Perhitungan Penambahan Biaya Produksi sebagai Dampak Aplikasi Proses Produksi Usulan

Tabel 5.16. Rekapitulasi Penambahan Biaya Produksi yang Terjadi sebagai Dampak Aplikasi Proses Produksi Usulan No. Biaya Tambahan Biaya per unit 1. Penggunaan mesin Rp. 4,85 2. Overhead pabrik Rp. 291,33 Total Rp. 296,18 Perusahaan memproduksi 2000 unit track link setiap bulannya, dengan kata lain, perusahaan akan mengalami kenaikan biaya produksi sebesar 2000 × Rp.296,18 = Rp.592.360 per bulan. 5.2.2.4. Perhitungan Loss of Quality Proses Produksi Usulan Perhitungan loss dapat ditentukan dengan menggunakan rumus: � = � 9 �� 2 dimana L : Loss yang terjadi per unit produksi A : Loss yang terjadi ketika nilai karakteristik sebesar USL atau LSL Cp: Kapabilitas proses Perhitungan loss of quality perusahaan yang terjadi untuk setiap karakteristik adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik Hardness Index A = Rp.1.369,97 ; Cp = 0,8728 Maka, loss of quality yang terjadi per unit produksi adalah � = � 9 �� 2 = 1.369,97 90,8728 2 = 199,82 2. Karakteristik Tensile Strength A = Rp.1.369,97 ; Cp = 0,863 Maka, loss of quality yang terjadi per unit produksi adalah � = � 9 �� 2 = 1.369,97 90,863 2 = 204,38 Rekapitulasi rekapitulasi loss yang terjadi untuk setiap karakteristik proses produksi usulan ditunjukkan pada Tabel 5.17. Tabel 5.17. Rekapitulasi Loss yang Terjadi untuk Setiap Karakteristik No. Sumber Loss Loss yang Terjadi 1 Karakteristik A Rp. 545,13 2 Karakteristik B Rp. 435,27 3 Karakteristik Hardness Index Rp. 199,82 4 Karakteristik Tensile Strength Rp. 204,38 Total Loss of Quality per Unit Produksi Rp.1.384,60 Perusahaan memproduksi 2000 unit track link setiap bulannya, dengan kata lain, setelah mengaplikasikan proses produksi usulan perusahaan akan mengalami loss of quality sebesar 2000 × Rp.1.384,60 = Rp.2.769.208 per bulan.

5.3.3. Perbandingan Proses Produksi Awal dan Proses Produksi Usulan

Selisih perhitungan loss perusahaan per tahun ditunjukkan pada Tabel 5.18. Tabel 5.18. Tabel Selisih Perhitungan Loss Perusahaan Pertahun Keterangan Biaya Total Proses Produksi Awal Loss of Quality Rp.3.892.240bulan Rp.3.892.240bulan Proses Produksi Usulan Loss of Quality Rp.2.769.208bulan Rp.3.361.568bulan Penambahan Biaya Produksi Rp.592.360bulan Maka, setelah mengaplikasikan proses produksi usulan, perusahaan akan menurunkan loss sosial sebesar Rp.3.892.240bulan − Rp.3.361.568bulan = Rp.530.672bulan.

5.2.3. Usulan Perbaikan Losses Perusahaan Failure Mode and Effect

Analysis FMEA bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai resiko-resiko yang berhubungan dengan potensi kegagalan serta prioritas langkah perbaikan. FMEA merupakan suatu prosedur terstruktur yang mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan failure mode. Mode kegagalan merupakan semua yang termasuk dalam kecacatan dan kondisi di luar batas spesifikasi. Kegagalan yang terjadi pada setiap tahapan proses produksi diidentifikasi efek yang disebabkannya dengan melakukan wawancara pada setiap responden yang telah ditetapkan. Tahap-tahap dalam proses FMEA adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Jenis Kegagalan Potensial Jenis kegagalan potensial pada produksi track link berhubungan dengan loss perusahaan adalah kecacatan dimensi panjang yaitu karakteristik A dan karakteristik B, dan kecacatan mechanical properties yaitu karakteristik hardness index dan karakteristik tensile strength. 2. Penentuan Efek yang Ditimbulkan oleh Kegagalan Efek kegagalan ditentukan melalui wawancara terhadap bagian kepala produksi dan kepala quality control, dengan menggunakan acuan Tabel 5.19. Tabel 5.19. Penilaian Severity FMEA yang Disarankan Severity Rank Kriteria None 1 Dapat terlihat oleh operator Proses. Mungkintidak terlihat oleh user Produk. Very Slight 2 Tidak ada efek kegagalan pada proses berikutnya Proses. Efek kegagalan dapat diabaikan Produk. Slight 3 User mungkin dapat memperhatikan efek kegagalan, namun efek tersebut sangat kecil Proses dan Produk. Minor 4 Proses lokal selanjutnya mungkin akan kena dampak Proses. User akan mengalami efek negatif yang minor Produk. Moderate 5 Dampak akan terasa sepanjang proses selanjutnya Produk. Performansi produk yang rendah, user kecewa Produk Severe 6 Gangguan terhadap proses selanjutnya Proses. Produk akan mengalami degradasi seiring berjalannya waktu, user kecewa Produk.

Dokumen yang terkait

Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

5 63 76

Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

3 12 76

Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis

0 0 21

Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis

0 0 1

Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis

0 0 8

Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis

0 0 29

Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis

0 0 1

Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

0 0 18

Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

0 0 2

Perancangan Perbaikan Kualitas Produk dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. XYZ

0 0 7