Latar Belakang Masalah KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PEMBERIAN TUGAS/RESITASI PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 TANGERANG SELATAN

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis membatasi agar permasalahan tidak meluas, yaitu: 1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tangerang Selatan, Semester Genap Tahun Pelajaran 20132014 2. Penelitian ini menggunakan Teknik Pemberian TugasResitasi

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. “Bagaimana kemampuan menulis puisi dengan teknik pemberian tugas resitasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tangerang Selatan, semester genap tahun pel ajaran 20132014?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dikembangkan dan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis puisi dengan teknik pemberian tugasresitasi pada siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 20132014.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik manfaat teoritis dalam rangka mengembangkan teori, maupun kegiatan praktis yang dapat dipraktikan dalam pengembangan pengajaran di institusi pendidikan. Adapun manfaat penelitian ini adalah 1. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang teknik pengajaran, khususnya menulis puisi agar mendapatkan hasil yang optimal. 2. Meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa agar memiliki kreativitas yang tinggi. BAB II LANDASAN TEORI

A. Hakikat Menulis

1. Definisi Menulis

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Kemampuan menulis merupakan “kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam lingkungan pendidikan tetapi juga penting untuk di masyarakat.” 1 Menulis pada hakikatnya “menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis tulisan.” 2 Dengan menulis, seseorang dapat menuangkan segala yang ada di dalam pikirannya. Menulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah “melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan.” 3 Menulis dan berbicara sesungguhnya berhubungan, dengan pengertian tulisan adalah penggambaran secara tertulis apa yang kita lisankan. Langan dalam Mansoer Pateda mengatakan, “menulis adalah pengalihan bahasa lisan ke dalam bentuk tulisan.” 4 Menulis sebenarnya bukan kegiatan yang asing karena setiap hari pun pasti menulis. Menulis juga merupakan “suatu kegiatan memamparkan isi jiwa, pengalaman, penghayatan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya.” 5 Orang memakai bahasa tulis sebagai wadah, alat, dan media untuk memaparkan isi jiwa serta pengalamannya. 1 Budinuryanta Y, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, Cet.2, h. 12.2 2 Yeti Mulyati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h. 2.44 3 Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia cet-2, Jakarta: Balai Pustaka, 1989, h.968 4 Mansoer Pateda, Analisis Kesalahan, Gorontalo: Nusa Indah, 1987, h.101 5 M. Silitonga, A.H. Hasan Lubis, dkk, Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III SMP Sumatra Utara: Membaca dan Menulis, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984, h. 9 Menulis merupakan “suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa.” 6 Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Menulis dapat didefinisikan sebagai “suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.” 7 Tulisan yang baik harus memiliki makna , jelas, lugas, merupakan kesatuan yang bulat, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan dan harus bersifat komunikatif. Pendapat lain mengatakan, bahwa menulis merupakan “keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif karena penulis harus terampil menggunakan grofologi, struktur bahasa, dan memiliki pengetahuan bahasa yang memadai.” 8 Seorang penulis harus dapat memilih kata yang tepat untuk ditulis agar dimengerti oleh orang lain. “Keterampilan menulis erat kaitannya dengan kepemimpinan atau posisi seseorang.” 9 Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Kegiatan menulis dapat dilakukan melalui proses atau tahapan-tahapan sebelumnya. Menulis merupakan “suatu kegiatan yang dapat menjelaskan masalah untuk diri sendiri maupun pembaca. Seorang penulis memerlukan waktu yang tidak cepat dan mudah untuk menuangkan pikirannya di atas kertas agar tersampikan ke pembaca. Banyak siswa yang berpikir bahwa mereka memiliki banyak masalah dengan menulis, karena mereka percaya menulis itu banyak tahapan- tahapannya.” 10 6 Djago Tarigan dan H.G Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, , h. 186 7 Alex dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana, 2011, h. 106 8 Puji Santosa, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009, h.3.21 9 Djago Tarigan dan H.G Tarigan, Op.cit., h. 186 10 William Vesterman, Reading and Writing Short Arguments, New York: McGraw Hill, 2005, h.24