6.3. Analisis Loss Perusahaan
Loss perusahaan adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan selama melakukan proses rework untuk memperbaiki karakterististik
teknis produk yang tidak sesuai spesifikasi. Biaya tambahan ini kemudian dikaitkan dengan biaya tenaga kerja dan overhead pabrik yang terjadi selama
proses rework ini. Melalui pengolahan data menggunakan konsep Taguchi’s Quality Loss Function, didapatkan hasil bahwa loss perusahaan yang terjadi
adalah sebesar Rp.3.892.240 per bulan untuk produk track link. Nilai ini juga belum mencakup loss sosial yang akan terjadi jika terjadi kegagalan performansi
produk pada saat produk digunakan oleh customer, dalam kasus ini, tank PT. Pindad, kegagalan performansi produk ini juga dapat berdampak negatif pada
performansi ataupun umur komponen roda tank lainnya. Maka dari itu, sangat penting bagi perusahaan untuk menurunkan loss yang terjadi ini dengan cara
menurunkan variasi produk yang dihasilkan.
6.4. Analisis Taguchi’s Quality Loss Function
Proses produksi yang diperbaiki adalah proses heat treatment, dimana proses ini diperbaiki dengan cara meningkatkan durasi pembakaran track link dari
420 menit menjadi 540 menit. Perbaikan ini dinilai feasible karena dapat menaikkan kapabilitas proses produksi, yang disertai dengan pengurangan
kerugian sosial. Perbaikan proses produksi ini dapat meningkatkan kapabilitas proses produksi karakteristik hardness index Cp usulan = 0,8728 Cp awal =
0,6198 dan karakteristik tensile strength Cp usulan = 0,863 Cp awal = 0,6292. Selain itu, loss of quality perusaahaan menurun dari awalnya
Rp.3.892.240bulan menjadi Rp.2.769.208bulan, disertai dengan meningkatnya harga pokok produksi perusahaan sebesar Rp.592.360bulan, dengan kata lain
akan terjadi penghematan kerugian sosial sebesar Rp.530.672bulan.
6.5. Analisis Failure Mode and Effect Analysis
FMEA digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai resiko-resiko yang berhubungan dengan potensi kegagalan serta prioritas langkah perbaikan.
Berdasarkan hasil pemetaan dan prinsip Pareto 80-20 dengan input risk priority number yang didapatkan dari FMEA, maka didapatkan prioritas kegagalan yang
akan diperbaiki adalah: a. Persilangan kegagalan 5, yaitu kegagalan kecacatan mechanical properties
HITS, yang disebabkan oleh suhu ruangan pembekuan logam yang berubah-ubah tiap waktu namun tidak disertai dengan alat kontrol yang
mumpuni. Untuk kegagalan jenis ini, maka disarankan untuk membuat ruangan proses pembekuan logam dengan alat kontrol suhu, sehingga pada
akhirnya akan dicapai nilai mechanical properties track link yang sama untuk setiap batch produksi.
b. Persilangan kegagalan 6, yaitu kegagalan kecacatan mechanical properties HITS, yang disebabkan oleh nilai hardness index dan tensile strength yang
berbeda-beda untuk setiap produk namun tidak disertai dengan alat kontrol yang mumpuni. Untuk kegagalan jenis ini, maka disarankan untuk melakukan