Manfaat Menulis Hakikat Menulis

Puisi merupakan karya yang dimaksudkan oleh pengarang sebagai puisi dan diterima dengan sama oleh pembaca. Roman Jacobson, seorang ahli linguistik dari Prancis, menekankan pada fungsi puitik teks, yakni “sebuah fungsi yang mengarahkan segenap upaya dan perhatian pada unsur- unsur teks itu sendiri.” 18 Selain itu, Pradopo mengatak an bahwa “puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam suasana yang berirama. Puisi adalah pengalaman, imajinasi, dan sesuatu yang berkesan yang ditulis sebagai ekspresi seorang dengan menggun akan bahasa tak langsung.” 19 Artinya, puisi ditulis oleh seseorang sebagai bentuk ekspresi yang menggunakan bahasa tak langsung dan merupakan suatu hasil pengalaman, imajinasi maupun sesuatu yang berkesan dalam dirinya. Puisi adalah “perasaan seorang penyair diwaktu senggangnya. Puisi muncul dari kebebasan berkhayal yang mungkin diutamakan oleh seorang penyair.” 20 Dengan berkhayal, akan banyak imajinasi-imajinasi yang muncul dari pemikiran sang penyair. Sayuti memberikan batasan, puisi merupakan “pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya; yang diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga puisi itu dapat membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarnya.” 21 Puisi adalah dunia dalam kata. Isi yang terkandung dalam puisi merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah dunia bernama puisi. Panuti Sudjiman dalam Kamus Istilah Sastra menguraikan bahwa puisi adalah “ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra dan rima serta penyusunan larik dan bait.” 22 18 Melani Budianta, dkk, Membaca Sastra, Magelang: Indonesia Tera, 2003, h.40 19 Sigit Mangun Wardoyo, Teknik Menulis Puisi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, h.19-20 20 Vincent B. Leitch, The Norton Anthology of Theory and Criticism, London: , h.1805 21 Sukino, Menulis itu Mudah, Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS, 2010, h.113 22 Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, h. 9-10 Puisi merupakan hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat- syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan. Pandangan bahwa “puisi menghibur, bertentangan dengan pandangan bahwa puisi mengajarkan sesuatu. Pandangan bahwa puisi adalah propaganda, bertentangan dengan pandangan bahwa puisi semata-mata permainan bunyi dan citra, tanpa acuan ke dunia nyata.” 23 Ada beberapa pendapat mengenai pengertian puisi dalam buku Kajian Puisi Teori dan Praktik, antara lain. a. James Reeves memberikan batasan bahwa puisi adalah “ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.” b. Herbert Spencer dalam Waluyo, menyatakan bahwa puisi merupakan “bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.” c. Samuel Jhonson menyatakan bahwa puisi adalah “seni penyatuan kesenangan- kesenangan deng an kebenaran melalui sentuhan imajinasi yang bernalar.” d. W.H Auden dalam Gani, menyatakan bahwa puisi adalah “ekspresi yang berbaur.” e. Wallace Steven dalam Gani, berpendapat bahwa puisi adalah “penikmatan dalam kata dengan serangkaian kata- kata.” f. Mathew Arno l dalam Situmorang, mengatakan puisi adalah “satu-satunya cara yang paling indah, impresif, dan yang paling efektif mendendang sesuatu.” 24 Jadi, dapat disimpulkan puisi merupakan permainan kata dan bunyi yang disusun dalam larik dan bait yang dibuat oleh seorang penyair secara imajinatif. Melalui puisi, seseorang dapat menuangkan perasaannya ke dalam sebuah tulisan dengan menggunakan kata-kata yang indah. 23 Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusatraan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993, h.25 24 Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Kajian Puisi, Jakarta: UNINDRA PRESS, 2013, h.7-8