Analisis Persyaratan Penerimaan Siswa
masyarakat bahwa sekolah yang ada merupakan sekolah yang bermutu, dan biaya sekolah yang terjangkau bahkan gratis dibandingkan sekolah lain. Namun
keinginan mereka untuk bersekolah di SMP Negeri terkendala oleh persyaratan PPDB yaitu hasil nilai ujian nasional UN. Alia mengungkapkan tidak ikut
mendaftar melalui proses PPDB karena mendapatkan kesulitan untuk bersekolah di SMP Negeri bahwa “karena nilai hasil ujian nasional kurang”.
21
Perihal ini diperkuat oleh data dokumentasi pendaftaran PPDB secara Real Time On Line
tahun pelajaran 20132014 yaitu melalui persyaratan nilai hasil ujian nasional sebagi seleksi diterima di SMP Negeri. Para siswa dari berbagai wilayah bahwa di
SMP Negeri 2 yang mendaftar sebanyak 688 siswa, sedangkan yang diterima 234 siswa, SMP Negeri 3 yang mendaftar sebanyak 912 siswa, sedangkan yang
diterima 226 siswa, SMP Negeri 10 yang mendaftar sebanyak 415 siswa, sedangkan yang diterima 164 siswa, dan SMP Negeri 13 yang mendaftar
sebanyak 306 siswa, sedangkan yang diterima 203 siswa. Terlihat jelas bahwa 2617 penduduk usia SMP mendaftarkan diri di SMP Negeri Kecamatan Ciputat
Timur melalui jalur Real Time On Line, hanya 827 siswa yang diterima di keempat sekolah tersebut.
Pada kelompok dua, terdapat siswa yang bersekolah di SMP Negeri luar kecamatan disebabkan karena pertimbangan kualitas sekolah dari segi prestasi,
fasilitas di Jakarta lebih baik dan biaya sekolah yang gratis. Umumnya mereka yang bersekolah di Jakarta karena ijazah SD mereka di Jakarta sehingga untuk
mendaftar di Tangerang Selatan terhambat dengan administrasi, akhirnya para siswa memanfaatkan kuota luar wilayah. Perihal ini disampaikan oleh Fauzan
Firdaus pertimbangannya dari kualitas sekolah, yaitu “karena sekolahnya sebagai
unggulan di provinsi Jakarta ”.
22
Perihal lain disampaikan Wafika Aski Lubis lebih mempertimbangkan fasilitas bahwa “udah didaftarin sama guru SD udah masuk di
21
Alia, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, tidak bersekolah di SMP Negeri, Wawancara Pribadi, 09 Januari 2014.
22
Fauzan Firdaus, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di luar Kec. Ciputat Timur, Wawancara Pribadi, 10 Februari 2014.
one, tapi enggak di ambil soalnya udah diterima di Jakarta, kalo Jakarta gimana yah, udah bagus ja fasilitasnya
”.
23
Selain itu, terdapat juga siswa yang memilih MTs Negeri di luar Kecamatan Ciputat Timur karena ingin melanjutkan sekolah berbasis agama dari
jenjang Madrasah ke Tsanawiyah dan tidak terdapat MTs Negeri di wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Putri Rizki Amalia menyampaikan memlih MTS
bahwa “enggak berminat masuk SMP Negeri karena pengen jaa masuk MTS Negeri, karena enggak ada di Ciputat Timur pilih di luar
”.
24
Kemudian, terdapat siswa yang bersekolah swasta di luar wilayah Kecamatan Ciputat Timur karena
terkendala oleh persyaratan PPDB yaitu hasil nilai ujian nasional UN tidak mencukupi. Perihal ini disampaikan oleh Siti Marisa salah satu siswa yang
bersekolah di luar Kecamatan Ciputat Timur bukan negeri bahwa “soalnya NEM
nya kurang jadi saya gak diterima di Negeri, jadi saya pilih di sini ”.
25
Para siswa di Kecamatan Ciputat Timur memiliki harapan dan keinginan untuk dapat bersekolah di SMP Negeri Kecamatan Ciputat Timur, baik dari aspek
keberadaan sekolah dekat dengan rumah dan bemutu, para alumni yang telah berhasil dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga memberikan daya tarik,
dan biaya yang gratis di bandingkan sekolah swasta. Berdasarkan hasil wawancara beberapa panitia penerimaan siswa baru dari keempat sekolah.
Sesuai yang dikatakan oleh Andos Kostaman, S.Pd Ketua Panitia Penerimaan Siswa Baru di SMP Negeri 2, Indah Puji Rahayu, S.Pd. M.Si
Ketua Panitia Penerimaan Siswa Baru di SMP Negeri 3, Sukirno, S.Pd Ketua Panitia Penerimaan Siswa Baru di SMP Neger 10 dan Ade Solihin,
S.Pd Ketua Panitia Penerimaan Siswa Baru di SMP Negeri 13 mengatakan bahwa sekolah sangat memperhatikan input siswa dan nilai
merupakan hal yang prioritas untuk bersekolah di SMP Negeri. Perihal ini
23
Wafika Aski Lubis, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di luar Kec. Ciputat Timur, Wawancara Pribadi, 07 Maret
2014.
24
Putri Rizki Amalia, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di luar Kec. Ciputat Timur, Wawancara Pribadi, 10 Februari 2014.
25
Siti Marisa, penduduk usia sekolah bertempat tinggal di Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, bersekolah di luar Kec. Ciputat Timur, Wawancara Pribadi, 11Februari 2014.
memperkuat bahwa pertimbangan nilai UN sebagai tolak ukur dalam tahapan seleksi memberikan ruang yang terbatas dalam aksesibilitas siswa untuk
mendapatkan pendidikan. Padahal negara menjamin setiap warga negara untuk mendapatkan
pendidikan artinya setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi, yaitu membedakan kemampuan kognitif, ekonomi, atau kekurangan
dalam perkembangan ataupun pertumbuhan peserta didik. Jenjang pendidikan SMP merupakan satu kesatuan program wajib belajar sembilan tahun, maka para
penduduk usia sekolah 13-15 tahun yang melanjutkan dari jenjang sekolah dasar dapat bersekolah di SMP Negeri sampai lulus. Berdasarkan standar sarana dan
prasarana pendidikan tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2007 batas maksimum jumlah penduduk yang dilayani, dan area
pelayanan fasilitas satuan pendidikan SMP dan MTS bahwa standar jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak
membahayakan. Realitasnya ketentuan penerimaan siswa baru di Kecamatan Ciputat Timur secara real time pertimbanagan yang mendominasi adalah nilai
hasil ujian nasional dan secara online berdasarkan hasil nilai ujian nasional. Itu artinya hanya mengedepankan faktor kognitif. Para siswa dengan kemampuan
kognitif tinggi atau hasil nilai ujiannya tinggi akan bersekolah di sekolah yang berkualitas, maka sekolah yang mendapatkan input tersebut setiap tahunya akan
menjadikan sekolah pilihan pertama unggul di Kecamatan Ciputat Timur. Sedangkan sekolah pilihan kedua atau ketiga akan menerima para siswa yang nilai
hasil ujiannya relatif rendah. Perihal ini akan menimbulkan diskriminasi antara sekolah dan kualitas sekolah yang tidak merata. Begitu juga mobilitas siswa dan
orang tua untuk menuju sekolah akan menuju ke berbagai arah yang menyebabkan keramaian lalu lintas dan kemacetan.
Berdasarkan penjelasan dia atas, bahwa sebaran lokasi SMP Negeri terdapat keterkaitan yang belum maksimal dengan aksesibilitas untuk bersekolah
di SMP Negeri dengan memperhatikan persyaratan penerimaan siswa baru, karena yang menjadi penentuan akhir sebagian besar berdasarkan nilai hasil ujian
nasional.