Uraian Proses Produksi Proses Produksi
2. Pattern Inspection Pattern Inspection adalah proses pemeriksaan kembali pola atau prototype
yang telah dibuat dalam proses pattern making. Proses inspeksi dilakukan dengan cara memeriksa kembali dimensi dan ukuran dari pola yang telah
terbentuk dengan menggunakan jangka sorong sesuai dengan ukuran dan dimensi yang ada pada gambar produk yang telah diberikan oleh pihak
drawing. Inspeksi terhadap prototype dilakukan oleh bagian quality control yang bertujuan untuk menyesuaikan prototype dengan spesifikasi produk
pesanan sesuai dengan keinginan konsumen. 3. Molding
Molding adalah proses pembuatan cetakan yang terdiri dari rangka atas cup dan rangka bawah drag dengan ukuran dan bentuk sesuai dengan pola atau
prototype produk yang akan dibuat. Kegiatan molding atau pencetakan dimulai dari kegiatan:
- Persiapan cetakan dan pasir.
- Rangka atas drag dan rangka bawah cup diisi dengan pasir cetak,
kemudian masukkan pola cetakan pattern ke dalam rangka bawah, pasir diisi hingga penuh.
- Pastikan bahwa seluruh bagian telah tertutup oleh pasir dan pasir tersebut
diratakan dengan menggunakan balok. Setelah isi cetakan penuh, cetakan diisi dengan angin atau gas CO2 yang bertujuan sebagai pengeras cetakan,
sehingga pada saat penuangan cairan cetakan tidak pecah karena tekanan cairan logam yang kuat metallostatik.
Dalam pembuatan cetakan ini terdiri dari 2 dua proses yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Sand Separation Merupakan proses pemisahan pasir dengan menggunakan mesin khusus
yang dapat menyaring pasir dan memisahkan antara pasir yang banyak mengandung silika dengan pasir yang tidak mengandung silika. Hal inilah
yang membuat produk PT. Karya Deli Steelindo lebih tinggi kualitasnya dari perusahaan lain. Karena mulai dari masuknya bahan baku pasir sudah
diadakan proses pemisahan untuk memilih pasir yang benar-benar berkualitas dengan kandungan silika yang baik.
Adapun uraian proses dalam pengolahan pasir tersebut adalah sebagai berikut:
- Pasir baru yang didatangkan dari supplier dibawa ke bak pencucian
pasir untuk dicuci dibersihkan dari kotoran. -
Setelah itu, pasir dicuci dengan air di bak pencucian. -
Kemudian pasir dibawa oleh conveyor ke mesin sand dryer pengering pasir untuk dikeringkan.
- Pasir silika yang baru dikeringkan dalam mesin sand dryer sampai
kadar airnya mencapai 0,1 – 0,2 . -
Kemudian pasir yang telah dikeringkan tersebut diayak atau dipisahkan dari batu-batu atau gumpalan-gumpalan pasir agar pasir
yang dihasilkan menjadi lebih halus dengan ayakan 40 mesh. -
Pasir yang telah diayak tersebut, kemudian dicampur dengan
waterglass sekitar 3,5 dan diaduk di dalam mixer sehingga homogen dan kemudian dapat digunakan sebagai pasir cetakan
Untuk pasir bekas pakai masih dapat dipergunakan kembali, dimana proses pengolahannya adalah sebagai berikut:
- Pasir bekas sisa pembongkaran yang masih dalam bentuk gumpalan
dibawa oleh conveyor ke mesin penghancur pasir. -
Kemudian pasir tersebut diayak atau dipisahkan dari batu-batu atau gumpalan-gumpalan pasir agar pasir yang dihasilkan menjadi lebih
halus dengan ayakan 30 mesh. -
Pasir daur ulang yang sudah dibersihkan merupakan hasil dari kegiatan sand separation dengan air 2 dan waterglass 3,3 dan juga diaduk
dalam mixer sehingga homogen dan dapat digunakan bersama-sama pasir silika yang baru digunakan sebagai pasir cetakan.
b. Core Making
Merupakan proses pembuatan inti yang selanjutnya akan menjadi tempat penuangan cairan logam ke dalam cetakan pasir.
4. Coating dan Floating Coating dan Floating merupakan proses pengecatan cetakan dengan cat
khusus berwarna biru. Hal ini bertujuan untuk lebih memperhalus cetakan sehingga tidak ada lagi pasir yang lengket dan produk akhirnya memiliki
permukaan yang halus. Coating dilakukan dengan cara mengecat kedua sisi cetakan dalam keadaan
terbuka, sehingga mendapatkan permukaan yang halus dari kedua sisi.
5. Drying Drying merupakan proses pengeringan cetakan yang telah dicat coating pada
proses sebelumnya. Setelah dilakukan pengecatan pada seluruh permukaan cetakan, maka dilakukan proses pengeringan cetakan dengan cara membakar
cetakan yang baru saja dilumerin cat yang masih basah dengan menggunakan gas LPG.
6. Mould Assembling Setelah bagian atas dan bawah serta inti dari cetakan selesai dikerjakan, maka
semua cetakan akan disatukan dan ditempatkan teratur menunggu cetakan yang lainnya selesai hingga jumlah cetakan cukup untuk dilakukan kegiatan
sekali penuangan. 7. Pouring
Pouring adalah kegiatan penuangan cairan logam ke dalam cetakan yang telah selesai. Tetapi sebelumnya akan dilakukan proses peleburan melting terlebih
dahulu. Peleburan logam dilakukan di dapur tanur induksi induction furnace berkapasitas 500 kg dan bertaraf medium frekuensi. Bahan-bahan yang akan
dilebur terdiri dari bongkahan-bongkahan besi, alloy logam paduan dan bahan lainnya.
Berikut adalah proses peleburan yang dilakukan di dapur tanur induksi. -
Bongkahan-bongkahan material besi dimasukkan ke dalam dapur induksi.
- Kemudian dimasukkan alloy logam paduan seperti silikon 0,4,
mangan 0,3 – 0,6 dan aluminium sekitar 0,4 yang berfungsi untuk
menghilangkan oksigen di dalam cairan logam. -
Jaga suhunya hingga ± 1670
o
c dengan menggunakan termokopel. -
Logam dan bongkahan besi yang sudah matang kemudian dicampur dengan slag remover yang berfungsi untuk menghilangkan slag kotoran
yang mengandung karat maupun pasir sambil tetap diaduk. -
Kotoran atau terak yang naik ke permukaan tersebut diangkat atau dibuang.
- Setelah itu cairan tersebut dituang ke dalam wadah sampel untuk diperiksa
di laboratorium dengan mesin spectrometer sesuai dengan persyaratan yang diinginkan.
- Jika telah sesuai, cairan tersebut dituang ke dalam ladle gayung penuang
untuk dituang ke masing-masing cetakan. Sebelum dan sesudah proses peleburan tetap dilakukan kegiatan inspeksi
dengan spectrometer ataupun perlakuan logam meliputi pelunakan soft annealing, pengerasan hardening, penormalan normalizing dan tempering
terhadap logam. 8. Shake out of moulds pembongkaran cetakan
Setelah proses penuangan, selanjutnya menunggu proses pengeringan sekitar 3 jam, jika sudah beku maka cetakan dibongkar dengan menggunakan palu.
Pasir cetakan dipisahkan dari produk jadi. Produk jadi akan dibawa ke proses shot blasting sedangkan pasir yang masih dapat digunakan akan diolah
kembali dan untuk pasir yang sudah tidak dapat diolah lagi dijadikan limbah yang bermanfaat yakni dijual kembali karena pasir cetak tersebut mengandung
waterglass yang sangat baik untuk pembuatan jalan, pondasi rumah, dan sebagainya.
9. Shot Blasting Shot blasting adalah kegiatan memisahkan antara produk asli dengan inti
ataupun sisa pasir yang menempelterbentuk pada proses penuangan. Proses ini dilakukan dengan menggunakan snapper, yang prinsip kerjanya seperti
mengebor untuk memisahkan produk asli dengan inti, pasir maupun bongkahan logam lain yang tidak diperlukan.
Setelah produk terpisah dari bongkahan pasir, produk tersebut kemudian dipotong sistem saluran potongnya dengan menggunakan gerinda potong. Sisa
potongan sistem saluran tersebut dibawa kembali ke bagian peleburan untuk dilebur kembali.
10. Cleaning Cleaning merupakan kegiatan pembersihan produk dimana dilakukan proses
pencucian sehingga produk yang dihasilkan benar-benar bersih dari pasir ataupun kotoran-kotoran lainnya. Produk dimasukkan ke dalam mesin sand
blasting, dimana di dalam mesin ini terdapat mimis baja yang berfungsi membersihkan produk dari pasir-pasir yang masih melekat.
Kemudian dilakukan proses inspeksi, jika produk yang telah dibersihkan tersebut mengalami kecacatan, maka dilakukan perbaikan repair ulang.
Tetapi jika tidak bisa dilakukan perbaikan repair maka produk tersebut akan menjadi bahan baku untuk peleburan.
Proses inspeksi juga termasuk penimbangan terhadap produk jadi dan sistem
saluran potong, dimana jumlah timbangan harus sesuai dengan jumlah logam yang dilebur.
11. Finishing Adalah kegiatan finishing produk yang terdiri dari proses pengecatan terhadap
produk jadi sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Biasanya menggunakan cat khusus sehingga hasilnya menjadi lebih baik. Apabila produk yang dihasilkan
sebagai stok persediaan maka dilakukan kegiatan penyimpanan store for jobbing casting, namun untuk produk yang langsung diproduksi job order
akan dilanjutkan ke proses selanjutnya. 12. Inspection of Casting
Setelah semua proses di atas selesai, tetap dilakukan kegiatan inspeksi untuk mengecek apakah produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
13. Rough Machining Apabila spesifikasinya telah sesuai selanjutnya dilakukan penyempurnaan atau
finishing awalkasar yakni dengan menggunakan mesin bubut, mesin bor, mesin press, mesin gerinda dan sebagainya. Ada jenis produk yang
membutuhkan penyempurnaan dengan mesin bubut, mesin bor, mesin press, mesin gerinda dan sebagainya sesuai dengan spesifikasi produk yang
diinginkan oleh konsumen. Jika produk masih belum sesuai maka dilakukan proses finishing atau penyempurnaan ulang hingga ukuran atau dimensi
produk tersebut sesuai dengan yang diinginkan. 14. Intermediate Quality of Inspection
Setelah penyelesaian awalkasar tersebut, kemudian dilakukan pemeriksaan
terhadap hasil produk tersebut, dimana hal yang perlu diperhatikan adalah dimensi dari produk tersebut dan kualitas produk secara visual.
15. Final Machining Final machining merupakan penyelesaian akhir yang dilakukan dengan mesin-
mesin seperti mesin bubut, las gerinda dan sebagainya. Apabila produk telah sesuai dengan yang diinginkan maka produk tersebut dapat dilanjutkan ke
tahap selanjutnya. 16. Packing
Yaitu kegiatan pengepakan barang yang telah sesuai dengan kebutuhan konsumen, jika produk tidak langsung dijual maka disimpan sebagai stok
store for finishing goods. 17. Dispatch
Apabila barang memang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara langsung, dilakukan proses pengiriman.