b Romans Romans adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan.
c Elegi Elegi adalah puisi yang mengisahkan tentang ratapan nasib.
d Himne adalah Himne puisi yang berisi tentang pemujaan kepada dewa-dewa dan
Tuhan. e Ode
Ode adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorang atau sesuatu yang dianggap luhur.
f Satire Satire adalah puisi yang berisi protes social dan sindiran keras
terhadap kondisi tertentu dan perilaku kelompok masyarakat. g Idyle
Idyle adalah puisi yang mengisahkan kehidupan aman, tentram, damai sentosa.
h Epigram Epigram adalah puisi sindiran yang berisi ajaran kehidupan yang luhur
dan perjuangan. i Didaktis
Didaktis adalah puisi yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan dan pengajaran.
j Serenade Serenade adalah puisi yang mengungkapkan tentanag kisah percintaan
yang dapat dinyanyikan puisilirik lagu cinta. k Diafan
Diafan adalah puisi sederhana karena mudah ditangkap dan mudah dicerna maknanya diksi sederhana.
l Prismatik Prismatic adalah puisi yang cenderung sulit dicerna maknanya diksi
denotatif, tetapi bila dibaca secara cermat maknanya dapat dicerna. m Hermetis
Hermetis adalah puisi yang sulit dipahami maknanya. Untuk memahami puisi ini kita harus memahami latar belakang dan kepribadian
penyair.
26
2 Jenis-jenis puisi baru menurut bentuknya, yaitu: a Distison adalah sajak dua seuntai dan dua serangkum.
Contoh: “Hang Tuah” karya Amir Hamzah.
b Terzina merupakan sajak tiga seuntai dan tiga serangkum. Contoh:
“Di mana tempat cinta sejati….?” karya Intojo. c Kuatren adalah sajak empat seuntai empat serangkum.
Contoh: “Kemuning” karya Karim Halim.
d Kuin adalah sajak lima seuntai. Contoh:
“Hanya Kepada Tuan” karya Omar Mandank. e SekstetTerzina adalah sajak enam seuntai.
Contoh: “Tanah Air” karya Moh Yamin.
f Septime adalah sajak tujuh seuntai. Contoh:
“Langit” karya Intojo.
26
Ibid., h.18-19
g OktafoStanza adalah sajak delapan seuntai. Contoh:
“Pertanyaan anak kecil” karya M.R. Dajoh. h Soneta adalah sajak empat belas seuntai, yaitu puisi yang kaya akan unsur
bunyi melodius. Contoh:
“Menyesal” karya Ali Hasymi. i Akrostison adalah puisi yang baris awalnya membentuk nama benda.
Contoh: “Menghadap Matahari” karya Tariganu.
27
3. Struktur Puisi
Struktur berarti bentuk keseluruhan yang kompleks objek dan peristiwa adalah sebuah struktur yang terdiri dari berbagai unsur yang di dalam unsur-unsur
tersebut menjalin hubungan. Setiap karya sastra termasuk puisi dibentuk dari beberapa unsur yang saling berhubungan yang membangun struktur tersebut.
Struktur puisi terdiri dari unsur fisik dan unsur batin. Struktur fisik secara tradisional disebut elemen bahasa, sedangkan struktur batin secara tradisional disebut makna
puisi. Berikut ini unsur-unsur puisi yaitu: 1. Struktur fisik puisi bahasa yang digunakan, meliputi unsur-unsur pembangun
puisi yaitu: a. Diksi
Diksi mengandung dua makna. Pertama, pilihan kata merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan
situasi dan gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar. Kedua, pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks
27
Ibid., h.13-14
kosa kata bahasa itu sendiri. Keraf menyatakan diksi bukan saja digunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau
gagasan, tetapi meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan.
28
Pemilihan kata begitu penting digunakan dalam menulis puisi karena pemilihan kata mempertimbangkan berbagai aspek estetis, maka kata-kata yang sudah
dipilih oleh penyair untuk puisinya bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan katanya, sekalipun maknanya tidak berbeda.
Jadi diksi adalah pilihan kata yang digunakan oleh penyair di dalam karyanya yang berfungsi untuk membangun dan memperindah karya tersebut.
Contoh: HANYUT AKU Amir Hamzah
Hanyut aku, kekasihku Hanyut aku
Ulurkan tanganmu, tolong aku Dari kutipan puisi di atas, terdapat kata-kata kiasan dalam merasakan
kesedihannya, ungkapan putus asa dan permintaan tolong yang digunakan oleh Amir Hamzah.
b. Irama atau Ritme Irama adalah turun dan naiknya suara dalam puisi. Waluyo mengatakan
dalam buku Kajian Puisi, irama atau ritme adalah “turun naik suara secara
teratur. ”
29
Djojosuroto pun menyatakan dalam buku Kajian Puisi, irama dibagi atas tempo, dinamik, nada, periodenosasi.
Jadi irama atau ritme adalah tinggi rendahnya suara saat melafalkan dan mengekspresikan puisi yang dibaca. Dengan menggunakan irama yang benar,
puisi akan lebih indah untuk dibacakan.
28
Sukino, Op.cit., h.117-118
29
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Op.cit., h.50-51
Contoh: DOA Chairi Anwar
Tuhanku Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci tinggal kerdip lilin dikelam sunyi
Tuhanku Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
13 November 1943 Pada puisi di atas, terdapat keindahan bahasa yang digunakan oleh penyair
sehingga ketika puisi ini dibacakan akan sangat terasa apa yang ingin disampikan oleh penyair.
c. Kata Konkret Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk merujuk
kepada arti yang menyeluruh.
30
Kata konkret juga merupakan kata-kata yang
30
Sigit Mangun Wardoyo, Op.cit., h.31
digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.
Jadi dapat disimpulkan, kata nyata atau konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh seorang penyair untuk menimbulkan imajinasi pembaca tentang
karyanya tersebut. Contoh:
IKAN Wahyudi S. Aku lihat ikan di akuarium
Tidak pernah tidur Lalu bagaimana ia menghitung hari dan kematian
Barangkali memang tidak perlu dirisaukannya Karena ia selalu berdzikir dengan mata dan siripnya
Pada puisi di atas, kata konkret ditunjukkan pada kata ikan, akuarium, mata dan sirip. Kata konkret berhubungan dengan kiasan atau lambing. Pada puisi
di atas, menggambarkan seekor ikan yang berada di akuarium. Ikan tidak pernah tidur dan tidak akan memejamkan matanya, ia hanya dapat berkedip. Ikan tidak
mengenal waktu sehingga tidak akan tahu kapan kematiannya akan tiba. Dengan menggunakan mata dan siripnya ikan dapat hidup tentram di air.
d. Rima Rima merupakan pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk
musikalitas atau orkestrasi.
31
Salah satu yang mencakup rima adalah onomatope. Onomatope merupakan tiruan terhadap bunyi. Dalam puisi, bunyi-bunyi ini
memberikan warna suasana tertentu seperti yang diharapkan oleh penyair. Contoh:
BULAN TERANG J.E Tatengkeng Sunyi lengang alam terbang
Udara jernih tenang Dilangit mengerlip ribuan bintang
31
Ibid., h.39
Rima Akhir