3 Kegiatan Pascapenulisan Kegiatan pascapenulisan merupakan kegiatan penyempurnaan hasil tulisan
yang sudah dibuat dengan butir-butir kerangka. Kegiatan ini disebut juga dengan kegiatan merevisi. Setelah menulis puisi hendaknya melakukan revisi puisi yang telah
dibuat. Gunanya agar hasil puisi menjadi maksimal.
5. Penulisan Puisi
Menulis puisi merupakan ekspresi seseorang yang dituangkan dalam bahasa tulis. Dalam latihan menulis, masih banyak yang berangggapan bahwa pembinaan
keterampilan menulis untuk mayoritas siswa hanya dapat dilaksanakan lewat prosa. Akan tetapi sebenarnya percobaan-percobaan latihan penulisan puisi perlu juga
dilaksanakan. Latihan penulisan puisi ini tidak hanya untuk mempertajam pengamatan dan meningkatkan kemampuan bahasa.
44
Melalui latihan penulisan puisi, siswa diharapkan dapat memperoleh minat segar yang muncul dari kedalaman puisi
itu sendiri. Cara membina siswa agar dapat menulis puisi dengan cara memanfaatkan
model yang cocok dan mudah ditiru untuk membina keterampilan menulis puisi. Puisi yang cocok sebagai model untuk latihan menulis, biasanya puisi yang berbentuk
bebas dan sederhana, berisi hasil pengamatan yang berupa imbauan atau pernyataan. Lalu perkenalkan “kiasan” pada tahap latihan awal. Kiasan tidak hanya dapat
memperpadat pesan yang ingin disampaikan dalam puisi itu, tapi juga dapat menimbulkan pengaruh keindahan khusus bagi si pembaca.
45
44
B. Rahmanto, Op.cit., h.118
45
Ibid., h. 118
C. TEKNIK PEMBELAJARAN
1. Teknik Pemberian TugasResitasi
a. Definisi Teknik Pemberian TugasResitasi
Teknik penugasanresitasi merupakan teknik pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk yang telah
dipersiapkan guru sehingga siswa dapat mengalami kegiatan belajar secara nyata. Teknik tugas atau resitasi merupakan teknik pembelajaran dengan memberikan tugas
kepada siswa untuk mempelajari sesuatu kemudian melaporkan hasilnya.
46
Adapun pada resitasi, tugas yang diberikan oleh guru tidak hanya dilaksanakan di rumah,
melainkan dikerjakan juga di sekolah, perpustakaan, laboratorium, atau tempat- tempat lain.
Dalam teknik ini ada dua fase penting, yaitu fase belajar dan fase resitasi. Fase belajar adalah fase siswa mengerjakan tugas, sedangkan fase resitasi adalah fase
siswa untuk mempertanggungjawabakannya. Teknik resitasi penugasan adalah penyajian bahan di mana guru memberikan
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
47
Teknik ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Tugas dan resitasi
merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa teknik pemberian tugasresitasi merupakan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk memberikan tugas kepada
siswa dan kemudian tugas tersebut harus dipertanggungjawabkan hasilnya.
b. Fungsi dan Tujuan Pemberian Tugas
Teknik pemberian tugas memiliki fungsi, yaitu: 1 Menambah pengertian, memperkuat hasil belajar yang telah diterima di sekolah;
2 Melatih siswa untuk belajar sendiri;
46
M. subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, , h.199
47
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h.85
3 Melatih siswa untuk membagi waktu secara teratur 4 Melatih siswa untuk menggunakan waktu luangnya untuk menyelesaikan
tugasnya; 5 Membiasakan siswa berdisiplin dan tidak mengabaikan tugas;
6 Melatih siswa untuk mencari dan menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan tugasnya;
7 Memperkaya pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan di luar kelas. Tujuan teknik pemberian tugasresitasi, yakni agar siswa memperoleh hasil
belajar yang lebih mantap. Dengan melaksanakan latihan-latihan, pengalaman siswa lebih terintegrasi, diantaranya sebagai berikut.
1 Memperluas dan memperkaya pengetahuan siswa melalui kegiatan luar sekolah; 2 Siswa aktif belajar dan terangsang untuk meningkatkan kegiatan belajar yang
lebih baik; 3 Inisiatif dan tanggung jawab siswa lebih terpupuk;
4 Siswa dapat memanfaatkan waktu senggang untuk menunjang belajarnya.
48
c. Kelebihan dan kekurangan Resitasi
Kelebihan teknik pemberian tugasresitasi adalah sebagai berikut. 1 Kesempatan siswa untuk belajar lebih banyak serta lebih luas;
2 Rasa tanggung jawab siswa lebih berkembang; 3 Hubungan sekolah dengan keluarga lebih erat;
4 Motivasi belajar lebih besar; 5 Keberanian berinisiatif lebih berkembang;
6 Kerjasama antarsiswa lebih kompak; 7 Siswa mendalami dan megalami sendiri pengetahuan yang dicarinya;
8 Pengetahuan akan tinggal lama dijiwanya; 9 Siswa dapat berpikir sendiri, memiliki inisiatif, kreatif, tanggung jawab, dan
melatih berdiri sendiri.
49
48
M. Subana dan Sunarti, Op.cit., h.200
10 Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual atau kelompok;
11 Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru; 12 Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa;
13 Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
50
Jadi kelebihan dengan menggunakan teknik pemberian tugasresitasi, siswa dapat lebih mandiri dan memiliki kreativitas yang tinggi serta tanggung jawab.
Namun, teknik ini tidak lepas dari kelemahan-kelemahan, yaitu sebagai berikut.
1 Siswa mungkin meniru hasil temannya; 2 Ada kemungkinan orang lain yang mengerjakan tugas itu maka perlu mengecek
dengan bantuan orang tua untuk memberitahukan apakah anaknya mengerjakan tugas atau tidak;
3 Siswa mengalami kesukaran untuk mengerjakan tugas akibat terlalu banyak tugas yang diberikan.
4 Memerlukan pengawasan, baik oleh orang tua maupun guru; 5 Sukar menetapkan, apakah tugas itu dikerjakan sendiri atau dengan bantuan orang
lain; 6 Dapat menimbulkan frustasi bila siswa gagal menyelesaikannya.
51
7 Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas atau orang lain; 8 Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik;
9 Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa; 10 Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa.
52
49
Ibid., h.201
50
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.cit., h.87
51
M. subana dan Sunarti, Op.cit., h.201-202
52
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.cit., h.87