1. Kuantitas penduduk
Penduduk merupakan warga negara Indonesia atau warga negara asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Penduduk di suatu wilayah merupakan
bagian utama dalam suatu negara. Kuantitas penduduk merupakan banyak penduduk di suatu wilayah. Moh. Yasin mencatat beberapa pendapat yang
tertuang dalam sebuah buku dasar-dasar demografi yang disampaikan bahwa “jumlah penduduk yang besar adalah sangat menguntungkan bagi pembangunan
ekonomi, tetapi sebaliknya jumlah penduduk yang sedikit mempercepat proses pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik
”.
3
Penduduk yang bersifat dinamis dapat mempengaruhi kuantitas penduduk yaitu dapat bertambah atau berkurang kuantitasnya. Menurut Moh. Yasin secara
terus menenerus “penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir, jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan, imigrasi migrasi masuk dan
emigrasi migrasi keluar”.
4
Peningkatan jumlah penduduk berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan hidup penduduk di suatu daerah khususnya kota,
timbul permasalahan yang beragam diantaranya permasalahan tata ruang, kepadatan penduduk, kesenjangan sosial, kebutuhan fasilitas sosial dan hal yang
lain yang terkait kebutuhan penduduk. Pemenuhan kebutuhan penduduk di kota yang bersifat fasilitas sosial dan
fasilitas umum menjadi tanggung jawab pemerintah. Fasilitas tersebut ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan
Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah, secara lebih luas yaitu:
1. Prasarana Lingkungan, adalah kelengkapan lingkungan yang meliputi
antara lain: jalan, saluran, pembuangan limbah, serta saluran pembuangan air hujan.
2. Utilitas Umum, adalah bangunan-bangunan yang dibutuhkan dalam area
pelayanan lingkungan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah antara lain: jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan gas, jaringan
telepon, terminal angkutan umum, kebersihan sampah, serta pemadam kebakaran.
3
Moh.Yasin, Dasar-Dasar Demografi, Jakararta:Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi U.I.,1981, h.13.
4
Ibid. h.5.
3. Fasilitas Sosial, adalah fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam
lingkungan permukiman antara lain: fasilitas pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, dan niaga, pemerintahan dan pelayanan umum, rekreasi
kebudayaan, olah raga dan lapangan terbuka, serta pemakaman umum.
5
Berdasarkan standar sarana dan prasarana pendidikan tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2007 batas
maksimum jumlah penduduk yang dilayani, dan area pelayanan satu fasilitas pendidikan satuan pendidikan SMP dan MTS, secara lebih luas yaitu:
1. Satu SMPMTs memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum
24 rombongan belajar. 2.
Satu SMPMTs dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 2000 jiwa. Untuk pelayanan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan
penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan pembangunan SMPMTs baru.
3. Satu kecamatan dilayani oleh minimum satu SMPMTs yang dapat
menampung semua lulusan SDMI di kecamatan tersebut. 4.
Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SMPMTs dalam jarak
tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.
6
Berdasarkan pemaparan di atas bahwa penduduk di suatu pemukiman salah satunya membutuhkan fasilitas sosial diantaranya fasilitas pendidikan.
Pendirian fasiltas pendidikan yang berupa sekolah dipengaruhi oleh kuantitas penduduk yaitu ambang batas minimal penduduk untuk berdirinya suatu sekolah.
2. Lokasi
Interaksi manusia dalam menjalani aktifitas di permukaan bumi memerlukan ruang. Keberadaan aktivitas di ruang permukaan bumi akan
menunjukan suatu lokasi. Iwan Hermawan dalam bukunya mengemukakan bahwa lokasi adalah letak di permukaan bumi.
7
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
5
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah.
6
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No : 24 tahun 2007, loc.cit.
7
Iwan Hermawan, Geografi Sebuah Pengatar,Bandung: Privat Publishing,2009, h.77.