diperkuat melalui data dokumentasi memperlihatkan bahwa para siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur bersekolah di SMP
Negeri 2 sebanyak 35,97 persen siswa, dipersentasekan masing-masing kelurahan dari Kelurahan Cirendeu 19,25 persen siswa, Pisangan 15,96 persen siswa,
Rempoa 0,68 persen siswa, dan Rengas 0,08 persen siswa. Terkait dengan transportasi yang digunakan untuk sampai di sekolah
diuraikan bahwa siswa yang berada dekat dengan sekolah dengan jarak kurang
16
Akmad Yugo Sayuti, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di SMP Negeri 10, Wawancara Pribadi, 09 Januari 2014.
17
Azzahra Teysa Alanda, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di SMP Negeri 10, Wawancara Pribadi, 09 Januari 2014.
dari 1 km dapat di tempuh dengan berjalan kaki, lebih dari 1 km diantar dengan sepeda motor, angkot dan bahkan membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda
motor, dengan mengeluarkan biaya transportasi angkutan umum sebesar empat ribu rupiah untuk pulang pergi, sedangkan untuk kendaraan motor sepuluh ribu
rupiah untuk dua hari. Untuk waktu tempuh para siswa yang berada di Kecamatan Ciputat Timur sekitar 10 menit sampai 20 menit. Bagi siswa yang berjalan kaki
waktu tempuh paling lama 5 menit. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka yang menggunakan kendaraan bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi
lalu lintas macet, hal ini menjadi kendala mereka untuk sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung
untuk sampai ke sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah.
Lain halnya dengan kelompok kedua yaitu seorang siswa yang berasal dari luar Kecamatan Ciputat Timur menyampaikan pertimbangan bersekolah di SMP
Negeri 10 bahwa dari segi mutu dan alumni. Berdasarkan data dokumentasi terlihata siswa yang mendominasi SMP Negeri 10 berasal dari luar Kecamatan
sebanyak 69,32 persen siswa. Terkait dengan transportasi yang digunakan untuk sampai sekolah diuraikan bahwa siswa menggunakan kendaraan pribadi yaitu
diantar dengan sepeda motor, atau angkot bahkan ada yang membawa sepeda motor, mengeluarkan biaya transportasi angkutan umum enam ribu rupiah untuk
pulang pergi dan ada juga yang delapan ribu rupiah, sedangkan untuk kendaraan motor lima belas ribu rupiah untuk dua sampai tiga hari. Untuk waktu tempuh
mereka menguraikan sekitar 30 menit lebih sampai 1 jam. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu
lintas macet, hal ini menjadi kendala mereka untuk sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung dari
tempat tinggal mereka untuk sampai ke sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah.
Berdasarkan observasi pada pagi hari pada pukul 06:00 –07:00 terlihat
suasana sampainya para siswa SMP Negeri 10 secara lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6 gambar 4.3. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan bahwa
hampir sebagian besar seluruh siswa memakai transportasi umum yaitu angkot dan sisanya berbagai macam ada yang berjalan kaki, naik becak dan
diantar oleh orang tua siswa bahkan ada siswa yang membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda motor. Kemudian, dari hasil observasi yang dilakukan langsung
bahwa kondisi lalu lintas dan jalanan sebagai jalur utama siswa menuju ke sekolah, nampak kemacetan dari arah Cempaka Putih menuju arah Pondok Ranji,
dan sebaliknyas arah dari Pondok Ranji menuju Cempaka Putih juga mengalami kemacetan, secara lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 5 gambar 4.2. Terlihat
jelas pada gambar yang disajikan bahwa hampir sebagian besar jalanan di domimasi oleh kendaraan bersepeda motor, dan sisanya kendaraan pribadi,
angkot, dan sepeda.
4. SMP Negeri 13 Lokasi SMP Negeri 13 beralamat di jalan Beruang II Pladen, Pondok
Ranji. Lokasi sekolah secara relatif berada di dalam pemukiman penduduk, letak sekolah berada di bahu jalan pemukiman dengan lebar jalan kurang lebih 8 meter
dan untuk sampai ke sekolah bagi siswa yang transportasinya angkutan umum harus berjalan kaki melewati jalan pemukiman dengan jarak kurang lebih 500
meter. SMP Negeri 13 dapat ditempuh melalui jalan utama yaitu jalan W.R. Supratman dengan melintasi rel kereta api sekaligus stasiun Pondok Ranji, dari
statasiun sekiatar 100 meter, memasuki jalan jalan Nusa Jaya bagi angkutan dari Ciputat tidak melewati jalur ini, sehingga siswa turun dan dapat melanjutkan
dengan ojek, becak atau berjalan kaki dengan jarak 1 km. Sepanjang bahu jalan Nusa jaya berderet rumah-rumah penduduk dan warung atau toko untuk usaha.
Tidaklah sampai di jalan Nusa Jaya, siswa yang menggunakan angkutan umum harus berheti di Jalan Beruang II kemudian melanjutkan jalan kaki untuk sampai
ke sekolah. Gambaran lokasi SMP Negeri 13 terlihat jelas pada lampiran 4 gambar 4.1.
Terlihat jelas pada gambar yang disajikan lokasi SMP Negeri 13 pemukiman, perumahan, ruko-ruko untuk usaha, berbagai kendaraan dapat
langsung masuk ke halaman sekolah, kecuali angkot, dan jarak cukup jauh dari jalan utama W. R Supratman.
Hasil wawancara dari 6 siswa SMP Negeri 13, diklasifikasikan menjadi dua kelompok, kelompok pertama 3 siswa bertempat tinggal di Kecamatan
Ciputat Timur, dan 3 siswa yang berasal dari luar Kecamatan. Kelompok pertama memaparkan bahwa sekolah yang berdekatan dengan pemukiman sebagai
pertimbangan dalam memilih sekolah yang dekat dengan rumah. Selain itu, sekolah ini juga sebagai sekolah negeri yang dinilai bermutu dimasyarakat.
Hamidah Septiani mengungkapkan pertimbangan memilih sekolah bahwa “deket
dari rumah, banyak sodara, ya biar bareng-bareng aja sama sodara ”.
18
Perihal ini diperkuat melalui data dokumentasi memperlihatkan bahwa para siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur bersekolah di
SMP Negeri 2 sebanyak 41,9 persen siswa, dipersentasekan masing-masing kelurahan dari Kelurahan Cirendeu 0,2 persen siswa, Pisangan 0,2 persen siswa,
Cempaka Putih 7,8 persen siswa Rempoa 2,5 persen siswa, Rengas 13,4 persen siswa, Pondok Ranji 17, 8 persen siswa dan tidak diketahui 0,1 persen siswa.
Terkait dengan transportasi yang digunakan untuk sampai di sekolah diuraikan bahwa siswa yang berada dekat dengan sekolah dengan jarak kurang
dari 1 km dapat di tempuh dengan berjalan kaki, lebih dari 1 km diantar dengan sepeda motor, angkot dan bahkan membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda
motor, dengan mengeluarkan biaya transportasi angkutan umum sebesar empat ribu rupiah untuk pulang pergi, sedangkan untuk kendaraan motor sepuluh ribu
rupiah untuk dua hari. Untuk waktu tempuh para siswa yang berada di Kecamatan Ciputat Timur sekitar 10 menit sampai 20 menit. Bagi siswa yang berjalan kaki
waktu tempuh paling lama 5 menit. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka yang menggunakan kendaraan bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi
lalu lintas macet, hal ini menjadi kendala mereka untuk sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung
18
Hamidah Septiani , penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di SMP Negeri 13, Wawancara Pribadi, 04 Februari 2014.
untuk sampai ke sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah.
Lain halnya dengan kelompok kedua yaitu seorang siswa yang berasal dari luar Kecamatan Ciputat Timur menyampaikan pertimbangan bersekolah di SMP
Negeri 10 bahwa dari segi mutu, alumni dan alternatif memilih sekolah. Indira Christina
, mengungkapkan pertimbangan memilih sekolah “karna kualitasnya bagus, dan SMP Negeri yang ini deket dari rumah.
Berdasarkan data dokumentasi terlihata siswa yang mendominasi SMP Negeri 13 berasal dari luar Kecamatan sebanyak 57 persen siswa. Terkait dengan
transportasi yang digunakan untuk sampai sekolah diuraikan bahwa siswa menggunakan kendaraan pribadi yaitu diantar dengan sepeda motor, atau angkot
bahkan ada yang membawa sepeda motor, mengeluarkan biaya transportasi angkutan umum enam ribu rupiah untuk pulang pergi dan ada juga yang delapan
ribu rupiah, sedangkan untuk kendaraan motor lima belas ribu rupiah untuk dua sampai tiga hari. Untuk waktu tempuh mereka menguraikan sekitar 30 menit lebih
sampai 1 jam. Durasi lamanya perjalanan dari pandangan mereka bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet, hal ini menjadi kendala mereka untuk
sampai sekolah, namun sudah menjadi rutinitas dan juga jalan yang dilalui merupakan sarana penghubung dari tempat tinggal mereka untuk sampai ke
sekolah hal tersebut sudah menjadi kebutuhan mereka untuk ke sekolah. Berdasarkan observasi pada pagi hari pada pukul 06:00
–07:00 terlihat suasana sampainya para siswa SMP Negeri 13 secara lebih jelas dapat dilihat
pada lampiran 6 gambar 4.3. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan bahwa hampir sebagian besar seluruh siswa membawa sepeda motor dan sisanya
berbagai macam ada yang berjalan kaki, angkot, sepeda dan diantar oleh orang tua siswa. Kemudian, dari hasil observasi yang dilakukan langsung bahwa
kondisi lalu lintas dan jalanan sebagai jalur utama siswa menuju ke sekolah, nampak kemacetan dari Ciputat menuju arah Bintaro, dan sebaliknyas arah dari
Bintaro menuju Ciputat juga mengalami kemacetan, secara lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 5 gambar 4.2. Terlihat jelas pada gambar yang disajikan
bahwa hampir sebagian besar jalanan di domimasi oleh kendaraan bersepeda motor, dan sisanya kendaraan pribadi, angkot, dan sepeda.
Hal ini menunjukkan bahwa dari keempat SMP Negeri yang tersebar ditinjau dari lokasi, para siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur
menjadikan pertimbangan keberadaan sekolah yang berdekatan dengan tempat tinggal sebagai pilihan untuk bersekolah di SMP Negeri dan juga terdapat siswa
yang bersekolah di SMP Negeri tidak sesuai dengan harapan karena hasil seleksi bukanlah pilihan pertama yang disebabkan oleh nilai hasil ujian nasionalnya tidak
mencukupi untuk pilihan pertama. Para siswa dalam mencapai lokasi sekolah hanya berjalan kaki untuk mencapai lokasi sekolah yang berdekatan dengan
rumah dengan rentang waktu tempuh 5 sampai 10 menit dan tidak ada biaya transportasi yang dikeluarkan serta kendala kondisi jalan dan lalu lintas.
Walaupun demikian ternyata tidak semua siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur untuk mencapai lokasi sekolah hanya berjalan kaki,
namun terdapat siswa untuk mencapai lokasi sekolah dengan angkutan, diantar dengan sepeda motor, membawa kendaraan bermotor, ojek dan sepeda untuk
menuju lokasi sekolah, dengan rentang waktu tempuh paling lama 20 menit dan biaya transportasi yang beragam mengindikasikan biaya yang dikeluarkan sesuai
jenis kendaraan yang digunakan serta jarak tempat tinggal. Ini dapat menjadi temuan bahwa penduduk yang memiliki tempat tinggal dekat lokasi SMP Negeri
harus menggunakan dengan beragam jenis transportasi dari angkutan, mobil pribadi, sepeda motor, dan sepeda. Melihat aspek waktu tempuh menuju lokasi
sekolah dari tempat tinggal siswa baik yang berjalan kaki dan berkendaraan masih dalam rentang waktu tempuh yang disarankan. Terkait aspek kondisi jalan dan
situasi lalu lintas sebagai sarana penghubung untuk sampai ke sekolah menurut persepsi siswa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet.
Kemudian para siswa yang bertempat tinggal di luar Kecamatan Ciputat Timur mendominasi di keempat sekolah yang tersebar. Dalam mencapai lokasi
sekolah transportasi yang digunakan dengan angkutan, diantar dengan sepeda motor atau mobil, membawa kendaraan bermotor, dan ojek. Banyaknya siswa
yang membawa kendaraan pribadi yaitu sepeda motror hal ini sudah melanggar
peraturan lalulintas, bahwa para siswa belum memilik surat izin mengemudi. Biaya transportasi yang dikeluarkan lebih banyak hal ini terkait dengan jarak
tempat tinggal dengan beberapa kali menggunakan transportasi dan juga jenis kendaraan yang digunakan. Melihat aspek waktu tempuh menuju lokasi sekolah
dari tempat tinggal siswa baik yang telah melebihi rentang batas waktu tempuh yang disarankan. Hal ini memperkuat fakta bahwa sebaran lokasi SMP Negeri
masih terbatas akasesibilitas jangkauan layananan di Kecamatan Ciputat Timur. Dengan masih cukup banyaknya siswa yang menyatakan waktu tempuh yang
dibutuhkan telah melebihi rentang batas waktu tempuh yang disarankan, menunjukkan bahwa aspek lokasi masih menjadi kendala serius yang tidak bisa
dianggap ringan. Hal ini diperkuat pula dengan keluhan siswa terkait dengan kondisi jalan dan situasi lalu lintas sebagai sarana penghubung untuk sampai ke
sekolah bahwa kondisi jalanan rusak dan situasi lalu lintas macet, menunjukkan aspek transportasi masih menjadi kendala serius yang tidak bisa dianggap ringan.
Jaringan jalan yang melewati Kecamatan Ciputat Timur dapat dilihat pada peta jaringan jalan lampiran 8.
Berdasarkan penjelasan dia atas, maka lokasi SMP Negeri belum memenuhi standar jarak jangkauan pelayanan, karena hanya dari waktu tempuh bagi siswa
yang bertempat tinggal di Kecamatan Ciputat Timur saja yang sudah cukup baik sedangkan dari tingkat situasi dan kondisi jalan sebagai sarana penghubung
transportasi, waktu tempuh siswa yang bertempat tinggal diluar Kecamatan Ciputat Timur masih belum cukup baik.